Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum Bisnis

Dosen Pengampu: Neneng Oktarina, S.H,M.H

Disusun Oleh :

Kelompok 11

Anggi Nabila Harni 2210536044


Aminatussuhriah 2210536048
Faramitha Ramadhani 2210536051
Frisya Luthfi Utari 2210536015
Rizka Maghfira 2210536049

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ANDALAS

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Hak Atas Kekayaan Intelektual”
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum Bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagaimana Manajemen Persediaan bagi para pembaca dan penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan Bahasa
maupun segi lainnya. Sehingga kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Dengan demikian, penulis mengharapkan semoga makalah dengan
judul “Hak Atas Kekayaan Intelektual” ini dapat diambil hikmah dan dapat memberikan manfaat
kepada pembaca.

Padang, 4 Juni 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual......................................................................6
2.2 Dasar Hukum Hak Kekayaan Inteltual di Indonesia.........................................................6
2.3 Sejarah Hak Atas Kekayaan Intelektual............................................................................7
2.4 Fungsi dan Tujuan Hak Atas Kekayaan Intelektual........................................................10
2.5 Manfaat HAKI................................................................................................................11
2.6 Prinsip-Prinsip Hak Kekayaan Intelektual......................................................................11
2.7 Klasifikasi Hak Kekayaan Intelektual.............................................................................12
BAB III..........................................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau

sekelompok orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang berguna dan

memberi dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu dilindungi, agar ide-ide

cemerlang dan kratif yang telah diciptakan tidak diklaim atau di bajak oleh pihak lain. Untuk

itu diperlukan wadah yang dapat membantu dan menaungi ide-ide cemerlang dan kreatif

tersebut. Untuk Tingkat internasional 0rganisasi yang mewadahi bidang H.K.I ( Hak

Kekayaan Intelektual ) adalah WIPO ( World Intellectual Property Organization).

Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan

hasil kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan sastra serta mempercepat

pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka dirasakan perlunya perlindungan hukum

terhadap hak cipta. Perlindungan Hukum tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk

mewujudkan iklim yang lebih baik untuk tumbuh dan berkembangnya gairah mencipta di

bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah Undang-undang

nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui beberapa perubahan dan telah

diundangkan Undang-Undang yang terbaru yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002

4
tentang Hak Cipta yang mulai berlaku 12 (dua belas) bulan sejak diundangkan. Tidak hanya

karya cipta, invensi di bidang teknologi ( hak paten ) dan kreasi tentang penggabungan antara

unsure bentuk,warna, garis( desain produk industry ) serta tanda yang digunakan untuk

kegiatan perdagangan dan jasa ( merek ) juga perlu diakui dan dilindungi dibawah

perlindungan hukum . Dengan kata lain Hak atas kekayaan Intelektual ( HaKI) perlu

didokumentasikan agar kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama

dapat dihindari atau dicegah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual?

2. Apa saja Dasar Hukum Hak Kekayaan Inteltual di Indonesia?

3. Bagaimana Sejarah Hak Atas Kekayaan Intelektual?

4. Apa Fungsi dan Tujuan Hak Atas Kekayaan Intelektual?

5. Apa Manfaat Hak Atas Kekayaan Intelektual?

6. Apa saja Prinsip-prinsip Hak Atas Kekayaan Intelektual?

7. Apa Klasifikasi Hak Kekayaan Intelektual?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Pengertian Hak Atas Kekayaan

Intelektual

5
2. Untuk mengetahui Apa saja Dasar Hukum Hak Kekayaan Inteltual di Indonesia

3. Untuk mengetahui Bagaimana Sejarah Hak Atas Kekayaan Intelektual

4. Untuk mengetahui Apa Fungsi dan Tujuan Hak Atas Kekayaan Intelektual

5. Untuk mengetahui Apa Manfaat Hak Atas Kekayaan Intelektual

6. Untuk mengetahui Apa saja Prinsip-prinsip Hak Atas Kekayaan Intelektual

7. Untuk Mengetahui Apa Klasifikasi Hak Kekayaan Intelektual

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual

Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada

sejak lahir bahkan sebelum lahir, Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hak memiliki

pengertian tentang suatu hal yang benar,milik, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat

sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, wewenang menurut hukum,

dsb).

