Anda di halaman 1dari 173

Buku Ajar

HUKUM
KEKAYAAN
INTELEKTUAL

Dr. DWI SURYAHARTATI, S.H, M.Kn


NELLI HERLINA, S.H.,M.H
Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang.
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh
isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
BUKU AJAR
HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL

OLEH :
Dr. DWI SURYAHARTATI, S.H, M.Kn
NELLI HERLINA, S.H.,M.H
BUKU AJAR
HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL
Copyright©2022

Penulis
Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn
Nelli Herlina, S.H.,M.H

Editor
Windarto, S.Kom., M.S.I

Desain Sampul dan Tata Letak


M. Rendy Saputra

Penerbit
UNJA Publisher

Alamat Redaksi:
LPPM Universitas Jambi, ruang UNJA Publisher
Jl. Lintas Sumatera Jl. Jambi-Ma. Bulian KM.15 Mendalo Darat Kec. Jambi
Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi,
Jambi 36361

Email : unjapublisher@unja.ac.id
Website : www.unjapublisher.unja.ac.id
Telp : (0741) 582965

viii + 163 Halaman


ISBN :
Oktober 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Ke Hadirat Allah Subhanallahu


Wata’alla yang atas limpahan karunia dan rahmatnya telah
membimbing penulis untuk menyelesaikan buku ajar
dengan judul : Hukum Kekayaan Intelektual.
Kekayaan intelektual yang ada di muka bumi ini
dapat dirasakan dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi
yang mengisi segala kebutuhan manusia. Kekayaan
intelektual merupakan keniscayaan bagi mahkluk istimewa
ciptaan Tuhan, “manusia”. Kekayaan intelektual
melahirkan suatu hak dalam konsep hukum, yaitu hak
kebendaan yang tidak berwujud. Kepemilikan hak itu dapat
dimanfaatkan secara eksklusif sebagai hak moral dan hak
ekonomi.
Buku ajar ini disusun guna membantu mahasiswa
pada Fakultas Hukum Universitas Jambi dalam memahami
dan mengembangkan mata kuliah Hak Kekayaan
Intelektual. Materi yang terdapat dalam Buku ajar ini
diambil dari berbagai sumber baik literatur maupun
pengetahuan selama penulis kuliah dan pengalaman
sehari-hari, serta sumber-sumber lain yang bermanfaat.
Mengenai Hak Kekayaan Intelektual yang disajikan dalam
bahan ajar ini didasarkan pada berbagai peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia serta
merujuk pada konvensi-konvensi mengenai HKI secara
Internasional.
Buku ini ditulis sebagai bagian dari usaha penulis
untuk mengembangkan pokok-pokok hukum terkait
kekayaan intelektual yang diberikan kepada mahasiswa
Fakultas hukum Universitas Jambi, baik itu strata satu
maupun starata 2 yaitu magister Ilmu Hukum dan Magister
Kenotariatan. Karena dirasa perlu sebagai bahan
komunikasi dosen dan mahasiswa dalam menghantarkan

iii
pengetahuan pada proses pembelajaran, maka buku ini
juga memberikan tambahan materi terkait hasil-hasil
penelitian di bidang kekayaan intelektual yang telah
penulis lakukan dengan literatur pembanding yang terkait.
Buku ini ditulis sesuai dengan Rencana
Pembelajaran Semester (RPS) berbasis Outcome Based
Education (OBE) pada Fakultas Hukum Universitas Jambi.
Adapun isi pada buku ini membahas mengenai konsep
dasar kekayaan intelektual, sejarah Hak Kekayaan
intelektual dan penggunaan istilahnya, isi dan ruang
lingkup Hak Kekayaan Intelektual, pengaturan Hak
Kekayaan Intelektual, Rezim Kekayaan Intelektual yaitu
Hak cipta, Hak Merek dan Indikasi Geografis, Hak Paten,
Hak Desain Industri, Hak Rahasia Dagang, Hak Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu, Hak Varietas Tanaman dan
beberapa contoh kasus dan penyelesaian sengketa
Kekayaan Intelektual.
Buku ini digunakan terutama oleh mahasiswa
hukum yang baru dan harus mempelajari tentang
Kekayaan Intelektual dan Haknya sebagai salah satu subjek
yang terdapat pada kurikulum Fakultas hukum. Namun
demikian, siapa saja yang ingin mempelajari dan
memahami tantang kekayaan intelektual dapat
memanfaatkan buku ini.
Penulis menyadari di tengah kesibukan kami,
penulisan buku ini kami lakukan dengan penuh tanggung
jawab sehingga menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang belum tersampaikan pada buku ini dan
tentu masih banyak pula hal-hal yang kurang sempurna.
Sehingga mengenai hal-hal ataupun analisis dalam tulisan
ini masih dapat dan perlu disempurnakan dalam debat
ilmiah. Terlebih kami menyadari bahwa perbedaan
pendapat itu adalah karunia yang harus kita syukuri
sebagai bukti bahwa manusia itu berfikir. Buku ajar ini

iv
membutuhkan kritik dan saran membangun guna
kesempurnaannya. Semoga tersusunnya buku ajar ini
dapat membantu dan mempermudah pembaca mengetahui
dan mengimplementasi pengetahuannya dalam kehidupan
sehari-hari. Akhir kata Penulis mengucapkan semoga
bermanfaat. Amin, sekian dan Terima kasih

Jambi, 2022

Tim Penulis

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................... iii


DAFTAR ISI ..................................................... vi
DESAIN INSTRUKSIONAL .............................. vii

BAB I PENDAHULUAN ................................... 1


A. Gambaran umum dan Konsep Hukum
Hak Kekayaan Intelektual ........................... 1
B. Pengertian dan Sejarah HKI serta
Konvensi Terkait HKI ................................. 8

BAB II RUANG LINGKUP HKI ....................... 25


A. Isi Hak Kekayaan Intelektual ................... 25
B. Pengaturan HKI di Indonesia ................... 31

BAB III BIDANG-BIDANG HKI ....................... 45


A. Hak Cipta ................................................. 45
B. Merek ........................................................ 72
C. Indikasi Geografis .................................... 99
D. Paten ....................................................... 110
E. Rahasia Dagang ...................................... 124
F. Desain Tata Letak sirkuit Terpadu ........ 135
G. Varietas Tanaman ................................... 140
H. Desain Industri ....................................... 149

BAHAN BACAAN .......................................... 161

vi
DESAIN INSTRUKSIONAL

MATA KULIAH : HAK KEKAYAAN


INTELEKTUAL

Capaian Pembelajaran : Mahasiswa Fakultas Hukum


Mampu Menerapkan Konsep-Konsep Hukum Hak
Kekayaan Intelektual dalam Kehidupan sehari-hari dan
mampu menguraikan persolan HKI yang brkembang.

vii
BAB I
PENDAHULUAN

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata Kuliah Hukum Kekayaan Intelektual ini adalah mata
kuliah wajib dengan bobot 2 SKS. Secara substansif mata
kuliah ini memberikan pemahaman pada mahasiswa
tentang Kekayaan intelektual sebagai suatu hak dimana
hukum mengaturnya.

Capaian Pembelajaran :
Setelah mempelajari Mata kuliah Hak Kekayan intelektual
ini, mahasiswa mampu menjelaskan konsep Hak Kekayaan
Intelektual sebagai suatu hak kebendaan yang berasal dari
hak milik. Memahami pengertian dan sejarah lahirnya
Hukum Hak Kekayaan Intelektual, serta konvensi-
konvensi terkait dengan kekayaan Intelektual. Memahami
isi dan ruang lingkup Hak Kekayaan Intelektual serta
sistem pelindungannya.

Sub CPMK : Mahasiswa mampu menjelaskan konsep


dasar hak kekayaan intelektual,
menguraikan sejarah HKI dan beberapa
konvensi terkait HKI.

A. Gambaran Umum dan Konsep Hukum Hak


Kekayaan Intelektual
Semakin berkembangnya sebuah negara, semakin
kompleks permasalahan yang harus diselesaikan.
Hubungan antar bangsa di dunia dan hubungan dalam
negeri harus terus berada dalam posisi yang harmonis,
tanpa ada pihak yang merasa dirugikan. Salah satu
issue menarik dewasa ini adalah persoalan

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 1


BAB 1 PENDAHULUAN

Penghargaan terhadap Hak Kekayaan Intelektual.


Indonesia sebagai negara ”besar”, senyatanya kaya
akan sumber daya alam, budaya, tradisi, dan
pengetahuan tradisional yang harus dilestarikan dan
dipertahankan demi menjaga kedaulatan bangsa
seutuhnya.
Salah satu cara untuk mempertahankan
kedaulatan bangsa adalah melalui Penegakan Hukum
Hak Kekayaan Intelektual walaupun seminimal
mungkin, khususnya untuk karya-karya bangsa yang
sifatnya menunjukkan ciri bangsa Indonesia yang kaya
dan besar, seperti folklor, yang mencakup karya seni,
baik musik daerah, lagu rakyat, koreografi, sampai
batik dan berbagai jenis masakan dan makanan khas
Indonesia.
Hak Kekayaan intelektual adalah suatu sistem
kekayaan. John Locke yang berpengaruh pada negara
dengan sistem Common Law dan Hegel yang
berpengaruh pada sistem civil Law menyetujui
pernyataan itu. Ketegasan John Locke dinyatakan
dalam ajarannya bahwa konsep kepemilikan erat
kaitannya dengan HAM : “ Life, Liberty, Property”.
John Locke (dalam buku Rahmi Jened) juga
mengembangkan teori :

“Labour is mine and when i appropriate object


from the common ijoin my labor to them. If you take
the object i have gathered you have gathered you have
also taken my labor, since i have attached my labor to
the object in question. This harms me and you should
not harm me. You therefor have a duty to leave these
objects alone. Therefore i have property in objects.”

2 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

Dengan begitu setiap individu memiliki hak alami


(natural right) untuk memiliki buah jerih payahnya.
Sementara Hegel mengembangkan konsep tentang :
“rights, ethic, and state” yang intinya sebagai konsep
eksistensi dari kepribadian. Pernyataan yang
mendukung konsep tersebut adalah :

“ The property is among other things, the means


by whisch an individual objectivey express a personal,
singular will. In property a person exist for the firs
time as reason.”

(Kekayaan di antara sesuatu kebendaan adalah


sarana di mana orang dapat secara objektif
mengemukakan kehendak pribadi dan tunggal. Dalam
kepemilikan atau kekayaan pula alasan seseorang
pertama kali eksis).
Konsep John Locke dan Hegel berawal dari teori
hukum alam yang bersumber pada moralitas tentang
apa yang baik dan apa yang buruk. Jika Locke
menekankan pada upaya menghasilkan kreatifitas
intelektual adalah merupakan hak yang harus dihargai
dan secara langsung upaya berimplikasi pada
kompensasi ekonomi. Hegel melengkapinya dengan
penekanan pada kreasi intelektual merupakan
perwujudan kepribadian sebagai abstrak. Sebagian
alasan manusia eksis dan penghargaan tidak semata-
mata kompensasi ekonomi, tetapi bersifat moral dan
etik yang berimplikasi pada pengakuan hak moral.
Dengan demikian teori Hegel melengkapi teori Locke
dengan dua alasan yaitu :
1) HKI adalah kekayaan (property) yang terkait
dengan karya yang memperlihatkan kapasitas
intelektual dan kreatifitas manusia lebih dari

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 3


BAB 1 PENDAHULUAN

pada sekedar konsumsi sebagaimana


dikemukakan Locke;
2) Interpretasi Locke atas teori yang
menunjukan sekuens logika dari HKI bahwa
dari awal manusia memiliki raga, upaya dan
tunduk pada suatu upaya bahwa manusia
harus eksis.

Perkembangan teori tersebut berpengaruh pada


peradaban manusia yang semakin maju dan senantiasa
mengaktualsiasikan eksistensi dirinya dalam berbagai
aspek kehidupan. Paham mengenai Hak milik di
Indonesia masih bergantung pada konsep kebendaan.
Seperti yang diungkapkan R. Subekti bahwa
pengertian luas dari perkataan benda adalah segala
sesuatu yang dapat di hak-i oleh orang. Buku Kedua
KUHPerdata yang selama ini diberlakukan belum
menampung mengenai Hak Kekayaan intelektual
manusia. Sementara terjadi percepatan
pengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mengarah pada inovasi dan akhirnya adalah hak milik,
dalam konsep ini adalah hak milik intelektual yang
tangible.
Di Indonesia inovasi teknologi memang cukup
tertinggal dibanding negara lain, walaupun memiliki
potensi dasar yang besar. Perkembangan produk masih
tergantung dari luar negeri. Bukti laju pertumbuhan
invensi dan inovasi oleh peneliti Indonesia saat ini
masih rendah tercermin pada masih rendahnya jumlah
permohonan paten per Nopember 2021 sebanyak
10.939. Itu hanya salah satu contoh dari banyak rezim
KI seperti juga Jumlah Kekayaan Komunal yang
terdata sebanyak 1.651. Secara keseluruhan pada tahun
2020-2021, Dirjen Kekayaan Intelektual (DJKI)

4 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

mencatat 1.109.719. Data-data yang terlihat, tentu


masih terjadi perubahan sampai buku ini ditulis. Pada
intinya dengan jumlah penduduk sebanyak 275, 77 juta
jiwa tidak sebanding dengan data permohonan Hak
Kekayaan Intelektual. Mengapa kekayaan intelektual
ini perlu pendataan yang baik, hal ini terkait dengan
pelindungan yang diberikan oleh negara kepada
pemilik hak, dan juga terkait kepentingan negara
dalam hal menjaga karya-karya intelektual bangsa
sebagai penentu peradaban.
Memang Paradigma lahirnya hak Kekayaan
intelektual ini bersifat individualistik yang lahir dari
perdagangan bebas. Sehingga pola pikir global juga
harus masuk ke dalam jiwa bangsa yang mengarah
pada keberlakuan system hukum KI yang global.
Selanjutnya menuju komersialisasi. Namun demikian
perlu diperhatikan terkait kecenderungan kapitalis,
perlu pemahaman yang baik terkait ideologi negara
Indonesia untuk memandang bahwa manusia itu
sebagai suatu sosok yang utuh. Yaitu adanya
keselarasan antara manusia sebagai makhluk individu
dan juga makhluk sosial yang berperan dalam
peningkatan harkat dan martabatnya. Hal yang
mendasar adalah bagaimana performa HKI di
Indonesia selaras dengan Pancasila yang mewujudkan
fungsi sosialnya melalui pengembangan produk dan
inovasi misalnya.
Di tengah perbincangan HKI di kancah dunia,
Indonesia perlu memberi perhatian pada
perkembangan produk dalam negeri. Berbicara
mengenai pengembangan dan perkembangan produk
dalam Negeri tentu pada akhirnya berangkat dari
masalah perdagangan dan ekonomi secara global.
Indonesia memiliki potensi untuk menanggulangi

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 5


BAB 1 PENDAHULUAN

persoalan perdagangan bebas. Masalah


perdagangan/ekonomi/bisnis pada perkembangan
sangat erat dengan persoalan HKI (Hak Kekayaan
Intelektual), yang secara konseptual masyarakat
umum belum banyak yang memahaminya.
Hak Kekayaan Intelektual dibagi menjadi 2
golongan besar yaitu Hak Cipta (Copy rights) dan Hak
Kekayaan Industri (Industrial Property). Dalam
ketentuan TRIPs, HKI digolongkan menjadi 8
golongan, yaitu : Hak Cipta dan Hak Terkait Lainnya,
Merek Dagang, Indikasi Geografis, Desain Produk
Industri, Paten, Desain Lay Out (Topografi) Dan
Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang, Pengendalian Atas
Praktek Persaingan Curang.
Munculnya HKI sebagai issue yangg mengglobal
tidak terlepas dari terbentuknya organisasi
peradagangan dunia WT (1994) dan ditandatanganinya
GATT yang diraftifikasi Indonesia pada Tahun 1995.
Dalam Dokumen WTO bagian 1C terdapat lampiran
tentang HKI dikaitkan dengan Perdagangan (TRIPs).
Masalah HKI berkaitan dgn bisnis, makin berkembang
mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan perdagangan Internasional. Diawali
dengan lahirnya Konvensi pada Akhir abad ke-19
mengani Konvensi Hak Milik Internasional dan Hak
Cipta akibat revolusi industri di Inggris dan Revolusi
Politik Perancis.
Undang-Undang HKI pertama kali ada di Venice,
Italia yang menyangkut masalah paten pada tahun
1470. Caxton, Galileo dan Guttenberg tercatat sebagai
penemu-penemu yang muncul dalam kurun waktu
tersebut dan mempunyai hak monopoli atas penemuan
mereka. Hukum-hukum tentang paten tersebut
kemudian diadopsi oleh kerajaan Inggris di jaman

6 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

TUDOR tahun 1500-an dan kemudian lahir hukum


mengenai paten pertama di Inggris yaitu Statute of
Monopolies (1623). Amerika Serikat baru mempunyai
undang-undang paten tahun 1791 Upaya harmonisasi
dalam bidang HKI pertama kali terjadi tahun 1883
dengan lahirnya Paris Convention untuk masalah
paten, merek dagang dan desain. Kemudian Berne
Convention 1886 untuk masalah copyright atau hak
cipta. Hak Kekayaan Intelektual perlu dilindungi
karena :

1. Hasil Karya intelektual mengandung langkah


inisiatif dan kreatifitas yang perlu dihargai;
2. Hasil karya bersifat terbuka, harus diurai
maka perlu adanya imbalan (Royalty)
3. Pemilik Rahasia Dagang, rentan terhadap
pelanggaran;
4. Meningkatkan motivasi bagi invensi dan
kreator lainnya;
5. Menumbuhkan iklim berusaha sebuah negara
dalam hubungannya dgn perdagangan
internasional;
6. Meningkatkan Devisa Negara;
7. Menumbuhkan ekonomi kerakyatan yang
berbasis kearifan lokal.

Dari beberapa alasan yang dikemukakan, dapat


dimaknai bahwa ada dua alasan mengapa HKI perlu
dilindungi, yaitu alasan ekonomi dan non ekonomi.
Alasan ekonomi erat kaitannya dengan perdagangan
global, dimana Agreement Establishing the word
Trade organization, sebagai pintu masuk ketentuan-
ketentuan TRIPs dalam sistem hukum Indonesia.
Sehingga HKI mampu dijadikan sebagai alat untuk

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 7


BAB 1 PENDAHULUAN

menciptakan kemakmuran. Hal demikian karena HKI


mengandung hak eksklusif, ini adalah prinsip. Hak
eksklusif maksudnya bahwa hak diberikan oleh Negara
bersifat khusus dan hanya dimiliki oleh orang yang ada
kaitannya langsung dengan suatu kekayaan intelektual,
apapun rezimnya. Hak tersebut mengandung hak
ekonomi dan moral, dimana pemilik dan/atau
pemegang hak dapat mencegah pihak lain untuk
memanfaatkan haknya, baik itu menggunakan,
membuat kembali, mendistribusikan dan lainnya.
Namun demikian, walaupun memiliki hak eksklusif,
kekayaan intelektual itu harus dibatasi dengan
aturan/undang-undang, agama, kesusilaan, dan
kesopanan sebagai perwujudan manusia mahkluk yang
beradab. Adapun Alasan non ekonomi, termasuk di
dalamnya alasan politik dan hukum. Secara prinsip
Indonesia telah mengikatkan diri pada ketentuan
internasional, sehingga kewajiban harmonisasi
perangkat hukum yang jelas harus dilakukan demi
penegakan hukum.

B. Pengertian dan Sejarah HKI serta Konvensi


terkait HKI

• Pengertian HKI
Hak Kekayaan Intelektual adalah hak
kebendaan yang bersumber dari kerja otak (rasio
manusia dalam menalar). Seperti kita baca dari sejarah
peradaban manusia, kapan manusia mulai menutupi
tubuhnya, mengapa harus ditutup, bagaimana cara
menutupinya dan menggunakan apa menutupinya,
dengan alat apa. Itu adalah pertanyaan-pertanyaan
yang hanya di dapat dijawab melalui kerja otak dan

8 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

intelektualitas manusia yang selalu berfikir. Itulah yang


membedakan manusia dengan hewan atau binatang.
Selalu berfikir untuk menyelesaikan persoalannya
sendiri. Semua yang diciptakan dan dihasilkan dari
kerja otak itu, pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang dapat memenuhi kebutuhannya, mempermudah
pekerjaannya, menambah fungsi suatu barang dan
lainnya yang pada intinya adalah untuk membuat
sesuatu lebih baik menurut manusia pada zamnnya.
Hasil kerja otak itu selalu berupa benda berwujud dan
dapat dinikmati dengan pancaindera manusia.
Sehingga dengan itu melahirkan suatu hak kebendaan
atas benda yang dibuatnya yang bersifat immateriil.
Pada dasarnya istilah Intellectual property merupakan
satu rangkaian kata intellectual dan property. Kata
intelektual berkaitan dengan kegiatan intelektual
berdasarkan daya cipta dan ilmu pengetahuan serta
dalam bentuk penemuan (invention) sebagaimana
benda immaterial. Sedangkan kata Property dapat
diartikan sebagai kekayaan yang berupa hak yang
mendapatkan perlindungan hukum di mana orang lain
dilarang menggunakan hak tersebut tanpa izin
pemiliknya. Hak Kekayaan Intelektual bersifat ekslusif,
karena tidak semua orang dapat mempekerjakan
kemampuan berfikirnya secara maksimal. Penggunaan
istilah Hak kekayaan Intelektual ternyata juga
menimbulkan konsekuensi tersendiri, yakni
terpisahnya antara Hak Kekayaan Intelektual itu
sendiri dengan hasil materiil yang menjadi bentuk
jelmaannya atau benda berwujudnya.

World Intellectual property Organizatioan


(WIPO) merumuskan intellectual property, sebagai
”The legal rights which result from intellectual activity

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 9


BAB 1 PENDAHULUAN

in the industrial, scientific, literary, or atistic field”.


Thomas W. Dunfee dan Frank F Gibson mengartikan
bahwa intellectual property adalah suatu manifestasi
fisik suatu gagasan praktis kreatif atau artistic serta
cara tertentu dan mendapatkan perlindungan.
Dalam ilmu hukum sendiri, kekayaan intelektual
termasuk dalam golongan harta kekayaan khususnya
hukum benda (zakenrecht) yang mempunyai objek
benda intelektual yaitu benda (zaak) yang tidak
berwujud. Di bidang hukum, mulai berlakunya AFTA
dan TRIP’s telah menuntut Indonesia untuk segera
meratifikasi dan meyelaraskan peraturan perundang-
undangan di bidang Hak Kekayaan Intelektual. Hal
tersebut dilakukan dalam rangka tuntutan globalisasi,
dan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah
adalah banyaknya produk perundangan yang telah
disahkan berkenaan dengan Kekayaan Intelektual.
Upaya penegakan hukum mulai ditingkatkan, upaya
tersebut menunjukkan bahwa di bidang hukum
Indonesia telah siap dengan instrument yang ada,
bukan hanya penonton. Keberadan HKI tidak dapat
terlepas dari kegiatan ekonomi, industry dan
perdagangan. Perkembangan teknologi dan invensi
mendorong efisiensi dan efektivitas para produsen
untuk memasarkan produk-produknya ke luar negeri.
Agenda AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang perlu
diantisipasi oleh Indonesia adalah APEC tahun 2010
dan WTO tahun 2015, dan saat ini yang lebih khusus di
Asia tenggara adalah MEA (Masyarakat Ekonomi
Asean). Melalui MEA hendaknya kita memperkuat
potensi bangsa melalui karya-karya unggulan bangsa.
Eksistensi karya dan produk dalam negeri mesti
didukung oleh iklim yang kondusif. Hak Kekayaan
Intelektual, komersialisasi dan perlindungan hukum

10 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

merupakan tiga aspek utama yang harus saling


berinteraksi.
Istilah hak kekayaan intelektual mengalami
perjalanan menuju istilah yang ajeg. Kepustakaan
hukum anglo saxon mengenal sebutan Intellectual
Property Rights (IPR). Jika diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia Hak Milik Intelektual. Kata” Hak
Milik” adalah istilah baku dalam hukum dimana yang
dapat dimiliki adalah benda. Benda terdiri atas benda
berwujud dan tak berwujud (Pasal 499 KUHPdt).
Adapun objek hak milik adalah benda yang trediri dari
barang dan hak. Benda tak berwujud contohnya: hak
tagih, goodwill, hak sewa, HGB, HKI, dan lainnya.
Penggunaan istilah HKI menimbulkan konsekuensi
terpisahnya antara Hak Kekayaan itu dengan hasil
materil yang menjadi bentuk konkretnya. Menurut
GBHN 1993 Hak Milik Intelektual merupakan padanan
IPR. Menurut UU No. 7/1994 HMI menjadai Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HaKI). Penggunaan HaKI pula
telah berubah menjadi HKI. Perubahan tersebut
berdasarkan pasal 8 huruf g Keputusan Presiden
Nomor 177 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi
dan Tugas Departemen. Hal demikian untuk
menyesuaikan dengan kaedah dalam penggunaan
Bahasa Indonesia. Selanjutnya dari HKI berubah
menjadi KI. Sebelumnya diatur dalam Pasal 145 huruf
f Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang
kedudukan , Tugas dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementeria Negara disebutkan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia salah satunya adalah Ditjen
HKI. Namun Perpres tersebut dicabut dengan
Peraturan Presiden Nomor 44 tahun 2015 tentang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pasal 4

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 11


BAB 1 PENDAHULUAN

huruf f menyatakan salah satu Eselon I yaitu Direktorat


Jenderal Kekayaan Intelektual (Ditjen KI). Hal mana
nomenklatur tersebut telah mengalami perubahan
dengan menghilangkan kata “hak” pada Kekayaan
Intelektual. Perubahan tersebut melihat dari negara-
negara lain yang tidak menggunakan kata hak pada
institusi yang menaunginya, seperti KIPO (Korea
Intellectual Property Office), JIPO (Japan Intellectual
Property Office), SIPO (Singapura Intellctual
Property Office), dan china juga menggunakan
singkatan SIPO yaitu State Intellectual Property Office
dan MIPO (Malaysia Intellectual Property Office).
HKI berhubungan dengan penerapan ide dan
informasi yang memiliki nilai komersil dan dapat
bernilai moril (570 KUHpdt). Hak ini baru ada bila
kemampuan intelektual manusia telah membentuk
suatu yang bisa dilihat, didengar, dibaca, atau
digunakan secara nyata (tangible). Konsep Hak Milik
Hukum Perdata berbeda dengan Konsep Hak Milik
Intelektual secara Hukum.
Sri Redjeki Hartono menyatakan bahwa HMI
pada hakekatnya merupakan suatu Hak dengan
karakteristik Khusus dan istimewa, karena hak tersebut
diberikan oleh Negara. W.R Cornish : Intellectual
Property Rights protects application of ideas an
information that are of commercial value. Hakekat
HKI adalah Kreasi dalam bidang Art, Industri, IPTEK
atau kombinasi dari ketiganya. Sehingga penulis
menyatakan bahwa Hak Kekayaan Intelaktual , Hak
milik atas hasil cipta, karya, karsa dan kreatifitas
manusia yang dapat dinikmati dengan indera manusia
(nyata) yang bersifat ekslusif serta mempunyai nilai
komersial dan meterial. HKI dalam perkembangannya
dapat dilihat dari sisi Ekonomi dan Hukum. Dari sisi

