Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL


Dosen Pengampu : Dinar Melani Hutajulu, S.Pd., M.Si.

Dosen Pengampu :
Dinar Melani Hutajulu, S. Pd., M.Si.

Disusun oleh :
1. Luffi Erdian Pamungkas (2110101021)
2. Vennesa Bagus Oktaviani (2120101070)
3. Naufal Hana Alfian (2120101104)
4. Yuyun Setiasih (2140101129)
5. Intan Merdian (2140101143)
6. Raunatasya Maharani (2140101149)
7. Galang Adipura (2140101164)
8. Raditya Muhammad Khanifar (2140101206)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TIDAR
2022
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang berjudul
“HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL”. Adapun tujuan utama dalam penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Aspek Hukum Ekonomi K5.
Kami selaku penulis tentu menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberi informasi dan
manfaat bagi pembaca. Demikian, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
makalah ini.

Magelang, 20 April 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

PRAKATA ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1 Pengertian Hak Kekayaan Intelektual ........................................................ 3
2.2 Dasar Hukum .............................................................................................. 4
2.3 Hak Cipta .................................................................................................... 8
2.4 Jenis-Jenis Hak Kekayaan Intelektual ....................................................... 9
2.5 Studi Kasus .............................................................................................. 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 13


3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13
3.2 Saran ........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak yang berkenaan dengan
kekayaan yang timbul karena kemampuan intelektual manusia. Kemampuan
tersebut dapat berupa karya dibidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan
sastra.
Konsepsi mengenai hak kekayaan intelektual didasarkan pada pemikiran
bahwa karya intelektual yang telah dihasilkan manusia memerlukan pengorbana
tenaga, waktu, dan biaya. Dengan adanya pengorbanan tersebut menjadikan
karya yang telah dihasilkan memiliki nilai ekonomi karena manfaat yang dapat
dinikmati. Secara garis besar ruang lingkup hak kekayaan intelektual dibagi
menjadi dua, yaitu hak cipta dan hak kekayaan industri.
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam,
maupun sumber daya manusianya, karena itulah banyak penemuan-penemuan
yang dilakukan oleh para ilmuwan yang berasal dari Indonesia, hal ini membuat
banyaknya penemuan dan karya tulis yang membuat kita bangga karena semua
itu dihasilkan oleh bangsa kita. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya
pembajakan karya-karya itu, baik oleh bangsa Indonesia sendiri maupun oleh
pihak asing, sehingga hal ini membuat semua pihak geram atas perbuatan para
pembajak terhadap karya-karya itu.
Karena itu kita sebagai masyarakat harus bertindak tegas pada masalah HKI
ini, karena pentingnya perlindungan HKI bagi pemiliknya sangat penting bagi
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di Indonesia, dengan cara membuat
rancangan Undang-undang HKI yamg baru dan sesuai dengan perkembangan
jaman.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hak kekayaan intelektual
2. Untuk mengetahui dasar hukum hak kekayaan intelektual

1
3. Untuk mengetahui jenis-jenis kekayaan hak kekayaan intelektual
4. Untuk mengetahui hak cipta hak kekayaan intelektual