Kekayaan adalah perihal yang (bersifat, ciri) kaya, harta yang menjadi milik

orang, kekuasaan. Intelektual adalah cerdas, berakal dan berpikiran jernih berdasarkan

ilmu pengetahuan, atau yang mempunyai kecerdasan tinggi, cendikiawan, atau totalitas

pengertian atau kesadaran terutama yang menyangkut pemikiran dan pemahaman.

Kekayaan Intektual adalah kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia

yang dapat berupa karya dibidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Karya ini

dihasilkan atas kemampuan intelektual melalui pemikiran, daya cipta, dan rasa yang

memerlukan curahan tenaga, waktu, dan biaya untuk memperoleh “Produk” baru dengan

landasan kegiatan penelitian yang sejenis. Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak

eksklusif yang diberikan suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas

karya ciptanya.

7
2.2 Dasar Hukum Hak Kekayaan Inteltual di Indonesia

1. UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

2. UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982

Nomor 15)

3. UU No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman

4. UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

5. UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri

6. UU No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

7. UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten

8. UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek

9. UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

10. UU No. 7 Tahun 1994 Tentang Ratifikasi Trade Related Aspects of Intellectuals

Property Rights ( TRIPs )

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) merupakan padanan dari Bahasa

Inggris Intellectual Property Right. Kata “intelektual” tercermin bahwa obyek

kekayaan intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran

manusia (the Creations of the Human Mind) (WIPO, 1988:3).

Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif Yang diberikan suatu

peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Secara

8
sederhana HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten Dan Hak Merk. Namun jika dilihat

lebih rinci HAKI merupakan bagian dari benda (Saidin : 1995), yaitu benda tidak

berwujud (benda imateriil).

Terdapat tiga jenis benda yang dapat dijadikan kekayaan atau hak milik, yaitu :

1. Benda bergerak, seperti emas, perak, kopi, teh, alat-alat elektronik,

peralatan telekominukasi dan informasi, dan sebagainya;

2. Benda tidak bergerak, seperti tanah, rumah, toko, dan pabrik;

3. Benda tidak berwujud, seperti paten, merek, dan hak cipta.

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas

benda tak berwujud. Berbeda dengan hak-hak kelompok pertama dan kedua yang

sifatnya berwujud. Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa

informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan sebagainya

yang tidak mempunyai bentuk tertentu.

2.3 Sejarah Hak Atas Kekayaan Intelektual

Secara historis, undang- undang mengenai HAKI pertama kali ada di Venice,

Italia yang menyangkut masalah paten pada tahun 1470. caxton, Galileo dan Guttenberg

tercatat sebagai penemu-penemu yang muncul dalam kurun waktu tersebut, dan

mempunyai hak monopoli atas penemuan mereka. Hukumhukum tentang paten tersebut

kemudian di adopsi oleh kerajaan Inggris dijaman TUDOR tahun 1500-an dan kemudian

lahir hukum mengenai paten pertama di Inggris yaitu Statute of Monopolies (1623).

9
Amerika Serikat baru mempunyai undang- undang paten tahun 1791. Upaya harmonisasi

dalam bidang HKI pertama kali terjadi tahun 1883 dengan lahirnya Paris Convention

untuk masalah paten, merek dagang dan desain. Kemudian Berne Convention 1886 untuk

masalah copyright atau hak cipta. Tujuan dari konvensi-konvensi tersebut antara lain

standarisasi, pembahasan masalah baru, tukar menukar informasi, perlindungan minimum

dan prosedur mendapatkan hak. Kedua konvensi itu kemudian membentuk biro

administrative bernama the United International Bureau for the Protection of Intellectual

Property yang kemudian di kenal dengan nama World Intellectual Property Organization

(WIPO). WIPO kemudian menjadi bahan administrative khusus di bawah PBB yang

menangani masalah HKI anggota PBB. Sebagai tambahan pada tahun 2001 WIPO telah

12menetapkan tanggal 26 April sebagai Hari Hak Kekayaan Intelektual Sedunia. Secara

historis, peraturan perundang-undangan di bidang HKI di Indonesia telah ada sejak tahun

1840-an. Pemerintah Kolonial Belanda memperkenalkan undang-undang pertama

mengenai perlindungan HKI pada tahun 1844. Selanjutnya, Pemerintah Belanda

mengundangkan UU Merek (1885), UU Paten (1910), dan UU Hak Cipta (1912).