12 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

ekonomi HKI diartikan sebagai aset. Aset ini berupa


aset tidak berwujud (intangible assets), sehingga
pemahamannya sama dengan aset berwujud (tangible
assets). Dari sisi hukum, David Brainbridge yang
menyatakan : Intellectual Property law is that area of
law which concerns legal rights associated with
creative effort or commercial reputation and goodwill.
Pendapat Kesowo menyatakan HKI diartikan sebagai
Hak atas kekayaan yang timbul atau lahir karena
kemampuan intelektual manusia, Edi Damaian
menyatakan HKI adalah suatu bidang hukum yang
membidangi hak-hak yuridis dari karya-karya atau
ciptaan-ciptaan hasil olah fikir manusia bertautan
dengan kepentingan-kepantngan yang bersifat
ekonomi dan moral.
Hak kekayaan intelektual adalah hak eksklusif
yang diberikan suatu hukum atau peraturan kepada
seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya
dan hak untuk menikmati secara ekonomi hasil dari
kreatifitas itu.
Ada beberapa frasa yang digunakan untuk hak
kekayaan intelektual, yaitu hak, kekayaan, dan
intelektual. Kata “hak” sudah sangat lazim kita dengar
dan gunakan, namun apakah yang dimaksu dengan
hak. Hak dapat diterjemahkan ke dalam pengertian
umum dan pengertian hukum. Menurut pengertian
umum yang terdapat alam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) hak dapat diartikan sebagai bentuk
dari kewenangan, suatu kekuasaan yang
memungkinkan seorang individu untuk berbuat (atas
dasar undang-undang karena hal tersebut telah diatur
serta ditentukan oleh undang-undang atau aturan
tertentu), serta kekuasaan yang mutlak berdasarkan
dari sesuatu atau difungsikan untuk menuntut sesuatu.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 13


BAB 1 PENDAHULUAN

Hak itu suatu peerangkat umum yang melekat pada


individu sejak mereka dilahirkan.
Beberapa ahli memberi pengertian tentang hak,
seperti Soerjono soekanto, yang membagi hak menjadi
dua yaitu hak yang relative atau searah dan hak absolut
atau dua arah. Hak searah mengandung makna bahwa
bentuk yang karena perjanjian atau perikatan. Hak
relative dapat dicontohkan dengan misalnya hak
seseorang untuk menagih janji atau prestasi dari orang
yang berjanji padanya untuk melaksankan prestasi.
Sementara hak absolut adalah hak yang ada pada
sebuah hukum yang diatur oleh negara, misalnya hak
kepribadian misalnya hak hidup, mendapat kebebasan,
hak milik atas suatu objek, hak isteri, atau suami, hak
asuh anak dan lainnya yang diatur negara. Prof. Dr.
Notonegoro memberikan pengertian bahwa hak
merupakan sebuah kuasa atau kemampuan seorang
individu untuk dapat melakukan beberapa kegiatan
seperti menerima, melakukan, dan memiliki suatu hal
yang sudah semestinya diterima, dilakukan, dan
dimiliki oleh individu tersebut. Hak yang sudah
ditetapkan kepada seorang individu, tidak bisa untuk
disalurkan atau dipindahkan kepada individu lainnya.
Itulah yang menjadi alasan mengapa tiap individu
menerima hak berbeda sesuai dengan porsi mereka.
John Salmond memberi pengertian hak ke dalam
empat versi yaitu dalam artian sempit, hak dalam
artian kemerdekaan, hak dalam artian kekuasaan, dan
yang terakhir adalah hak dalam artian imunitas atau
kekebalan. Untuk hak dalam artian sempit memiliki
pengertian bahwa hak merupakan suatu istilah yang
umumnya sudah diketahui sebagai pasangan dari
istilah kewajiban. Sedangkan hak dalam artian
kemerdekaan memiliki pengertian bahwa hak yang

14 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

memberikan kemerdekaan atau kekuasaan untuk


seorang individu dalam melakukan, menerima, bahkan
memiliki segala sesuatu yang individu tersebut namun
dengan garis bawah bahwa suatu hal tersebut tidak
dimaksudkan untuk melanggar, mengganggu, serta
semua hal yang bermakna negatif. Dengan begitu,
pelaksanaan hak tersebut tidak akan mengganggu atau
merampas hak individu lainnya. Dalam arti kekuasaan
hak adalah yang diteriam seorang melalui metode
hukum, maksudnya hak adalah suatu jalan untuk
mengubah entitas tertentu yang masih memilihi
hubungan hukum. Terakhhir adalah hak dalam arti
kekebalan, atau serng disebut hak imunitas. Hak
imunitas yaitu suatu hak yang memiliki potensi untuk
membebaskan seorang dari kekuasaan hukum orang
lain atau pihak lain. Misalnya hak imunitas dari Notaris
untuk menolak membukakan aktanya di Pengadilan.
Berikutnya adalah kata “kekayaan”. Dapat
diartikan dari sudut kata sifat dan kata benda. Jika dari
kata dasarnya adalah kaya, maka kekayaan selalu
berhubungan dengan harta. Bahkan kekayaan juga
dapat bermakna religious. Namun sederhananya
kekayaan selalu berhubungan dengan hak milik.
Terakhir adalah kata “intelektual”. Menurut KBBI,
intelektual selalu terkait dengan ilmu pengetahuan,
kecerdasan, akal, pemikiran dan pemahaman yang
berkesadaran. Sehingga hak kekayaan intelektual
secara umum dapat diartikan suatu kepemilikan dan
kekuasaan yang berhubungan dengan harta yang
bersifat ekonomi dan non ekonomi yang terlahir dari
kesadaran atas akal dan pengetahuan manusia. Itu
adalah pemahaman secara umum dari sudut Bahasa.
Bagaimana dengan hukum hak kekayaan intelektual?.
Jika diberikan pengertian, maka Hukum Kekayaan

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 15


BAB 1 PENDAHULUAN

Intelektual adalah serangkaian hukum yang mengatur


tentang kekayaan intelektual dan hak yang
melingkupinya yang dapat memiliki nilai ekonomi dan
non ekonomi, bersifat mengatur dan mengandung
sanksi atas pelanggaran penggunaan hak. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Hak kekayaan intelektual
adalah hak milik atas hasil cipta, karya, karsa dan
kreatifitas manusia yang dapat dinikmati dengan
indera manusia (nyata) yang bersifat ekslusif serta
mempunyai nilai komersial dan meterial.
Mengenai sifat dari HKI Menurut Djumhana
dan Djubaedillah Hak Kekayaan Intelektual memiliki
sifat :

1) Jangka waktunya terbatas;


2) Eksklusif dan mutlak;
3) Bersifat Hak mutlak yang bukan hak perorangan.

Untuk mempertahankan dan melindungi- hak-


hak tersebut di atas, berbagai teori telah dirumuskan
oleh para ahli seperti : Teori Hak Alami, Teori Karya,
Teori Tawar Menawar, Teori Dominasi dan Teori public
Benefit. John Locke dengan teori hak alamiahnya
menyatakan dengan tegas bahwa sampai dengan tubuh
manusiapun merupakan kekayaan (property) yang
mewajibkan manusia untuk menghormati kebebasan
untuk menentukan diri sendiri dalam manusia yang
lain. Sehingga Teori karya menyatakan bahwa orang
lain tidak berhak atas karya dari tubuh orang lain. Atas
hubungan saling ketergantungan maka teori tawar
menawar (bargaining theory) menganggap bahwa
sebagai pemilik/ dan atau pencipta karya maka Negara
memberikan perlindungan secara hukum bagi
penemu/pencipta/pemilik karya agar tidak

16 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

menimbulkan kerugian. Namun demikian teori


dominasi memiliki asumsi bahwa pengalihan teknologi
diperlukan untuk melestarikan karya terhadap
hubungannya dengan perdagangan internasional.
Akhirnya teori public benefit menegaskan bahwa Hak
Kekayaan intelektual merupakan alat bagi
pengembangan ekonomi untuk itu perlu dibangun
sistem Hak kekayaan Intelektual yang baik.

• Sejarah HKI dan Konvensi Terkait


Di Indonesia perkembangan Hak Kekayaan
Intelektual secara historis memang masih baru
dibanding dengan system serupa di Amerika Serikat
yang telah berusia satu Abad. Banyak faktor yang
menyebabkan lambannya proses penyempurnaan
system tersebut yaitu:

a. Manajemen riset nasional yang belum jelas;


b. Penegakan hukum yang masih lemah;
c. Iklim usaha yang belum kondusif;
d. Budaya riset belum sinergis dengan
industry.

Adapun prinsip umum yang berlaku dalam HKI


adalah :

1) Justice of Argument/ Prinsip keadilan.


2) Economic Argument/prinsip Ekonomi.
3) Culture argument/ Prinsip Kebudayaan
4) Social Argument/ prinsip Sosial.

Awal mulanya Hak Kekayaan Intelektual


sebenarnya telah ada sejak mulanya peradaban

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 17


BAB 1 PENDAHULUAN

manusia lahir. Namun istilah kekayaan intelektual


belum dikenal pada saat itu dan tentunya juga istilah
hak. Misalnya pada zaman es, saat ditemukannya alat
seperti jarum untuk menjahit pakaian yang digunakan
pada musim dingin. Penemuan Kompas pada abad 9.
Kemudian terus berkembang hingga kegiatan
intelektual pada saat itu ada dalam lingkungan gereja
dan diatur dalam kewenangan gereja. Jika
dipersamakan dengan rezim HKI yang sekarang,
persoalan pertama yang muncul pada saat itu adalah
terkait paten sekitar Tahun 1470. Abad 15-an
pengetahuan berkembang pesat, dan revolusi Perancis
menjadi pintu bagi perkembangan hukum kebendaan
dan pengaturan hak dalam hukum perdata. Aturan
pertama kali yang mengatur tentang kekayaan
intelektual, khususnya paten adalah terkait monopoli
dan legitimasi kekayaan intelektual. Kemudian aturan
itu diadopsi Kerajaan Inggris Tahun 1500, dalam
bentuk Statute of Monopolies yang dikeluarkan pada
Tahun 1623. Kemudian diikuti oleh Amerika Serikat
mengesahkan Undang-undanng tentang paten pada
Tahun 1791. Lalu disempurnakan dengan berbagai
konvensi internasional , yang mana sebagai awal dari
pengaturan HKI ini ada dalam Paris Konvensi dan
Konvensi Berne.
Pada The Paris Union atau Konvensi Paris yang
dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 1883 di Paris
Perancis, awalnya di tandatangani oleh 11 negara yaitu,
Belgia, Brasil, Perancis, Guatemala, Italia, Belanda,
Portugal, El Salvador, Serbia, Spanyol, dan Swiss.
Seiring dengan berjalannya waktu dan peta
perkembangan dunia, konvensi Paris juga mengalami
beberapa revisi di antaranya di Brussels, Belgia pada 14
Desember 1900, di Washington, Amerika Serikat pada

18 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

tanggal 2 Juni 1911, di Den Haag, Belanda pada tanggal


6 November 1925, di London, Inggris pada 2 Juni 1934,
di Lisbon, Portugal pada tanggal 31 Oktober 1958, dan
di Stockholm, Swedia pada tanggal 14 Juli 1967, dan
telah diubah pada tanggal 28 September 1979.
Konvensi Paris menyatakan bahwa hak kekayaan
intelektual dari negara dapat diakses bagi warga negara
yang ikut konvensi. Hal yang diatur pada pokoknya
terkait hak industrial.industrial property. Adapun hak
kekayaan di bidang industry meliput paten, desain
industry, merek dagang, persaingan tidak sehat.
Konvensi Paris penting bagi rezim perlindungan hak
cipta dan HKi di dunia. Memang konvensi Paris dibuat
dalam konsen terhadap hak cipta. Hak cipta dibahas
dalam WTO dan TRIPS. Bedanya, TRIPs membahas
masalah persengketaan dagang berikut
penyelesaiannya, sementara dalam Konvensi Paris
belum dibahas dan bersifat belum mengikat.
Untuk konvensi Bern telah ditandatangani
sebanyak 173 negara anggata, dan paling banyak
diratifikasi. Konvensi Paris sebagai gerbang
penghargaan hak intelektualitas. Konvensi ini lahir
pada tahun 1900an. Hak cipta menjadi bagian penting
dalam perdagangan internasional. Sehingga pada
konvensi ini menyepakati bahwa negara-negara yang
menadatanganinya wajib melindungi hak cipta. Di
sinilah dimulai bawah hak cipta tidak membutuhkan
pendaftaran secara eksplisit, yang dikenal dengan
Berne Covention for the Protection of Literary and
Artistic Works. Dimana konvensi ini memberi
perlindungan yang meliputi literary and artistic works
(karya seni dan kesusasteraan) serta semua karya yang
dihasilkan dalam bidang kesusasteraan, kesenian, dan
ilmu pengetahuan.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 19


BAB 1 PENDAHULUAN

Sekitaran Tahun 1873 di Wina diadakan suatu


perhelatan dalam rangka menunjuukna penemuan-
penemuan di Kekaisaran Austria-Hongaria. Namun
motivasi pemerintah pada saat iti tidak didukung
dengan partisipasi penemu, karena ada kekhawatiran
untuk berlaku curang diantara mereka. Dengan opini
demikian, maka terjadi perkembangan hukum terkait
undang-undang mengenai paten.
Tonggak sejarah Hak Kekayaan Intelektual di
dunia adalah: Uni Paris untuk perlindungan
Internasional perindustrian (1883). Dimulai dengan
hadirnya konvensi mengenai Hak Cipta. Konvensi
perlindungan Hak cipta (International Convention for
the protection of literary and artistic Works, 1886)
konferensi Stockholm (1967) agar terbentuk
organisasi dunia utk HKI yaitu terbentuknya WIPO
(world International Property Org). Beberapa
konvensi yang berkaitan adalah :

1. WIPO (1970) merupakan badan khusus PBB


yang berasal dari sekretariat Konvensi Bens,
dan Paris.
2. GATT (General Agreement Tariffs and Trade),
1994, termasuk didalamnya terdapat
dokumen mengenai TRIPs;
3. WTO (1995) pengembangan dari GATT

Untuk di Indonesia sendiri pengaturan HKI jelas


pasti telah dimulai sejak zaman Kolonial, berdasarkan
asas konkordansi. Pada saat Belanda menguasai
Indonesia segala undang-udnang yang mengatur
tentang HKI di Negeri Belanda juga diberlakukan di
Indonesia. Walaupun pada saat ini, disinyalir undang-

20 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

undang terkait Indonesia sudah dianggap lengkap


disbanding negara-negara lain di dunia.
Dimulai pada tahun 1803 diberlakukan,
kemudian 1807 dan dilanjutkan pada Tahun 1912 yang
disesuaikan dengan isi dari konvensi Berne. Undang-
undang pertama kali yang diterapkan adalah
Auteurswet. Undang-udnang yang diberlakukan yaitu
terkait hak merek diberlakukan Peraturan Hak Milik
Industrial Kolonial pada Tahun 1912, kemudian
Undang-undang Hak Pengarang 1912, Undang-undang
Hak Cipta Tahun 1912. Kemudian terdapat Reglement
Industriele Eigendom Kolonien 1912 (Peraturan Hak
Milik Industrial Kolonial 1912; S.1912—545 jo. S.1913—
214); Ketiga, Octrooiwet 1910 (Undang-undang Paten
1910; S.1910—33, yis S.1911—33, S.1922—54). Undang-
undang tersebut masih bersifat plural karena
disesuaikan dengan keadaan golongan pnduduk pada
saat itu, yaitu dolongan Bumiputera, Eropa, dan Timur
Asing. Adapun undang-undang yang ada tidak
diberlakyukan secara umum untuk semua penduduk.
Setelah Indonesia merdeka, gerbang system
hukum Nasionalpun terbuka, sehingga mempengaruhi
undang-undang mengenai HKI yang dibuat Belanda.
Walaupun untuk mencegah kekosongan hukum,
Indonesia telah mengantispasinya dengan Pasal 2
Aturan Peralihan Undang-undang dasar Negara
Repiblik Indoensia Tahun 1945, dimana
pemberlakukan hukum mengenai undang-undang
buatan Belanda masih dapat diteruskan penerapannya
sampai ada pengganti Undang-Undang baru yang
dirumuskan oleh pemerintah Indonesia
Produk hukum pertama kali hasil dari Legislasi
Pemrintahan Indonesia adalah pengumuman menteri
kehakiman RI No. JS 5/41 tanggal 12 Agustus 1953 dan

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 21


BAB 1 PENDAHULUAN

No. JG 1/2/17 tanggal 29 Agustus 1953 tentang


Pendaftaran Sementara Paten. Pengumuman ini
kemudian diperbaiki kembali dengan keluarnya
Undang-undang No. 21 Tahun 1961 tentang Merek
pada tahun 1961. Perbaikan demi perbaikan kemudian
memunculkan beberapa perubahan undang-undang
tentang hak kekayaan intelektual, yaitu keluarnya
Undang-undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta.
Pengelolaan hak intelektual, khususnya dipaten,
pemerintah juga mengeluarkan Undang-undang
Undang-undang No. 6 Tahun 1989 tentang Paten yang
mulai efektif berlaku tahun 1991. Di tahun 1992,
Pemerintah mengganti Undang-Undang No. 21 Tahun
1961 tentang Merek dengan Undang-undang No. 19
Tahun 1992 tentang Merek. Sampai dengan saat ini
Indonesia telah memiliki berbagai peraturan
Perundangan terkait kekayaan intelektual yang
meliputi semua bidang rezim HKI, baik yang berupa
kekayaan intelektual individual dan kekayaan
inetelektual bidang industry.

22 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

• LATIHAN 1
1. Bagaimana Hegel memandang bahwa hak
kekayaan intelektual itu sebagai sebuah
“property”?
2. Uraikan konsep hak kebendaan pada hak
kekayaan intelektual?
3. Uraikan bagaimana dan kapan dimulainya
tonggak sejarah pemikiran tentang pengakuan
hak kekayaan intelektual di dunia?
4. Mengapa Indonesia pada awal kemerdekaan
menggunakan produk hukum HKI buatan
colonial?
5. Apa saja prinsip-prinsip umum yang berlaku
dalam Hak kekayaan intelektual

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 23


BAB II
RUANG LINGKUP HKI

A. Isi Hak Kekayaan Intelektual


Pada bagian ini akan dikemukakan pertanyaan
awal adalah mengapa kekayaan intelektual perlu
dilindungi?. Seperti yang telah diungkap sebelumnya
bahwa kekayaan intelektual merupakan hasil dari kerja
otak, dengan rasa dan karsa yang membutuhkan
pengorbanan materil dan immaterial seperti waktu,
tenaga, pikiran, dan biaya. Maka, sudah sepatutnya
sebuah karya mendapatkan penghargaan.
Penghargaan tersebut bukan hanya diberikan oleh
orang lain atau diri sendiri, namun hukum menjamin
itu dengan memberikan perlindungannya. Lalu
mengapa diperlukan penghargaan?. Dengan
penghargaan yang relevan, maka para penghasil karya
intelektual dapat terus berkreatifitas dan mendorong
inovasi. Selain itu bahwa karya intelektual memang
mengandung Langkah inventif dan bersifat terbuka
sehingga perlu diurai, maka perlu imbalan berupa
royalty. Kecuali bagi rahasia dagang yang tidak
mungkin kerahasiaannya diurai. Dengan
pelindungannya maka motivasi para creator ataupun
inventor terus meningkat. Dengan demikian ekonomi
kerakyatan meningkat, khususnya yang berbasis
kearifan local, selanjutnya akan meningkatkan devisa
negara. Tentu secara hukum pelindungan diberikan
untuk menghindari duplikasi atau penggandaan yang
tidak sesuai dengan aturan. Ada beberapa teori yang
dapat dirujuk terkait pelindungan HKI yaitu :

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 25


BAB 2 Ruang Lingkup HKI

1) Reward Theory, pelindungan dan


penghargaan diberikan karena menghasilkan
karyanya, maka perlu dihargai dan mendapat
pengakuan.
2) Recovery Theory; bahwa dalam menghasilkan
suatu karya penemu/pencipta/pendesain
telah mengeluarkan waktu, biaya, tenaga,
pikiran untuk menghasilkan karyanya, maka
perlu dihargai jerih payahnya untuk
mengembalikan apa yang telah
dikeluarkannya.
3) Incentive Theory; teori ini memberikan
makna bahwa insentif perlu didapat untuk
meningkatkan motivasi yang berguna bagi
inovasi selanjutnya .
4) Risk Theory; karena pada dasarnya kekayaan
intelektual itu adalah suatu yang harus bisa
dinikmati dan digunakan orang lain, maka
bukan tidak mungkin mengandung resiko.
Teori ini berangkat dari pemahaman bahwa
sebuah karya lahir tentu melalui proses
penelitian walaupun sesederhana mungkin.
Mungkin saja suatu penelitian itu telah
dilakukan dan dimulai oleh orang lain,
kemudian diperbaiki. Hal inilah yang
dimaksud dengan resiko. Maka sangat wajar
bila perlindungan hukum diperlukan untuk
itu.
5) Economic Growth Stimulus Theory; karena
HKI ini bersifat global, tentu sangat
memungkinkan berpengaruh pada aspek
ekonomi dan HKI merupakna alat
pembangunan ekonomi. Negara dengan

26 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

system pelindungan HKI yang baik maka


pertumbuhan ekonominyapun akan baik.

Demikian alasan-alasan yang mengharuskan


memberikan pelindungan pada kekayaan intelektual.
Selain secara kodrati bahwa kekayaan intelektual
adalah kerja otak, maka lahirlah hak asasi di sana untuk
mengolah kerja otak tersebut. Hukum harus mampu
juga memberikan pelindungan apapun terkait kerja
otak tersebut.
Pada buku ini, penulis menggunakan istilah
hukum hak kekayaan intelektual. Artinya HKI akan
dilihat dari persepektif hukum. Pembicaraan kekayaan
intelektual adalah suatu diskursus yang sangat luas.
Adapun perlindungan hukum akan terpisah antara HKI
dengan hasil material yang berwujud. Karena HKI itu
adalah kekayaan intelektual yang telah mendapatkan
perlindungan. Perlindungan didapatkan secara
deklaratif dan konstitutif. Kekayaan intelektual ada
yang didaftarkan dan ada yang dicatatkan. Dimana
pada intinya kekayaan intelektual itu harus
berwujud/tangible.
Hal yang berwujud kemudian dapat melahirkan
hak. Hak tersebut yang berupa benda secara fisik atau
benda berwujud (benda materil). Seperti
contohnyaHak Cipta buku hasil jelmaan atau materiil
dari Hak Cipta buku adalah terwujud dalam bentuk
eksemplar- eksemplar buku, dalam hal ini secara fisik
buku tersebut mendapat perlindungan hukum benda
dalam katagori benda materiil (benda berujud). Atau
contoh lain misalnya hak cipta, dapat diperoleh dari
penciptaan sebuah lagu yang bisa didengar dalam
bentuk fisik kaset atau Compact disc/CD. Namun ada
kalanya dalam satu karya terdapat beberapa hak yang

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 27


BAB 2 Ruang Lingkup HKI

melindunginya. Contohnya pada sebuah handpone. Di


sana terdapat hak merek, hak cipta, hak sirkuit terpadu,
dan hak desain industry.

Gambar 1
Software/prog.
Computer/aplikasi
Merek

Sirkuit terpadu / IC
Desain dalam handphone

Dari karya yang telah diciptakan itu lahirlah suatu


kemanfaatan, dimana kemanfaatan itu dapat
diwujudkan dalam bentuk manfaat ekonomi.
Perkembangan saat ini menunjukkan bahwa
keterkaitan antara satu cabang Hak kekayaan
intelektual yang satu dengan yang lain sangat sering
terjadi sehingga pemisahan seperti di atas sangat sulit
dipertahankan, yang dibutuhkan adalah penegakan
system hukum hak kekayaan intelektual. Khusus
menyangkut Hak kekayaan intelektual di bidang
industri, menurut Pasal 1 Konvensi Paris mengenai
perlindungan hak atas kekayaan industri tahun 1883
sebegaimana yang telah direvisi dan diamandemen
pada 2 Oktober Tahun 1979 (Konvensi Paris),
perlindungan hukum kekayaan industri meliputi:

1. Paten (Patens) ;
2. Paten sederhana (utility models);
3. Hak desain Industri (industrial design);

28 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

4. Hak Merek (merek dagang/trademarks,


(goodmarks), merek jasa (servicemarks),
Nama perusahaan (tradenames), Indication
of source or appelation of origin.

Berdasarkan ketentuan WIPO dan kepustakaan di


bidang HKI, HKI terdiri dari Hak Cipta (copy Rights)
dan Hak Kekayaan dibidang Industri ( Industrial
Property Rights ). Sementara menurut TRiPS, HKI
terbagi atas; Hak cipta dan hak terkait lainnya, hak
merek, indikasi geografis, hak desain industry, hak
desain tata letak sirkuit terpadu, hak rahasia dagang,
hak paten, hak varietas tanaman, hak desain lay out.
Dapat terlihat bahwa ruang lingkup HKI terdiri dari
dua golongan besar yaitu Hak Cipta dan Hak Kekayaan
Industri, yang pula terbagi atas hak individu dan hak
komunal.
Hak cipta adalah karya cipta di bidang ilmu
pengetahuan seni dan sastra, sedangkan ruang lingkup
Hak kekayaan industri adalah dalam bidang teknologi.
Dengan demikian terdapat terminologi Pencipta dan
penemu. Pencipta digunakan dalam bidang hak cipta
sedangkan penemu diarahkan pada industri. Sebagai
contoh Lagu Bunda digubah oleh Melly Goslaw yang
dapat dikatakan sebagai pencipta, Teori Relativitas
dihasilkan oleh Albert Einstein yang dapat diartikan
juga sebagai pencipta. Sedangkan Thomas Alva Edison
berhasil mematenkan bola lampu maka, dikatakan
sebagai penemu. Dalam konteks hukum istilah penemu
dan pencipta perlu mendapat definisi operasional yang
tegas, karena kan mempunyai akibat hukum yang
berbeda. Hal demikian berpengaruh terhadap
penggolongan HKI, dimana tiap golongan mempunyai
perbedaan dari hasil ciptaan dan hasil temuannya.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 29


BAB 2 Ruang Lingkup HKI

Hubungannya adalah terhadap perlindungan hukum


bagi pencipta dan penemu karya tersebut.
Bidang lain yang mendapat perhatian dalam
ruang lingkup HKI adalah tentang pengetahuan
tradisional (tradisional knowledge), Sumber daya
genetika (genetic resource) serta ekspresi budaya lokal
(ekspression of folklore). Sampai saat ini sudah lebih
dari 100 karya seni dan tradisi dari 30 Negara yang
sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya
tidak benda dunia, termasuk seni batik dari Indonesia.
Seperti juga dari Jambi Tulisan Incung dari Kerinci,
Krinok dari Bungo, Senandung Jolo dari Muaro Jambi,
dan Kuwau merupakan warisan budaya tak benda yang
diakui UNESCO, dan masih banyak lain.
Teradapat pula rezim lain yang masuk ke dalam
lingkup HKI ini sehubungan dengan pergaulan kreasi
manusia di dunia. Misalnya mengenai pengarsipan dan
dokumentasi karya. Seperti yang terjadi dalam UU No.
4 Tahun 1990 tentang serah simpan karya cetak dan
karya rekam. Seperti yang lain lagi misalnya mengenai
cagar budaya yang mana Indonesia adalah salah satu
negara dengan potensial tinggi atas cagar budaya telah
pula diatur dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun
2011 tentang Cagar Budaya. Hal ini patut dianggap
serius untuk diperhatikan oleh segenap pihak yang
berniat baik terhadap kemajuan sektor Hak Kekayaan
Intelektual di Indonesia.
HKI dianggap sebagai hal penting dalam
pembangunan bangsa karena lebih bertumpu kepada
sumber daya manusia (SDM) dan tidak sekedar
mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA). SDM yang
kreatif dan inovatif dapat megembangkan
perekonomian suatu negara. Bahkan industri kreatif

30 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

dapat menopang laju ekonomi negara yang tidak


didukung SDA potensi tinggi sekalipun.
Sejarah umat manusia mencatat bahwa banyak
negara miskin bahkan tertinggal berhasil menjadi
negara berkembang dan maju kerena memiliki SDM
yang kreatif dan berkualitas dalam mengembangkan
inovasi. Tentunya hal tersebut didukung dari
keseriusan segala lini yang sinergis dan penghargaan
atas karya intelaktual yang diregulasi oleh Hukum yang
tegak. Perlu diperhatikan pula meningkatnya aktifitas
di bidang HKI mengharuskan perkembangan kontrak-
kontrak dibidang HKI yang dapat dilakukan oleh
Notaris. Ditekan pula dengan masuknya era
Masyarakat Ekonomi ASEAN di 2015 , sesungguhnya
bangsa Indonesia sedang dalam tantangan besar untuk
berkreatiftas.

