Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum Bisnis
Disusun Oleh :
Kelompok 11
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Hak Atas Kekayaan Intelektual”
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum Bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagaimana Manajemen Persediaan bagi para pembaca dan penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan Bahasa
maupun segi lainnya. Sehingga kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Dengan demikian, penulis mengharapkan semoga makalah dengan
judul “Hak Atas Kekayaan Intelektual” ini dapat diambil hikmah dan dapat memberikan manfaat
kepada pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual......................................................................6
2.2 Dasar Hukum Hak Kekayaan Inteltual di Indonesia.........................................................6
2.3 Sejarah Hak Atas Kekayaan Intelektual............................................................................7
2.4 Fungsi dan Tujuan Hak Atas Kekayaan Intelektual........................................................10
2.5 Manfaat HAKI................................................................................................................11
2.6 Prinsip-Prinsip Hak Kekayaan Intelektual......................................................................11
2.7 Klasifikasi Hak Kekayaan Intelektual.............................................................................12
BAB III..........................................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau
sekelompok orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang berguna dan
memberi dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu dilindungi, agar ide-ide
cemerlang dan kratif yang telah diciptakan tidak diklaim atau di bajak oleh pihak lain. Untuk
itu diperlukan wadah yang dapat membantu dan menaungi ide-ide cemerlang dan kreatif
tersebut. Untuk Tingkat internasional 0rganisasi yang mewadahi bidang H.K.I ( Hak
hasil kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan sastra serta mempercepat
terhadap hak cipta. Perlindungan Hukum tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk
mewujudkan iklim yang lebih baik untuk tumbuh dan berkembangnya gairah mencipta di
nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui beberapa perubahan dan telah
4
tentang Hak Cipta yang mulai berlaku 12 (dua belas) bulan sejak diundangkan. Tidak hanya
karya cipta, invensi di bidang teknologi ( hak paten ) dan kreasi tentang penggabungan antara
unsure bentuk,warna, garis( desain produk industry ) serta tanda yang digunakan untuk
kegiatan perdagangan dan jasa ( merek ) juga perlu diakui dan dilindungi dibawah
perlindungan hukum . Dengan kata lain Hak atas kekayaan Intelektual ( HaKI) perlu
didokumentasikan agar kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Pengertian Hak Atas Kekayaan
Intelektual
5
2. Untuk mengetahui Apa saja Dasar Hukum Hak Kekayaan Inteltual di Indonesia
4. Untuk mengetahui Apa Fungsi dan Tujuan Hak Atas Kekayaan Intelektual
6
BAB II
PEMBAHASAN
Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada
sejak lahir bahkan sebelum lahir, Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hak memiliki
pengertian tentang suatu hal yang benar,milik, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat
sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, wewenang menurut hukum,
dsb).
Kekayaan adalah perihal yang (bersifat, ciri) kaya, harta yang menjadi milik
orang, kekuasaan. Intelektual adalah cerdas, berakal dan berpikiran jernih berdasarkan
ilmu pengetahuan, atau yang mempunyai kecerdasan tinggi, cendikiawan, atau totalitas
Kekayaan Intektual adalah kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia
yang dapat berupa karya dibidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Karya ini
dihasilkan atas kemampuan intelektual melalui pemikiran, daya cipta, dan rasa yang
memerlukan curahan tenaga, waktu, dan biaya untuk memperoleh “Produk” baru dengan
landasan kegiatan penelitian yang sejenis. Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak
eksklusif yang diberikan suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas
karya ciptanya.
7
2.2 Dasar Hukum Hak Kekayaan Inteltual di Indonesia
2. UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982
Nomor 15)
10. UU No. 7 Tahun 1994 Tentang Ratifikasi Trade Related Aspects of Intellectuals
kekayaan intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif Yang diberikan suatu
peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Secara
8
sederhana HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten Dan Hak Merk. Namun jika dilihat
lebih rinci HAKI merupakan bagian dari benda (Saidin : 1995), yaitu benda tidak
Terdapat tiga jenis benda yang dapat dijadikan kekayaan atau hak milik, yaitu :
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas
benda tak berwujud. Berbeda dengan hak-hak kelompok pertama dan kedua yang
Secara historis, undang- undang mengenai HAKI pertama kali ada di Venice,
Italia yang menyangkut masalah paten pada tahun 1470. caxton, Galileo dan Guttenberg
tercatat sebagai penemu-penemu yang muncul dalam kurun waktu tersebut, dan
mempunyai hak monopoli atas penemuan mereka. Hukumhukum tentang paten tersebut
kemudian di adopsi oleh kerajaan Inggris dijaman TUDOR tahun 1500-an dan kemudian
lahir hukum mengenai paten pertama di Inggris yaitu Statute of Monopolies (1623).