Indonesia yang pada waktu itu masih bernama Netherlands East-Indies telah

menjadi anggota Paris Convention for the Protection of Industrial Property sejak tahun

1888 dan anggota Berne Convention for the Protection of Literary and Aristic Works

sejak tahun 1914. Pada jaman pendudukan Jepang yaitu tahun 1942 s.d. 1945, semua

peraturan perundang- undangan di bidang HKI tersebut tetap berlaku. Pada tanggal 17

Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Sebagaimana

ditetapkan dalam ketentuan peralihan UUD 1945, seluruh peraturan perundang-undangan

10
peninggalan kolonial Belanda tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan UUD

1945. UU Hak Cipta dan UU peningggalan Belanda tetap berlaku, namun tidak demikian

halnya dengan UU Paten yang dianggap bertentangan dengan pemerintah Indonesia.

Sebagaimana ditetapkan dalam UU Paten peninggalan Belanda, permohonan paten dapat

diajukan di kantor paten yang berada di Batavia (sekarang Jakarta ), namun pemeriksaan

atas permohonan paten tersebut harus dilakukan di Octrooiraad yang berada di Belanda.

Pada tahun 1953 Menteri Kehakiman RI mengeluarkan pengumuman yang merupakan

perangkat peraturan nasional pertama yang mengatur tentang paten, yaitu Pengumuman

Menteri Kehakiman No. J.S. 5/41/4, yang mengatur tentang pengajuan semetara

permintaan paten dalam negeri, dan Pengumuman Menteri Kehakiman No. J.G. 1/2/17

yang mengatur tentang pengajuan sementara permintaan paten luar negeri. Pada tanggal

11 Oktober 1961 pemerintah RI mengundangkan UU No.21 tahun 1961 tentang Merek

Perusahaan dan Merek Perniagaan (UU Merek 1961) untuk menggantikan UU Merek

kolonial Belanda. UU Merek 1961 yang merupakan undang-undang Indonesia pertama di

bidang HKI. Berdasarkan pasal 24, UU No. 21 Th. 1961, yang berbunyi "Undang-undang

ini dapat disebut Undang-undang Merek 1961 dan mulai berlaku satu bulan setelah

undang-undang ini diundangkan". Undang-undang tersebut mulai berlaku tanggal 11

November 1961. Penetapan UU Merek 1961 dimaksudkan untuk 13melindungi

masyarakat dari barang-barang tiruan/bajakan. Saat ini, setiap tanggal 11 November yang

merupakan tanggal berlakunya UU No. 21 tahun 1961 juga telah ditetapkan sebagai Hari

HKI Nasional. Pada tanggal 10 Mei1979 Indonesia meratifikasi Konvensi Paris [Paris

11
Convention for the Protection of Industrial Property (Stockholm Revision 1967) ]

berdasarkan Keputusan Presiden No. 24 Tahun 1979.

Partisipasi Indonesia dalam Konvensi Paris saat itu belum penuh karena Indonesia

membuat pengecualian (reservasi) terhadap sejumlah ketentuan,yaitu Pasal 1 s.d. 12, dan

Pasal 28 ayat (1). Pada tanggal 12 April 1982 Pemerintah mengesahkan UU No.6 tahun

1982 tentang Hak Cipta ( UU Hak Cipta 1982) untuk menggantikan UU Hak Cipta

peninggalan Belanda. Pengesahan UU Hak Cipta 1982 dimaksudkan untuk mendorong

dan melindungi penciptaan, penyebarluasan hasil kebudayaan dibidang karya ilmu, seni

dan sastra serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa. Tahun 1986

dapat disebut sebagai awal era modern sistem HKI di tanah air. Pada tanggal 23 Juli 1986

Presiden RI membentuk sebuah tim khusus di bidang HKI melalui Keputusan No.