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Kekayaan Intelektual


Hak Kekayaan Intelektual atau yang biasa disebut dengan HKI adalah hak
yang didapatkan dari hasil olah pikir manusia untuk dapat menghasilkan suatu
produk, jasa, atau proses yang berguna untuk masyarakat. Jadi dapat
disimpulkan bahwa HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari
suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam kekayaan intelektual
berupa karya yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual manusia.
Istilah HKI di dapat dari Intellectual Property Right (IPR) yang telah diatur
dalam UU Nomor 7 Tahun 1994 mengenai pengesahan WTO.
Kekayaan atau aset berupa karya-karya yang dihasilkan dari pemikiran atau
kecerdasan manusia mempunyai nilai atau manfaat ekonomi bagi kehidupan
manusia sehingga dapat dianggap juga sebagai aset komersial. Karya-karya yang
dilahirkan atau dihasilkan atas kemampuan intelektual manusia baik melalui
curahan tenaga, pikiran dan daya cipta, rasa serta karsanya sudah sewajarnya
diamankan dengan menumbuhkembangkan sistem perlindungan hukum atas
kekayaan tersebut yang dikenal sebagai sistem Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
HKI merupakan cara melindungi kekayaan intelektual dengan menggunakan
instrumen-instrumen hukum yang ada, yakni Hak Cipta, Paten, Merek dan
Indikasi Geografis, Rahasia Dagang, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu dan Perlindungan Varietas Tanaman.
HKI merupakan hak privat (private rights) bagi seseorang yang
menghasilkan suatu karya intelektual. Di sinilah ciri khas HKI, seseorang bebas
untuk mengajukan permohonan atau mendaftarkan karya intelektualnya atau
tidak. Hak ekslusif yang diberikan negara kepada individu pelaku HKI
(inventor, pencipta, pendesain dan sebagainya) dimaksudkan sebagai
penghargaan atas hasil karya (kreativitas)nya dan agar orang lain terangsang
untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistem HKI
tersebut kepentingan masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar. Di

3
samping itu, sistem HKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik
atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya
teknologi atau hasil karya lainnya yang sama dapat dihindarkan/dicegah. Dengan
dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat
memanfaatkannya dengan maksimal untuk keperluan hidupnya atau
mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih
tinggi lagi.

Adapun tujuan perlindungan kekayaan intelektual melalui HKI secara umum


meliputi:
1. Memberi kejelasan hukum mengenai hubungan antara kekayaan dengan
inventor, pencipta, desainer, pemilik, pemakai, perantara yang
menggunakannya, wilayah kerja pemanfaatannya dan yang menerima akibat
pemanfaatan HKI untuk jangka waktu tertentu;
2. Memberikan penghargaan atas suatu keberhasilan dari usaha atau upaya
menciptakan suatu karya intelektual;
3. Mempromosikan publikasi invensi atau ciptaan dalam bentuk dokumen HKI
yang terbuka bagi masyarakat;
4. Merangsang terciptanya upaya alih informasi melalui kekayaan intelektual serta
alih teknologi melalui paten;
5. Memberikan perlindungan terhadap kemungkinan ditiru karena karya
intelektual karena adanya jaminan dari negara bahwa pelaksanaan karya
intelektual hanya diberikan kepada yang berhak.

2.2 Dasar Hukum


Dasar hukum mengenai Hak Kekayaan Intelektual cakupanya cukup luas,
berikut adalah beberapa di antaranya:

1. UU Nomor 19/2002 diganti oleh UU No. 28/2014 Tentang Hak Cipta

Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu

4
dengan tidak mengurangi pembatasan menurut Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku.

Pencipta, adalah seorang atau bebetapa orang yang secara bersama-sama


yang atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan
pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, dan keahlian yang dituangkan dalam
bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

Perlindungan Hak Cipta. Perlindungan terhadap suatu ciptaan timbul secara


otomatis sejak ciptaan itu diwujudkan dalam bentuk nyata. Pendaftaran ciptaan
tidak merupakan suatu kewajiban untuk mendapatkan hak cipta. Namun
demikian, pencipta maupun pemegang hak cipta yang mendaftarkan ciptaannya
akan mendapat surat pendaftaran ciptaan yang dapat dijadikan sebagai alat bukti
awal di Pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan
tersebut.

Ciptaan Yang Dilindungi, ialah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan,


seni, dan sastra.

2. Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 Tentang Paten.

Paten: Adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor
atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya tersebut kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.

Invensi: Adalah ide inventor yang dituangkan kedalam suatu kegiatan


pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk atau
proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

Inventor Dan Pemegang Paten

Inventor: Adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang
secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan
yang menghasilkan invensi.

Pemegang Paten: Adalah inventor sebagai pemilik paten atau piha yang
menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak lain yang menerima lebih

5
lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam daftar umum paten.Jangka Waktu
Perlundungan Paten : Paten diberikan perlindungan untuk jangka waktu 20 (dua
puluh) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu itu tidak
dapat diperpanjang.

3. Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek.