B. Pengaturan HKI di Indonesia


Di dunia legislasi pertama yang membahas
tentang hak kekayaan intelektual adalah Statuta Anne
(Statute of Anne) yang diundangkan pada 1709 dan
berkekuatan hukum sejak 10 April 1710. Statuta ini
dikeluarkan oleh Ratu Anne yang saat itu menduduki
takhta Monarkial Inggris Raya dari 6 Februari 1665
sampai 1 Agustus 1714. Statuta berjudul asli An Act for
the Encouragement of Learning, by vesting the Copies
of Printed Books in the Authors or Purchasers of Such
Copies ini pada pokoknya memberi dukungan pada
pendidikan dan kebebasan berekspresi.
Dalam Statuta Anne, pengarang (author) lebih
diberikan hak monopoli atas reproduksi hasil karya
mereka, disini juga ada kewajiban bagi pencetak
(printer) untuk mendistribusikan salinan buku yang

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 31


BAB 2 Ruang Lingkup HKI

mereka cetak kepada berbagai perpustakaan di Inggris.


Statuta ini menggantikan rezim sebelumnya, Statute of
Mary of 1551. Dalam Statute of Mary ini dijelaskan
bahwa pencetak merupakan pemegang monopoli hak
cipta dan masih banyak pengekangan terhadap karya
cipta yang melarang peredaran buku berisi ide-ide
tentang pemberontakan, penghinaan, pornografi, dan
lainnya.
Perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual
dapat berjalan efektif bila seluruh regulasi yang ada
dilaksanakan secara baik. Standar sejauh mana sebuah
perlindungan harus diterapkan telah banyak
ditemukan dalam perjanjian-perjanjian yang disetujui
sebagai bagian dari kegiatan World Intellectual
Property Organization (WIPO). Hak Kekayaan
intelektual menjadi penting dengan semakin
meningkatnya aktivitas industri dan perdagangan.
Seperangkat Undang-Undang mengenai HKI yaitu:

1. UU No. 29 Tahun 2000 Tentang


perlindungan Varietas Tanaman;
2. UU No. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia
Dagang;
3. UU No. 31 Tahun 2000 Tentang Desain
Industri;
4. UU No. 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu;
5. UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta;
6. UU No. 13 Tahun 2016 tentang paten;
7. UU No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis;

Disamping UU Hak Kekayaan Intelektual


tersebut, saat ini Indonesia juga telah meratifikasi

32 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

berbagai konvensi internasional yang berkaitan dengan


HKI, Yaitu;

1) Convention on Biological Diversity (CBD)


(UU No. 5 Tahun 1994).
2) Agreement Establishingn the world Trade
Organization (WTO) yang mencakup Trade-
Related Aspect of Intellectual Property Rights
(TRIPs) (UU No. 7 Tahun 1994)
3) Paris Convention: Protection of Industrial
Property and Convention Establishing World
Intellectual Property Organization (WIPO)
(Keppres No. 15 Tahun 1997)
4) Patent Coorporation Treaty (PCT) (Keppres
No. 16 Tahun 1997)
5) Trademarks Law Treaty ( Keppres No. 17
Tahun 1997)
6) Berne Convention: Protection of Literary &
Artistic Works (Keppres No. 18 Tahun 1997)
7) WIPO copyrights Treaty (Keppres No. 19
Tahun 1997)
8) WIPO Performances and Phonograms Treaty
(WPPT) (Keppres No. 74 Tahun 2004)

Untuk mendukung berbagai peraturan


perundang tersebut dan mendukunng kegiatan
intelektual, maka pemerinta mengeluarkan Undang-
Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan, dan Peneerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (SISNAS LITBANG
IPTEK). Adapun mengapa undang-undang itu
dikeluarkan, hal mana bahwa untuk
menumbuhkembangkan penguasaan, pemanfaatan,
dan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 33


BAB 2 Ruang Lingkup HKI

diperlukan sistem nasional penelitian, pengembangan,


dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mengandung dan membentuk keterkaitan yang tidak
terpisahkan dan saling memperkuat antara unsur-
unsur kelembagaan, sumber daya, serta jaringan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam satu keseluruhan
yang utuh di lingkungan Negara Republik Indonesia.
Dengan diaturnya kegiatan penelitian dan kegiatan
terkait dengan penciptaan intelektual, maka system
perlidnungan HKIpun dapat dioptimalkan. Dalam
kegiatan itupun banyak dihasilkan kekayaan
intelektual dari berbagai rezim yang perlu dilindungi.
Adapun makna HKI itu secara sederhana adalah
kekayaan intelektual yang diberikan perlindungan.
Perlindungan itu didapatkan dengan mencatatkan
ataupun mendaftarkan.
Muhamad Ahkam dan Suprapedi membuat
matrik bentuk perlindungan HKI. Bentuk
perlindungan HKI yang dimaksud menurut hemat saya
merupakan wujud dari ruang lingkup bidang HKI itu
sendiri yang akan disajikan kemudian . Sebelum
kesepakatan mengenai pembentukan World Trade
Organization ditandatangani, Indonesia juga pernah
membuat dan mengundangkan Undang-Undang No 21
Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek
Perniagaan, yang kemudian diganti dengan Undang-
Undang No 19 Tahun 1992 tentang merek, Undang-
Undang No 6 Tahun 1982 tentang hak cipta
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No
7 Tahun 1987 tentang perubahan atas Undang-Undang
No 6 Tahun 1982 tentang hak cipta, Dan Undang-
Undang No 6 Tahun 1989 tentang hak paten.
Dengan ikut serta dalam Agreement Establishing
the World Trade Organization, sebagai bahan dari

34 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

kesepakatan untuk turut serta dalam WTO-GATT-


TRIPs dengan mengesahkan dan memberlakukan
Undang-Undang No 7 Tahun 1994 tentang pengesahan
Agrrement Establishing the World Trade
Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi
Dunia), maka Indonesia diwajibkan untuk membuat
dan memberlakukan ketentuan-ketentuan hukum
tentang HAKI yang sejalan dengan ketentuan yang
diatur dalam WTO-GATT-TRIPs tersebut. Berikut di
bawah ini disajikan berbagai macam peraturan
perundang-undangan yang sampai saat ini berlaku di
Indonesia, yang mengatur mengenai HAKI, yang
meliputi antara lain:
Dalam bidang Hak Cipta yang meliputi:

1. Undang-Undang No. 6 Tahun 1982 tentang


Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No 7 Tahun 1987 tentang
perubahan atas Undang-Undang No 6 Tahun
1982 tentang Hak Cipta, dan terakhir diubah
dengan Undang-Undang No 12 Tahun 1997
tentang Perubahan atas Undang-Undang No
6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang No 7
Tahun 1987. Selnjutnya Undang-Undang
Noor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan
saat ini berlaku Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
2. Keputusan Presiden No 17 Tahun 1988
tentang Pengesahan Persetujuan mengenai
Perlindungan Hak Cipta atas Rekaman Suara
antara Republik Indonesia dan masyarakat
Eropa.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 35


BAB 2 Ruang Lingkup HKI

3. Keputusan Presiden No 25 Tahun 1989


tentang Pengesahan Persetujuan mengenai
Perlindungan Hak Cipta antara Republik
Indonesia dan Amerika Serikat.
4. Keputusan Presiden No 19 Tahun 1997
tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty.

Dalam bidang paten, meliputi:

1. Undang-Undang No 6 Tahun 1989 tentang


Paten sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No 13 Tahun 1997 tentang
Paten.
2. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1991
tentang Impor Bahan Baku atau Produk
tertentu yang dilindungi paten bagi produksi
obat di dalam negeri.
3. Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 1991
tentang Pendaftaran Khusus Konsultan
Paten.
4. Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 1991
tentang Tata Cara Permintaan Paten.
5. Keputusan Presiden No 16 Tahun 1997
tentang Pengesahan Patent Cooperation
Treaty (PCT) and Regulations Under PCT.

Dalam bidang Merek Dagang dan Merek Jasa,


yang meliputi:

1. Undang-Undang No 19 Tahun 1992 tentang


Merek sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No 14 Tahun 1997 tentang
perubahan atas Undang-Undang No 19 Tahun
1992 tentang Merek; yang menggantikan

36 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

berlakunya Undang-Undang No 21 Tahun


1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek
Perniagaan.
2. Keputusan Presiden No 17 Tahun 1997
tentang Pengesahan Trademark Law Treaty.

Dalam bidang Rahasia Dagang, yang diatur


dalam:

1. Undang-Undang no 30 Tahun 2000 tentang


Rahasia Dagang.
2. Dalam bidang Desain Industri, diatur dalam:
3. Undang-Undang No 31 Tahun 2000 tentang
Desain Industri.

Dalam bidang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu:

- Undang-Undang No 32 Tahun 2000 tentang


Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

Pengaturan yang lain yaitu Undang-Undang No 7


Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement
Establishing The World Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan
Dunia). Perlu dicatat bahwa meskipun Indonesia telah
ikut serta dalam WTO-GATT ini dengan Undang-
Undang No 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan
Agreement Establishing The World Trade
Organization. Hingga saat ini, Indonesia belum
menyetujui untuk ikut dalam Lampiran 4 dari
Persetujuan mengenai Pembentukan WTO tersebut,
yang mengatur mengenai Pluraliteral Trade
Agreements (Persetujuan Perdagangan Pluraliteral).

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 37


BAB 2 Ruang Lingkup HKI

Lampiran 4 ini terdiri atas:


Lampiran 4(a)
Agreement on Trade in Civil Aircraft
(Persetujuan mengenai Perdagangan
Pesawat Terbang Sipil).
Lampiran 4(b)
Agreement on Government Procurement
(Persetujuan mengenai Perdagangan
Barang dan Jasa oleh Pemerintah).
Lampiran 4(c)
International Diary Arrangement
(Pengaturan Internasional mengenai
Produk-Produk Susu).
- Dan beberapa pengaturan lainnya.

Bentuk Perlindungan HKI

Jenis
Penjelasan
Perlindungan

Hak eksklusif yang diberikan negara


kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi, yang
untuk selama waktu tertentu
Paten
melaksanakan sendiri invensinya
tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain
untuk melaksanakannya.

38 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

Hak ekslusif yang diberikan negara


kepad ainventir atas hasil invensinya
berupa roduk atau alat yang baru dan
Paten Sederhana
mempunyai nilai kegunaan praktis
disebabkan oleh bentuk, konfigurasi,
konstruksi atau komponennya.
Informasi yang tidak diketahui oleh
umum di bidang teknologi dan/atau
bisnis, mempunyai nilai ekonomi
Rahasia Dagang
karena berguna dalam kegiatan
usaha, dan dijaga kerahasiaannya
oleh pemilik Rhasia dagang.
Perlindungan khusus yang diberikan
Perlindungan negara terhadap varietas tanaman
Varietas yang dihasilkan oleh pemulia
Tanaman tanaman melalui kegiatan
pemuliaan tanaman

Krasi tentang bentuk, konfigurasi


atau kompensasi gars atau warna
atau garis-dan-warna yang
berbentuk tiga dimensi yang
mengandung nilai estetika dan dapat
Desain indutri diwujudkan dalam pola tiga dimensi
atau dua dimensi serta dapat dipakai
untuk menghasilkan suatu produk
barang atau komoditu indutri secara
berulang-ulang dam massal dalam
bentuk tiga dimensi.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 39


BAB 2 Ruang Lingkup HKI

Sirkuit Terpadu : Produk dalam


bentuk jadi atau setengah jadi yang
di dalamnya terdapat berbagai
komponen dan sekurang-kurangnya
satu dari komponen tersebu7t adalah
komponen aktif, yang sebagian atau
seluruhnya saling bertalian serta
dibentuk secara terpadu di dalam
bahan semikonduktor yang
dimaksudkan untuk menghasilkan
Desain tata letak fungsi elektronik.
sirkuit terpadu Desain tata letak : karya
intelaktual berupa rancangan
peletakan tiga dimensi dari berbagai
komponen, sekurang-kurangnya
satu dari komponen tersebut adalah
komponen aktif, yang sebagian atau
semua interkoneksi dalam sirkuit
terpadu dan peletakan tiga dimensi
tersebut dimaksudkan untuk
persiapan pembuatan sirkuit
terpadu
Tanda yang berupa gambar. nama,
kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi
Merek unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan diginakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau
jasa.

40 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

Tanda atau ekspresi yang


menunjukkan daerah asal suatu
barang yang karena faktor
lingkungan geografis terasuk faktor
Indikasi geografis alam, faktor manusia atau kombinasi
dan indikasi asal dari kedua faktor tersebut
memberikan ciri dan kualitas
tertentu pada barang yang
dihasilkan (tercakup dalam UU
Merek)
Setiap tindakan yang bertentangan
Kompetisi
dengan praktek-praktek dangan
terselubung
yang jujur (honest trade practice)
Hak eksklusif bagi pencipta atau
penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya atau
Hak cipta memberika izin untuk itu dengan
tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 41


BAB 2 Ruang Lingkup HKI

• LATIHAN 2
1. Jelaskan teori-teori yang melatarbelakangi
pentingnya kekayaan intelektual itu dilindungi?
2. Berikan beberapa contoh bentuk kekayaan
intelektual yang mengandung lebih dari satu Hak
kekayaan intelektual?
3. Bagaimana WIPO membagi pembidangan HKI?
4. Uraikan beberapa konvensi terkait
perkembangan HKI di dunia?
5. Bagaimana pendapat saudara terkait Hak
Kekayaan intelektual dan perkembangan
perdagangan internasional?

42 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


BAB III
BIDANG-BIDANG HKI

A. Hak Cipta
Menurut Black’s Law Dictionary, “copyright”
atau “hak cipta” mempunyai arti sebagai hak atas
transkrip, imitasi, reproduksi, untuk menjual, untuk
mempublikasikan, untuk mencetak dari suatu karya
asli. Kata “copyright” berasal dari istilah “copier of
words”. Istilah ini digunakan pertama kali pada sekitar
tahun 1958. Kata “copy” atau salinan juga telah lama
digunakan yaitu sejak tahun 1485 yang berarti naskah
atau bahan lainnya yang telah dipersiapkan untuk
dicetak. Hak Cipta ini biasa juga diartikan sebagai hak
eksklusif yang mengatur untuk: menjual dan
mengkomersialisasikan hak atas ciptaan intelektual,
terkait dengan hal pencetakan, litografi, produksi
grafik, fotografi, cinematografi, rekam gramafon,
transmisi siaran stasiun atau bentuk lainnya dalam hal
reproduksi dan pengandaan. Berikut Logo Copyrights
yang cukup dikenal.

Untuk mempertahankan dan melindungi- hak-


hak tersebut di atas, berbagai teori telah dirumuskan
oleh para ahli seperti : Teori Hak Alami, Teori Karya,

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 43


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

Teori Tawar Menawar, Teori Dominasi dan Teori public


Benefit. John Locke dengan teori hak alamiahnya
menyatakan dengan tegas bahwa sampai dengan tubuh
manusiapun merupakan kekayaan (property) yang
mewajibkan manusia untuk menghormati kebebasan
untuk menentukan diri sendiri dalam manusia yang
lain. Sehingga Teori karya menyatakan bahwa orang
lain tidak berhak atas karya dari tubuh orang lain.
Atas hubungan saling ketergantungan maka teori
tawar menawar (bargaining theory) menganggap
bahwa sebagai pemilik/ dan atau pencipta karya maka
Negara memberikan perlindungan secara hukum bagi
penemu/pencipta/pemilik karya agar tidak
menimbulkan kerugian. Namun demikian teori
dominasi memiliki asumsi bahwa pengalihan teknologi
diperlukan untuk melestarikan karya terhadap
hubungannya dengan perdagangan internasional.
Akhirnya teori public benefit menegaskan bahwa Hak
Kekayaan intelektual merupakan alat bagi
pengembangan ekonomi untuk itu perlu dibangun
sistem Hak kekayaan Intelektual yang baik.
Hak cipta dianggap sebagai hak kebendaan dalam
rezim hukum benda tidak begitu saja berjalan mulus.
Pada awal abad 17 sejarah lahirnya hak cipta dimulai di
Inggris dan Perancis sebagai basis perkembangan
hukum di dunia. Dua negara itu dianggap pula
mewakili system hukum yang dianut negara-negara di
dunia yang melahirkan hak moral dan hak ekonomi.
Dua negara itu memiliki pemahaman yang berbeda
terkait dominasi antara hak ekonomi dan hak moral.
Inggris yang menganut common law system lebih
mengedepankan aspek hak ekonomi (economi rights),
sementara Perancis yang menganut civil law system
lebih mengedapankan hak moral (moral rights).

44 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

Memang di Inggris sejarah hak cipta dimulai dari


suatu praktik perdagangan atau bisnis terkait buku dan
percetakknya, termasuk penerbitannya. Pada saat itu
praktik percetakan dan penerbitan mengarah pada
praktik monopoli dan sangat kapitalis, bahkan
terkadang mengabaikan hak perorangan pencipta atau
pengarang. Menurut sejarahnya bahwa praktik
penulisan buku yang kemudian berlanjut pada proses
bisnis percetakan hanyalah untuk kepentingan
kerajaan Inggris. Perkembangan positifnya bahwa
kerajaan Inggris memberikan imbalan kepada pencipta
dan penulis berupa royalty yang tentunya mengandung
nnilai ekonomi. Pemberian royalty tersebut sebenarnya
didasarkan pada pemikiran Jhon Lucke pad asaat itu.
Sementara di Perancis yang mengedepankan hak
moral pada mulanya mengenal konsep droit de Auter.
Dalam konsep ini, droit de auter memandang ciptaan
sebagai I’esprit atau work of mind dari pencipta
sebagai pencipta karya yang dihasilkan dari
intelektualitas manusia. Artinya setiap ciptaan itu
sangat terkait dengan personality penciptanya, dan
melekat secara pribadi. Karena itu, sebuah ciptaan
pasti memiliki ikatan yang abadi denga penciptanya
sepanjang masa, bahkan sampai meninggalnya
pencipta. Sebagai contoh Ketika, Andrea Hirata
menulis novel “laskar Pelangi”, bahwa isi novel itu
menceritakan sebagaimana penulis merasakan
kehidupannya masuk ke dalam karyanya, sangat
original dan bersifat pribadi. Ada hal yang tidak dapat
dipisahkan dari tulisan itu dengan sang penulis. Di
sinilah awal mula lahir konsep hak moral yang lahir di
Perancis dan tidak di kenal di negara dengan common
law system. Hal inipun sejalan dengan pemikiran Hegel
yang menganggap bahwa ada self identity pencipta

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 45


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

yang tergambar dalam ciptaannya. Seperti juga penulis


buku yang Ketika menuliskannya seolah-olah penulis
sedang berbicang dan berbicara dengan pembacanya
dari hati ke hati.
Bagi negara-negara yang telah meratifikasi
konvensi Berne dan mnerapkan dalam perundang-
undangannya, khususnya hak cipta terdapat prinsip
yang harus diikuti yaitu;

1) Prinsip national treatment Ciptaan, yang


berasal dari salah satu negara peserta
perjanjian harus mendapat perlindungan
hukum hak cipta yang sama seperti diperoleh
ciptaan seorang pencipta warga negara
sendiri.
2) Prinsip automatic protection yaitu Pemberian
perlindungan hukum harus diberikan secara
langsung tanpa harus memenuhi syarat
apapun (noconditional upon compliance with
any formality);
3) Prinsip independence of protection
memandang bahwa Bentuk perlindungan
hukum hak cipta diberikan tanpa harus
bergantung kepada pengaturan perlindungan
hukum Negara asal pencipta.

Konvensi Berne lebih mengatur terkait karya


literary dan artistic yang ditandatangani tahun 1986
telah mengalami beberapa kali perubahan dan
penyempurnaan. Penandatangan Konvensi ini pada
tanggal 9 September 1986, telah beberapa kali
mengalami revisi serta penyempurnaan-
penyempurnaan. Revisi pertama dilakukan di Paris
pada tanggal 4 Mei 1896, revisi berikutnya di Berlin

46 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

pada tanggal 13 November 1908. Kemudian


disempurnakan lagi di Bern pada tanggal 24 Maret
1914. Selanjutnya secara berturut-turut direvisi di
Roma tanggal 2 juni 1928 dan di Brussels pada
tanggal 26 Juni 1948, di Stockholm pada tanggal 14
Juni 1967 dan yang paling baru di Paris pada tanggal
24 Juni 1971. Anggota konvensi ini berjumlah 45
Negara.
Adapun objek dominan yang paling awal dari
perlindungan hak cipta dalam konvensi Berne
adalah karya sastra dan seni, serupa dengan apa
yang dirumuskan dalam Auterswet Pada Tahun
1912. Konsep pelindungannya adalah melindungi
pencipta dan pemegang hak cipta sudah dimulai
yang juga memberi perlindungan pada warga negara
yang negaranya meratifikasi ketentuan ini. Kecuali
bagi negara berkembang yang reserve. Reserve ini
hanya berlaku terhadap negara-negara yang
melakukan ratifikasi dari protocol yang
bersangkutan. Negara yang hendak melakukan
pengecualian yang semacam ini dapat
melakukannya demi kepentingan ekonomi, sosial,
atau budaya. Konvensi Bern ini mengikuti suatu
pemikiran bahwa hak cipta adalah hak alamiah dari
pencipta secara pribadi, sehingga sangat individualis
dan hasilnya bisa mengarah pada monopolis. Hal
mana juga terlihat pada Undang-undang tetang hak
cipta di Indonesia yaitu UU Nomor 28 Tahun 2014.
Yang mana pada Pasl 5 dinyatakan :
Hak moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
merupakan hak yang melekat secara abadi pada diri
Pencipta untuk:

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 47


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

a. Tetap mencantumkan atau tidak


mencantumkan namanya pada salinan
sehubungan dengan pemakaian Ciptaannya
untuk umum;
b. Menggunakan nama aliasnya atau
samarannya;
c. Mengubah Ciptaannya sesuai dengan
kepatutan dalam masyarakat;
d. Mengubah judul dan anak judul Ciptaan; dan
e. Mempertahankan haknya dalam hal terjadi
distorsi Ciptaan, mutilasi Ciptaan, modifikasi
Ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan
kehormatan diri atau reputasinya.

Ada suatu konvensi yaitu Universal Copyright


Convention (UC) mencoba untuk mempertemukan
antara falsafah Eropa dan Amerika yang memandang
hak monopoli yang diberikan kepada si pencipta
diupayakan untuk memperhatikan kepentingan
umum. UC memahami bahwa hak cipta timbul karena
adanya aturan yang memberi peluang perlindungan
pada pencipta. Sehingga apa yang dimaksud hak sangat
tergantung pad aaturan yang mengaturnya. Misalnya di
Indonesia, Hak cipta diatur dalam Undang-undang
Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (UUHC).
Pada pasal 1 UUHC dinyatakan bahwa:

“Hak eksklusif pencipta yang timbul secara


otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah
suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata
tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan”.

48 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

Pasal tersebut mengandung arti bahwa


sebenarnya pencipta telah diberikan hak monopoli.
Buktinya adalah bahwa tidak boleh ada orang lain yang
melakukan hak itu atau orang lain kecuali dengan izin
pencipta. Hal itu terlihat darii penghalihan yang dapat
dilakukan dengan pewarisan. Namun hak moral tidak
dapat dialihkan seperti yang dinyatakan dalam Pasal 5
ayat (2):

(2) Hak moral sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) tidak dapat dialihkan selama
Pencipta masih hidup, tetapi pelaksanaan
hak tersebut dapat dialihkan dengan wasiat
atau sebab lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan setelah
Pencipta meninggal dunia.
(3) Dalam hal terjadi pengalihan pelaksanaan
hak moral sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), penerima dapat melepaskan atau
menolak pelaksanaan haknya dengan syarat
pelepasan atau penolakan pelaksanaan hak
tersebut dinyatakan secara tertulis.

Terkait dengan hak ekonomi UUHC di Indonesia


telah mengatur pula dalam pasal 8 yaitu : Hak ekonomi
merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak
Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas
Ciptaan. Dan Pasal 9 mengatur :

(1) Pencipta atau Pemegang Hak Cipta


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 memiliki
hak ekonomi untuk melakukan:

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 49


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

a. penerbitan Ciptaan;
b. Penggandaan Ciptaan dalam segala
bentuknya;
c. penerjemahan Ciptaan;
d. pengadaptasian, pengaransemenan, atau
pentransformasian Ciptaan;
e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya;
f. pertunjukan Ciptaan;
g. Pengumuman Ciptaan;
h. Komunikasi Ciptaan; dan
i. penyewaan Ciptaan

Mengenai peralihan hak ekonomi diatur pula


dalam Pasal 16 yakni : Hak Cipta merupakan benda
bergerak tidak berwujud. Dan ayat (2) mengatur
tentang pengalihannya. Bahwa Hak Cipta dapat beralih
atau dialihkan, baik seluruh maupun sebagian karena:
a. pewarisan; b. hibah; c. wakaf; d. wasiat; e. perjanjian
tertulis; atau f. sebab lain yang dibenarkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Di Indonesia hak cipta sudah jelas dipahami
sebagai benda bergerak, dimana dimungkinkan dapat
dijadikan jaminan utang. Untuk pelindungannya setiap
karya cipta memiliki njangka waktu perlidnungan yang
berbeda. Walupun dilindungi seumur hidup, namun
ada yang pelindungannya diberikan sampai 50 Tahun
sejak meninggalnya pencipta, dan ada karya yang
dilindungi sampai 70 tahun sejak meninggalnya
pencipta. Adapun Jenis-jenis ciptaan yang selama 50
tahun ini meliputi program komputer, fotografi dan
beberapa karya derivatif seperti karya sinematografi,
database dan karya hasil pengalihwujudan. Ketentuan
ini juga berlaku bagi ciptaan yang dimiliki oleh badan
hukum. Demikian juga hak cipta atas perwajahan karya

50 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

tulis atau typographical arrangrement yang dihitung


sejak pertama kali diterbitkan. Perlindungan 50 tahun
juga berlaku bagi ciptaan-ciptaan yang hak ciptanya
yang dipegang oleh negara sebagaimana yang
dimaksud pasal 11 ayat (1) dan (3), yaitu ciptaan yang
tidak diketahui penciptanya dan ciptaan itu belum
diterbitkan.Demikian pula ciptaan yang telah
dierbitkan tetapi tidak diketahui penciptanya atau
penerbitnya. Selebihnya, hak cipta atas ciptaan yang
dilaksanakan oleh penerbit berdasarkan ketentuan
pasal 11 ayat (2) berlaku selama 50 tahun sejak ciptaan
tersebut pertama kali diterbitkan. Ketiga, tanpa batas
waktu. Perlindungan abadi ini diberikan untuk folklore
atas cerita rakyat dan hasil kebudayaan rakyat yang
menjadi milik bersama, seperti cerita hikayat, dongeng,
legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi,
tarian, kaligrafi dan karya seni lainnya. Hak Cipta atas
ciptan seperti itu dipegang oleh negara. Perlindungan
secara tanpa batas waktu juga berlaku terhadap hak
moral khususnya paternity right sebagai mana diatur
dalam pasal 24 ayat (1). Adapun mengenai perhitungan
jangka waktu perlindungan hak cipta, Undang-undang
mengatur dengan beberapa ketentuan.

