Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH LITERASI DIGITAL

“Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan Perlindunganya di Indonesia ”


Dosen Pengampu : 
Utama Alan Deta, S.Pd., M.Pd., M.Si.

Disusun Oleh :

Faridatul Laili ( 22030184041 )

JURUSAN FISIKA

PROGAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Hak Kekayaan Intelektual
(HKI) dan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia . Tidak lupa, kami ucapkan
terima kasih kepada Bapak Utama Alan Deta, S.Pd., M.Pd., M.Si. yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu. 

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan ucapan semangat
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan dan pengumpulan
makalah. Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam menyelesaikan pembuatan makalah dengan baik. 

Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kelemahan dan kekurangan baik dari segi susunan kalimat ataupun tata kebahasaannya. Oleh
karena itu, kami membuka saran dan kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
makalah ini. 

Akhir kata kami berharap makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi
para pembaca.

Surabaya, 30 Maret 2023

Penyusun, 

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................
PENDAHULUAN .............................................................................................................
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................
BAB II.................................................................................................................................
PEMBAHASAN ................................................................................................................
2.1 Pengertian HKI .............................................................................................................
2.2 Peran HKI .....................................................................................................................
2.3 Pengertian WAMI..........................................................................................................
2.4 Peran WAMI..................................................................................................................
2.5 Contoh Kasus Royalti ...................................................................................................
2.6 Pro dan Kontra terhadap WAMI ...................................................................................
2.7 Undang Undang Hak Cipta ..........................................................................................
BAB III
PENUTUP ..........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................
3.2 Saran .............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, baik kita mau atau tidak selalu
tumpang tindih dengan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). produk yang kita
gunakan atau telah digunakan. HKI itu sendiri dasarnya adalah hak negatif yang diberikan
Penemu atau pencipta memonopoli penggunaan penemuan atau ciptaannya. Hukum juga
memberi kekuatan penemu atau pencipta melarang pihak lain untuk menggunakan
penemuan atau penciptaannya tanpa konsekuensi khusus.
Biasanya “HAKI adalah produk pikiran” atau produk kaum intelektual dunia Property
Organization atau WIPO disebut dengan “making a mind” yang berarti sesuatu tenaga
manusia lahir dari tenaga, inisiatif, kreativitas, waktu dan biaya. HKI adalah hak eksklusif
individu atas semua hasil kreatif dan karya intelektual, di mana eksklusivitas ini dapat
berupa eksploitasi secara komersial Indonesia mempertimbangkan kerentanan
eksklusivitas ini dengan berpartisipasi dalam forum pembentukan kontrak Organisasi
Perdagangan Dunia (Perjanjian Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia), yang
memuat perjanjian tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan bisnis dari hak kekayaan
intelektual Hak Milik (Perjanjian TRIPS)".
Kekayaan intelektual merupakan gabungan dari dua kata kekayaan intelektual dan
kekayaan intelektual Karakteristik. Intelektual berarti aktivitas mental yang didasarkan
pada cipta dan cipta Daya pikir berupa ekspresi karya sastra, seni, dan ilmiah serta dalam
penemuan sebagai benda tak berwujud. Meskipun fitur ada kekayaan yang sama dalam
bentuk hak yang dilindungi oleh hukum melarang orang lain menggunakan hak tersebut
tanpa izin pemiliknya. 

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan HKI?
1.2.2 Bagaimana Peran HKI terhadap kesejahteraan bersama ?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan WAMI?
1.2.4 Bagaimana Peran WAMI terhadap karya musik di Indonesia?
1.2.5 Bagaimana kasus royalti oleh Ahmad Dani yang ditangani oleh WAMI ?
1.2.6 Bagaimana Pro dan kontra terhadap peraturan yang dilakukan oleh WAMI ?
1.2.7 Bagaimana Undang - undang tentang hak cipta di Indonesia ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian HKI.
1.3.2 Menganalisis peran HKI terhadap kesejahteraan Bersama.
1.3.3 Mengetahui pengertian WAMI.
1.3.4 Menganalisis peran WAMI terhadap karya musik di Indonesia
1.3.5 Menganalisis kasus Royalti oleh Ahmad Dani yang ditangani oleh WAMI.
1.3.6 Menganalisis Pro dan kontra terhadap peraturan yang dilakukan oleh WAMI.
1.3.7 Menganalisis Undang-undang tentang hak cipta di Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian HKI
Hak atas KI mengandung segudang pengertian, yang kemudian memberikan
difinisikan sebagai berikut:
a. Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah,
Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak yang berasal dari hasil kegiatan
kreatif suatu kemampuan daya pikir manusia dalam bidang teknologi, ilmu
pengetahuan maupun seni dan sastra yang diekspresikan kepada khalayak
umum dalam berbagai bentuknya, yang memiliki manfaatnya serta berguna
dalam menunjang kehidupan manusia, juga mempunyai hukum ekonomi.
b. Agus Sardjono
Hak Kekayaan Intelektual adalah hak yang timbul dari aktivitas intelektual
manusia dalam bidang industri, ilmu pengetahuan, sastra dan seni.
c. Achmad Ramli
Hak Kekayaan Intelektual merupakan suatu hak yang timbul akibat adanya
tindakan kreatif manusia yang menghasilkan karyakarya inovatif yang dapat
diterapkan dalam kehidupan manusia.