34/1986 (Tim ini lebih dikenal dengan sebutan Tim Keppres 34). Tugas utama Tim

Keppres 34 adalah mencangkup penyusunan kebijakan nasional di bidang HKI,

perancangan peraturan perundang-undangan di bidang HKI dan sosialisasi sistem HKI di

kalangan instansi pemerintah terkait, aparat penegak hukum dan masyarakat luas. Tim

Keppres 34 selanjutnya membuat sejumlah terobosan, antara lain dengan mengambil

inisiatif baru dalam menangani perdebatan nasional tentang perlunya sistem paten di

tanah air. Setelah Tim Keppres 34 merevisi kembali RUU Paten yang telah diselesaikan

pada tahun 1982, akhirnya pada tahun 1989 Pemerintah mengesahkan UU Paten. Pada

tanggal 19 September 1987 Pemerintah RI mengesahkan UU No. 7 tahun 1987 sebagai

perubahan atas UU No. 12 tahun 1982 tentang Hak Cipta. Dalam penjelasan UU No. 7

tahun 1987 secara jelas dinyatakan bahwa perubahan atas UU No. 12 tahun 1982

12
dilakukan karena semakin meningkatnya pelanggaran hak cipta yang dapat

membahayakan kehidupan sosial dan menghancurkan kreativitas masyarakat. Menyusuli

pengesahan UU No. 7 tahun 1987 Pemerintah Indonesia menandatangani sejumlah

kesepakatan bilateral di bidang hak cipta sebagai pelaksanaan dari UU tersebut. Pada

tahun 1988 berdasarkan Keputusan Presiden No. 32 di tetapkan pembentukan Direktorat

Jendral Hak Cipta, Paten 14dan Merek (DJ HCPM) untuk mengambil alih fungsi dan

tugas Direktorat Paten dan Hak Cipta yang merupakan salah satu unit eselon II

dilingkungan Direktorat Jendral Hukum dan Perundang-undangan, Departemen

Kehakiman.

Pada tanggal 13 Oktober 1989 Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui RUU

tentang Paten, yang selanjutnya disahkan menjadi UU No. 6 tahun 1989 (UU Paten 1989)

oleh Presiden RI pada tanggal 1 November 1989. UU Paten 1989 mulai berlaku tanggal 1

Agustus 1991. Pengesahan UU Paten 1989 mengakhiri perdebatan panjang tentang

seberapa pentingnya sistem paten dan manfaatnya bagi bangsa Indonesia. Sebagaimana

dinyatakan dalam pertimbangan UU Paten 1989, perangkat hukum di bidang paten

diperlukan untuk memberikan perlindungan hukum dan mewujudkan suatu iklim yang

lebih baik bagi kegiatan penemuan teknologi. Hal ini disebabkan karena dalam

pembangunan nasional secara umum dan khususnya di sektor indusri, teknologi memiliki

peranan sangat penting. Pengesahan UU Paten 1989 juga dimaksudkan untuk menarik

investasi asing dan mempermudah masuknya teknologi ke dalam negeri. Namun

demikian, ditegaskan pula bahwa upaya untuk mengembangkan sistem HKI, termasuk

paten, di Indonesia tidaklah semata-mata karena tekanan dunia internasional, namun juga

13
karena kebutuhan nasional untuk menciptakan suatu sistem perlindungan HKI yang

efektif.

Pada tanggal 28 Agustus 1992 Pemerintah RI mengesahkan UU No. 19 tahun

1992 tentang Merek (UU Merek 1992), yang mulai berlaku tanggal 1 April 1993. UU

Merek 1992 menggantikan UU Merek 1961. Pada tanggal 15 April 1994 Pemerintah RI

menandatangani Final Act Embodying the Result of the Uruguay Round of Multilateral

Trade Negotiations, yang mencakup Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual

Property Rights (Persetujuan TRIPS). Tiga tahun kemudian, pada tahun 1997 Pemerintah

RI merevisi perangkat peraturan perundang-undangan di bidang HKI, yaitu UU Hak

Cipta 1987 jo. UU No. 6 tahun 1982, UU Paten 1989, dan UU Merek 1992. Di

penghujung tahun 2000, disahkan tiga UU baru di bidang HKI, yaitu UU No. 30 tahun