1. Ruang lingkup
Banyak jenis pekerjaan yang memenuhi
syarat untuk mendapatkan perlindungan hak
cipta, misalnya:

• Karya audio visual, misalnya acara TV,


film, dan video online
• Rekaman suara dan komposisi musik

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 51


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

• Karya tertulis, misalnya bahan kuliah,


artikel, buku, dan komposisi musik
• Karya visual, misalnya lukisan, poster,
dan iklan
• Video game dan perangkat lunak
komputer
• Karya dramatis, misalnya drama dan
musikal

Hasil ciptaan yang dilindungi UUHC(Pasal 40


UU No. 28 Tahun 2014) meliputi ilmu
pengetahuan, sastra, dan seni, yang mencakup:

1. Buku, prog. Komputer, pamflet,


perwajahan (layout), karya tulis yang
diterbitkan dan karya tulis lain;
2. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain
yang sejenis dengan itu;
3. Alat peraga yang dibuat utk kepentingan
pendidikan dan ilmu pengetahuan;
4. Lagu dan/musik dengan atau tanpa teks;
5. Drama/drama musikal, tari koreografi,
pewayangan, dan pantomim;
6. Karya Seni rupa dalam segala bentuk
(lukis, gambar, ukir, pahat, kaligrafi,
patung, kolase, terapan);
7. Karya seni Terapan;
8. Karya Arsitektur;
9. Peta;
10. Karya Seni batik atau seni motif lain;
11. Karya Fotografi;
12. Potret;
13. Karya Sinematografi

52 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

14. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga


rampai, database, adaptasi, aransemen,
modifikasi, dan karya lain hasil dari
transformasi;
15. Terjemehan, adaptasi, aransemen,
transformasi atau modifikasi ekspresi
budaya tradisional;
16. Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam
format yang dapat dibaca dengan
program komputer maupun media
lainnya;
17. Kompilasi ekspresi budaya tradisional
selama kompilasi tersebut merupakan
karya yang asli;
18. Permainan video;
19. Program Komputer;

Beberapa contoh hak cipta dapat dlihat sperti


di bawah ini :

Buku Album Musik Batik

Program Komputer Peta Fotografi


Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 53
BAB 3 Bidang-Bidang HKI

Koregrafi Film Kaligrafi

Pengertian hak cipta bermula dari negara


yang menganut Common Law. Pada mulanya
hanya untuk melindungi pengarang dan penerbit
saja. Perkembangan menyebabkan konsep hak
cipta diperluas mencakup bidang seni dan sastra
lainnya. Hak cipta adalah (Pasal 1 (1) Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2014 hak ekslusif
pencipta yang timbul secara otomatis degan
prinsip deklaratif setelah karya cipta diwujudakan
dalam bentuk nyata tanpa mengurangi
pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pencipta adalah seorang/beberapa org secara
bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan
suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran,
imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian
yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan
bersifat pribadi.

2. Ekslusif rights
Hak Khusus Yang Diberikan Kepada Pencipta
Berupa:
1. Memperbanyak ciptaan; menambah
jumlah ciptaan dengan perbuatan yang
54 | Nelli Herlina, S.H.,M.H
Hukum Kekayaan Intelektual

sama, hampir sama, ataupun menyerupai


ciptaan tersebut dengan menggunakan
bahan yang sama maupun tidak sama.
Contoh : Novel ketika cinta bertasbih :
skenario, film, sinetron .
2. Mengumumkan ciptaan : pencipta atau
pemegang hak dapat mengumumkan
/menyiarkan dengan menggunakan alat
apapun sehingga ciptaan dapat didengar,
dibaca atau dilihat orang lain;
3. Memperbanyak hak : hak cipta sebagai
hak kebendaan pencipta dapat
menggugat pihak yang melanggar hak
ciptanya.

3. Sifat dasar hak cipta


Suatu ciptaan bisa mendapat perlindungan
hak cipta adalah bila sebuah ide yang sudah
berwujud dan masih asli, dan ini merupakan
prinsip dasar dari konsep perlindungan hak cipta.
Dari prinsip dasar tersebut kemudian melahirkan
dua sub prinsip, yaitu :
1. Hak cipta harus memiliki keaslian untuk bisa
mendapatkan hak – haka yang berkaitan
dengan UU hak cipta;
2. Hak cipta harus memiliki wujud untuk
mendapat pengakuan, baik hak cipta tersebut
berbentuk tulisan ataupun material lainnya.
Hak cipta muncul secara otomatis. Artinya
saat pencipta mewujudkan ide yang dimilikinya
dalam sebuah buku atau material lainnya, maka
secara otomatis suatu ciptaan telah lahir dan
mendapat hak cipta. Ciptaan yang telah berwujud

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 55


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

kemudian bisa dipublikasikan. Ciptaan yang tidak


dipublikasikan tetap memiliki hak cipta, hak
ciptanya tetap ada pada penciptanya. Tidak perlu
dipublikasikan untuk mendapat hak cipta.
Ciptaan yang sudah berwujud, secara otomatis
akan mendapat hak ciptanya. Baik ciptaan
tersebut diumumkan maupun tidak. Hak cipta
merupakan hak yang telah diakui oleh hukum
yang harus bisa dipisahkan dan dibedakan dari
penguasaan suatu ciptaan secara fisik. Hak cipta
tidak bersifat absolut (mutlak). Hak cipta yang
dimiliki bukan merupakan suatu monopoli
mutlak dari suatu ciptaan, melainkan sebuah
monopoli terbatas (limited monopoly).
Hak cipta pada dasarnya bukanlah suatu
monooli, Hal ini berkaitan dengan konsep hak
cipta yang tidak mengenal dan tidak menerapkan
konsep monopoli penuh, yang memungkin untuk
pencipta menciptakan barang yang sudah ada
sebelumnya, tanpa bermaksud melakukan
peniruan. Hak cipta adalah penghargaan atas
karya yang berwujud adari hasil ide yang tidak
terwujud yang ditempatkan dalam imajinasi dan
fikiran intelektual manusia. Contoh ketika
membeli buku, yang diterima adalah bukunya
secra fisik, tidak karya tulis yang ada dalam buku
tersebut. Artinya karya dlm buku tidak dapat
diperbanyak/di copy tanpa izin pengarang atau
dengan lisensi. Karya intelektualnya bersifat
pribadi sehingga pencipta memiliki hak eksplitasi
ekonomi terhadap karya tersebut (Neighbouring
rights = Pasl 49 UUHC)

56 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

4. Pemegang Hak cipta


Pemegang Hak cipta sangat luas
pengertiannya yang mencakup dari Pencipta
sebagai pemilik hak cipta, atau pihak lain yang
menerima hak tersebut dari pencipta atau pihak
lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak
yang menerima hak tersebut . Pasal 19 UUHC
pencipta dan pemegang hak cipta :

a. Pencipta;
b. Pemerintah : PNS melakukan pekerjaan
membuat lay out yang merupakan bagian
dari pekerjaan sehari-hari/tugasnya
(kecuali diperjanjikan lain)
c. Pegawai swasta: desainer grafis/tekstil
d. Pekerja lepas (freelancer): pelukis
backdrop film bioskop
e. Negara : karya peninggalan sejarah,
benda budaya nasional; hasil
kebudayaan rakyat yang menjadi milik
bersama (cerita, hikyat/legenda/ lagu,
kerajinan tangan, pengetahuan
tradisional, dan karya seni lainnya.

5. Pencatatan Hak Cipta


Seperti telah dinyatakan pada bagian
sebelumnya bahwa hak kekayaan intelektual
adalah kekayaan intelektual yang telah diberi
perlindungan. Perlindungan diberikan negera
melalui du acara yakni pencatatan dan
pendaftaran. Pada karya cipta, pelindungan
dilakukan dengan pencatatan. Berbeda dengan
Merek Dagang, Indonesia tidak mewajibkan

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 57


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

pendaftaran ciptaan untuk mendapatkan Hak


Cipta ( hak sudah diterima ketika ide telah
tangible). Karena bersifat deklaratif, maka
Pencatatan dilakukan secara sukarela, surat
pencatatan ciptaan sebagai alat bukti aal di
Pengadilan bila dikemudian hari timbul sengketa
mengenai ciptaan tersebut.
Proses pencatatan hak cipta secara teknis
memang layaknya seperti pendaftarn yang
dilakukan pada rezim HKI lainnya. Namun
pencatatan tersebut dilakukan buntuk untuk
mendapatkan hak. Karena hak cipta itu sendiri
telah lahir sejak suatu karya selesai dikerjakan
dan dapat dinikmatid engan oanca indra.
Misalnya, lagu apat didengar, potret dapat dilihat,
buku aat dibaca, dan lainnya. Kengganan
mencatatkan dilatarbelakangi banyak factor, hal
ini harus diperbaiki. Karena pencatatn itu sebagai
salah satu cara pencipta untuk menghargai karya
ciptanya sendiri sebagai suatu hasil intelektual
yang merupakan anugrah dari sang MAHA
PENCIPTA. Bahkan karya itu, dikemudian hari
dapat dimanfaatkan secara ekonomi dan memiliki
nilai materil.
Dalam formalitas pencatatan hak cipta,
terdapat satu bagian yang dinamakan pemegang
hak cipta. Inilah yang dinamakan pembatasan
hak cipta yang juga dikenal dalam hak milik
perorangan lainnya. Sehingga ada istilah pencipta
dna pemegang hak cipta. Menurut Pasal 1 Angka
2 UUHC pencipta adalah seorang atau beberapa
orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat

58 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

khas dan pribadi. Pasal 31 UU HC menjelaskan


orang dianggap sebagai pencipta jika namanya:

• Disebut dalam ciptaan;


• Dinyatakan sebagai pencipta pada suatu
iptaan;
• Disebutkan dalam surat pencatatan
ciptaan;
• dan/atau Tercantum dalam daftar umum
ciptaan sebagai pencipta.

Sedangkan Pemegang Hak Cipta menurut


Pasal 1 Angka 4 UUHC adalah: Pencipta sebagai
pemilik hak cipta; Pihak yang menerima hak
tersebut secara sah dari pencipta; atau Pihak lain
yang menerima lebih lanjut dari pihak yang
menerima hak tersebut secara sah.
Sebagai contoh, Dwi Surya seorang yang
diminta oleh Fakultas Hukum Universitas Jambi
untuk menciptakan sebuah Lagu Mars Fakultas
Hukum, lalu lagu diciptakan sesuai denga napa
yang dikendaki untuk dimasukkan ke dalam
kesusaian lirik dan nada. Segala kebutuhan dan
segala kebutuhan terkait proses penciptaan dan
produksi didanai oleh Fakultas Hukum. Maka
dapat diklaim bahwa penciptanya adalah Dwi
Surya, dan pemegang hak ciptanya Fakultas
Hukum Universitas Jambi. Berikut contoh surat
pencatatan ciptaan yang telah terbit.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 59


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

60 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

6. Hak Moral dan Hak Ekonomi


Undang-undang Hak cipta No. 28 Tahun
2014 telah mengakomodir secara bersamaan hak
moral dan hak ekonomi. Walaupun dalam tataran
praktis dan teknis, pelaksanaan pelindungannya
banyak menimbulkan masalah. Hak moral adalah
hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku
yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus
dengan alasan apapun, walaupun hak cipta atau
hak terkait telah dialihkan. Hak ekonomi adalah
hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas
ciptaan serta produk hak terkait. Maknanya
bahwa dengan hak moral pencipta dari suatu
ciptaan memiliki hak untuk :

1. Dicantumkan nama/ nama samarannya


di dalam ciptaannya (attribution rights);
2. Mencegah bentuk- bentuk distorsi
(mutilasi, pemotongan, perusakan,
penggantian yang berhubungan dengan
karya cipta (integrity rights);
3. Melindungi integritas ciptaan

Hak moral dan hak ekonomi pencipta sifatnya


melekat pada dirinya sejak ciptaan itu ada.
Sedangkan hak ekonomi pada pemegang hak
cipta hanya didapatkan jika ada pengalihan hak
cipta dari pencipta kepada pemegang hak cipta.
Hak Moral pada prinsipnya hak pribadi
pencipta/pengarang untuk dapat mencegah
perubahan atas karyanya dan untuk tetap disebut
sebagai pencipta karya tersebut.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 61


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

INGAT KASUS : Lagu sayap- sayap patah


(Dewa ) dengan Novel Sayap-sayap Patah (Adi
Masardi).
Suatu Karya ciptaan mendapat perlindungan
hukum apabila memenuhi 3 syarat :

1. Memenuhi Unsur Keaslian;


2. Keaslian Dalam Sistem Perundang-
Undangan (Civil Law Sistem) Yang
Dianut, meminta derajat yang tinggi
dengan memperhatikan personalitas
sebagai kepribadian yang tercetak dalam
karyanya;
3. Kreatifitas menyiratkan adanya
hubungan sebab akibat antara pencipta
dengan ciptaannya

Dalam Hak Cipta terkandung juga hak terkait.


Hak terkait adalah hak eksklusif yang berkaitan
dengan hak cipta yaitu hak eksklusif bagi Pelaku
yang memperbanyak atau menyiarkan
pertunjukan; bagi Produser Rekaman Suara
untuk memperbanyak atau menyewakan karya
rekaman suara atau rekaman bunyinya; dan bagi
Lembaga Penyiaran untuk membuat,
memperbanyak, atau menyiarkan karya
siarannya.

7. Dua Model Perlindungan Hukum


dalam UUHC
1. Perlindungan preventif yang bersifat
pencegahan; berupa pendaftaran ciptaan

62 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

dan lisensi serta pengalihan hak. Berupa


gugatan
2. Perlindungan represif yang bersifat
tindakan hukum ke Pengadilan Niaga
atau melalui penyelesaian sengketa untuk
sengketa perdata, dan pengadilan negeri
untuk sengketa pidana (melibatkan polisi
dan jaksa).

Umumnya Hak Cipta dilanggar jika materi


hak cipta digunakan tanpa izin dari pencipta yang
mempunyai hak ekslusif atas ciptaannya.
Pelanggaran pidana terhadap kasus hak cipta
paling sering terjadi di Indonesia, sedang gugatan
perdata dan ganti rugi di pengadilan niaga
digunakan oleg penganut common law di Amerka
(diharpkan terjadi revisi uuhc). Penyidik pegawai
negeri sipil (Dirjen Haki).

8. Hak Moral yang belum diakui UUHC


a. The Rights Of Disclosure : suatu hak
yang dimiliki pencipta untuk
mementukan kapan, dimana karya cipta
tersebut pertama kali dipublikasikan.
Contoh : film Spiderman 3 yang dipegang
oleh Sony Picture menentukan bahwa
pertama kali diputar di Tokyo, Jepang;
b. The Rights Of Withdraw/ Retract :
hak yang diberikan kepada pencipta
untuk menarik kembali peredaran
ciptaan karena perubahan personifikasi
pencipta/ personality, (ineke
koesherawati thn 90-an terkenal dengan

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 63


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

bintang “hot “ kemudian berubah


personaliti dengan jilbab, maka dia
berhak untuk menarik kembali peredaran
film yang dibintanginya.

9. Pengalihan Hak cipta


Pengalihan Hak atas ciptaan dapat dilakukan
dengan cara:
1) Pewarisan;
2) Hibah;
3) Wasiat;
4) Perjanjian tertulis;
5) Sebab lain yang dibenarkan Undang-
Undang

10. Hak atas ciptaan


Sebagai hak eksklusif, hak cipta mencakup
hak moral (moral rights) dan hak ekonomi
(economic rights). Hak ekonomi dapat
dimanfaatkan oleh pencipta dan pemegang hak
cipta. Hak moral dan hak ekonomi pencipta
sifatnya melekat pada dirinya sejak ciptaan itu
ada. Sedangkan hak ekonomi pada pemegang hak
cipta hanya didapatkan jika ada pengalihan hak
cipta dari pencipta kepada pemegang hak cipta.

a. Hak perbanyakan (rights of


reproduction)
b. Hak pertunjukkann (rights of
performance)
c. Hak menyajikan ( rights of presentation)
d. Hak menyebarkan (rights of publik
transmission)

64 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

e. Hak menuturkan (rights of recilatiion)


f. Hak memamerkan (rights of exibition)
g. Hak distribusi, mengalihkan hak milik,
meminjamkan
h. Hak menterjemah, mengaransemen,
mentransformasi, dan mengadaptasi
i. Hak mengeksploitasi ciptaan turunan

11. Cara pengumuman hak ciptaan


Pengumuman Atas ciptaan memiliki relasi
dengan hak eksklusif dari pencipta. Bagaimana
cara pengumuman dapat terjadi melalui beberapa
hal berikut:

a. Melalui siaran radio, pub, karaoke,


Restaurant, jasa penerbangan, hotel,
SPBU
b. Melalui media telavisi sehingga ciptaan
dapat didengar dan dilhat orang lain
c. Melalui media cetak; koran, tabloid,
majalah, poster
d. Secara langsung/live dan atau disiarkan
melalui media elektronik.
e. Pengumuman ciptaan dengan
menempelkan pada tempat tertentu
(baliho, poster) sehingga dapat dibaca
dan dilihat orang lain.

12. Jangka waktu hak cipta


Perlindungan hak cipta berlaku selama hidup
pencipta dan terus berlangsung selama 70 tahun
setelah pencipta meninggal dunia, terhitung
mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya (Pasal

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 65


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

58 ayat (1) UU Hak Cipta. Perlindungan


sebagaimana diatur dalam Pasal 58 tersebut
hanya berlaku bagi ciptaan berupa:

a. Buku, pamflet, dan semua hasil karya


tulis lainnya;
b. Ceramah, kuliah, pidato dan Ciptaan
sejenis lain;
c. Alat peraga yang dibuat untuk
kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e. Drama, drama musikal, tari, koreografi,
pewayangan, dan pantomim;
f. Karya seni rupa dalam segala bentuk
seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi,
seni pahat, patung, atau kolase;
g. Karya arsitektur;
h. Peta; dan
i. Karya seni batik atau seni motif lain.

Akan tetapi, bagi ciptaan berupa:

a. Karya fotografi;
b. Potret;
c. Karya sinematografi;
d. Permainan video;
e. Program komputer;
f. Perwajahan karya tulis;
g. Terjemahan, tafsiran, saduran, bunga
rampai, basis data, adaptasi, aransemen,
modifikasi, dan karya lain dari hasil
transformasi;

66 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

h. Terjemahan, adaptasi, aransemen,


transformasi atau modifikasi ekspresi
budaya tradisional;
i. Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam
format yang dapat dibaca dengan
program komputer atau media lainnya;
dan
j. Kompilasi ekspresi budaya tradisional
selama kompilasi tersebut merupakan
karya yang asli;

Berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali


dilakukan pengumuman. (Pasal 59 ayat (1).
Kemudian untuk ciptaan berupa karya seni
terapan, perlindungan hak cipta berlaku selama
25 tahun sejak pertama kali dilakukan
pengumuman (Pasal 59 ayat (2).
UU Hak Cipta Baru ini juga melindungi
pencipta dalam hal terjadi jual putus (sold flat).
Ciptaan buku, dan/atau semua hasil karya tulis
lainnya, lagu dan/atau musik dengan atau tanpa
teks yang dialihkan dalam perjanjian jual putus
dan/atau pengalihan tanpa batas waktu, hak
ciptanya beralih kembali kepada pencipta pada
saat perjanjian tersebut mencapai jangka waktu
25 tahun (Pasal 18 UU Hak Cipta). Hal
tersebut juga berlaku bagi karya pelaku
pertunjukan berupa lagu dan/atau musik yang
dialihkan dan/atau dijual hak ekonominya, hak
ekonomi tersebut beralih kembali kepada pelaku
pertunjukan setelah jangka waktu 25 tahun
(Pasal 30 UUHC).
Hal lain yang menarik dari UU Hak Cipta
Baru ini adalah adanya larangan bagi

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 67


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

pengelola tempat perdagangan untuk


membiarkan penjualan dan/atau penggandaan
barang hasil pelanggaran hak cipta dan/atau hak
terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya
(Pasal 10 UUHC). Dalam Pasal 114 UUHC
No. 28/2014 diatur mengenai pidana bagi
tempat perbelanjaan yang melanggar ketentuan
tersebut, yaitu pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Selain
itu, dalam UU Hak Cipta Baru juga ada yang
namanya Lembaga Manajemen Kolektif.
Lembaga Manajemen Kolektif adalah institusi
yang berbentuk badan hukum nirlaba yang diberi
kuasa oleh pencipta, pemegang hak cipta,
dan/atau pemilik hak terkait guna mengelola hak
ekonominya dalam bentuk menghimpun dan
mendistribusikan royalti (Pasal 1 angka 22 UU
Hak Cipta ).

13. Pelanggaran Hak Cipta


Dapat terjadi dalam bentuk:
1) Dengan sengaja tanpa hak
mengumumkan, memperbanyak atau
memberi izin (menyiarkan wikileak)
2) Dengan sengaja memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada
umum ciptaan barang hasil pelanggaran
Hak Cipta
14. Tiga Macam Pembajakan karya rekam :

- Plagiarism (Plagiat), yaitu penjiplakan


atas karya rekaman yang dilakukan
dengan menggandakan secara

68 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

keseluruhan album (persis seperti album


aslinya);
- Pirate( Pembajakan), yaitu bentuk
perbanyakan karya rekaman yang
dilakukan dengan merangkum berbagai
lagu dari bermacam2 album rekaman
suara yang dilindungi hak Cipta yang laku
dipasaran (album seleksi)
- Bootleg; pembajakan karya rekaman
suara yang dilakukan pada saat seorang
(pelaku) live perform . Sama halnya
dengan pembajakan di dalam bioskop.

15. Pengecualian dalam Pengumuman Hak


Cipta :
Pengumuman dan perbanyakan dari lambang
negara, dan lagu kebangsaan, dan sesuatu lainnya
wajib disebutkan sumbernya secara lengkap;

- Pengutipan;
- Pembelaan di dalam dan luar negeri
- Keperluan ceramah
- Guna keperluan pertunjukan
- Perbanyak secara terbatas
- Perubahan atas karya arsitektur
- Pembuatan salinan cadangan

Dalam perkembangan saat ini terdapat isu


menarik terkait hak cipta dalam dunia cyber, yaitu
yang berhubungannya denga dunia internetisasi
dan digitalisasi. Perkembangan hukum hak
ciptapun menjadi suatu keniscayaan. Misalnya
praktik jula beli karya cipta dalam suatu platform

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 69


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

yang diberi nama NFT, yaitu Nontangible Token.


Di Indonesai satu hal yang membuat Ghozali
menjadi tajir bak sultan adalah Ketika dia
mengungah setiap foto pribadinya segala moment
dan diuplod di platform NFT, kemudian kolektor
tertarik dan membelinya dengan harga fantastic.
NFT pada dasarnya merupakan anak turunan
cryptocurrency. Walaupun demikian, NFT dan
aset kripto lainnya memiliki tujuan, bentuk dan
cara penggunaan yang sangat berbeda seperti
kripto yang menggunakan teknologi blockchain,
Bitcoin.Aset kripto lainnya seperti Bitcoin sama
halnya seperti uang fisik. Keduanya memiliki nilai
tukar yang sama dan bisa diperdagangkan.
Seperti jika diberikan contoh, uang senilai Rp 50
ribu akan selalu bernilai tukar Rp 50 ribu.
Begitupun 1 Bitcoin yang juga bernilai 1 Bitcoin.
Mekanisme NFT Ini Belum tersentuh Regulasi.
Pelanggaran yang muncul dapat bersumber dari
karya nyata yang sudah dibeli, pelanggaran
pelindngan data pribadi, penyebarn konten
negative dan lainnya. NFT adalah saran ajua beli
karya baik audio, visual maupun audio visual.
Masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang
dapat dterjadi melalui media cyber dan internet.
Mialnya pengambilan karya dari internet,
mengunduh dari situs illegal, mengupload karya
yang bukan miliknya.

70 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

• LATIHAN 3
1. Uraikan sejarah perkembangan regulasi hak
cipta?
2. Apa yang dimaksud dengan Pencipta dan
pemegang hak cipta menurut Undang-undang
hak Cipta?
3. Apa yang dimaksud dengan perlindungan secara
deklaratif atas hak cipta?
4. Jelaskan bentuk hak moral dan hak ekonomi yang
diakomodir dalam Undang-undang Hak cipta?
5. Apa kriteria dari karya yang dapat diberi
perlindungan dengan hak cipta?

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 71


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

B. Merek

1. Sejarah Merek di dunia


Menjadi bidang kajian yang cukup berperan dalam
dunia bisnis dan perdagangan, Karena masalah merek
berkaitan dengan produk yang ditawarkan oleh
produsen baik berupa produk ataupun jasa. Bagi
Konsumen prestise, rasa, selera, kualitas, kemampuan.
Merek sebagai penanda sebenarnya telah dikenal
sejak zaman sebelum Masehi, sebut saja Periode
Minoan, dimana pada saat itu orang-orang
memberikan suatu tanda terhadap barang miliknya,
hewan peliharaan dan hewan ternak, bahkan pada
budaknya di zaman perbudakan. Inilah asal muasal
dari istilah branding, dimana kata brand berasal dari
kata linguistic “brand” yang artinya membakar. Itulah
cara pada masa itu untuk membranding hewan
ternaknya dengan membakarkan pada bagian tubuh
ternak tertentu sebagai penanda.
Di bagian lain, orang Mesir telah memberikan
tanda pada batu bata buatnnya , justru atas perintah
raja. Peraturan perundangan yang pertama mengatur
tentag merek dapat dikeathui dari Statute Of Parma,
pada saat itu para pembuat pisau , pedang dan barang
tembaga lainnya telah menandakan produk buatannya.
Pada masa itu telah dikenal penggunaan merek

72 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

perniagaan (Marques de commerce, Trademark,


merek), sebagai tandingan merek perusahaan
(marques de fabrique, manufacturer’s mark,
fabrieksmereken). Pada saat itu merek dari pedagang
sutera lebih dominan dibanding merek dari pabrik atau
perusahaan yang membuat kain suteranya sendiri.
Sehingga ada keinginan perusahaan untuk melindungi
hasil produksinya.
Pembedaan terhadap suatu benda pada saat itu
ditujukan untuk menunjukkan kualitas dari barang
yang di produksi. Sehingga memang persolan merek ini
muncul dari peristiwa-peristiwa perdagangan masa
lampau. Di Amerika Serikat pengaturan tentang merek
ditemui pada Tahun 1870 dan 1876, di Belanda
sekitaran Tahun 1893 yang tertuang daoam Merkwet,
di inggris misalnya peraturan merek telah dimulai
pada Tahun 1862. Dari aturan -aturan pemula itu dapat
dilihat bahwa pada dasarnya merek diatur dalam
rangka menjaga persaingan usaha dalam perdagangan
agar orang dan atau pedagang tidak berlaku curang,
dan masyarakat selaku konsumen dilindungi.
Digunakan sejak ratusan tahun lalu (indication of
origin) asal-usul suatu barang dan Orang Romawi
bukan satu-satunya yang melakukan ini. Merek dagang
kuno juga dapat ditemukan pada benda-benda Mesir
dan China. Bahkan, lukisan gua Lascaux yang jauh
lebih tua dari kekaisaran Romawi sekitar 15.000 tahun
menunjukkan bahwa orang menggunakan tanda
pribadi untuk mengklaim kepemilikan ternak jauh
sebelum hal itu menjadi standar. Kemudian
Dikembangkan oleh pedagang sebelum zaman
industrialisasi dan mulai dikenal dari bentuk tanda
resmi (hallmark) di Inggris bagi Tukang Emas, perak
alat pemotong. Berkembang setelah banyaknya orang

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 73


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

melakukan peniruan. Kasus Merek pertama kali adalah


kasus Lord Hardwicke L.C in Blanchard lawan Hill
(tahun 1742 di inggris). Undang-unang pertama kali :
merchandise Act (1862), namun di Inggris sebelumnya
mengadopsi hukum perancis (1857).
Awal mula masyarakat memahami pentingnya
penanda dalam produk barang dan jasa mereka adalah
ketentuan bahwa tidak dibenarkan seorangpun untuk
menawarkan barangnya dengan menggunakan
penanda/merek barang orang lain seolah-olah adalah
miliknya. Maka disitulah timbul terminology hak atas
merek. Merek pada saat itu sebagai penentu/ciri, maka
dikenalah merek sebagai objek hak milik. Semakin
majunya perdagangan menyebabkan pertumbuhan
ritel dan banyak toko yang menjual barang-barang baik
secara tradisional maupun modern. Meningkatnya
industrialisasi dan urbanisasi pun beriringan dengan
meningkatnya standar hidup di Amerika, yang
kemudian mengubah gaya hidup dari memproduksi
sendiri menjadi mengonsumsi sebagian besar barang.
Hingga pada awal abad ke-20, hukum
merek (trademark) muncul.