2.2 Peran HKI


Hak atas KI atau apapun Namanya Hak kekayaan intelektual (HKI)
didefinisikan sebagai hasil pengolahan pikiranproduk atau proses yang bermanfaat
manusia Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) menyediakan kekayaan
intelektual yang setara sebagai ciptaan pikiran. Dalam Pasal 27(2).Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia Pada tahun 1948 dikatakan: "Semuanya memiliki hak
atas perlindungan memperoleh kepentingan moral dan material produksi secara
ilmiah, secara tertulis
secara artistik sebagai sumber gagasan”.Dalam hal ini, hukum kekayaan
intelektual melindungi ciptaan hak kekayaan intelektual yang diciptakan oleh
pencipta,desainer atau investor pihak lain melindungi merek dagang tanpa izin
dimiliki oleh seseorang atau perusahaan.
untuk mewakili reputasi atau kualitas sesuatu Barang atau jasa, lindungi informasi ini
melindungi niat baik karya yang dibuat atau dibuat dari konten intelektual bentuk
manusia dalam sastra, seni,sains dan penemuan.
Akhirnya dari sini dapat disimpulkan bahwa KI adalah hak hasil keuangan
kreativitas intelektual.Sistem KI adalah hak pribadi hak eksklusif yang diberikan oleh
negara untuk penghargaan atas karya atau kreativitas mereka dan lebih menginspirasi
orang lain berkembang lagi dan lagi. Perkembangan diharapkan didokumentasikan
sehingga dapat dihindari dilaksanakan oleh pihak lain. Dengan pengembangan yang
dapat dilaksanakan menghasilkan nilai yang lebih besar.   

2
2.3 Pengertian WAMI
Wahana Music Indonesia (WAMI) adalah lembaga manajemen Bersama
Kreator Indonesia yang mengelola eksploitasi hak cipta lagu, khususnya royalty
tentang hak pemberitahuan (presentation right). WAMI didirikan pada tanggal 15
September 2006 dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada
tanggal 5 Januari 2007 dan dilisensikan oleh Asosiasi Hak Cipta SK Menkumham
No.HKI.2-OT.03.01.05.8 WAMI sendiri bergabung Anggota CISAC pada Juni 2012,
sebuah organisasi global yang memiliki hak kinerja,dengan demikian, WAMI secara
otomatis mengelola pemegang hak cipta asing berdasarkan kesepakatan bersama
dengan organisasi yang bersangkutan.Bisnis WAMI mengelola hak penerbitan lagu
atau karya
hak cipta musik oleh anggota WAMI 9 Bergabung dengan WAMI atau pemegang hak
cipta (penerbit/penerbit musik) dapat mengisi formulir aplikasi online
Melalui website resmi WAMI atau bisa datang ke Kantor Pusat Wami yang
berada Jakarta dengan kondisi terkini. Dengan menjadi anggota WAMI maka pencipta
atau pemegang hak cipta telah memberikan kuasa sepenuhnya WAMI memenuhi
tanggung jawabnya dalam mengelola hak finansial para pencipta lagu berupa hak
penerbitan atas lagu atau hak cipta karya musik. Itu membuatnya lebih mudah
pencipta atau pemilik hak cipta yang memperoleh hak ekonomi berupa kerajaan
WAMI bekerja sama dengan pengguna lagu-lagu artistik atau karya music melalui
perjanjian lisensi,termasuk konser langsung, hotel, restoran, kafe, rumah,Karaoke,
Mal, Bioskop, TV, Radio, Area Hiburan, RBT (Recall) Tone) dan situs web dalam
bentuk perjanjian lisensi. Tingkat lisensi WAMI diatur dalam Sk Menkumham
No.HKI.2.OT.03.01-02, 2016 