2000 tentang Rahasia Dagang, UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri dan UU

No 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

Dalam upaya untuk menyelaraskan semua peraturan perundang- undangan di

bidang HKI dengan Persetujuan TRIPS, pada tahun 2001 Pemerintah Indonesia

mengesahkan UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten, dan 15UU No. 15 tahun 2001

tentang Merek. Kedua UU ini menggantikan UU yang lama di bidang terkait. Pada

pertengahan tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menggantikan UU yang lama dan

berlaku efektif satu tahun sejak diundangkannya.

2.4 Fungsi dan Tujuan Hak Atas Kekayaan Intelektual

HAKI memiliki fungsi sebagai berikut:

14
1. Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain.

2. Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan

intelektual.

3. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha dan

industri di Indonesia.

4. Alat perlindungan menjamin hak komersialisasi.

5. Peringatan kepada pihak yang berniat melanggar.

6. Advertensi untuk meningkatkan value produk.

7. Alat monopoli perdagangan.

8. Informasi paten sebagai referensi pengembangan lebih lanjut.

9. Informasi paten merupakan informasi strategi riset suatu perusahaan.

Tujuan HAKI antara lain :

1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta pelatihan dalam peraturan-

peraturan, hukum yang berlaku serta sanksi-sanksi dalam penerapan HAKI.

2. Agar para peserta pelatihan mengetahui prosedure penerapan HaKI dan masalah-

masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan penerapan HAKI

3. Agar para peserta termotivasi untuk menciptakan hal-hal baru di bidang produk

industri yang menyangkut desain, proses produksi serta pemakaian merek sendiri.

2.5 Manfaat HAKI

Manfaat Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah :

15
1. Memberikan perlindungan hukum sebagai insentif bagi pencipta inventor dan

desainer dengan memberikan hak khusus untuk mengkomersialkan hasil dari

kreativitasnya dengan menyampingkan sifat tradisionalnya.

2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi investor.

3. Mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan penemuan

baru di berbagai bidang teknologi.

4. Sistem Paten akan memperkaya pengetahuan masyarakat dan melahirkan penemu-

penemu baru.

5. Peningkatan dan perlindungan HKI akan mempercepat pertumbuhan indrustri,

menciptakan lapangan kerja baru, mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

kualitas hidup manusia yang memberikan kebutuhan masyarakat secara luas.

6. Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman suku/ etnik dan budaya

serta kekayaan di bidang seni, sastra dan budaya serta ilmu pengetahuan dengan

pengembangannya memerlukan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang

lahir dari keanekaragaman tersebut.

7. Memberikan perlindungan hukum dan sekaligus sebagai pendorong kreatifitas bagi

masyarakat.

8. Mengangkat harkat dan martabat manusia dan masyarakat Indonesia.

9. Meningkatkan produktivitas, mutu, dan daya saing produk ekonomi Indonesia.

16
2.6 Prinsip-Prinsip Hak Kekayaan Intelektual

Prinsip-prinsip yang terdaftar dalam Hak Kekayaan Intelektual adalah prinsip

konomi, prinsip keadilan, prinsip kebudayaan, dan prinsip sosial:

1. Prinsip Ekonomi.

Prinsip ekonomi merupakan hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif

suatu kemauan daya pikir manusia yang diekspresikan dalam berbagai

bentuk yang akan memeberikan keuntungan kepada pemilik yang

bersangkutan.

2. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan merupakan di dalam menciptakan sebuah karya atau orang

yang bekerja membuahkan suatu hasil dari kemampuan intelektual dalam

ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang akan mendapat perlindungan

dalam pemiliknya.

3. Prinsip Kebudayaan.

Prinsip kebudayaan, yakni perkembangan ilmu pengetahuan, sastra, dan

seni untuk meningkatkan kehidupan manusia

4. Prinsip Sosial

Prinsip sosial ( mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara ),

artinya hak yang diakui oleh hukum dan telah diberikan kepada individu

merupakan satu kesatuan sehingga perlindungan diberikan bedasarkan

keseimbangan kepentingan individu dan masyarakat.