2. Pengertian Merek
Pengertian Merek sejalan dengan sejarahnya
adalah sesuatu yang berkaitan dengan lambing, yang
terdiri dari nama, istilah, gambar/logo, ikon. Desain
atau kombinasimya yang ditujukan untuk
membedakan suatu produk barang/jasa. Merek
dipergunakan juga untuk memberikan hubungan
antara produsen dengan konsumennya. Merek juga
menjadi elemen branding sebuah perusahaan atau
badan usaha atau pelaku uaha untuk memberikan

74 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

ekspresi dan impersi atas barang dan atau jasa yang


disuguhkannya pada konsumen. Sehingga pada
dasarnya jika barang atau jasa itu mengandung
merek/pembeda, maka dengan itu produsen
memerikan garansi akan identifikasi mutu dan
karakteristik produknya.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016
tentang Merek dan Indikasi Geografis, merek adalah
tanda dengan ciri khas berupa gambar, nama, kata,
huruf, angka, corak warna, atau kombinasi dari unsur-
unsur tersebut. Itu ada dalam barang atau jasa yang
digunakan untuk kegiatan perdagangan. Merek adalah
tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda
dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang/jasa. (Pasal 1 (1) UUM). Merek Dagang : merek
yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang ata beberapa org secara bersama-sama
atau badan hukum untuk membedakan dengan barang
yang sejenis.
Merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang/beberapa
orang/Badan Hukum untuk membedakan dengan jasa
sejenis. Merek terdiri darai Merek Dagang, Merek
Jasa, Merek Kolektif dan Merek Perusahaan. Merek
dagang adalah merek yang digunakan pada barang
yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
Merek Jasa adalah merek yang digunakan pada jasa
yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
Orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya. Merek

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 75


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang


dan atau jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan
hukum untuk membedakan dengan barang dan atau
jasa sejenis lainnya.
Merek Menurut :

✓ Paris Convention : suatu trade mark/merek


pada umumya didefinisikan sebagai suatu
tanda yang berperan untuk membedakan
barang-barang suatu perusahaan dengan
barang dari perusahaan lain.
✓ RM Suryodiningrat : barang-barang yang
dihasilkan oleh pabriknya dengan dibungkus
dan pada bungkusannya itu dibubuhi tanda
tulisan dan atau perkataaan untuk
membedakan dari barang sejenis hasil
perusahaan lain.
✓ Molengraaf: alat untuk membedakan barang
dan jasa yang diproduksi oleh suatu
perusahaan

3. Dinamika Regulasi mengenai Merek


Dalam hukum, selain keadilan dan
kebermanfaatan, kepastian hukum adalah suatu yang
menjadi tujuan hukum. Untuk menjamin kepastian
merek sebagai suatu entitas yang dapat dimiliki berupa
hak memerlukan aturan-aturan yang pasti untuk dapat
dilaksanakan. Peraturan merek yang sudah ada pada
awal timbulnya pemikiran merek dapat dilihat sebagai
berikut:

76 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

a. Merchandise Marks (yang diperbaharui 1887)


b. The Trade Description Act (1968)
c. Trade Marks Registration Act (1875),
diperbarui 1876 dan 1877
d. Diperbarui 1878& 1877 digabung dalam
Patens design & Trade Marks 1883
e. Trade Marks registration Treaty (1973-Wina)
f. Di Indonesia Mengenal Hak Merek Pertama
kali (UU hak Milik Perindustrian) yaitu dalam
“reglementIndustriaele Eigendom Kolonien”
STb.1912-545 Jo Stb. 1913-214 (jaman
Belanda)
g. Zaman Jepang: asamu Seire No. 30 Tentang
Menyambung pendaftaran Cap Dagang
h. Undang-undang No. 21 Tahun 1961 Tentang
Merek Perusahaan dan Merek , diganti
Perniagaan;
i. Undang-Undang. No.19 tahun 1992 tentang
merek diubah UU No. 14 Tahun 1997
j. Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang
Merek
k. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016
Tentang Merek dan Indikasi Geografis

Ketentuan Persetujuan Putaran Uruguay yang


telah ditandatangani oleh Indonesia Tahun 1994 di
Marakesh Maroko Harus berusaha menegakkan
prinsip Trips (alasan perubahan UU 1997). UU No. 15
/2001 memberi pertimbangan penggantian dan
penyempurnaan UU tersebut, yaitu dalam rangka
menghadapi era perdagangan global, serta untuk
mempertahankan iklim persaingan usaha yang sehat
dan sebagai upaya penerapan konvensi Internasional.
Hal itu menjadi suatu politik hukum dari hak merek di

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 77


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

dunia. Kebijakan itu memang bermula dari ratifikasi


TRIPS dan mempengaruhi juga hukum merekpun ikut
berubah. Perubahan kebijakan dilakukan untuk
mengakomodir kbutuhan hukum yang berlaku di
wilayah dan hukum yang dibangun melalui badan-
badan negara dalam menetapkan peraturan-peraturan
khususnya upaya pelindungan terhadap Hak Kekayaan
Intelektual di Indonesia.
Kebijakan memperbaiki peraturan hukum pada
bidang Hak Kekayaan Intelektual, berpengaruh juga
pada penegakan hukum. Tidak hanya di Indonesia, di
perusahaan-perusahaaan Amerika Serikat juga masih
dirasakan lemah khususnya terhadap produk-produk
yang beredar barang-barang bajakan di pasar
Indonesia. Hal mana disebabkan daya beli masyarakat
tidak mampu membeli barang orisinil, dan tidak mau
tau bahwa itu adalah sebuah pelanggaran. Kemudian
terjadi persaingan antar pembajak terhadap barang-
barang bajakan telah menekan harga barang asli yang
akhirnya masyarakat sebagai konsumen akan membeli
barang bajakan dengan harga yang lebih murah
daripada barang asli. Ungkapan yang beredar di
masyarakat adalah “buat apa beli yang lebih mahal
kalau ada yang lebih murah” membuat barang-barang
bajakan di Indonesia “laku keras”.

4. Konvensi mengenai Merek


Konvensi Internasional pertama yang mengatur
perlindungan merek yaitu The Paris Convention
for The Protection of Industrial Property.
Konvensi ini mencakup perlindungan hak-hak
kekayaan industrial, termasuk di dalamnya paten,
desain dan merek. Indonesa telah memberi perhatan

78 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

tentang merek ini dengan meratifikasin konvensi


tersebut.
Paris Convention diratifikasi dengan Keputusan
Presiden (Keppres) No. 15 Tahun 1997 tentang
Perubahan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 1979
Pengesahan Paris Convention For The Protection Of
Industrial Property dan Convention Establishing The
Worl Intelectual Property Organization. The Paris
convention For the protection of industrial Property
(intinya perlindungan yang sama terhadap semua
warga yang telah memenuhi syarat) (1883) namun
terhadap persyaratan reservasi dicabut yaitu dalam
Pasal 1 hingga Pasal 12 keputuan Presiden tersebut.
Dalam konvensi Paris dilakukan terhadap merek
terkenal yang terdapat dalam artikel 6 bis Konvensi
Paris. Pasal tersebut menyatakan bahwa merek
terkenal yang telah dipakai oleh pemakai merek yang
beritikad tidak baik, maka selalu dapat dimintakan
pembatalannya atau dilakukan pembatalan oleh
Pejabat Pendaftaran. Dalam Pasal 6 bis ayat (3)
dinyatakan bahwa tidak ada jangka waktu yang
ditentukan untuk meminta pembatalan daripada
merek tersebut atau larangan untuk memakai merek
terdaftar tersebut jika dipakainya dengan itikad buruk
(in bad faith), sedangkan definisi atau kriteria tentang
merek terkenal (well-known mark) diserahkan pada
masing-masing negara anggota Paris Convention.
Kemudian ada lagi konvensi terkait merek yaitu
Protokol Madrid yang merupakan penyempurnaan dari
the Madrid Agreement, sejak kemunculannya tahun
1989 merupakan sebuah alternatif dalam membangun
sistem perndaftaran internasional. Sistem ini
menawarkan kemudahan bagi pemilik merek untuk
mendapatkan proteksi atas mereknya di seluruh dunia

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 79


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

(negara anggota Protokol) hanya dengan satu aplikasi


dan satu prosedur melalui WIPO International Beurau
untuk dilanjutkan ke negara-negara tujuan.
mempermudah cara pendaftaran merek diberbagai
negara; dengan pengertian bahwa terlebih dahulu
merek tersebut harus menjadi merek nasional.
Madrid Protocol merupakan perjanjian internasional
yang disepakati oleh negara anggota WIPO pada tahun
1989 sebagai dasar hukum pembentukan Sistem
Madrid (Madrid System) untuk pendaftaran
internasional merek. Dengan adanya Sistem Madrid,
para negara anggota dapat mendaftarkan mereknya di
semua negara anggota hanya dengan satu kali
pendaftran di kantor merek negaranya.
Kemudian terdapat perjanjian Den Haag, yang
dibentuk pada 6 Nopember 1925 mengenai Deposit
Internasioanal tentang gambar-gambar atau model
kerajinan (The Haque Arrangrment Concering the
International Deposit Of Industrial patern and
design). Perjanjian ini pernah diperbarui di London
pada tanggal 2 Juni 1934. Kemudian ada juga
perjanjian Lisabon, mengenai klasifiksi internasional
berkenaan dengan Trademark.
Selain menyetujui TRIPS, yang menjadi dasar
perubahan peraturan perundang-undangan Hak
Kekayaan Inteletual di Indonesia, Indonesia juga
menyetujui dan menandatangani Perjanjian Putaran
Uruguay (Uruguay Round) dari 110 negara anggota
yang hadir pada tanggal 15 April 1994. Dengan itu
pemerintah meratifikasinya ke dalam Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1994 tentang pengesahan Agreement
Establishing The World Trade Organization (
Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan
Dunia), yang mencakup Trade Related Aspects of

80 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

Intellectual Property Rights Including Trade in


Counterfit Goods (Aspek-Aspek Hak Kekayaan
Intelektual yang terkait dengan Perdagangan)
sebagaimana dikemukakan dalam penjelasan pada
Bagian IV huruf C angka 11. Hal ini merupakan hasil
format perundingan Uruguay yang perjanjiannya berisi
perjanjian di bidang jasa dan perjanjian di Bidang Hak
Kekayaan Intelektual. Dalam Penjelasan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1994, pada bagian IV huruf C
angka 11 disebutkan bahwa : “Trade Related Aspects of
Intellectual Property Rights, Including Trade in
Counterfit Goods ( Aspek-aspek Hak atas Kekayaan
Intelektual yang terkait dengan perdagangan, termasuk
perdagangan barang palsu)”. Perundingan di bidang ini
bertujuan untuk; Meningkatkan pelindungan terhadap
Hak Kekayaan Intelektual dari produk-produk yang
diperdagangkan; Menjamin prosedur pelaksanaan Hak
Kekayaan Intelektual yang tidak menghambat kegiatan
perdagangan; Merumuskan aturan serta disiplin
mengenai pelaksanaan pelindungan terhadap Hak
Kekayaan Intelektual.

5. Syarat sebuah Merek


Merek dibuat untuk berpengaruh terhadap
kelancaran penjualan barang dan jasa yang
menimbulkan kesan positif. Karena itu terhadap
merek diperlukan hal yang perlu diperhatikan seperti ;
Mudah diingat dalm memilih, merek atau cap
sebaiknya mudah diingat, baik kata-katanya maupun
gambarnya atau kombinasi sebab dengan demikian
langganan atau calon langganan mudah mengingatnya,
Menimbulkan kesan positif Dalam memberikan cap
atau merek harus dapat diusahakan yang dapat

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 81


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

menimbulkan kesan positif terhadap barang atau jasa


yang dihasilkan jangan kesan negatif, tujuan
Pemberian Merek, Tujuan pemberian merek adalah :
Pengusaha manjamin konsumen bahwa barang yang
dibeli sungguh berasal dari perusahannya. Ini adalah
untuk meyakinkan pihak konsumen membeli suatu
barang dari merek dan perusahaan yang
dikehendakinya, yang cocok dengan seleranya,
keinginannya dan juga kemampuannya. Dengan
adanya merek Perusahaan selalu menjamin mutu
barang, adanya merek ini perusahaan menjamin mutu
bahwa barang yang dikeluarkannya berkualitas baik,
Perusahaan memberikan nama pada merek barangnya
supaya mudah diingat dan disebut sehingga konsumen
dapat menyebutkan mereknya saja.
Apabila memenuhi secara mutlak berupa daya
pembeda yang cukup (capable of distinguishing),
artinya memiliki kekuatan daya pembeda (sign).
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016
Tentang Merek dan Indikasi Geografis. Menurut Pasal
20 Merek tidak dapat didaftarkan apabila:

a) Bertentangan dengan ideologi negara,


peraturan perundang-undangan, moralitas,
agama, kesusilaan, atau ketertiban umum;
b) Sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya
menyebut bararg dan/atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya;
c) Memuat unsur yang dapat menyesatkan
masyarakat tentang asal, kualitas, jenis,
ukuran, macam, tujuan penggunaan barang
dan/atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya atau merupakan nama varietas

82 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

tanaman yang dilindungi untuk barang


dan/atau jasa yang sejenis;
d) Memuat keterangan yang tidak sesuai dengan
kualitas, maniaat, atau khasiat dari barang
dan/atau jasa yang diproduksi;
e) Tidak memiliki daya pembeda; dan/atau
f) Merupakan nama umum dan/atau lambang
milik umum.

Namun merek juga dapat ditolak berdasarkan


Pasal 21 UU Merek dan Indikasi Geografis yaitu:

(1) Permohonan ditolak jika Merek tersebut


mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan:
a) Merek terdaftar milik pihak lain atau
dimohonkan lebih dahulu oleh pihak lain
untuk barang dan/atau jasa sejenis;
b) Merek terkenal milik pihak lain untuk
barang dan/atau jasa sejenis;
c) Merek terkenal milik pihak lain untuk
barang dan/atau jasa tidak sejenis yang
memenuhi persyaratan tertentu; atau
d) Indikasi Geografis terdaftar.

(2) Permohonan ditolak jika Merek tersebut:


a) merupakan atau menyerupai nama atau
singkatan nama orang terkenal, foto, atau
nama badan hukum yang dimiliki orang
lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari
yang berhak;
b) merupakan tiruan atau menyerupai nama
atau singkatan nama, bendera, lambang
atau simbol atau emblem suatu negara,

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 83


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

atau lembaga nasional maupun


internasional, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang; atau
c) merupakan tiruan atau menyerupai tanda
atau cap atau stempel resmi yang
digunakan oleh negara atau lembaga
Pemerintah, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang.

(3) Permohonan ditolak jika diajukan oleh


pemohon yang beriktikad tidak baik.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penolakan
permohonan merek sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c
diatur dengan Peraturan Menteri.

6. Fungsi Merek
Merek memiliki fungsi penting, baik dalam bisnis,
perdagangan, maupun aktivitas lain. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merek juga disebut
sebagai jenama. Fungsi penting yang utama adalah
sebagai daya pembeda dari suatu produk barang atau
jasa.
Mempunyai fungsi membeda;

a. Merupakan tanda barang dagang/jasa


(gambar, warna, kata, nama, huruf,
angka/kombinasi)
b. Tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusilaan dan perundabg-undangan yang
berlaku
c. Bukan menjadi milik umum;

84 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

d. Tidak berkaitan dengan arang yang diminta


pebdaftaran.

Merek harus memiliki daya pembeda karena para


pejabat Hukum/pemerintah tidak mau memberikan
hak ekslusif terhadap pelaku usaha , karena pemberian
hak eksklusif tersebut akan menghalangi orang lain
menggunakan merek tersebut. Secara sederhana merek
memiliki fungsi sebagai;

a. Menghubungkan barang dan jasa yang


bersangkuta pada produsennya;
b. Jaminan reputasi / keperibadian dan kualitas;
c. Sarana promosi;
d. Merangsang pertumbuhan industri dan
perdagangan yang sehat.

Fungsi lainnya dari merek adalah perlindungan


hukum. Untuk mendapatlan perlindungan, sebuha
merek harus terdaftar. Didaftarkan kepada Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia. Fungsi perlindungan
hukum ini terkadang dilupakan pelaku usaha, karena
pelaku usaha biasanya hanya focus pada fungsi
reputasi dan promosi produk atau jasa. Padahal, suatu
merek yang tidak didaftarkan dan memperoleh
sertifikasi maka merek tersebut akan mudah diambil
pihak lain. Hal itu karena prinsip pendaftaran merek di
Indonesia adalah first to file, yaitu siapa yang pertama
kali mendaftarkanya yang dianggap sebagai pemilik
atau pemegang hak atas merek. Regulasi lainnya adalah
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor 67 tahun 2016 tentang
Pendaftaran Merek. Permenkumham 67/2019

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 85


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

memberikan kerangka tata cara pendaftaran merek


baik secara online maupun offline.

7. Jenis Merek
Karena merek berfungsi sebagai penanda, hasil
produksi yang dihasilkan seseorang atau beberapa
orang atau badan hukum dengan produksi orang lain
atau badan hukum lainnya. Dalam praktiknya merek
digunakan untuk membangun loyalitas
konsumen. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang No.
20 Tahun 2016 Tentang Merek, merek dapat dibagi
dalam tiga (3) jenis, yaitu sebagai berikut: merek
dagang merek jasa, dan merek kolektif.

1) Merek Dagang
Merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan barang sejenis
lainnya.
2) Merek Jasa
Merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan jasa sejenis
lainnya.
3) Merek Kolektif
Merek yang digunakan pada barang dan/atau
jasa dengan karakteristik yang sama mengenai
sifat, ciri umum, dan mutu barang atau jasa
serta pengawasannya yang akan
diperdagangkan oleh beberapa orang atau
badan hukum secara bersama-sama untuk

86 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

membedakan dengan barang dan/atau jasa


sejenis lainnya.
Sementara dalam proses pendaftaran permohonan
merek pad DJKI terdapat beberapa jenis merek yaitu,

1) Merek Lukisan (Beel Mark)


Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam
wujud lukisan atau gambar antara barang atau
jasa yang satu dengan barang atau jasa yang
lain yang sejenis. Contoh: PT. Bali Ocean
Magic, mendaftarkan mereknya engan kelas 28
yaitu mainan, balon dan layang-layang.

Berikut lagi contoh lukisan yang diaftarakan


sebagai merek, yaitu dengan pemilik Ruben
Samuel Onsu, mendaftarkan di kelas 30 yaitu
uhtuk roti panggang, pastry, kue dan biscuit.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 87


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

2) Merek kata (Word Mark)


Merek ini mempunyai daya pembeda dalam
bunyi kata antara barang atau jasa yang satu
dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis.
Contohnya : Tembang Kenangan dimiliki PT.
Indosiar Visual Mandiri, The H.D LEE
COMPANY, INC USA, mendaftarkan di
Indonesia merek Lee untuk kelas 25 yaitu
Segala macam pakaian pria/ wanita dan anak-
anak, yaitu : jaket, jeans, celana, kemeja, rok-
rok, celana pendek, blus-blus, T-shirts, baju
sweater tidak berlengan, kaos kaki, tatakan
liur, pakaian kerja, rompi-rompi, topi-topi,
kemeja hangat, celana hangat, kemeja dalam,
dan celana dalam, tali penyandang celana
panjang dan saputangan yang berukuran besar
(bandanas).

88 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

3) Merek Huruf atau Angka


Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam
wujud huruf atau angka antara barang atau jasa
yang satu dengan barang atau jasa yang lain
yang sejenis. Contoh: ABC untuk kecap dan
cincau hitam , 234 dari PT Mascot
Internasional untuk kelas 12 yaitu untuk kaki-
kaki roda, dan ruber mounting.

4) Merek Nama
Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam
wujud nama antara barang atau jasa yang satu
dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis.
Contoh: Louis & Vincent untuk took grosiran
fashion, tas dompet dll, Bonia untuk kelas 20
yaitu bantal, guling sepre dan perlengkapan
kamar tidur.

5) Merek Kombinasi
Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam
wujud lukisan, gambar dan kata antara barang
atau jasa yang satu dengan barang atau jasa
yang lain yang sejenis. Contoh: Aroma

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 89


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

Cempaka yang merupakan kombinasi gambar


lukisan dan Tulisan Rumah Makan Aroma
Cempaka untuk kelas 43 yaitu Restaurant, Jago
untuk kelas 1 yaitu bahan kimia untuk
mencairkan kanji (bahan pelepas lem), Bahan-
bahan perekat untuk keperluan industri, hasil-
hasil kimia untuk industri, lem besi/logam, lem
dinding, lem kanji (sediaan kimia), lem karet,
lem kayu, lem kertas, lem kulit, lem plastik, lem
putih PVAC, lem PV

6) Merek Suara
Merujuk pada Lanham Act, definisi merek
adalah “any word, name, symbol, or device, or
any combination thereof… used by a person…
to identify and distinguish his or her goods,
including a unique product, from those
manufactured or sold by others and to indicate
the source of the goods, even if that source is
unknown.”

90 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

Maka objek merek pada dasarnya bisa apapun


asalkan mampu menggambarkan karakteristik dan
mnjadi pembeda atas barang jasa dan mengindiksaikan
keasliannya. Menurut International Trademark
Association, suara termasuk kategori merek non-
tradisional yang mulai diakui di beberapa negara.
Selain suara, yang termasuk dalam kategori merek non-
tradisional antara lain desain produk, kemasan,
konfigurasi, warna, aroma, rasa, sentuhan, dan gambar
bergerak.
Dalam regulasi yang berlaku di Indonesia justru
sudah spesifik menyebutkan suara sebagai salah objek
yang dapat didaftarkan sebagai merek. Penyebutan itu

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 91


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

terdapat dalam Pasal 1 Butir 1 UU Nomor 20 Tahun


2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. Pasal 1
Butir 1, “Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan
secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf,
angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi
dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau
kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut
untuk membedakan barang dan/atau jasa yang
diproduksi oleh orang atau badan hu[um dalam
kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa”.
Untuk mendaftarkan merek berupa suara, maka
pemohon disyaratkan untuk melampirkan label berupa
notasi dan rekaman suara. Jika, suara yang akan
didaftarkan sebagai merek tersebut tidak dapat
ditampilkan sebagai notasi, maka yang dilampirkan
adalah sonogram. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, definisi sonogram adalah rekaman atau
gambar yang dihasilkan dari pemeriksaan ultrasonik.
Istilah sonogram sebenarnya lebih sering digunakan
dalam konteks kehamilan, dimana masyarakat umum
mengenalnya dengan istilah Ultrasonografi atau USG.
Contoh Merek yang telah didaftar dalam suara yaitu
Toko Pedia untuk kelas manajemn keuangan dan
penjualan, miMi..miMi.. untuk kelas alat-alat absen
dan hanphone, dan lainnya bearhubungan dengan
computer.
Berikut beberapa contoh merek yang digunakan
pada barang dan jasa sebagai pembeda.

92 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

8. Sistem Pendaftaran Hak Atas Merek


Hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada
pemilik merek yang terdaftar dalam daftar merek
untuk jangka waktu tertentu menggunakan sendiri
merek atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakan nya (Pasal 3 UUM) merek dagang,
dan merek jasa. Pemberian izin dapat dilakukan jika
merek didaftarkan. Pendaftaran merek dengan sistem
konstitutif, pendaftaran merupakan keharusan agar
dapat memperoleh hak atas merek. Tanpa pendaftaran,
negara tidak akan memberikan hak atas merek kepada
pemilik merek. Hal ini berarti tanpa mendaftarkan
merek, seseorang tidak akan diberikan perlindungan
hukum oleh negara apabila mereknya ditiru oleh orang
lain.
Pendaftaran merek yang digunakan di Indonesia
sejak Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 adalah
sistem Konstitutif sampai dengan UUndang Merek No
20 Tahun 2016. Pada sistem Konstitutif ini
perlindungan hukumnya didasarkan atas pendaftar
pertama yang beritikad baik. Hal ini juga seperti yang

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 93


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

tercantum dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 15


Tahun 2001 yang menyatakan bahwa merek tidak
dapat didaftar oleh pemohon yang tidak beritikad baik.
Sistem pendaftaran deklaratif adalah suatu sistem
dimana yang memperoleh perlindungan hukum adalah
pemakai pertama dari merek yang bersangkutan.
Sistem pendaftaran deklaratif ini dianut dalam
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961. Dengan
perkataan lain, bukan pendaftaran yang menciptakan
suatu hak atas merek, tetapi sebaliknya pemakaian
pertama di Indonesialah yang menciptakan atau
menimbulkan hak itu. Sangat berbeda dengan Undang-
undang yang berlaku saat ini yaitu Undang-undang
nomor 20 Tahun 2016. Sistem pendaftaran dekalaratif
pada Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961 dapat
diketahui dari ketentuan pasal 2 ayat (1) yaitu :
“Hak khusus untuk memakai suatu merek guna
memperbedakan barang-barang hasil perusahaan atau
barang-barang perniagaan seseorang atau suatu badan
dari barang barang orang lain atau badan lain kepada
barang siapa yang untuk pertama kali memakai merek
itu untuk keperluan tersebut diatas di Indonesia“.
Menurut Yahya Harahap penegakan hukum
berdasarkan Pasal 2 tersebut diatas mengandung
konsepsi sistem dualisme, satu segi ditegakkan doktrin
pendaftaran pertama atau first to file principle, dan
doktri kedua prior user (first to use system). Doktrin
pendaftaran pertama mengandung arti siapa pendaftar
pertama dianggap mempunyai hak yang lebih unggul
dan lebih utama dari pemilik merek lainnya, sesuai
dengan asas prior in filling, tetapi berbarengan dengan
itu ditegakkan pula doktrin pemakai pertama atau
prior user (first to use system), apabila dapat
membuktikan bahwa dia pemakai pertama yang

94 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

sesungguhnya dianggappemilik paling unggul haknya


jika seseorang dapatmembuktikan sebagai pemakai
pertama sesungguhnya.Penjelasan Umum tersebut
memberikan kedudukan yangutama pada asas prior
user has a better right ataupemakai pertama
mempunyai hak yang lebih baik dari pendaftar
pertama.
Seseorang yang sudah mendaftarkan mereknya
belum tentu berhak untuk menggunakan merek
tersebut untuk selamanya, sebab apabila ada orang lain
dapat membuktikan bahwa dialah pemilik pertama
dari merek yang sama dengan merek yang didaftarkan,
maka orang yang mendaftarkan merek yang pertama
kali akan dibatalkan hak untuk menggunakan merek
tersebut. Di Indonesia, mengalami orang atau badan
yang memperoleh hak dan perlindungan hukum atas
suatu merek bukan saja orang atau badan yang
memakai pertama kali, tetapi orang atau badan yang
memakai merek pertama kali dengan iktikad baik.
Dilihat pada putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia tanggal 13 Desember 1972 Nomor:
677K/Sip/1972 dalam perkara merek Tancho, dimana
pendaftaran pertama kali merek Tancho oleh Wong A
Kiong dibatalkan oleh Mahkamah Agung, berdasarkan
gugatan dari PT. Tancho Indonesia Co.Ltd. Dalam
pertimbangan hukumnya, Mahkamah Agung
berpendapat bahwa pendaftaran merek Tancho oleh
Wong A Kiong terbukti sebagai pemakai pertama yang
beriktikad buruk, karena meniru merek yang
digunakan pertama kali di wilayah Indonesia oleh PT.
Tancho Indonesia Co.Ltd., dan memperdagangkan
barang secara curang seolah olah barang yang
diperdagangkan berasal dari luar negeri.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 95


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

Pendaftaran dalam sistem deklaratif lebih


berfungsi untuk memudahkan pembuktian, artinya
dengan adanya surat memperoleh surat pendaftaran
maka akan mudah untuk membuktikan apabila ada
pihak lain yang mengaku sebagai pemilik merek yang
bersangkutan. Di Indonesia system deklaratif dianut
oleh rezim hak cipta.
Sistem deklaratif adalah sistem pendaftaran yang
hanya menimbulkan dugaan adanya hak sebagai
pemakai pertama pada merek bersangkutan. Sistem
deklaratif dianggap kurang menjamin kepastian
hukum dibandingkan dengan sistem konstitutif
berdasarkan pendaftaran pertama yang lebih
memberikan perlindungan hukum. Sistem pendaftar
pertama disebut juga first to file principle. Artinya,
merek yang didaftar adalah yang memenuhi syarat dan
sebagai yang pertama. Merek tidak dapat didaftarkan
dengan itikad tidak baik (Pasal 4 UUM).
Merek yang tidak dapat didaftarkan apabila
mengandung unsur :

a. Bertentangan dengan agama, Peruu, maralitas,


agama, kesusilaan, dan ketertiban umum;
b. tidak memiliki daya pembeda;
c. telah menjadi milik umum;
d. berkaitan dengan barang/jasa yang akan
dimohonkan pendaftarannya : contohnya Air,
Gula, Baju,

1. Merek yang didaftarkan


Merek dalam ketentuan hukum harus
didaftarkan. Pendaftaran memiliki kekuatan
pembuktian yang sama dengan akta otentik (Pasal

96 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

1868). Karena bentuknya ditentukan sendiri oleh


Undang-Undang . Alat buktinya yaitu berupa
sertifikat dengan format tertentu. Jangka waktu
perlindungan merek : 10 tahun dan dapat
diperpanjang dalam waktu yang sama (28 UUM)

2. Lisensi Merek
Di atur dalam Pasal 43 UUM:“ pemilik merek
terdaftar berhak memberikan lisensi kepada pihak
lain dengan perjanjian bahwa penerima lisensi
akan menggunakan merek tersebut untuk sebagian
atau seluruh barang atau jasa. Perjanjian lisensi
berlaku di seluruh wilayah RI. Penerima lisensi
dianggap sama dengan penggunaan merek tersebut
di Indonesia oleh pemilik merek

3. Pelanggaran dan Sanksi


Ada dua macam pemeriksaan kasus
pelanggaran jika salah satu cara terpenuhi,
penggugat akan menang. Penggugat harus
membuktikan bahwa merek tergugat. Memiliki
persamaan pada pokoknya terhadap merek yang
dimiliki penggugat. Persamaan yang menyesatkan
konsumen pada saat membeli produk jasa tergugat.
Pelanggaran merek dilakukan dengan cara :

1) Mendapat keuntungan secara mudah,


mencoba meniru, atau memalsukan
merek-merek yang sudah terkenal.
2) Ketentuanya : pidana, perdata maupun
administrasi negara, bahkan bisa
merupakan tindakan pencegahan non
yuridis.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 97


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

Menurut pasal 90 UUM Barangsiapa


dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek
yang sama pada keseluruhannya dengan Merek
terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau
jasa sejenis yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) .
Pasal 91 UUM menyatakan:
“ Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak
menggunakan Merek yang sama pada pokoknya
dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk
barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi
dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan
ratus juta rupiah” ).