2.4 Peran WAMI


Dalam perlindungan hak cipta lagu sesuai dengan amanat UUHC 2014 WAMI
sebagai salah satu lembaga manajemen kolektif, berperan dalam mengelola
eksploitasi karya cipta lagu terutama royalti atas Hak Mengumumkan (Performing
Rights) bagi setiap anggotanya.
WAMI merupakan lembaga hukum yang dibentuk atas dasar prakarsa subjek
hukumperdata atau didirikan oleh pihak swasta, yaitu mereka yang ingin membantu
para pencipta dalam mengumpulkan hak ekonominya berupa royalti atas penggunaan
karya cipta mereka berupa lagu atau musik.Pemberian royalti kepada pencipta inilah
yang merupakan inti dari pemanfaatan hak ekonomi atas suatu Ciptaan atau produk
hak terkait yang telah diatur dalam
Pasal 1 angka 21 UUHC 2014, pemberian royalti ini merupakan suatu
rasionalitas pemberian penghargaan terhadap karya-karya pencipta. Pemberian
penghargaan (reward) umumnya berupa royalty fee (incentive) atas suatu kreativitas
maupun inovasi seseorang (innovation).
WAMI memberikan lisensi atas hak mengumumkan kepada setiap user atau
pengguna lagu yang bersifat komersil dengan tujuan memberikan perlindungan
hukum atas karya cipta lagu termasuk mengelola hak ekonomi dari setiap anggota
WAMI yang berupa royalti.Segala macam bentuk kegiatan atau usaha yang

3
bersangkutan dengan hak mengumumkan diwajibkan mendapat lisensi dari
WAMI.WAMI sendiri sudah menjadi anggota CISAC (International Confederation of
Societies of Author &Composers) oleh karena itu pemegang hak cipta atas lagu-lagu
asing menjadi tanggung jawab WAMI.
Sesuai dengan kontribusinya ini, maka WAMI memiliki kewenangan dan
tanggung jawab untuk:
1. Memberi lisensi penggunaan lagu atau musik kepada pengguna user yang
bersifat komersial. Seperti tempat usaha atau live musik yang berkaitan erat
dengan performing rights.
2. Menetapkan tarif royalti penggunaan lagu atau musik atau membuat
kesepakatan dengan pengguna atau user lagu yang bersifat komersial tentang tarif
royalti dan cara pembayaran royalti.
3. Memungut royalti dari pengguna atau user.
4. Mendistribusikan royalti kepada para pencipta lagu yang diwakilinya
berdasarkan sistem yang adil.
5. Mengawasi penggunaan lagu atau musik oleh masyarakat dan mengambil
tindakan yang diperlukan yang sejalan dengan hukum manakala terdapat
penggunaan lagu atau musik yang tidak berlandaskan lisensi.

2.5 Contoh Kasus Royalti


Ahmad Dhani memutuskan kembali sebagai anggota Lembaga Manajemen
Kolektif (LMK) Forum Musik Indonesia (WAMI). Dengan bergabung di LMK
WAMI, semua lagu ciptaannya dilisensikan ke WAMI. Dengan bergabung bersama
WAMI bersama Ahmad Dhan, setiap Event Organizer atau Event Organizer (EO)
yang ingin menyelenggarakan acara konser yang mengundang penyanyi profesional
dengan lagu ciptaan DEWA 19 harus mendapatkan persetujuan dan membayar biaya
kepada WAMI.
Keputusannya untuk bergabung dengan WAMI harus mengizinkan penggunaan lagu-
lagunya dalam konser di mana penyanyi profesional diundang untuk menerima
bayaran dari hak pertunjukan. Menurutnya, banyak penyelenggara konser atau EO
yang belum memenuhi prosedur perizinan sehingga merugikan dirinya. 
Hak cipta mengandung dua hak eksklusif, hak ekonomi dan hak moral. Hak
moral meliputi hak pencipta untuk mencantumkan namanya dalam ciptaan dan
melarang orang lain untuk memodifikasi ciptaannya. Hukum ekonomi adalah hak
untuk memperoleh keuntungan finansial dari hasil karya kreatif seseorang. Hak
ekonomi dapat berupa hak untuk memperhatikan atau melakukan hak dan hak untuk
memperbanyak (hak mekanik). Hak pertunjukan adalah hak eksklusif pencipta untuk
mengontrol penampilan umum dari lagu dan/atau musik milik pencipta. Dengan kata
lain, siapa pun yang ingin menggunakan lagu dan/atau musik ciptaannya harus
membayar royalti kepada pemilik hak cipta (Willis, 2022:68). 
Peraturan ini mensyaratkan bahwa setiap penggunaan komersial atas sebuah
lagu harus dilisensikan. Salah satu bentuk penggunaan komersial adalah pertunjukan
musik. Dalam hal ini WAMI adalah pemegang lisensi yang sekaligus mengurus hak
lisensi berdasarkan surat kuasa yang diberikan oleh Ahmad Dhani (Wijaya, 2023