Merek: Adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa.

Merek Dagang: Adalah merek yang digunakan pada barang yang


diperdagangkan oleh seseorang atau bebeapa orang secara bersama-sama atau
badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.

Merek Jasa: Adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

Merek Kolektif: Adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa
dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau
badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau
jasa sejenis lainnya.

Jangka Waktu Perlindungan Merek: Merek terdaftar mendapat


perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama 10 (sepuluh) tahun. Perlindungan
merek terdaftar selama 10 (sepuluh) tahun tersebut berlaku surut sejak tanggal
penerimaan permohonan merek yang bersangkutan.

4. Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri.

Desain Industri: Adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau


komposisi garis atau warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga
dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan
dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk
menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.

6
Jangka Waktu Perlindungan: Perlindungan terhadap Hak Desain Industri
diberikan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal
penerimaan.

Tanggal mulai berlakunya jangka waktu perlindungan sebagaimana


dimaksud dicatat dalam Daftar Umum Desain Industri dan diumumkan dalam
Berita Resmi Desain Industri.

5. Undang-Undang No. 32 Tahun 20000 Tentang Desain Tata Letak


Sirkuit Terpadu.

Hak Desain Tata Letak Sirkit Terpadu: Adalah hak eksklusif yang diberikan
oleh negara Republik Indonesia kepada Pendesain atau hasil kreasinya, untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya
kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.

Desain Tata Letak: Adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi
dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah
elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam satu Sirkuit Terpadu
dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan
Sirkuit Terpadu.

Sirkuit Terpadu: Adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi,
yang didalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari
elemen tersebut adalah bersifat aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling
berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor
yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.

Perlindungan terhadap Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan


kepada pemegang hak sejak pertama kali Desain tersebut dieksploitasi secara
komersial dimanapun, atau sejak tanggal penerimaan.

Dalam hal Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu telah dieksploitasi secara
komersial, permohonan harus dilakukan paling lama 2 (dua) tahun terhitung
sejak tanggal pertama kali dioeksploitasi.Perlindungan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diberikan selama 10 (sepuluh) tahun.

7
Tanggal mulai berlakunya perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dicaatat dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan
diumumkan dalam Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

6. Undang-Undang N0. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang

Rahasia Dagang: Adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di


bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna
dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.

Lingkup Rahasia Dagang: Meliputi metode produksi, metode pengolahan,


metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat.

Perlindungan Rahasia Dagang: Rahasia Dagang mendapat perlindungan


apabila informasi tersebut bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga
kerahasiaannya melalui upaya sebagaimana mestinya. Informasi dianggap
rahasia apabila informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak tettentu atau tidak
diketahui secara umum oleh masyarakat.

2.3 Hak Cipta


Hak Cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang
memiliki ruang lingkup objek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu
pengetahuan, seni dan sastra (art and literary) yang di dalamnya mencakup pula
program komputer.

Perkembangan ekonomi kreatif yang menjadi salah satu andalan Indonesia


dan berbagai negara dan berkembang pesatnya teknologi informasi dan
komunikasi mengharuskan adanya pembaruan Undang-Undang Hak Cipta,
mengingat Hak Cipta menjadi basis terpenting dari ekonomi kreatif nasional.
Dengan Undang-Undang Hak Cipta yang memenuhi unsur pelindungan dan
pengembangan ekonomi kreatif ini maka diharapkan kontribusi sektor Hak Cipta
dan Hak Terkait bagi perekonomian negara dapat lebih optimal.

8
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.Hak Terkait itu adalah hak yang berkaitan dengan Hak
Cipta yang merupakan hak eksklusif bagi pelaku pertunjukan, produser
fonogram, atau lembaga penyiaran.

2.4 Jenis-jenis Hak Kekayaan Intelektual


1. Paten
Paten adalah hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuan kepada
pihak lain untuk melaksanakan invensinya. Invensi adalah ide inventor yang
dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang
teknologi, dapat berupa produk atau proses atau penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses.

2. Merk

Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar,
logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi
dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih
unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh
orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.