4. Peralihan Merek dapat dilakukan


dengan :
1) Pewarisan;
2) Wasiat;
3) Hibah;
4) Perjanjian;
5) Sebab lainn yang dibenarkan undang-
undang.

Peralihan harus dicatat di dalam Daftar Umum


Merek. Peralihan merek menyebabkan hak beralih
secara hukum dan secara ekonomi.

98 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

5. Perlindungan Merek
Perlindungan hukum atas merek Perlindungan
dilakukan baik secara perdata maupun pidana .
Tata Cara melisensikan merek sama dengan tata
cara melisensikan hak cipta. Penghapusan
Pendaftaran Merek dari Daftar Umum Merek
dikarenakan:
1. Merek Tersebut tidak digunakan lagi dalam
perdagangan selama 3 tahun berturut-
turut;
2. Merek tersebut digunakan untuk
barang/jasa yang berbeda dari barang/jasa
yang tercantum di dalam permohonan
pendafatarn merek;

C. INDIKASI GEOGRAFIS
1. Gambaran Umum
Dalam era perdagangan global, peranan merek dan
penamaan sebuah produk barang atau jasa menajdi
penting, sebagai sebuah brand image. Dalam undang-
undang Merek di Indonesia terdapat istilah indikasi
geografis. Indikasi geografis dalam HKI kalah populer
dengan hak cipta, merek dan Paten. Di sisi lain, Negara
Indonesia adalah negara kaya akan sumber daya Alam
dan kaya akan budaya serta hasil produk yang potensial
dengan indikasi georafis.
Indikasi geografis dilindungi sebagai suatu tanda
yang menunjukkan daerah asal suatu produk, yang
karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor
alam, faktor manusia, atau kombinasi keduanya,
sampai pada faktor proses peciptaan sebuah produk
indikasi geografis yang memberikan ciri dan kualitas

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 99


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

tertentu pada produk tersebut. Seperti Keju Requefort,


dari daerah Requefort, Perancis. Potensi yang dimiliki
Indonesia sangat banyak dan pada dasarnya tersebar
seperti lada hitam lampung, mutiara lombok, Apel
Malang, Dodol Garut, Ubi Cilembu (Jawa Barat), Kopi
Kintamani (Bali), Kopi Gayo (Aceh), Ukiran Jepara
dan lain sebagainya.Produk yang disebut itu pada
prinsipnya mempunyai ke-khas-an pengolahan dan
pengelolaan.
Dari contoh-contoh potensi produk indikasi
geografis tersebut, maka Propinsi Jambi sangat
berpotensi untuk mendaftarkan produk sebagai
Indikasi Geografisnya, baik itu dari sektor pertanian,
perkebunan, maupun produk kerajinan dan kriya.
Sebut saja Kentang Kerinci, Kerajinan Kayu Betung,
Duku Kumpeh, Durian Selat, Kayu Manis (Cinnamon
Korintji), ukiran Kayu Betung dan lain sebagainya.
Dengan adanya produk indikasi geografis, sebuah
kawasan akan terangkat reputasinya, baik itu melalui
pelestarian alamnya, keindahan alam, pengetahuan
tradisional, serta sumber daya hayati. Di Jambi yang
telah terdaftar sebagai produk dengan Inidaksi
geografis adalah Kopi Kerinci (Arabica Soemtara
Korintji) dan Kopi liberika Tungkal Komposit, serta
Cinamon Kerinci. Hal ini akan berdampak signifikan
terhadap peningkatan ekonomi pedesaan, atau
kerakyatan. Dampaknyapun konsumen bersedia
membeli dengan harga lebih karena kualitas ,keunikan
dan mutu di jamin oleh sertifikat. Andi Sommeng
mengatakan bahwa ‘Kopi Kintamani” sebagai penerima
sertifikat indikasi geografis dapat ditempuh dan ditiru
oleh komunitas lain di Indonesia untuk mengindikasi
geografis produk unggulan di wilayahnya. "Karena
produk-produk unggulan di Indonesia sangat banyak,

100 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

jadi sayang kalau tak mendapat pengaturan geografis


karena memungkinkan pihak luar negeri memainkan
potensi dari Indonesia semaunya.
Namun pada kenyataannya permohonan
mendaftarkan produk indikasi geografis di Indonesia
masih sangat rendah, tidak sebanding dengan potensi
wilayah dan factor manusia yang ada. Indonesia masih
kalah dengan Thailand dan Vietnam yang
mengunggulkan produk indikasi geografisnya. Tahun
2010 ini saja, Pemerintah hanya mentargetkan 4
(empat) sertfikat Indikasi geografis, yang salah satunya
bersal dari Indikasi Geografis asal luar Negeri, yaitu
Sparkling wine (anggur berbuih) asal Perancis.
Hal inilah yang menjadi sebuah permasalahan yang
harus dicarikan solusinya. Di Negara maju, melalui
produk indikasi geografis ini, telah mampu menaikkan
standar kehidupan masyarakat lokal. Pemanfaatan IG
tidak hanya berbasis pada karakteristik dan reputasi,
melainkan kebermanfaatan menuju pada keadilan
masyarakat. Tentu manfaat ekonomi harus dapat
dinilai dengan uang, tidak hanya reputasi. Lisensi dan
perjanjian-perjanjian terkait perdagangan perlu
dikembangkan. Pemilik ataupun pemegang hak
diberikan kekuasaan penuh/monopoli untuk
mengeksplorasi secara ekonomi haknya tersebut
Kerangka hukum Indikasi Geografis yang termuat
dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang
Merek, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun
2007 memberikan perlindungan indikasi geografis
yang bertujuan melindungi produk unggulan dari
kawasan atau wilayah tertentu dengan cluster tertentu.
Dengan mendaftarkan produk indikasi geografis ke
Dirjen HKI, suatu produk tertentu akan lebih
ditingkatkan cara produksinya dan menambah

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 101


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

motivasi bagi produsen sejenis di suatu cluster produk


tertentu. Dengan syarat sebuah produk indikasi
geografis itu memiliki karakteristik dan kekhasan yang
unik.
Regulasi yang telah ada tidak serta merta membuat
popularitas sertifikasi indikasi geografis ini dianggap
sebagai sebuah perlindungan hukum terhadap sebuah
produk Nasional. Begitu halnya juga ketentuan
mengenai perlakuan berkenaan dengan pemahaman
masyarakt terhadap sebuah produk yang telah
disertifikasi masih belum baik. Hal serupa juga
termasuk dalam produk Indikasi-Asal. Untuk itu perlu
dikaji hal-hal yang menjadi permasalahan, apakah
berasal dari Instrumen hukumnya, proseduralitasnya
atau praktisi dan masyarakatnya sendiri. Berdasarkan
asumsi-asumsi di atas, maka peneliti tertarik untuk
menganalisisnya, dan dapat dijadikan dasar untuk
penelitian selanjutnya.
Dunia internasional sangat memperhatikan
menganai IG. Salah satunya TRIPs Agreement article
22 mengatur tentang IG, bahwa: Geographical
indications are for the purposes of this agreement,
indications which indentify a good as originating in
the territoryof a member, or a region or locality in that
territory, where a given quality, reputation or other
characteristics of the good is essentially attributable to
its geographical origin. Perjanjian Lisabon tahun 1958
menggunakan istilah Apellation of Origin (AO) yang
menyebutkan bahwa: In this Agreement, “appellation
of origin” means the geographical denomination of a
country, region, or locality, which serves to designate a
product originating therein, the quality or
characteristics of which are due exclusively or

102 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

essentially to the geographical environment, including


natural and human factors
Beberapa contoh produk dengan indikasi geografis
adalah

2. Pengertian, istilah dan Sifat Dasar Indikasi


Geografis
Berkembangnya perdagangan internasional , dan
adanya gerakan perdagangan bebas mengakibatkan
makin terasanya kebutuhan perlindungan terhadap
Hak kekayaan intelektual sifatnya tidak lagi timbal
balik, tetapi sudah bersifat antar negara secara global.
Indikasi geografis adalah istilah yang dipergunakan
untuk menunjukkan bahwa sebuah produk berupa
barang atau jasa berasal dari sebuah negara, daerah
Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 103
BAB 3 Bidang-Bidang HKI

atau tempat tertentu. Istilah appletion of origin (asli


atau berasal dari suatu tempat tertentu) diberikan
untuk produk atau jasa yang memiliki karakteristik
yang terkait erat dengan faktor alam atau manusia dari
mana tempat produk tersebut berasal. Indikasi
geografis terwujud dari tanda yang biasanya terdiri dari
nama asal produk, atau juga symbol dan penamaan
yang secara langsung menunjuk kepada tempat asal
produk tersebut, yang dapat diidentifikasi dengan jelas
asal geografisnya (traceable product).
Indikasi geografis memang merupakan suatu yang
baru dalam perdagangan internasional. Di Eropa sudah
cukup lama berkembang. Indikasi geografis adalah
indikasi-indikasi yang dapat mencirikan atau
mengidentifikasi barang/produk tertentu berasal dari
seluruh wilayah negara anggota WTO (World Trade
Organization). Tanpa disadari penyebutan nama suatu
daerah terhadap sebuah produk memang sudah ada,
namun sifat-sifat yang menjadikannya layak untuk
dilindungi belum dapat dipahami masyarakat umum.
Nama yang menunjukkan tanda tertentu lainnya”
adalah tanda yang berupa kata, gambar, atau
kpmbinasi dari unsur tersebut.
Misalnya kata ”Batak” mengindikasikan Daerah
Sumatera Utara, gambar rumah Gadang
mengindikasikan daerah Sumatera Barat. Nama dan
tanda tersebut dilindungi sebagai indikasi geografis
apabi;a telah terdaftar dalam daftar umum Indikasi
geografis di Direktorat jenderal. Penunjukan nama
geografis tersebut dapat diberikan terhadap hasil
pertanian, bahan pangan, hasil kerajinan tangan/kriya,
atau barang mentah dan olahan baik dari hasil
pertanian/perkebunan maupun tambang.

104 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

3. Pengaturan indikasi geografis di Indonesia


Secara umum indikasi geografis diatur dalam Pasal
22, 23, dan 24 tentang TRIP (TradeRelated Aspect Of
Intellectual Property Rights). Indikasi geografis di
Indonesia pengaturannya masih bersifat mutatis
mutandis dengan perlindungan merek, yang meliputi
perlindungan masyarakat dan tertuang dalam undang-
undang hak eksklusif perlindungan Inidikasi Geografis.
Produk indikasi geografis tidak bisa dibentuk tanpa
peningkatan dan perbaikan mutu. Dalam pasal 56
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 secara implisit
menjelaskan bahwa indikasi geografis dilindungi
sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah asal
suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis
termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi
keduanya memberikan ciri dan kualitas tertentu pada
barang yang dihasilkan. Indikasi geografis mendapat
perlindungan setelah terdaftar atas dasar permohonan
yang diajkan oleh :

a. Lembaga yang mewakili masyarakat di daerah


yang memproduksi barang yang bersangkutan
, terdiri atas;
b. Pihak yang mengusahakan barang yang
merupakan hasil alam atau kekayaan alam;
c. Produsen barang hasil pertanian;
d. Pembuat barang-barang kerajinan tangan atau
hasil industri;
e. Pedagang yang menjual berang tersebut;
f. Lembaga yang diberi kewenangan untuk itu;
g. Kelompok konsumen barang tersebut.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 105


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang


Merek (selanjutnya disebut Undang-Undang Merek)
mengatur secara mutatis mutandis mengenai indikasi
geografis yang termaktub dalam BAB VII. Yaitu Pasal
56 sampai dengan Pasal 60. Penjelasan Pasal 56 ayat (1)
menyatakan bahwa:

”indikasi geografis adalah suatu indikasi atau


identitas dari suatu barang yang berasal dari suatu
tempat, daerah atau wilayah tertentu yang
menunjukkan adanya kualitas, reputasi dan
karakteristik termasuk faktor alam dan faktor
manusia yang dijadikan atribut dari barang
tersebut. Tanda yang digunakan sebagai indikasi
geografis dapat berupa etiket atau label yang
dilekatkan pada barang yang dihasilkan. Tand
tersebut dapat berupa nama tempat, daerah, atau
wilayah, kata, gambar, huruf atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut. Pengertian nama tempat
dapat berasal dari nama yang tertera dalam peta
geografis atau nama yang karena pemakaian secara
terus menuerus sehingga dikenal sebagai nama
tempat asal barang yangbersangkutan.
Perlindungan indikasi geografis meliputi barang-
barang yang dihasilkan oleh alam, barang hasil
pertanian, hasil kerajinan tangan; atau hasil
industri tertentu lainnya.”

Berkenaan dengan permohonan merek dengan


indikasi geografis menurut Pasal 56 ayat (2) adalah
pihak atau lembaga yang sifatnya tidak perseorangan
melainkan kolektif dari masyarakat daerah produksi,
lembaga khusus untuk itu kelompok produsen dan
kelompok konsumen barang tersebut. Lembaga yang

106 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

dimaksud merupakan lembaga Pemerintah atau


lembaga resmi lainnya seperti koperasi, asosiasi dan
lain-lain. Merujuk dari penjelasan Pasal tersebut
artinya pihak-pihak seperti Lembaga Swadaya
Masyarakat atau sebuah institusi pendidikan dapat
juga mengajukan permohonan untuk itu.

4. Alasan diberikannya perlindungan


terhadap indikasi geografis
Pada dasarnya secara konseptual bahwa
perlindungan Hak Kekayaan Intelektual diberikan
karena pemilik Hak Kekayaan Intelktual telah
mencurahkan pikiran, tenaga, bahkan biaya untuk
mengadakan sebuah karya. Karya dalam Indikasi
Geografis ini memiliki pengertian yang unik. Hal ini
karena terdapat pengaruh Wilayah/cluster terhadap
penciptaan sebuah kerya intelektual tersebut. Baik itu
Prosesnya, maupun hasil akhirnya.
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang
Pengesahan Agreement Establishing The World Trade
Organization (Persetujuan pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia) menyatakan dalam
konsiderannya bahwa dalam pelaksanaan
pembangunan Nasional, khususnya di bidang ekonomi
diperlukan upaya-upaya untuk antara lain: terus
meningkatkan, memperluas, mamantapkan dan
mengamankan pasar dari segala produk baik barang
maupun jasa, termasuk segala produk baik barang
maupun jasa, termasuk aspek investasi dan ” Hak Atas
Kekayaan Intelektual” yang berkaitan dengan
Perdagangan serta meningkatkan kemampuan daya
saing terutama dalam perdagangan internasional.
Penunjukkan asal suatu barang/jasa merupakan hal

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 107


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

yang penting, karena pengaruh faktor geografis dan


sosiologis terhadap kualitas suatu barang dan/atau jasa
dapat memberikan ciri tertentu. Ciri dan kualitas yang
terpelihara dan dapat dipertahankan akan berdampak
pada suatu reputasi atau ”brand image” yang secara
tidak langsung mempengaruhi keterkenalan atas suatu
barang/ dan atau jasa tertentu.

108 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

• LATIHAN 4
1. Apa yang menjadi pemikiran bahwa suatu
merek dapat diberikan hak?
2. Uraikan perkembangan Regulasi Merek di
dunia yang dipengaruhi dari beberapa
konvensi internasional yang berkaitan? Dan
alasan apa yang menyebabkan perubahan-
perubahan pengaturan tentang merek di
Indonesia?
3. Perlindungan hukum merek adalah konstitutif,
apa maksudnya? Dan bagaimana jika
dikaitkan dengan firs to file dalam sistem
pendaftarannya ?
4. Apa yang menyebabkan suatu merek tidak
dapat di daftarkan menurut Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2016?
5. Jelaskan jenis-jenis merek yang dapat
digunakan sebagai pembeda dalam dunia
bisnis dan perdagangan baik untuk barang
ataupun jasa?
6. Apa yang dimaksud dengan produk indikasi
geografis dan bagaimana hukum
melindunginya?
7. Apa saja syarat untuk suatu barang atau jasa
dapat dilindungi engan indikasi geografis?

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 109


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

D. PATEN
Peradaban manusia itu terlahir dari
perkembangan pemikiran manusia. Manusia selalu
berfikir dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dna mencari jalan keluar atas persoalan
dalam kehidupannya, termasuk persolan yang
berhubungan dengan kebutuhan teknis. Misalnya
kebutuhan akan alat yang mempermudah manusia
memotong kuku, mempermudah menulis,
mempermudah memasak, mempermudah menemukan
informasi dan lain sebaginya. Keinginan itu terkadnag
didukung dengan kebutuhan yang mendesak.
Slanjutnya perlu dilakukan pengembangan,
penguasaan akan ilmu pengetahuian, teknologi dan
inovasi. Untuk mendukung itu , maka banyak aspek
yang perlu sinergis, salah satunya adalah hukum.
Aspek hukum memberikan prlindungan atas buah
karya pemikiran manusia, dan ini sebenarnya adalah
hak dasar manusia. Invensi atau penemuan yang telah
dilakukan oleh penemu atau inventor patut dihargai
dan diberi perlindungan. Perlindungan hukum itu
menghasilkan suatu hak yang dapat dimanfaatkan
secara optimal. Perlindungan hukum yang memadai
akan meningkatkan inovasi, pengembangan industry,
lapangan pekerjaan dan bahkan devisa negara. Ide
terhadap pemecahan suatu masalah membutuhkan
pengirbanan yang tidak sedikit.
Paten adalah hak Ekslusif yang diberikan oleh
negara kepada inventor / hasil invensinya di bidang
teknologi, selama waktu tertentu yang melaksanakan
sendiri invensinya/memberikan persetujuan kepada
pihak lain untuk melaksanakannya. (Pasal 1 (butir 1).
Inventor adalah orang yang secara sendiri atau

110 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke


dalam kegiatan yang menghasilkan invensi. Jadi Paten
merupakan hasil kreativita seseorang/beberapa org di
bidang teknologi.
Ada kaitannya dengan hasil invensi seseorang
dalam bidang teknologi yang membawa dampak pada
pengembangan dalam ilmu pengetahuan dan memiliki
nilai ekonomis. Waaupun merupakan hasil kerativitas
sendiri perlu didukung negara karena: hasilnya tidak
dimanfaatkan sendiri oleh inventor, namun oleh
masyarakat dan negara. Sehingga agar tidak ditiru
maka perlu diberi perlindungan hukum.
Hak paten dalam dunia perdagangan baik
Nasional apalagi Internasional sangat penting. Dengan
adanya hak paten maka, segala produk atau proses
yang dihasilkan dari kerja intelektual apabila ingin
dimanfaatkan orang lain meaka memerlukan izin.
Pelanggaran atas pengunaan teknologi paten tanpa izin
dapat merugikan inventor atau pemegang paten,
bahkan negara
Seperti yang telah di urai pada Bagian pertama
buku ini bahwa karya intelektual yang diberi
perlindungan menimbulkan hak. Hak tersebut adalah
hak milik pribadi yang dijamin konstitusi dan bersifat
privat. Maka tersirat bahwa Konsitusi Ndegara
Repubpk Indonesia menjamin hal itu. Dapat dilihat
dari Pasal 28H ayat (4) yang menyatakan “Setiap
orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak
milik tersebut tidak boleh diambil alih secara
sewenang-wenang oleh siapapun”. Dengan demikian
maka pelanggaran terhdap hak paten adalah juga
pelanggaran terhadap hak konstitusional seseorang.
Kepemilikan hak paten pertama kali muncul pada
awal ditemukannya berbagai teknologi di Eropa pada

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 111


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

Abad Kegelapan. Pengaturan paten di muat dalam


undang-undang pertama kali di Venice, Italia pada
tahun 1470. Hak paten ini diberikan pada ilmuwan
ternama Caxton, Galileo Galilei, dan Johannsburg
Guttenberg. Mereka mempunyai hak monopoli atas
penemuan mereka itu. Di Indonesia regulasinya
mengalami dinamika seperti :

- Semula diatur dalam Octrooiwet, Stb.1910,


No. 313
- UU No. 6 tahun 1989 Tentang paten.
- UU No. 13 Tahun 1997 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989
tentang Paten
- UU No. 14 tahun 2001 Tentang Paten
- Undang-undang No 13 Tahun 2016 tentang
paten

Paten" berasal dari bahasa Yunani, yang artinya


adalah 'terbuka'. Lawan katanya adalah "laten" yang
berarti 'terselubung'. Lalu istilah ini mengalami
konstruksi secara hukum. Di Inggris dikenal istilah
letters patent, yaitu surat keputusan yang dikeluarkan
oleh kerajaan yang memberikan hak eksklusif kepada
individu dan pelaku bisnis tertentu. Dari definisi kata
paten itu sendiri, konsep paten untuk membuka
pengetahuan demi kemajuan masyarakat dan sebagai
gantinya, inventor mendapatkan hak eklusif selama
periode tertentu (20 tahun untuk Paten Biasa, dan 10
tahun untuk Paten Sederhana).
Berdasarkan UU No. 14 tahun 2001 tentang
Paten, paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh
negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi, yang untuk selama waktu tertentu

112 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau


memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya. UU Paten memberi hak kepada
penemu dengan cara memonopoli praktik
penemuannya dalam jangka waktu tertentu tanpa
harus bersaing dengan produk salinannya (biasanya
lebih murah); perlindungan merek dagang, di sisi lain,
meskipun juga memberikan keuntungan komersial
kepada pemiliknya, yang dimaksudkan untuk
melindungi konsumen agar tidak disesatkan oleh
praktik perdagangan yang tidak bermoral.
Inventor adalah seseorang yang secara sendiri
atau beberapa orang yang secara bersama-sama
melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan
yang menghasilkan invensi atau penemuan. Seorang
penemu atau peneliti akan mendapatkan setidaknya
tiga manfaat dari sebuah paten, yaitu: 1) efek finansial
yang datang dari royalti paten; 2) efek reputasi dari
menemukan sebuah ide baru; dan 3) efek sosial yang
berdampak pada adopsi teknologi penemu yang
mungkin memiliki manfaat intrinsik bagi penemu yang
peduli untuk mempromosikan paten dengan teknologi
baru atau tentang validasi penelitian mereka
Pemegang Paten adalah inventor sebagai pemilik
paten atau pihak penerima hak dari pemiliknya, atau
pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut
yang terdaftar dalam daftar umum paten. Pemegang
paten dapat memberikan izin kepada pihak lain
berdasarkan perjanjian pemberian hak untuk
menikmatimanfaat ekonomi dari suatu paten yang
diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu.
Paten hanya diberikan untuk suatu invensi yang baru
dan mengandung langkah inventif serta dapat
diterapkan dalam industri.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 113


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

Perlindungan hukum diberikan untuk paten


apaten sederhana. Paten diberikan untuk invensi yang
baru atau memiliki nilai kebaruan (Novelty) dan apat
diterapkan dalam industry. Sementara paten
sederhana diberikan untuk invensi yang baru, sebagai
pengembangan dari produk atau proses yang telah ada
dan dapat diterapkan dalam industry. Adapun invensi
yang dapat diberikan paten menurut Undang-undang
Paten menurut Pasal 4 tidak mencakup : kreasi
estetika; skema; aturan dan metode untuk melakukan
kegiatan: 1. yang melibatkan kegiatan mental; 2.
permainan; dan 3. bisnis. d. aturan dan metode yang
hanya berisi program komputer; e. presentasi
mengenai suatu informasi; dan f. temuan berupa:

1) Penggunaan baru untuk produk yang sudah


ada dan/ atau dikenal; dan/ atau
2) Bentuk baru dari senyawa yang sudah ada
yang tidak menghasilkan peningkatan khasiat
bermakna dan terdapat perbedaan struktur
kimia terkait yang sudah diketahui dari
senyawa.

Dalam perkembangannya, segala macam invensi


dapat dipatenkan, dengan syarat invensi tersebut
berguna dan produk baru dalam lapangan teknologi
yang bersangkutan. Seperti senyawa kimia, mesin,
proses pembuatan dapat dipatenkan. Paten diperlukan
untuk :

1. Mendorong Inventor berkreatifas dalam


Teknologi
2. Memberi Keleluasaan Industrian dalam
memilih teknologi baru

114 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

3. Memacu sektor industri untuk melakukan


investasi
4. Sarana ahli teknologi
5. Instrumen penentu kebijakan pembangunan

a) Pembenaran paten
1. Penghargaan atas suatu hasil karya;
2. Pemberian insentif atas suatu penemuan
dan karya inovatif;
3. Paten sebagai sumber informasi;
4. Jangka waktunya 5, 10 dan 2o tahun

b) Jenis paten
Berdasarkan kegunaan dan sifatnya paten
terdiri dari :

1. Berdiri sendiri tidak tergantung pada


paten lain (independent paten)
2. Terkait dengan Paten lain (dependent
paten)
3. Paten tambahan (Paten of addition)
4. Paten Impor (Paten of importation)

c) Pengecualian Paten
- Tentang proses atau hasil produksi yang
pengumumannya dan penggunaannya
atau hasil produksi yang
pengumumannya dan penggunaannya
bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
- Tentang teori dan metode di bidang ilmu
pengetahuan dan matematika.
- Metode pemeriksaan, pengobatan
pembedahan perawatan yang

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 115


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

diterapkan untuk hewan dan manusia;


- Penemuan tentang semua mahkluk hidup
kecuali jasad renik;
- Penemuan tentang proses biologis yang
esensial untuk memproduksi
tanaman/hewan kecuali proses non
biologis atau mikrobiologis.

d) Prinsip pokok yang melandasi UUP


1) Diberikan atas permintaan;
2) Paten untuk satu invensi;
3) Invensi harus baru, mengandung
langkah inventif,
4) dapat diterapkan dalam industri.