4
2.6 Pro dan Kontra terhadap WAMI
Penerbitan suatu Ciptaan adalah membaca, memasang, memamerkan, dengan
sarana elektronik atau non-elektronik, atau dengan cara lain, suatu Ciptaan sehingga
Ciptaan tersebut dapat dibaca, didengar atau dilihat.Pelaku kerja, sebaliknya, adalah
orang atau beberapa orang yang mempresentasikan dan mempresentasikan karya secara
individu atau bersama-sama.Berdasarkan definisi di atas, bermain musik melalui
multimedia mengandung arti mengumumkan kreasi, sedangkan band yang memainkan
live music menampilkan kreasi. Keduanya merupakan hak ekonomi pencipta dan
pemegang hak cipta dari lagu/musik yang dimainkan.
Apalagi dengan 14 pengusaha hukum publik komersial, sering muncul
pertanyaan, apakah mereka harus membayar biaya lisensi? Keputusan Dewan Negara No.
56 Bagian 2 Ayat 1 dan 3 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Penghargaan Hak Cipta atas
Lagu dan/atau Musik mengatur tentang penyajian, pengumuman, dan transmisi Ciptaan
baik dalam bentuk analog maupun digital sebagai kegiatan milik penggunaan pelayanan
publik. yang bersifat komersial bagi pembuat konten dan pemegang hak cipta.
Setiap orang dapat mengeksploitasi lagu dan/atau musik secara komersial dalam
bentuk layanan publik komersial dengan membayar royalti kepada pengarang, hak cipta,
dan/atau hak terkait melalui LMKN.
Seminar dan konferensi bisnis, restoran, kafe, bar, pub, bistro, klub malam,
diskotek, konser musik, pesawat terbang, bus, kereta api, kapal, pameran dan bazaar,
bioskop, operator telepon, bank dan kantor, toko, pusat hiburan, stasiun televisi , praktisi
penyiaran, hotel, kamar hotel, fasilitas hotel dan fasilitas karaoke.
Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014. Menilik Pasal 9, 23 dan 24 UU Hak Cipta
disebutkan bahwa pihak yang hendak memperdagangkan suatu ciptaan atau produk
dengan hak terkait harus mendapatkan izin dari pencipta/pemilik hak cipta atau pemilik
produk. Freddy mengatakan undang-undang hak cipta menjamin hak ekonomi dan moral
pencipta atau pemegang hak cipta dan pemilik produk terkait. Berdasarkan peraturan ini,
biasanya Anda harus membayar royalti untuk menampilkan dan menerbitkan lagu
dan/atau musik di restoran dan kafe.
Lalu siapa yang wajib membayar royalti? Untuk restoran dan kafe yang
menyelenggarakan pertunjukan musik live, pemilik restoran harus memeriksa terlebih
dahulu apakah grup pertunjukan tersebut telah menerima pembayaran hak cipta atas lagu
yang mereka nyanyikan.
Jika hal tersebut dilakukan oleh kelompok, maka tanggung jawab pembayaran
royalti tetap sepenuhnya berada pada kelompok sebagai pelaku. Namun, jika tidak ada
perjanjian lisensi yang dibuat, kontrak antara restoran dan kafe dan grup harus
menegaskan siapa yang membayar royalti, apakah restoran, grup, atau jika mereka
dibayar bersama. Sebaliknya, jika restoran/kafe memutar lagu dan/atau musik rekaman,
Anda sebagai pemilik restoran/kafe wajib membayar biaya lisensi.