17
2.7 Klasifikasi Hak Kekayaan Intelektual

Berdasarkan WIPO Hak atas Kekayaan Intelaktual dapat dibagi menjadi dua

bagian dalam 2 golongan besar, yaitu :

A. Hak Cipta (copyrights)

Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau

memperbanyak ciptaannya. Termasuk ciptaan yang dilindungi adalah

ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan sastra dan seni. Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Hak Cipta adalah hak eksklusif

bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak

Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi

pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku. (Pasal 1 ayat 1). Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang

lingkup bidangilmu pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak

ciptahanyadiberikan secara ekslusif kepadapencipta, yaitu “seorang atau

beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu

ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau

keahlian yang dituangkan dalambentuk yang khas dan bersifat pribadi. Hak

Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau

memperbanyak ciptaannya. Termasuk ciptaan yang dilindungi adalah

ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra dan seni. Berdasarkan

18
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta: Hak Cipta

adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk

mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin

untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut

peraturan perundangundangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat 1) Hak cipta

diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan,

kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif

kepada pencipta, yaitu "seorang atau beberapa orang secara bersamasama

yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi,

kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang

khas dan bersifat pribadi".

1. Subyek Hak Cipta

a. Pencipta

Seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas

inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran,

imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan

dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

b. Pemegang Hak Cipta

Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta atau orang lain yang

menerima lebih lanjut hak dari orang tersebut diatas.

2. Objek Hak Cipta

a. Ciptaan

19
yaitu hasil setiap karya Pencipta dalam bentuk yang khas dan

menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni

dan sastra. Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang

ilmu pengetahuan, seni dan sastra.

3. Dasar Hukum Hak Cipta

Undang-undang yang mengatur Hak Cipta:

a. UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

b. UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta

(Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor 15)

c. UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU

Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta ( Lembaran

Negara RI Tahun 1987 Nomor 42 )

d. UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU

Nomor 6 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan

UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI Tahun

1997 Nomor 29)

4. Masa Berlakunya Hak Cipta

Dalam mengtur jangka waktu berlakunya hk cipta, UUHC tidak

menyaratkan melainkan membeda-bedakan. Perbedaan itu

dikelompokkan sebagai berikut :

1) Kelompok I (Bersifat Orisinal)

20
Untuk karya cipta yang sifatnya asli atu orisinal,

perlindungan hukumny berlaku selama hidup pencipta dan terus

berlanjut sampai dengn 50 tahun setelah pencipta meninggal.

Mengenai alasan penetpan jangka wktu berlakuny hak cipta

orisinal yang demikian lama itu, undang-undang tidak

memberikan penjelasan.

Karya cipta ini meliputi :

a. Buku, pamflet, dan semu hasil karya tulis lainnya.

b. Ciptaan tari(koreografi).

c. Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat,

seni patung.

d. Seni batik.

e. Ciptan lagu atau musik dengan atau tanpa teks.

f. Karya arsitektur.

2) Kelompok II (Bersifat Derivatip)

Perlinndungan hukum atas karya cipta yang bersifat

tiruan (derivatip)berlaku selama 50 tahun, yang meliputi hak

cipta sebgai berikut:

a. Karya pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari,

pewayangan, pantomim dan karya siaran antara lain

untuk media radio, televisi dan film serta karya rekaman

radio.

21
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya.

c. Peta.

d. Karya sinematografi.

e. Karya rekaman sura atau bunyi.

f. Terjemahan dan tafsir.

3) Kelompok III (pengaruh waktu)

Terhadap karya cipta yang aktulitasnya tidak begitu

tahan, perlindungan hukumnya berlaku selama 25 tahun,meliputi

hak cipta atas ciptaan :

a. Karya fotografi.

b. Program komputer atau komputer program.

c. Saduran dan penyusunan bunga rampai.