Ada kaitannya dengan hasil invensi


seseorangdalam bidang teknologi yang membawa
dampak pada pengembangan dalam ilmu
pengetahuan dan memiliki nilai ekonomis.
Waaupun merupakan hasil kerativitas sendiri
perlu didukung negara karena: hasilnya tidak
dimanfaatkan sendiri oleh inventor, namun oleh
masyarakat dan negara. Sehingga agar tidak ditiru
maka perlu diberi perlindungan hukum.

e) Ruang lingkup Paten


Paten diberikan untuk invensi yang baru dan
mengandung langkah inventif dan dapat
diterapkan di dunia teknologi. Langkah inventif:
jika invensi tsb bagi seseorang yang mempunyai
keahlian biasa teknik tersebut tidak dapat diduga
sebelumnya : ( Adanya AC anti bakteri)
Paten Tidak Diberikan Untuk Invensi:

116 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

1) Proses/ produk, pengumuman dan


penggunaan / pelaskanaannya
bertentangan dengan peruu, moralitas
agama, ketertiban umum dan kesusilaan;
2) Metode perawatan, pemeriksaan,
pengobatan, pembedahan yang
diterapkan pada hewan dan manusia;
3) Teori di bhdang ilmu pengetahuan dan
matematikla atau : semua mahkluk hidup
(kecuali jasad renik), proses biologi yang
esensial untuk memproduksi
tanaman/hewan, kecuali proses non
biologis/mikrobiologis.

f) Jenis Lisensi Paten


Di Indonesia, Pemegang paten mempunyai
hak eksklusif untuk melaksanakan dan melarang
pihak lain yang tanpa persetujuannya: a.
membuat, menggunakan menjual, mengimpor,
menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan
untuk dijual atau disewakan atau di serahkan
produk yang diberi paten dalam hal paten produk.
b. Mengunakan proses produksi yang diberi paten
untuk membuat barang dan tindakan lainnya
sebagaimana pada huruf a dalam hal paten
prosespemegang paten wajib melaksanakan
patennya namun tetap diberikan pengecualian
jika pelaksanaan paten tersebut secara ekonomi
hanya layak bila dibuat dengan skala regional
yang disetujui Direktorat Jenderal Paten
Departemen Hukum dan HAM. Pasal 66 s/d Pasal
87 UU No. 14 Tahun 2001 mengatur tentang
Pengalihan dan Lisensi Paten. Mengenai Lisensi
terdapat beberapa macam jenisnya yaitu :

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 117


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

1) Lisensi Ekslusif: penerima memiliki hak


tunggal membuat mempergunakan atau
menjual produk paten
2) Lisensi Non Ekslusif: penerima hak
lisensi membuat memakai atau menjual
tetapi pemegang paten tetap mempunyai
hak untuk mempergunakan temuan
tersebut dan memberikan lisensi pd org
lain
3) Lisensi Silang; pemegang paten memberi
leisnesi pada pihak lain sebaliknya pihak
lain memberi lisensi: membuat perjanjian
untuk satu paket saja

g) Dasar pemberian paten


1) Aspek kebaruan
2) mengandung langkah inventif yang
terkandung dalam penemunnya
3) Dapat digunakan dalam bidang industri
4) Termasuk dalam kelompok yang
diberikan paten ;
5) Tidak bertentangah dengan peraturan
dan ketertiban umum serta kesusilaan;
6) Terdapat syarat substantif/patenable
(novety)

h) Keuntungan Paten
1) Menggalakkan teknologi dan ekonomi
suatu negara dengan cara sistem alih
teknologi
2) Menciptakan kondisi yang kondusif
berpengaruh pada perkembangan sistem
industri lokal;

118 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

3) Memungkinkan alih teknologi dari


negara maju ke negara berkembang;

ALAT PENTETAS TELUR

i) Pendaftaran paten
Secara prinsip perlindungan hukum yang
diberikan pada paten untuk memperoleh hak
adalah melalui pendaftaran. Pendaftaran paten
dapat dilakukan dengan elektronik dan nn
elektronik. Permohonan Pendaftaran Paten yang
Dilakukan Pasca Berlakunya UU No. 13 Tahun
2016 Tentang Paten. Prosedur yang harus
dilakukan untuk mendapatkan Paten, pemohon

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 119


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

diharuskan untuk memperhatikan syarat dan tata


cara permohonan yang diatur dalam Pasal 24 UU
Paten, yaitu:

1) Paten diberikan berdasarkan


Permohonan.
2) Permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diajukan oleh Pemohon atau
Kuasanya kepada Menteri secara tertulis
dalam Bahasa Indonesia dengan
membayarbiaya.
3) Setiap Permohonan diajukan untuk satu
Invensi atau beberapa Invensi yang
merupakan satu kesatuan Invensi yang
saling berkaitan.
4) Permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dapat diajukan baik secara
elektronik maupun non elektronik.
Permohonan yang diajukan, paling
sedikit memuat:

a. Tanggal, bulan, dan tahun surat


Permohonan;
b. Nama, alamat lengkap, dan
kewarganegaraan Inventor;
c. Nama, alamat lengkap, dan
kewarganegaraan Pemohon dalam hal
Pemohon adalah bukan badan hukum;
d. Nama dan alamat lengkap Pemohon
dalam hal Pemohon adalah badan
hukum;
e. Nama, dan alamat lengkap Kuasa
dalam hal Permohonan diajukan
melalui Kuasa; dan

120 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

f. Nama negara dan Tanggal Penerimaan


permohonan yang pertama kali dalam
hal Permohonan diajukan dengan Hak
Prioritas.

Dengan melampiri persyaratan sebagaimana


diatur pada ayat (2):

a. Judul Invensi;
b. Deskripsi tentang Invensi;
c. Klaim atau beberapa klaim Invensi;
d. Abstrak Invensi;
e. Gambar yang disebutkan dalam deskripsi
yang diperlukan untuk memperjelas
Invensi, jika Permohonan dilampiri
dengan gambar;
f. Surat kuasa dalam hal Permohonan
diajukan melalui kuasa;
g. Surat pernyataan kepemilikan Invensi oleh
Inventor;
h. Surat pengalihan hak kepemilikan Invensi
dalam hal permohonan diajukan oleh
pemohon yang bukan Inventor; dan i.
Surat bukti penyimpanan jasad renik
dalam hal Permohonan terkait dengan
jasad renik.

Deskripsi tentang Invensi sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) huruf b harus
mengungkapkan secara jelas dan lengkap tentang
bagaimana Invensi tersebut dapat dilaksanakan
oleh orang yang ahli di bidangnya. Setelah
permohonan dianggap memenuhi persyaratan
minimum maka dilakukan Pemeriksaan

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 121


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

Administratif, sebagaimana diatur dalam Pasal


34, Pasal 35 dan Pasal 36, serta pemeriksaan
substantif, sebagaimana diatur dalam Pasal 46,
pasal 51, Pasal 53, Pasal 57, dan Pasal 58.
Sedangkan untuk Paten Sederhana diatur dalam
pasal 121 s.d. pasal 124

122 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

• LATIHAN 5
1. Jelaskan bahwa hak paten itu juga merupakan
hak konstitutif warga negara?
2. Uraiakan apa yang menjadi alasan dan
pemikiran bahwa paten perlu dilindungi?
3. Apakah setiap temuan dapat dinilai sebagai
paten? Jelaskan!
4. Apa saja syarat-syrat untuk mendaftarkan
paten?
5. Uraikan perbedaan paten dengan paten
sederhana?

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 123


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

E. RAHASIA DAGANG
1. Pengertian
Rahasia dagang sebagai bagian dari hak Kekayaan
Intelektual patut untuk diberi perhatian seiring dengan
perkembangan dunia perdagangan dan bisnis. Rahasia
dagang ini sejatinya telah mulai dikenal oleh Bangsa
Cina sejak 3000 Tahun sebelu Masehi. Hal mana
dibuktikan dengan ditemukannya dokumen yang
bersisi legenda bangsa Cina yang memberi gelar Putri
Hsi-Ling-Shih, isteri kaisar kuning sebagai Dewi Sutra.
Pada saat itu terdapat pembuatan sutra yang
prosesinya sangat sacral karena terdapat suatu upacara
pembuatan sutra yang dipimpin oleh Putri His-Ling
Shih. Proses pembuatan sutera sangat dijaga
kerahasiaan oleh kerajaan. Terdapat aturan kerajaan
pada saat itu bahwa barang siapa yang melakukan
pembocoran proses pembuatan sutera atau
menyeludupkan telur ulat sutera maka diberi sanksi
hukuman mati. Dan betul saja kerajaan dapat
merahasiakan proses tersebut sampai 2000 tahun
lamanya.
Pada awal-awal dikenalnya rahasia dagang sebagai
hak intelektual, terdapat kasus-kasus pelanggaran yang
dimulai sejak abad ke-18 yang terjadi di Inggris yang
terkait resep obat-obatan.
Sementara di Amerika pada awal abad 19 undang-
undang rahasia dagang mengakomodasi rahasia-
rahasia bisnis, persaingan, teknologi dan pola-pola
managemen pekerjaan. Memang perkembangan
perlindungan atas rahasia dagang ini bermula dari
negara-negara common law, dimana hakim-hakim
pada saat itu membuat suatu keputusan yang dijadikan
yurisprodensi.

124 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

Di Indonesia instrument hukum terkait rahasa


dagang yaitu Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000
tentang rahasia dagang. Adapun yang
melatarbelakangi lahirnya undang-undangtersebut
adalah telah diratifikasinya Agreement Estabilishing
the World Trade Organization Persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia dimana
didalamnya tercakup Agreement Trade Related Aspect
of Intellectual Property Rights, dengan Undang-
Undang No.7 Tahun1994. Didalam TRIPs inilah ditulis
tentang perlunya dibuat dan diatur ketentuan
mengenai Rahasia Dagang. Aspek berikutnya adalah
mengingat Undang-Undang No.5 tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan persaingan tidak sehat
lembaran negara Republik Indonesia tahun 1999 No.33
Tambahan lembaran negara Republik Indonesia
No.3817.
Untuk menyebut istilah rahasia dagang di dunia,
dikenal dengan istilah trade secret yaitu informasi
yang dirahasiakan, (undisclosed information), atau
informasi yang tidak diketahui. Dalam perspektif
hukum benda memang agaj rumit memahaminya,
bahkan terdapat pemikiran bahwa rahasia dagang sulit
untuk dapat dikategorikan sebagai hak kekayaan
intelektual, karena tidak ada unsur hak kebendaannya,
semua bersifat rahasia. Namanya juga rahasia tentu
public tidak mengetahui apa yang dirahasiakan.
Menurut Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000
tentang Rahasia Dagang (UURD) dan mulai berlaku
sejak tanggal 20 Desember 2000 adalah INFORMASI
yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/bisnis yang mempunyai nilai ekonomi karena
berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 125


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

(Pasal 1 butir (1). Pengertian menurut uniform


trade secret act : informasi termasuk rumus, pola,
kompilasi, program, metoda teknil atau proses yang
menghasilkan nilai ekonomi secara mandiri, nyata dan
potensial.
Kewajiban Indonesia memberikan perlindungan
atas informasi rahasia berasal dari bagian 7 Pasal 39
Perjanjian Trips. Dengan demikian maka indonesia
berkewajiban membuat UURD dan menerapkannya.
Perjanjian lisensi perdagangan dilarang memuat
ketantuan yang dapat merugikan perekonomian
indonesia atau mengakibatkan persaiangan usaha tidak
sehat. Contohnya menghalangi masuknya alih
teknologi. Unsur yang harus diperhatikan dalam
rahasia dagang yaitu :

1. Informasi di bidang teknologi dan atau bisnis;


2. Yang dijaga kerahasiaannya;
3. Tidak diketahui oleh umum;
4. Memiliki nilai komersil.

Dalam UURD tidak ada ketentuan yang


menjelaskan secara rinci tentang istilah pemegang hak.
Namun, jika dianalogikan dengan hak-hak kekayaan
intelektual lainnya, pemegang hak atas rahasia dagang
diartikan sebagai pemilik rahasia dagang atau pihak
lain yang menerima hak dari pemilik.

2. Objek rahasia dagang


Objek Rahasia dagang adalah meliputi metode
produksi, metode pengolahan, metode penjualan dan
meyelenggarakan usaha, formula, daftar
konsumen/data base, tingkat kemampuan debitur

126 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

mengembalikan kredit, perencanaan/blueprint,


rencana arsitektur, tabulasi data, informasi
manufaktur, atau informasi lain di bidang teknologi
dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak
diketahui oleh masyarakat umum. dan dapat juga
berupa informasi seperti :

 Rumus perancangan;
 Rencana pemasaran;
 Perangkat lunak komputer;
 Kode-kpde akses;
 PIN;
 Data pemasaran;
 Rencana usaha

3. Hak ekslusif Rahasia Dagang


Pemilik Rahasia Dagang memiliki hak eksklusif
untuk :

1. Menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang


dimilikinya;
2. Memberikan Lisensi kepada pihak lain atau
melarang pihak lain untuk menggunakan
Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia
Dagang itu kepada pihak ketiga untuk
kepentingan yang bersifat komersial

Adapun objek yang dilindungi adalah :


 Informasi, Baik Berupa Keteknikan,
Tataniagaan, Pribadi, Maupun Informasi Lain
Yang Erat Hubungannya Dengan Si Pemiliknya
Baik Pribadi, Perorangan, Maupun Badan.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 127


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

 Tidak Dituntut Novelty Ataupun Langkah


Inventif;
 Indikator Kerahasiaan : (apakah terbukanya
informasi tersebut mengakibatkan kerugian,
pemilik yain bahwa rahasia itu tidak semua
orng memilikinya, memeiliki keyakinan atas
kerugian dan kerahasiaan info tersebut jika
terbuka, mempunyai kekhususan dan bermula
secara khusus dari/dalam praktek
perdagangan industri)

4. Sifat Rahasia Dagang


Dari asal katanya rahasia maka dapat diartikan
bahwa sifatnya terbuka, Artinya informasi apa saja
yang seharusnya bisa diketahui menjadi tidak bisa
diketahui karena dirahasiakan. rahasia dagang juga
bersifat permanen. Permanen dan tidak dapat diakhiri
dengan cara apapun. Berbeda dengan Paten, meskipun
ada rahasia dagangnya akan teapi bersifat temporer.
Jangka waktu tidak diberikan secara pasti. Sebab
tergantung seberapa lama pemilik rahasia dagang
dapat menajga aspek kerahasiaannya dari hasil temuan
tersebut. Contoh rahasia dagang pembuatan
minumnan coca cola dapat terjaga kerahasiaannya
sampai 124 tahun. Adapun krakter dari Rahasia dagang
dapat dilihat dari 3 ciri yaitu: Tidak diketahui oleh
umum, Memiliki nilai ekonomi komersial, Dijaga
kerahasiaanya.
Sehingga rahasia dagang meimiliki keunikan dan
perbedaan dengan hak kekayaan inetelektual lainnya
yaitu :
1) Bentuk hak kekayaan lain tidak bersifat rahasia

128 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

2) Rahasia Dagang mendapat perlindungan


meskipun tidak mengandung nilai kreatfitas/
pemikiran yang baru. Artinya asalkan suatu hal
itu rahasia dan dapat mempengaruhi dalam
bisnis dan perdagangan, dan tidak diketahui
oleh umum
3) Bentuk Hak kekayaan intelektual lain selalu
tangible dan dapat dinikmati dengan panca
indera, baik itu didengar, diraba, dirasa dan
dilihat atau kombinasinya, sebagaimana juga
merupakan syarat pendaftarannya namun
rahasia dagang tidak harus demikian.
4) Rahasia dagang tidak harus tertulis ataupun
terwujudkan, melainkan penggunaan
konsepnya
5) Jangka waktu perlindungannyapun tidak
ditentukan dalam hukum, melainkan sampai
pemiliknya mampu menjaga kerahasiaannya

5. Cara pengamanan rahasia dagang


1) Pengamanan gedung/pabrik dari
penyadapan/penginderaan jarak jauh;
2) Pengamana kertas2 dokumen;
3) Melarang petugas kebersihan bekerja di luar
jam pekerjaan;
4) Membatasi akses masuk ke ruangan tempat
penyimpanan informasi yang bersifat rahasia;
5) Bekerja hanya pada jam kantor;
6) Pemantauan terhadap tamu;
7) Pelayanan tamu sampai pada orang yang
berkepentingan;
8) Dibuatkan surat pernyataan;

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 129


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

Sehingga yang mengetahui bahwa sebuah


informasi itu adalah merupakan rahasia dagang adalah
pihak-pihak yang terkait di dalam karakter pencegahan
terbukanya informasi. Langkah untuk mencegah
terbukanya rahasiad agang dalam praktik sehari-hari
dapat dilihat dari :

• Memasang tulisan “SELAIN KARYAWAN


DILARANG MASUK”/”STAFF ONLY’ atau “NO
TRASSPASSING”.
• Memasang tulisan peringatan “DILARANG
MENGAMBIL GAMBAR” atau “DILARANG
MEMOTRET”
• Apabila banyak rahsia data base computer maka
computer di pasang “PASSWORD RAHASIA
DAGANG”.
• Mengikat karyawan yang potensial
membocorkan informasi penting perusahaan
dengan dengan menandatangani pernyataan
untuk menjaga rahasia perusahaan atau sering
dilakukan dengan “CONFIDENTIALITY
AGREEMENT”.
• Membuat perjanjian untuk saling menjaga
kerahasiaan perusahaan dengan pihak di luar
perusahaan yang potensial membocorkan
rahasia perusahaan,misalnya antara perusahaan
dengan peruusahan yang di jalin suatu
kerjasama.
• Dokumen rahasia tertulis disimpan dalam
map/yang lain,maka di beriak tanda yang jelas
tulisan “RAHASIA”. Dilarang mengcopy tanpa
izin terutulis dari :”—–“.
• Kalau inforamsi rahasia yang sifatnya lisan maka
kalimat “INI RAHASIA”.

130 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

• Tidak mengcopy dokumen penting di tempat


fotocopy sembarangan.
• Sebaiknya mempunyai fotocopy sendiri untuk
mengcopy dokumen penting perusahaan.
• Membakar memusnahkan dokumen penting
yang sudah tidak terpakai.
• Menghapus file-file penting secara permanen
dari computer apabila sudah tidak terpakai.
• Memasang alarm,security personal.

6. Pelanggaran Rahasia dagang


Pelanggaran rahasia dagang terjadi apabila
seseorang dengan sengaja mengungkapkan rahasia
dagang, dengan cara mengingkari kesepakatan atau
mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis
untuk menjaga rahasia dagang yang ditentukan dalam
bentuk-bentuk konkret terhadap yang bersangkutan
dan/atau antara pihak-pihak bersangkutan."
Seseorang pun dianggap telah melanggar rahasia
dagang orang lain jika ia memperoleh atau menguasai
rahasia dagang tersebut dengan cara yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Kekecualian terhadap ketentuan pelanggaran
rahasia dagang ini diberikan terhadap pengungkapan
atau penggunaan rahasia dagang yang didasarkan
untuk kepentingan pertahanan keamanan, kesehatan,
dan keselamatan masyarakat di samping berlaku pula
untuk tindakan rekayasa ulang atas produk yang
dihasilkan dari penggunaan rahasia dagang milik orang
lain yang dilakukan semata-mata untuk kepentingan
pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan.
Pelanggaran atas rahasia dagang berbeda dengan HKI

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 131


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

lainnya karena merupakan delik aduan. Hal ini


menimbulkan prokontra. Dalam ranah pidana,
tuntutan dapat dilakukan berdasarkan UU Rahasia
Dagang dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP). Tuntutan yang dapat dilakukan berdasarkan
UU Rahasia Dagang, dasar hukumnya adalah pasal 13
dan pasal 17(1), yaitu diancam pidana penjara paling
lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah). Pelanggaran
terhadap rahasia dagang dalam KUHP masuk ke dalam
lingkup kejahatan. Dasar hukum yang digunakan
adalah pasal 322 ayat 1 KUHP dimana dinyatakan
bahwa bagi orang yang dengan sengaja membuka
rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau
pekerjaannya baik itu yang sekarang ataupun yang dulu
dapat diancam pidana penjara paling lama 9 bulan atau
denda paling banyak sembilan ribu rupiah. Jika
pelanggaran rahasia dagang tersebut dilakukan setelah
buruh itu tidak lagi bekerja di perusahaan tersebut dan
ia berada pada waktu dimana ia masih harus menjaga
rahasia dagang tersebut maka ketentuan dalam KUHP
yang digunakan tidak lagi pasal 322 ayat 1, tetapi
menggunakan pasal 323 ayat 1. Pasal 323 ayat 1
menyatakan bagi orang yang dengan sengaja
memberitahukan hal-hal khusus tentang suatu
perusahaan dagang, kerajinan atau pertanian, dimana
ia bekerja atau dahulu bekerja, yang seharusnya
dirahasiakan, diancam pidana penjara paling lama 9
bulan atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
Seorang dianggap membuka rahasia dagang bila :

a) melakukan pencurian;
b) Penyadapan;
c) Spionase industri/ekonomi;

132 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

d) Membujuk untuk mmebocorkan ataiu


mengungkapkan RD;
e) Dengan sengaja mengingkari kesepakatan dan
untuk menjaga RTD

7. Peralihan Rahasia dagang dan masa


berlakunya
Hak Rahasia Dagang dapat beralih atau dialihkan
dengan:

1) Pewarisan;
2) Hibah;
3) Wasiat;
4) Perjanjian tertulis; atau
5) Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh
peraturan perundang-undangan.

Pengalihan Hak Rahasia Dagang sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) disertai dengan dokumen
tentang pengalihan hak. Segala bentuk pengalihan Hak
Rahasia Dagang sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal dengan
membayar biaya sebagaimana diatur dalam Undang-
undang . Pengalihan Hak Rahasia Dagang yang tidak
dicatatkan pada Direktorat Jenderal tidak berakibat
hukum pada pihak ketiga. Pengalihan Hak Rahasia
Dagang sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
diumumkan dalam Berita Resmi Rahasia Dagang.
Jangka waktu atau masa berlaku perlindungan terhdap
rahasia dagang tidak ditentukan secara pasti
tergantung pada seberapa lama karahasiaan tersebut
bisa dijaga dan dipertahankan oleh pemiliknya.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 133


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

Terdapat pengecualian pelaksanaan Rahasia


dagang yaitu pengungkapan Rahasia dagang untuk
keoentingan pertahanan dan keamanan
negara/Kesehatan, tidnakan rekayasa ulang atas
produk yang dihasilkan dari penggunaan rahasia
dagang milik orang lain semata2 untuk pengembangan
lebih lanjut produk yang bersangkutan. Rekayasa ualng
(referse engineered) adalah suatu tidankana analisis
dan evaluasi informasi tentang suatu teknologi yang
sudah ada.
Contoh Upaya konkret menjaga rahasia dagang
antara lain membuat perjanjian Non Disloser
Agreement dengan karyawan, melekatkkan warning
seperti gambar di bawah ini dimana disimpan suatu
rahasia,

• Latihan 6
1. Apa yang dimaksud dengan rahasia dagang dan
dimana pengaturannya?
2. Hal-hala apa saja yang dapat dilindungi dengan
rahasia dagang?
3. Hak apa saja yang dimiliki oleh pemilik rahasia
dagang?
4. Jelaskan bagaimana upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga rahasia dagang?
5. Apa hubungannya rahasia dagang dengan
persaingan usaha ?

134 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

F. Desain Tata letak Sirkuit Terpadu

• Pengertian dan Ruang lingkup


Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk
jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat
berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari
elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian
atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara
terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang
dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.
Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan
peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-
kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen
aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam
suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi
tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan
Sirkuit Terpadu. Hak Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh
negara Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil
kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada
pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.
Dalam persetujuan Trips, memuat syarat-syarat
minimum pengaturan DTLST, yang selanjutnya akan
dikembangkan asendiri oleh negara-negara yang
meratifikasinya. Hak DTLST diberikan pada DTLST

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 135


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

yag original, bukan hasil tiruan. engaturan DTLST di


Indonesia dituangkan dalam Undang-Undang Nomor
32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu. Contoh Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu adalah Oscilator dalam radio dan
Montherboard dalam komputer. Karena pentingnya
fungsi sirkuit terpadu, maka diperlukan adanya
perlindungan atas hasil kreasi DTLST.

1) DTLST Yang Mendapat Perlindungan


(Kriteria)
a) Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
diberikan untuk Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu yang orisinal.
b) Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
dinyatakan orisinal apabila desain tersebut
merupakan hasil karya mandiri Pendesain,
dan pada saat Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu tersebut dibuat tidak merupakan
sesuatu yang umum bagi para Pendesain

Tentu saja, Desain Industri harus terdaftar pada


DITJEN HKI untuk memperoleh perlindungan. DTLST
juga ada yang tidak mendapatkan perlindungan hukum
yaitu Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak
dapat diberikan jika Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama, atau
kesusilaan.Perlindungan terhadap Hak Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu diberikan kepada Pemegang Hak
sejak pertama kali desain tersebut dieksploitasi secara
komersial di mana pun, atau sejak Tanggal Penerimaan

136 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

selama sepuluh (10) tahun dan tidak dapat


diperpanjang.

2) Subjek DTLST
Pihak yang berhak memperoleh Desain Tata
Letak dan Sirkuit Terpadu adalah pendesain atau
pihak yang menerima hak tersebut dari pendesain.
Dalam hal pendesai terdiri atas beberapa orang
secara bersama-sama, Desain Tata Letak dan
Sirkuit Terpadu diberikan kepada mereka secara
bersama, kecuali jika diperjanjikan
lain. Pemegang hak memiliki hak eksklusif untuk
melaksanakan hak Desain Tata Letak dan Sirkuit
Terpadu yang dimilikinya dan untuk melarang
orang lain yang tanpa persetujuannya, membuat,
memakai, menjual, mengimpor, mengekspor dan
atau mengedarkan barang yang didalamnya
terdapat seluruh atau sebagaian desain yang telah
diberi Hak Desain Tata Letak dan Sirkuit
Terpadu. Dikecualikan sebagaimana dimaksud
pada ketentuan poin 1 adalah pemakaian Hak
Desain Tata Letak dan Sirkuit Terpadu untuk
kepentingan penelitian dan pendidikan sepanjang
tidak merugikan kepentingan yang wajar dari
pemegang Desain Tata Letak dan Sirkuit Terpadu.
Jika suatu Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan
pesanan, orang yang membuat Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu itu dianggap sebagai Pendesain
dan Pemegang Hak, kecuali jika diperjanjikan lain
antara kedua pihak. Pendesain tetap memiliki Hak
untuk dicantumkan namanya dalam Sertifikat
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Daftar Umum

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 137


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Berita


Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

3) Pengalihan
Hak DTLST dapat beralih atau dialihkan
kepada pihak lain dengan cara pewarisan, hibah,
wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab-sebab lain
yang dibenarkan oleh peraturan perundang-
undangan. Pengalihan hak DTLST disertai dengan
dokumen tentang pengalihan hak dan wajib dicatat
dalam daftar umum DTLST pada DJHKI dengan
membayar biaya sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan. Apabila
pengalihan tersebut tidak dicatatkan maka tidak
berakibat okum pada pihak ketiga. Pengalihan hak
DTLST kemudian diumumkan dalam Berita Resmi
DTLST. (Pasal 23 UUDTLST). Pengalihan hak
DTLST tidak menghilangkan hak pendesain untuk
tetap dicantumkan nama dan identitasnya, baik
dalam sertifikat, berita resmi maupun dalam
daftar umum DTLST.

138 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

• LATIHAN 7
1. Hal apa yang dilindungi pada desain tata letak
sirkuit terpadu? Dan mengapa harus dilindungi?
2. DTLST yang bagaimanakah yang dapat
didaftarkan untuk memperoleh hak?
3. Bagaimana cara mendapatkan perlindungan
DTLST?