5
Perlu diperhatikan bahwa pengguna yang tidak terikat perjanjian lisensi tetap
diwajibkan untuk membayar royalti melalui LMKN setelah menggunakan lagu dan/atau
musik secara komersial. Selain itu, biaya izin usaha mikro akan diturunkan sesuai
ketentuan Menkumham.Konfirmasi Hak Cipta
Dirjen Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM Freddy Harris
menegaskan, tujuan dari adanya PP ini adalah untuk memperkuat hukum dari ayat yang
membuatnya dan yang tidak bisa diubah sampai akhir zaman. Meskipun hak ekonomi
memiliki nilai komersial. Ini mempromosikan keadilan, transparansi, dan akuntabilitas,
”kata Freddy.Ditegaskan, tujuan PP pemerataan hak cipta lagu adalah untuk memudahkan
pengelolaan pemerataan hak cipta dan pengelolaan layanan publik komersial dalam
bentuk analog dan digital. Ada pro dan kontra atas perilisan PP ini, bahkan dari para
musisi yang seharusnya merasa diuntungkan dengan perilisan PP ini. Kerugian juga
datang dari pedagang yang merupakan pihak yang meminjam royalti tersebut. 
Secara umum terdapat pendapat yang cukup pesimis dan optimis terhadap PP 56.
Dari sudut pandang sebagian seniman, PP 56 dapat diberikan penilaian yang agak pesimis
apakah bisa benar-benar berhasil atau tidak, dan hal ini wajar karena banyak seniman
yang tidak . benar-benar bekerja di atasnya. Bagaimana dengan royalti itu dan trauma
masa lalu?” Demikian disampaikan via virtual zoom pada “Diskusi Artis dan Akademisi
Tentang Royalti Musikal Menurut Persepsi Musisi dan Akademisi” pada Kamis (15/4).
Namun, ia menambahkan, di sisi lain, banyak artis dan musisi yang menanggapi hal itu
akan berdampak positif bagi industri musik Tanah Air.
“Banyak juga yang bereaksi positif, PP 56 sangat positif artinya mereka menilai
PP ini adalah keputusan pemerintah yang benar-benar bisa melaksanakan perintah UU No
28 Tahun 2014 dengan amandemennya,” ujar Once.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
(PHRI) Maulana Yusran mengatakan, kewajiban membayar royalti untuk pemutaran lagu
atau musik sebenarnya bukan hal baru. Asosiasi telah melakukan pembayaran
berdasarkan perjanjian dengan LMKN sejak 2016. Namun, dalam PP baru ini, masih
banyak topik yang akan menjadi pertanyaan PHRI. Alasannya, hotel dan restoran dalam
PP 56 memiliki nilai komersial yang sama dengan layanan yang menggunakan musik,
seperti musik. B. perusahaan karaoke. Akibatnya, biaya hotel dan restoran bisa lebih
tinggi dari nilai kontrak dengan LMKN pada 2016.
Namun, komisaris LMKN Adi Adrian mengaku sudah mematangkan aturan dan
prosedur etik manajemen internal. Salah satunya menggunakan satu akun untuk
mengumpulkan royalti. Dalam dua tahun ke depan, kata dia, LMKN akan menyelesaikan
data center yang akan menjadi benchmark.
Sekilas, setelah membacanya, sepertinya hak lagu memperumit segalanya.
Jawabannya iya. Namun sebenarnya hal ini biasa terjadi, karena ide dan karya harus
dihargai.