5. Pendaftaran Hak Cipta

Ciptaan tidak kalah pentingnya dengan benda-benda lain seperti

tanah, kendaraan bermotor, kapal, merk yang memerlukan

pendaftaran. Perlindungan suatu ciptaan timbul secara otomatis sejak

ciptaan itu diwujudkan dalam bentuk yang nyata. Maksud dari

pendaftaran itu sendiri adalah hanya semata-mata mengejar kebenaran

prosedur formal saja, tetapi juga mempunyai tujuan untuk


22
mendapatkan pengukuhan hak cipta dan sebagai alat bukti awal di

pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan

tersebut.. Pendaftaran hak cipta yaitu di Direktorat Jenderal Hak

Kekayaan Intelektual, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi

Manusia.

Sifat pendaftaran ciptaan adalah bersifat kebolehan (fakultatip).

Artinya orang boleh juga tidak mendaftarkan. Apabila tidak

mendaftarkan, tidak ada sanksi hukumnya. Dengan sifat demikian,

memang UUHC memberikan kebebasan masyarakat untuk melakukan

pendaftaran

B. Paten

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001:

1. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor

atas hasil invensinya dibidang teknologi, yang untuk selama waktu

tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan

persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya (Pasal 1

Ayat 1).

2. Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil

penemuannya dibidang teknologi, untuk selama waktu tertentu

melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau memberikan

persetujuan kepada orang lain untuk melaksanakannya ( Pasal 1

Undang-undang Paten ).

23
3. Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu

pengetahuan yang diterapkan dalam proses industri. Disamping paten,

dikenal pula paten sederhana (utility models) yang hampir sama dengan

paten, tetapi memiliki syarat-syarat perlindungan yang lebih sederhana.

Paten dan paten sederhana di Indonesia diatur dalam Undang-Undang

Paten (UUP).

4. Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan

suatu penemuan (baru) dibidang teknologi. Yang dimaksud dengan

penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu dibidang

teknologi yang berupa:

a. proses;

b. hasil produksi;

c. penyempurnaan dan pengembangan proses;

d. penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi;

UNDANG –UNDANG YANG MENGATUR TENTANG PATEN:

a. UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten ( Lembaran Negara RI

Tahun 1989 Nomor 39 )

b. UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun

1989 tentang Paten ( Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30 )

c. UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten ( Lembaran Negara RI

Tahun 2001 Nomor 109 )

C. Merek

24
1. Pengertian Merek

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001: Merek adalah

tanda

yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan

warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya

pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau

jasa.(Pasal1Ayat1) Merek merupakan tanda yang digunakan untuk

membedakan produk (barang dan atau jasa) tertentu dengan yang

lainnya dalam rangka memperlancar perdagangan, menjaga kualitas,

dan melindungi produsen dan konsumen. Merek adalah tanda yang

berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angkaangka, susunan warna

atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memilikidaya

pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau

jasa (Pasal 1 Undang-undang Merek).

2. Istilah- istilah Merek

a. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara

bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan

barang-barang sejenis lainnya.

b. Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara

25
bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan

jasa-jasa sejenis lainnya.

c. Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau

jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh

beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk

membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.

d. Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan negara

kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum

Merek untuk jangka waktu tertentu, menggunakan sendiri merek

tersebut atau memberi izin kepada seseorang atau beberapa

orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk

menggunakannya.

3. Undang-Undang yang Mengatur Tentang Merek

a. UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI

Tahun 1992 Nomor 81)

b. UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19

Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1997

Nomor 31)

c. UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara RI

Tahun 2001 Nomor 110)

D. Design Industri

26
Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau

komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan

daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang

memberikan kesan eksetis dan dapat diwujudkan dalampola tiga

dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu

produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. (Pasal 1 ayat

1 UU No 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri) Hak desain industri,

yakni perlindungan terhadap kreasi dua atau tiga dimensi yang

memiliki nilai estetis untuk suatu rancangan dan spesifikasi suatu

proses industry. Dasar Hukum Desain Industri yaitu :

1. Undang-undang nomor 31 tahun 2000 tentang desain industri.

2. UU nomor 15 tahun 2001 tentang merek dagagang

Berdasarkan UU nomor 31 tahun 2000, keuntungan dari memiliki hak

ini adalah:

1. Melaksanakan hak yang dimilikinya

2. Melarang orang lain untuk membuat, memakai, menjual,

mengedarkan dalam bentuk ekspor atau impor tanpa persetujuan

pemilik.