3. Desain Industri

Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau


komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya
yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan
dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai
untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri atau kerajinan
tangan.

4. Hak Cipta

9
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

5. Indikasi Geografis

Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu
barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor
alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan
reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang
dihasilkan.

Tanda yang digunakan sebagai Indikasi Geografis dapat berupa etiket atau
label yang dilekatkan pada barang yang dihasilkan. Tanda tersebut dapat berupa
nama tempat, daerah, atau wilayah, kata, gambar, huruf, atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut.

6. Rahasia Dagang

Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang
teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.

7. DTLST

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah kreasi berupa rancangan peletakan
tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut
adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu sirkuit
terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan
pembuatan sirkuit terpadu. Sirkuit terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi
atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-
kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau
seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan
semikonduktor untuk menghasilkan fungsi elektronik.

10
2.5 Studi Kasus
Pelanggaran Hak Cipta oleh Lembaga Pemerintah (Studi Kasus
Penayangan Film “Sejauh Kumelangkah" pada Program Belajar dari Rumah
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Permasalahan

Berdasarkan hasil penelitian, penayangan film Sejauh Kumelangkah tanpa


sepengetahuan, izin maupun lisensi dari pemegang hak cipta film tersebut, selain
itu juga melanggar hak moral dan hak ekonomi hingga merugikan kehormatan
dirinya.

Solusi

Permasalahan ini diselesaikan dengan pendekatan perundang-undangan,


pendekatan konseptual, dan pendekatan kasus yang dilakukan dengan menelaah
peraturan perundang-undangan dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu
hukum.

 Langkah preventif adalah dengan memahami semua aturan yang berkaitan


dengan hak cipta, atau sekurang-kurangnya mendapatkan izin lisensi secara
tertulis yang telah didaftarkan di DJKI.
 Langkah-langkah hukum bila terjadi pelanggaran hak cipta, dengan
membuat aduan baik perdata maupun pidana kepada DJKI dan/atau
Kepolisian agar difasilitasi mediasi, atau melalui penyelesaian sengketa
secara Arbitrase atau dengan mengajukan gugatan ganti rugi ke
Pengadilan Niaga.

Ketentuan Hukum Pidana

Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Pasal 113

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)

11
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta
rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e,
dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Melalui hak kekayaan intelektual, orang lain tidak dapat memanfaatkan secara
ekonomis karya cipta milik orang lain tanpa izin dari penciptanya. Dari pengertian di
atas dapat, ditarik kesimpulan jika objek HKI adalah karya atau ciptaan yang dihasilkan
dari pemikiran atau kemampuan intelektual manusia.

3.2 Saran
Hak Kekayaan Intelektual merupakan Hak yang menpunyai nilai ekonomis yang
sangat tinggi bagi para pemegangnya, oleh karena itulah sudah sepantasnya kita harus
serius dalam mengatasi permasalahan HKI ini, hal ini bertujuan agar para pemegang
HKI tidak merasa disepelekan dan karya ciptanya dapat diakui dan dilindungi oleh
Pemerintah, hal ini tentu akan membawa angin segar bagi penciptaan kreasi baru baik
berupa teknologi, karya seni, maupun ilmu pengetahuan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Indriyani, D. A. (2021). Pelanggaran Hak Cipta oleh Lembaga Pemerintah (Studi Kasus
Penayangan Film “Sejauh Kumelangkah" pada Program Belajar dari Rumah oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum,
15(1), 95. https://doi.org/10.30641/kebijakan.2021.v15.95-110

Klinik Haki. (2015, November 30). Hak Kekayaan Intelektual Dan Dasar Hukumnya |
Klinik Haki UNPAS.

Klinik Haki Universitas Pasundan. (2015). Hak Kekayaan Intelektual Dan Dasar
Hukumnya. http://klinikhaki.unpas.ac.id/hak-kekayaan-intelektual-dan-dasar-
hukumnya/

Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi IPB. (2018). Pengertian KI dan HKI.
https://dik.ipb.ac.id/ki-hki/

14

Anda mungkin juga menyukai