6
2.7 Undang Undang Hak Cipta
Pada dasarnya lagu atau musik yang sering kita dengar setiap hari dilindungi oleh
hak cipta. Pengertian hak cipta terdapat dalam Pasal 1 UU No.1. Hak Cipta Pasal 28/2014
(atau selanjutnya disebut UU HC), yang menyatakan bahwa “Hak Cipta adalah hak
eksklusif Pencipta, yang timbul dengan sendirinya berdasarkan asas deklarasi, setelah
Ciptaan itu diwujudkan dalam bentuk materil, tanpa pengurangan pembatasan hukum. 
Izin penggunaan lagu terutama diatur oleh UU HC, yang selanjutnya ditetapkan
dengan Keputusan Pemerintah No. 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Biaya Hak Cipta
atas Lagu dan/atau Musik (selanjutnya disebut PP 56 Tahun 2021) yang dihasilkan dari
UU HC berasal . PP 56 Tahun 2021 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 30
Maret 2021 memuat hak presentasi.
Semua orang yang menggunakan lagu dan/atau musik secara komersial dalam
bentuk layanan publik kepada pencipta, pencipta atau pemegang hak harus membayar
biaya. Pasal 9 PP 56 Tahun 2021 secara khusus menyebutkan bahwa “setiap orang dapat
mengeksploitasi lagu dan/atau musik secara komersial dalam bentuk pelayanan publik
komersial dengan mengajukan permohonan lisensi kepada pemegang hak cipta atau hak
terkait melalui LMKN.” 
Dengan adanya ketentuan tersebut, dihimbau kepada penyelenggara acara
atau event organizer (EO) yang hendak menyelenggarakan acara konser yang
mengundang penyanyi professional terlebih dahulu untuk meminta izin kepada pemilik
lagu selaku pemilik hak eksklusif melalui Lembaga Manajemen Kolektif (LMK).

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selaku negara hukum, disamping memiliki aturan tersendiri terkait dengan KI,
Indonesia juga terikat pada perjanjian-perjanjian internasional.terkait dengan KI, dimana
Indonesia sebagai salah satu anggotanya seperti Marakesh Treaty maupun TRIPs
Agreement.
Perlindungan atas KI dalam kaitannya dengan peran negara adalah bagaimana negara
mewujudkan cita hukum, yang lebih lanjut dirumuskan dalam cita perlindungan dengan
konsep tanggung jawab pemerintah untuk melindungi seluruh rakyatnya, hal ini telah diatur
secara eksplisit dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang telah memberikan pengaturan yang
bersifat perlindungan dan promosi terhadap kesejahteraan rakyat. Peran pemerintah dalam
melaksanakan implementasi kepada masyarakat merupakan bentuk perlindungan yang
diberikan negara untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat atas KInya
3.2 Saran
Sebaiknya dibuat aturan mengenai pendaftaran rahasia dagang, rahasia dagang
didaftarkan di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tetapi hanya garis besar dari
rahasia dagang tersebut agar ada bukti tertulis yang mengikat antara kedua belah pihak.
Untuk mencegah terjadinya pelanggaran sebaiknya perjanjian dibuat secara tertulis sehingga
mempunyai kekuatan hukum tetap dan juga diperlukan adanya sanksi tegas
terhadap pelanggaran HKI.

8
DAFTAR PUSTAKA
Djumhana, M. dan Djubaedillah, R. 2003. Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori dan Praktiknya
Di Indonesia). Citra Aditya Bakti. Bandung.
Adrianus Rudiyance Gilberto Manek, Betty Dina Lambok ,2019. IMPLEMENTASI HAK
EKONOMI PENCIPTA LAGU OLEH WAHANA MUSIK INDONESIA (WAMI) .Jurnal
Ilmiah Fakultas Hukum Sunan Gunung Jati Cirebon.
Willis ,2022. Event Organizer Menggunakan Lagu Ahmad Dhani, Wajib Minta Izin ke WAMI.
Bagaimana Ketentuan Hukumnya.
Wijaya, 2023. Event Organizer Menggunakan Lagu Ahmad Dhani, Wajib Minta Izin ke WAMI.
Bagaimana Ketentuan Hukumnya.
Freddy Harris 2021.Pro dan Kontra Royalti .Forum Keadilan
Once .2021 Pro dan Kontra Royalti .Forum Keadilan
Muhammad Djumhana & Djubaeda, Hak Milik Kekayaan, Sejarah Teori dan Prakteknya di
Indonesia, Jakarta.
Soekanto, Soerjono, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. CV.Radjawali, Jakarta, 1982
Nainggolan, Bernard. 2011. Pemberdayaan Hukum Hak Cipta Dan Lembaga Manajemen
Kolektif. Bandung: Penerbit P.T ALUMNI.
Panjaitan Hulman, Sinaga Wetmen. 2010. Performing Right Hak Cipta Atas Karya Musik dan
Lagu Serta Aspek Hukumnya. Jakarta: Penerbit IND HILL CO.

Anda mungkin juga menyukai