E. Data Tata Letak Sirkuit Terpadu (intergrated circuit)

(BerdasarkanUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain

Tata

27
Letak Sirkuit Terpadu): Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam

bentuk jadi atau setengah jadi, yang didalamnya terdapat berbagai

elemen dan sekurangkurangnya satu dari elemen tersebut adalah

elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta

dibentuk secara terpadu didalam sebuah bahan semikonduktor yang

dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik. (Pasal 1 Ayat 1)

Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga

dimensi dari

berbagai elemen,s ekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah

elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu

Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk

persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu. (Pasal 1 Ayat 2)Hak desain tata

letak sirkuit terpadu (integrated circuit), yakni perlindungan hak atas

rancangan tata letak di dalam sirkuit terpadu, yang merupakan

komponen elektronik yang diminiaturisasi.

F. Rahasia Dagang

(Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia

Dagang): Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh

umum dibidang

teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna

dalam kegiatan usaha,dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia

28
Dagang.Rahasia dagang, yang merupakan rahasia yang dimiliki oleh

suatu perusahaan atau individu dalam proses produksi

G. Indikasi Geografis

(Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001Tentang

Merek):Indikasi geografis dilindungi sebagai suatu tanda yang

menunjukkan daerah asal suatu barang yang karena faktor lingkungan

geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari

kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada

barang yang dihasilkan. (Pasal 56 Ayat 1).

Ada pun objek dari Indikasi Geografis adalah :

1. Sumber Daya Alam (SDA)

2. Hasil kerajinan tangan

3. Hasil industry yang dimiliki oleh wilayah/ daerah, tapi tidak

dimiliki daerah lain.

H. Varietas Tanaman

Varietas tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau

spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman,

daun, bunga, buah, biji dan ekspresi karakteristik genotipe atau

kombinasi genotype yang dapat membedakan dari jenis yang sama atau

spesies yang sama oleh sekurang- kurangnya satu sifat yang

menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.

(Pasal 1 Ayat 3).

29
30
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak kekayaan intelektual yang dilindungin oleh

undang-undang. Setiap orang wajib menghormati hak kekayaan intelektual oranglain. Hak

kekayaan intelektual tidak boleh digunakan oleh oranglain tanpa izin pemiliknya, kecuali

apabila ditentukan oleh undang-undang. Dan dalam pembahasan ini dapat disimpulkan

bahwa HaKI adalah bagian penting suatu karya dalam ilmu pengetahuan, sastra maupun seni

dengan menghargai hasil karya pencipta yang kreatif dan inovasi agar dapat diterima dan

tidak dijadikan untuk menjatuhkan hasil karya seseorang serta berguna untuk perusahaan

dan industri dalam melaksanakan kegiatan perekonomian

31
DAFTAR PUSTAKA

Csya-dhanie.blogspot.com Etika dan Profesi Bisnis


http://csya-dhanie.blogspot.com , Diakses pada 10 May 2014

Ezzatannaaziaathaki.blogspot.com Makalah HAKI


http://ezzatannaaziaathaki.blogspot.com , Diakses pada 10 May 2014

Emawati Junus, 2003 Aspek Hukum dalam Sengketa Hak Kekayaan Intelektual Teori dan
Praktek, Diakses pada 10 May 2014

Joehukum.blogspot.com(2013) Makalah Hak Kekayaan Intelektual


http://joehukum.blogspot.com/2013/12/makalah-hak-kekayaan-intelektual.html, Diakses
pada 10 May 2014

Odebhora.wordpress.com(2011) Hak Kekayaan Intelektual


http://odebhora.wordpress.com/2011/05/17/hak-kekayaan-intelektual/, Diakses pada 13
May 2014

Putri-aja.blogspot.com(2013) Hak Kekayaan Intelektual


http://putri-aja.blogspot.com/2013/04/hak-atas-kekayaan-intelektual-haki.html, Diakses
pada 12 May 2014

Saidin. 1997. Aspek Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual. Jakarta: Raja Grafindo,
Diakses pada 15 may 2014

32

Anda mungkin juga menyukai