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 139


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

G. Perlindungan Varietas Tanaman


Perlindungan varietas tanaman (PVT) ini relative
baru, dimana merupakan suigeneris dari paten.
Perlindungannyapun dioperasionalkan oleh dua
institusi yang berbeda. Paten di bawah kementetian
Hukum dan HAM cq DJKI, sementra PVt di bawah
Kementerian Pertanian dan Tanaman Pangan. PVT
memberikan perlindungan pada pemulia tanaman
yang menghassilkan sesuatu yang baru, unik, seragam
dan stabil (BUSS) untuk bidang tanaman. Pekerjaan
oemulia tanaman memerlukan intelektual dan inovasi
agar menghasilkan sesuatu yang baru, dan ini patut
dihargai dengan memberikan manfaat ekonomi.
Adanya tekanan memenuhi kebutuhan pangan
akibat pertambahan populasi, keterbatasan lahan,
stress air dan input pertanian; serbuan benih unggul
baru ke dalam manajemen usaha tani; dan
berkembangnya teknologi dan manajemen usaha tani.
Jika tidak ada perlindungan terhadap varietas tanaman
lokal, maka varietas tanaman lokal tersebut akan
semakin tersudut dan kemudian lenyap
Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Perlindungan Varietas Tanaman (PVT), yang
mendapatkan perlindungan adalah varietas tanaman
yang dihasilkan oleh pemulia melalui kegiatan
pemuliaan yang memiliki ciri-ciri: unggul dan potensial
berkembang atau bernilai ekonomi; plasma nuftah
(SDG) dan aprent stock yang berharga dan berguna
menghasilkan varietas hibrida atau varietas turunan
esensial; memenuhi persyaratan BUSS (baru, unik,
seragam dan stabil). Berbeda dengan tanaman hasil
pemuliaan yang memperoleh perlindungan
berdasarkan UU PVT, maka terhadap varietas tanaman

140 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

lokal tidak dapat di PVT-kan, yang dapat dilakukan


adalah mendaftarkannya.
Sunaryati Hartono menyatakan bahwa ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang pangan telah
maju dengan pesat, sehingga permasalahannya tidak
hanya tertuju pada produk pangan yang dapat
dijadikan komoditi potensial bagi peningkatan
pendapatan masyarakat dan Negara, tapi juga pada
sumber penghasil pangan itu sendiri dapatdirekayasa
seperti terciptanya varietas tanaman yang dapat
menghasilkan produk-produk unggulan

1. Pengertian dan ruang lingkup


Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah
perlindungan khusus yang diberikan oleh negara yang
diwakili oleh Pemerintah dan pelaksanaannya
dilakukan di kantor PVT. Hak Perlindungan tersebut
diberikan kepada pemulia dan atau pemegang hak PVT
untuk menggunakan sendiri varietas hasil
pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang
atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama
waktu tertentu (Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas
Tanaman). Varietas tanaman adalah sekelompok
tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai
oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun,
bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe
atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari
jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya
satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak
tidak mengalami perubahan. PVT diberikan kepada
varietas dari jenis atau spesies tanaman yang baru,
unik, seragam, stabil, dan diberi nama. Suatu varietas

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 141


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

dianggap baru apabila pada saat penerimaan


permohonan hak PVT, bahan perbanyakan atau hasil
panen dari varietas tersebut belum pernah
diperdagangkan di Indonesia atau sudah
diperdagangkan tetapi tidak lebih dari setahun, atau
telah diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari
empat tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun
untuk tanaman tahunan.
Sedangkan kriteria varietas dianggap unik apabila
varietas tersebut dapat dibedakan secara jelas dengan
varietas lain yang keberadaannya sudah diketahui
secara umum pada saat penerimaan permohonan hak
PVT. Varietas dianggap seragam apabila sifat-sifat
utama atau penting pada varietas tersebut terbukti
seragam meskipun bervariasi sebagai akibat dari cara
tanam dan lingkungan yang berbeda-beda. Sedangkan
suatu varietas dianggap stabil apabila sifat-sifatnya
tidak mengalami perubahan setelah ditanam berulang-
ulang, atau untuk yang diperbanyak melalui siklus
perbanyakan khusus, tidak mengalami perubahan pada
setiap akhir siklus tersebut.
Berdasarkan pasal 4 UU No. 29 tahun 2000
tentang Perlindungan VArietas Tanaman, jangka waktu
perlindungan yang diberikan adalah selama dua puluh
tahun untuk tanaman semusim dan dua puluh lima
tahun untuk tanaman tahunan. Pengertian tanaman
tahunan ditujukan untuk jenis pohon-pohonan dan
tanaman merambat yang masa produksinya lebih dari
satu tahun, sedangkan yang lainnya disebut sebagai
tanaman semusim. Di Indonesia, PVT dapat
didaftarkan ke Pusat PVT, Kementrian Pertanian
Ketentuan lain yang memberi dasar perlindungan
bagi pemuliaan tanaman adalah Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya

142 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

Tanaman yang pada intinya berisi tentang pengaturan


pemberian penghargaan bagi invensi teknologi di
bidang budidaya tanaman, jenis dan varietas baru bagi
perorangan maupun badan hukum. Aturan lain yang
memberikan pelindungan adalah Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang
Perbenihan, yang mengatur tentang pemberian
penghargaan kepada inventor varietas tanaman baru.
Namun penghargaan yang diperoleh para pihak
pemulia tanaman berdasarkan UU Nomor 12 Tahun
1992 dan PP Nomor 44 Tahun 1995 hanya bersifat
sosiologis, dimana para pihak pemulia tanaman diberi
kewenangan memberikan nama atas hasil
pemuliaannya dan pemberian sejumlah uang yang
dimaksudkan sebagai pengganti biaya yang telah
dikeluarkan dalam kegiatan pemuliaan tanaman.

2. Hak dan Kewajiban pemegang Hak


Pemegang Hak PVT memiliki hak untuk
menggunakan dan memberikan persetujuan kepada
orang atau badan hukum lain untuk menggunakan
varietas berupa benih dan hasil panen yang digunakan
untuk propagasi. Hak PVT atas suatu varietas berlaku
juga untuk penggunaan sebagai varieats asal untuk
pembuatan varietas turunan esensial, varietas yang
tidak dapat dibedakan, maupun penggunaan secara
berulang dalam menghasilkan varieats lain. Hak
Varieats tanaman meliputi kegiatan :

a) Memproduksi atau memperbanyak benih;


b) Menyiapkan tujuan propagasi;
c) Mempublikasikan;
d) Menawarkan;

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 143


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

e) Menjual atau memperdagangkan;


f) Mengekspor;
g) Mengimpor;
h) Mencadangkan keperluan.

3. Pengalihan dan Lisensi PVT


Hak PVT dapat beralih atau dialihkan karena:

1) Pewarisan;
2) Hibah;
3) Wasiat;
4) Perjanjian dalam bentuk akta Notaris;
5) atau sebab lain yang ditentukan oleh Undang-
Undang.

Pemegang Hak PVT berhak memberikan lisensi


keapda orang atau badan hukum lain berdasarkan
surat perjanjian lisensi. Pemberian lisensi pada
dasarnya hanya pemberian hak untuk menikmati
manfaat ekonomi dari Hak PVT dalam jangka waktu
tertentu dan syarat tertentu. Kepemilikan hak PVT
tetap berada di tangan pemegang hak PVT dan tidak
dialihkan kepada pemegang lisensi. Pemegang lisensi
tidak boleh memberikannya lagi pada orang lain.
Perjanjian lisensi harus dicatatkan pada kantor PVT
dan dimuat dalam daftar umum PVT dengan
membayar biaya tertentu.
Lisensi wajib merupakan lisensi untuk
melaksanakan suatu hak PVT yang diberikan oleh
pengadilan Negeri setelah mendengar konfirmasi dari
pemegang hak PVT yang bersangkutab dan bersifat
terbuka (non-eksklusif). Lisensi wajib hanya dapat
diberikan apabila pemohon dapat menunjukkan bukti

144 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

yang meyakinkan bahwa yang bersangkutan


mempunyai kemampuand an fasilitas untuk
menggunakan sendiri hak PVT nya. Pelaksanaan lisensi
wajib diikuti dengan pembayaran royalti. Penetapan
pebayaran royalti mengikuti mekanisme yang berlaku
dalam bidang HKI lainnya ataupun perjanjian lisensi
PVT tersebut.

4. Berakhirnya hak PVT


Jangka waktu perlindungan PVT adalah 20 tahun
untuk tanaman semusim dan 25 tahun untuk tanaman
tahunan. Hak atas PVT dapat berakhir karena :

a) Berakhirnya jangka waktu perlindungan;


b) Adanya pembatalan hak PVT;
c) Adanya pencabutan hak PVT;

Berikut beberapa contoh varietas tanaman yang


telah memiliki sertifikat PVT;

1) Bunga lipstick, bunga hayo “Kusnoto, dan


bunga lipstick mahligai

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 145


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

Bunga Lipstik Aeschynanthus SoeKa”.


Keunikan bunga ini terdapat pada tabung
mahkota bagian luar bunga yang memiliki
corak lurik sehingga berbeda dari bunga lipstik
pada umumnya yang bercorak polos. Bunga
lipstik jenis itu merupakan persilangan antara
dua spesies yang berbeda yaitu Aeschynanthus
“Radicans” kelopak hijau dengan
Aeschynanthus “Tricolor”.Kedua, yakni
Bunga Hoya “Kusnoto”, merupakan mutasi
yang memiliki efek perubahan warna bunga
pada bagian mahkota dan korona,
Dan ketiga, Bunga Lipstik Aeschynanthus
“Mahligai”. Bunga lipstik jenis tersebut
memiliki keunikan tersendiri karena hasil
mutasi yang memilki bunga mutan berwarna
merah cerah dan pinggiran mahkota yang
melipat dan memuntir.

2) Jeruk Gamindo B

146 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

3) Porang Madiun

4) Kacang Tanah

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 147


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

• LATIHAN 8
1. Apa yang dimaksud dengan perlindungan
varietas tanaman?
2. Bagaimana tata cara permohanan hak varietas
tanaman?
3. Mengapa varietas tanaman perlu dilindungi
secara hukum?
4. Uraiakan apa saja hak dan kewajiban pemilik
hak varietas tanaman?
5. Bisakah kita mendaftarkan merek dengan nama
varietas tanaman? , jelaskan!

148 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

H. Desain Industri
1. Sejarah dan Pengertian Desain Industri
Desain indutsri sudah mulai berkembang sejak
awal peradaban manusia ada di dunia. Berkembangnya
desain segala bentuk perlengkapan dan kebutuhan
manusia dikarenakan kemajuan berbagai bidang.
Indonesia sebagai salah satu negara yang meratifikasi
perjanjian Internasional tentang HKI, maka indonesia
membuat regulasi tentang HKI. Desain Industri adalah
suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau
gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi
atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan
dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua
dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu
produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan
tangan.
Desain merupakan bagian yang oetingd ari suatu
barang terlepas dari fungsinya. Pengguna atau
konsumen terkadang memperhatikan desain Ketika
memilih suatu barang. Sehingga nilai estetika dna
fungsi tiak dapat dipisiahkan. Pada abag 18 memang
metode penciptaan desian mengandalkan
keterampilan tangan atau kerajian. Namun saat ini
desain industry tentu sudah pasti didukung oleh
manufactur. Baru setelah di abad 19, dimana banyak
terlahir industry-industri baru untuk memenuhi
kebutuhan manusa, mekanisme produksi pabrikan
dimulai. Pada masa ini, pemikiran yang berkembang
adalah kemanfaatan dan fungsi, sehingga proses
mekanis yang terbaiklah yang akan dipilih konsumen.
Selanjutnya abad 20 lah yang menjadi awal

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 149


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

perkembangan pendesain, dan mulai saat itu


diperlukan pelindungan bagi pendesain.
Sementara peraturan mengenai desain industry
justru telah dimulai sejak 1787 dengan dikeluarkannya
The Designing and Printing of Linens, Cotton, Calicoes,
and Muslins Act pada tahun 1787, dimana masa
perlindungan hanya dua bulan dan dapat diperpanjang
sampai tiga bulan. Pelindungan ini untuk melindungi
tekstil dan belum 3 dimensi. Sekitar 10 tahun
berikutnya dikeluarkan sebuah undang-unang yang
mengatur desain industry untuk 3 dimensi. Tahun 1839
terdapat undang-undang terkait desain industry yang
mengatur dan melindungi lebih luas yaitu Pelindungan
bagi produksi yang berbentuk dua dimensi maupun
tiga dimensi yang hasilnya dipakai dalam proses
produksi. Hingga tahun 1842 terdapat pengaturan yan
lebih lengkap. Pelindungan yang terlama pada masa itu
adalah yang diberikan oleh Registered Design Act 1949
(RDA 1949), Perlindungan atas desain diberikan
selama lima tahun dan dapat diperpanjang dua kali
sehingga total lama perlindungan berdasarkan
Undang-Undang ini adalah selama 15 tahun. Namun
pada perkembangannya memng terjadi permasalahan
terkait pembajakan desain, sehingga timbulah aturan
mengenai perlindungan hak cipta, yang bertujuan agar
antara desain industry dengan hak cipta tidak terjadi
tumpang tindih.

2. Ruang lingkup industri


Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain
Industri mengidentifikasikan sebagai berikut: Pasal 1
angka 1 menyatakan bahwa : “Desain Industri adalah
suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, komposisi

150 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan


dari padanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua
diemensi yang memberikan kesan estetis dan dapat
dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang,
komoditas industri, atau kerajinan tangan”.
Hak Desain Industri diberikan untuk Desain
industri yang baru Desain Industri dianggap baru
apabila pada tanggal penerimaan, desain industri
tersebut tidak sama dengan pengungkapan yang telah
ada sebelumnya. Pengungakapan sebelumnya adalah
pengungkapan Desain Industri yang sebelum tanggal
penerimaan, atau sebelum tanggal prioritas apabila
permohonan diajukan dengan hak prioritas, telah
diumumkan atau digunakan di Indonesia atau luar
Indonesia (Pasal 2 Undang – Undang Desain Industri,
pengungkapan yang dimaksud disini adalah
pengungkapan melalui media cetak atau media
elektronik, termasuk juga keikutsertaan dalam suatu
pameran. Pendesain atau penerimaan hak dari
pendesain adalah orang yang memperoleh hak Desain
Industri (Pasal 6 ayat (1) Undang - Undang Desain
Industri ).
Pemegang hak desain dapat Melaksanakan hak
yang dimilikinya sendiri Melarang orang lain yang
tanpa persetujuannya membuat, memakai,
mengimpor, meng ekspor dan/atau mengedarkan
barang yang diberi hak desain industry. Namun dapat
dikecualikan pemakaian hak desain industri utk
kepentingan penelitian dan pendidikan sepanjang
tidak merugikan kepentingan yang wajar dari
pemegang hak desain industry. Hak tidak dilanggar
Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan
penelitian yang dimaksud.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 151


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

3. Subjek Desain Industri


Pihak memperoleh Hak Desain Industri adalah
Pendesain atau yang menerima hak tersebut dari
Pendesain atau yang membiayai segala hal yang
berhubungan dengan penciptaan projek tersebut.
Dalam hal Pendesain terdiri atas beberapa orang secara
bersama, Hak Desain Industri diberikan kepada
mereka secara bersama, kecuali jika diperjanjikan lain.
Jika suatu Desain Industri dibuat dalam hubungan
dinas dengan pihak lain dalam lingkungan
pekerjaannya atau yang dibuat orang lain berdasarkan
pesanan, pemegang Hak Desain Industri adalah pihak
yang untuk dan/atau dalam dinasnya Desain Industri
itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain
antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak
Pendesain apabila penggunaan Desain Industri itu
diperluas sampai ke luar hubungan dinas. Jika suatu
Desain Industri dibuat dalam hubungan kerja atau
berdasarkan pesanan, orang yang membuat Desain
Industri itu dianggap sebagai Pendesain dan Pemegang
Hak Desain Industri, kecuali jika diperjanjikan lain
antara kedua pihak.

152 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

4. Pelindungan Hukum Desain Industri


Pada dasarnya pelindungan desain industry
ditujukan untuk melindungi baik individu maupun
negara dalam kegiatan perdagangan. Untuk
meningkatkan dan memajukan industry maka
diperlukan iklim yang mnedoromg ke arah itu.
Keanekaragaman budaya dan potensi kreatifitas yang
berbasis kearifan lokalpun menjadi alasan untuk

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 153


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

melindungi berbagai inovasi yang tumbuh di


Indonesia, khususnya bidang industry. Adapun bentuk
perlindungan hukum yang diberikan kepada negara,
telah dimulai dari Indonesia yang telah meratifikasi
Agreement Establishing teh World Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan
Dunia) yang mencakup Agreement on Trade Related
Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan
TRIPs) dengan Undang-Undang 7 Tahun 1994
sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Desain
Industri.
Desain industry di Indonesia telah diatur dalam
Undang-unang Nomor 31 Tahun 2000 tentang desain
industry. Dijelaskan dalam UU tersebut bahwa hak
desain industry yaitu hak eksklusif yang diberikan
kepada pendesain terhadap hasil kreasinya untuk
jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri, ataupun
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
menjalankan hak tersebut. Perlindungan hukum
terhadap pemegang desain sangat berpengaruh
terhadap suatu keadilan, ketertiban, kepastian, dan
kemanfaatan dan kedamaian bagi para pemegang hak
tersebut. Negara memberikan jangka waktu
perlindungan bagi pemanfaatan hak ddesain industry.
Dalam desain industry jangka waktu perlindungan
adalah 10 tahun dan tidak dapat diperpanjang. Namun
hak itu didapatkan jika pendesain mengajukan
permohonan dan mendaftarkan desainnya ke DJKI.
Dengan diberikannya hak oleh negara , maka
pendesain mendapatkan hak moral dan hak ekonomi
untuk dimanfaatkan seoptimal mungkin. Dengan itu
pendesain memiliki motivasi untuk selalu melakukan
inovasi.

154 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

Menurut pasal 9 UU Desain Industri bahwa


Pemegang Hak Desain Industri memiliki hak ekslusif
untuk melaksanakan Hak Desain Industri yang
dimilikinya dan untuk melarang orang lainn yang tanpa
persetujuannya membuat, memakai, menjual,
mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan
barang yang diberi Hak Desain Industri. Ayat 2
menjelaskan bahwa : “Dikecualikan dari ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
pemakaian Desain Industri untuk kepentingan
penelitian dan pendidikan sepanjang tidak merugikan
kepentingan yang wajar dari pemegang hak Desain
Industri”.

5. System pendaftaran
Sebelum dijelaskan mengenai pendaftaran desain
industry, terlebih dahulu dijelaskan mengenai asas-
asas yang trekandung dalam hak desain industry. Asas
yang pertama adalah asas publisitas. Asas ini
mengandung pemahaman bahwa hak desain industry
diberi oleh Negara seteleh melalui proses publishing
atau pengumuman kepada khalayak dengan jangka
waktu yang telah ditentukan. Sampai dihasilkan bahwa
terhadap desain itu tidak ada yang mengklaim
memilikinya. Pengumuman itu dilakukan pada laman
berita resmi desain industry DJKI, Kementerian
Hukum dan HAM Republik Indonesia. Sehingga ini
yang dapat dikatakan perbedaan dengan hak cipta yang
tidak membutuhkan pengumuman, karena sifatnya
yang deklaratif, sementara hak desain industry system
pendaftarannya konstitutif. Pada permohonan desain
industry, terdapat satu Langkah yang dinamakan
pemeriksaan administrative dan pemeriksaan

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 155


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

substantif atas desain yang dimohonkan. Menurut


pasal 11 UU Desain Industri bahwa :

(1) Permohonan diajukan secara tertulis dalam


bahasa Indonesia ke Direktorat Jenderal
dengan membayar biaya sebagaimana diatur
dalam Udnang-undang ini.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) ditandatangani oleh Pemohon atau
Kuasanya.
(3) Permohonan harus memuat:

a. Tanggal, bulan, dan tahun surat


Permohonan;
b. Nama, alamat lengkap, dan
kewarganegaraan Pendesain;
c. Nama, alamat lengkap, dan kewarganaan
Pemohon;
d. Nama dan alamat lengkap Kuasa apabila
Permohonan yang pertama kali, dalam hal
Permohonan diajukan daengan Hak
Prioritas.

(4) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam


ayat (3) dilampiri dengan:

a. contoh fisik atau gambar atau foto dan


uraian dari Desaian Industri yang
dimohonkan pendaftarannya;
b. surat kuasa khusus, dalam hal
Permohonan diajukan melalui Kuasa;
c. surat pernyataan bahwa Desain Industri
yang dimohonkan pendaftarannya adalah
milik Pemohon atau milik Pendesain.

156 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

(5) Dalam hal Permohonan diajukan secara


bersama-sama oleh lebih dari Pemohon,
Permohonan tersebut ditandatangani oleh
salah satu Pemohon dengan melampirkan
persetujuan tertulis dari Pemohon lain.
(6) (6) Dalam Permohonan diajukan oleh bukan
Pendesain, Permohonan harus disertai
pernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang
cukup bahwa Pemohon berhak atas Desain
Industri yang bersangkutan.
(7) Ketentuan tentang tata cara Permohonan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

Itulah hal-hal yang menjadi penjelasan untuk asas


publisitas. Berikutnya yang kedua, adalah asas
Kesatuan (Kemanunggalan). Asas ini memiliki makna
bahwa dalam hal permohonan untuk diberi hak desain
industry, suatu rancangan desain harus merupoakan
satu kesatuan yang utuh, yang terkait dengan suatu
fungsi. Sebagai contoh misalnya sepeda, maka desain
sepeda adalah satu kesatuan utuh sebagaimana fungsi
sepeda, tidak dapat didaftarkan misalnya Sebagian
saja, misalnya bagian rem sepeda saja, atau stang
sepeda saja, atau rantai sepeda. Inilah yang
membedakan dengan Paten, pada paten suatu invensi
tidak harus satu kesatuan, karena paten terkait
teknologi untuk menggerakkan suatu fungsi. Jika
misalnya akan didaftarna dengan Paten, bisa saja
invensi yang berhubungan dengan rantai sepeda
sedemikan rupa yang menghasilkan fungsi tertentu.
Kedua hak ini sama-sama memiliki nilai kebaruan,
namun untuk suatu hak yang berbeda. Karena itu asas
yang ketiga adalah Asas Kebaruan/ Novelty. Artinya

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 157


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

setiap desain yang dimohonkan harus memenuhi unsur


kebaruan, dimana kbaruan akan dilihat dari data base
yang ada. Nilai kebaruan terkait fungsi dan estetika,
baik itu secara sendiri-sendiri atau gabungan fungsi
sekaligus.

6. Pengalihan hak
Hak desain merupakan hak eksklusif, yang mana
pendesain dapat memanfaatkan hak moral dan hak
ekonominya, baik untuk kepentingannya sendiri
ataupun memberikan hak itu pada orang lain/pihak
lain. Pemberian hak kepada pihak lain membutuhkan
syarat untuk peralihannya. Peralihan hak desain
industrid apat dilakukan dengan beberapa cara.
Menurut Pasal 31 UU Desain Industri, bahwa :

(1) Hak Desain dapat beralih atau dialihkan


dengan:

a. Pewarisan;
b. Hibah;
c. Wasiat;
d. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh
peraturan perundang-undangan.

(2) Pengalihan Hak Desain Industri sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) disertai dengan
dokumen tentang pengalihan hak.
(3) Segala bentuk pengalihan Hak Desain Industri
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib
dicatat dalam Daftar Umum Desain Industri
pada Direktorat Jenderal dengan membayar

158 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


Hukum Kekayaan Intelektual

biaya sebagaimana diatur dalam Undang-


undang ini.
(4) Pengalihan Hak Desain Industri yang tidak
dicatatkan dalam Daftar Umum Desain
Industri tidak berkiblat hukum pada pihak
ketiga.
(5) Pengalihan Hak Desain Industri sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) diumumkan dalam
Berita Resmi Desain Industri.

Dr. Dwi Suryahartati, S.H., M.Kn | 159


BAB 3 Bidang-Bidang HKI

• LATIHAN 9
1. Uraikan dasar pelindungan hukum desain
industry dari beberapa konvensi internasional?
2. Apa saja yang termasuk dalam kategori desain
industry?
3. Bagaimana mekanisme pendaftaran hak desain
industry?
4. Jelaskan asas-asas yang terkait dengan
pelindungan hukum terhadap desain industry?
5. Mengapa jangka waktu hak desain industry tidak
ditentukan ?

160 | Nelli Herlina, S.H.,M.H


BAHAN BACAAN :

Abdulkadir Muhammad, 2006, Hukum Perusahaan


Indonesia, Cetakan ke-3, Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.

Agus Sardjono, Hak Kekayaan Intelektual dan


Pengetahuan Tradisional, Bandung: Alumnim 2010

Ahmad M. Ramli, Cyber Law dan HkI dalam sistem


Hukum Indonesia, Bandung: Refika Aditama, 2006

Ainur Rohim Faqih dkk, HKI, Hukum Islam dan Fatwa


MUI, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010

Budi Agus Riswandi, Dinamika Hak Kekayaan Intelaktual


dalam Masyarakat Kreatif, Jogjakarta: total Media,
2009

Damain, Eddy, 2002, Hak Kekayaan Intelektual Suatu


Pengantar, Alumni, Bandung.

Efridani, Perlindungan dan Pemanfaatan Sumber daya


Genetik, Bandung:Alumni, 2009

Henry Sulistyo, Plagiarisme Pelanggarab Hak Cipta dan


Etika, Jogjakarta: Kanisius, 2011

Insan Budi Maulana, Pelangi HaKI dan Anti Monopoli,


Jakarta: Pustaka Pelajar, 2000

Iswi Hariyani, 2010, Prosedur Mengurus HAKI yang


Benar, Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Mahmmud Ahkam Subroto dan Suprapedi, Konsep Dasar
Kekayaan Intelektual untuk Pertumbuhan
Inovasi.Penerbit PT Macanan Jaya Cemerlang. 2008.
Muhammad Ahkam, Pengenalan HKI (Konsep dasar
kekayaan intelaktual untuk pertumbuhan inovasi),
Jakarta: Indeks, 2008

Muhammad Djumhana dan Djubaidilla, Hak Milik


Intelaktual (Sejarah, Teori dan Prakteknya di
Indonesia), Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003

Munir Fuadi, Teori-teori Besar dalam Hukum (grand


theory), Jakarta: Kencana, 2013

OK. Saidin, Aspek hukum Hak Kekayaan Intelektual,


Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015.

Ranti F Maryana, Perlindungan Desain Industri di


Indonesia dalam Era Perdagangan Bebas, Grasindo,
Jakarta, 2004.
Rahmi Jened, Hukum Hak Cipta, Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2014

Rudi Agustian Hassim, Kompilasi Rubrik Konsultasi Hak


Kekayaan Intelektual, Jakarta: Kompas Gramedia,
2009

Sentosa Sembiring, Hak Kekayaan Intelaktual dalam


berbagai Peraturan Perundang-undangan, Bandung
: Yrama Widya, 2002

Suyud Margono, Aspek Hukum Komersilisasi Aset


Intelektual, Bandung: Nuansa Aulia, 2010
Sri Mulyani, dkk, Hukum Benda (yang ditur dalam
KUHPerdata dan di luar KUHPerdata, Semarang:
Panji Duta Sarana, 2006

Tim Lindsley dkk, Hak Kekayaan Intelaktual Suatu


pengantar, Bandung: Alumni, 2003

Yanto, Oksidelfa, 2017, Hukum Hak Cipta dalam Ranah


Hak Kekayaan Intelektual, Wade Group, Jawa Timur

Peraturan Perundang-undangan
• UU No. 29 Tahun 2000 Tentang perlindungan
Varietas Tanaman;
• UU No. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang;
• UU No. 31 tahun 2000 Tentang Desain Industri;
• UU No. 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu;
• UU No. 14 Tahun 2001 Tentang Paten.
• UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.
• UU No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Anda mungkin juga menyukai