9
Amerika Serikat baru mempunyai undang- undang paten tahun 1791. Upaya harmonisasi
dalam bidang HKI pertama kali terjadi tahun 1883 dengan lahirnya Paris Convention
untuk masalah paten, merek dagang dan desain. Kemudian Berne Convention 1886 untuk
masalah copyright atau hak cipta. Tujuan dari konvensi-konvensi tersebut antara lain
dan prosedur mendapatkan hak. Kedua konvensi itu kemudian membentuk biro
administrative bernama the United International Bureau for the Protection of Intellectual
Property yang kemudian di kenal dengan nama World Intellectual Property Organization
(WIPO). WIPO kemudian menjadi bahan administrative khusus di bawah PBB yang
menangani masalah HKI anggota PBB. Sebagai tambahan pada tahun 2001 WIPO telah
12menetapkan tanggal 26 April sebagai Hari Hak Kekayaan Intelektual Sedunia. Secara
historis, peraturan perundang-undangan di bidang HKI di Indonesia telah ada sejak tahun
Indonesia yang pada waktu itu masih bernama Netherlands East-Indies telah
menjadi anggota Paris Convention for the Protection of Industrial Property sejak tahun
1888 dan anggota Berne Convention for the Protection of Literary and Aristic Works
sejak tahun 1914. Pada jaman pendudukan Jepang yaitu tahun 1942 s.d. 1945, semua
peraturan perundang- undangan di bidang HKI tersebut tetap berlaku. Pada tanggal 17
10
peninggalan kolonial Belanda tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan UUD
1945. UU Hak Cipta dan UU peningggalan Belanda tetap berlaku, namun tidak demikian
diajukan di kantor paten yang berada di Batavia (sekarang Jakarta ), namun pemeriksaan
atas permohonan paten tersebut harus dilakukan di Octrooiraad yang berada di Belanda.
perangkat peraturan nasional pertama yang mengatur tentang paten, yaitu Pengumuman
Menteri Kehakiman No. J.S. 5/41/4, yang mengatur tentang pengajuan semetara
permintaan paten dalam negeri, dan Pengumuman Menteri Kehakiman No. J.G. 1/2/17
yang mengatur tentang pengajuan sementara permintaan paten luar negeri. Pada tanggal
Perusahaan dan Merek Perniagaan (UU Merek 1961) untuk menggantikan UU Merek
bidang HKI. Berdasarkan pasal 24, UU No. 21 Th. 1961, yang berbunyi "Undang-undang
ini dapat disebut Undang-undang Merek 1961 dan mulai berlaku satu bulan setelah
masyarakat dari barang-barang tiruan/bajakan. Saat ini, setiap tanggal 11 November yang
merupakan tanggal berlakunya UU No. 21 tahun 1961 juga telah ditetapkan sebagai Hari
HKI Nasional. Pada tanggal 10 Mei1979 Indonesia meratifikasi Konvensi Paris [Paris
11
Convention for the Protection of Industrial Property (Stockholm Revision 1967) ]
Partisipasi Indonesia dalam Konvensi Paris saat itu belum penuh karena Indonesia
membuat pengecualian (reservasi) terhadap sejumlah ketentuan,yaitu Pasal 1 s.d. 12, dan
Pasal 28 ayat (1). Pada tanggal 12 April 1982 Pemerintah mengesahkan UU No.6 tahun
1982 tentang Hak Cipta ( UU Hak Cipta 1982) untuk menggantikan UU Hak Cipta
dan melindungi penciptaan, penyebarluasan hasil kebudayaan dibidang karya ilmu, seni
dan sastra serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa. Tahun 1986
dapat disebut sebagai awal era modern sistem HKI di tanah air. Pada tanggal 23 Juli 1986
Presiden RI membentuk sebuah tim khusus di bidang HKI melalui Keputusan No.
34/1986 (Tim ini lebih dikenal dengan sebutan Tim Keppres 34). Tugas utama Tim
kalangan instansi pemerintah terkait, aparat penegak hukum dan masyarakat luas. Tim
inisiatif baru dalam menangani perdebatan nasional tentang perlunya sistem paten di
tanah air. Setelah Tim Keppres 34 merevisi kembali RUU Paten yang telah diselesaikan
pada tahun 1982, akhirnya pada tahun 1989 Pemerintah mengesahkan UU Paten. Pada
perubahan atas UU No. 12 tahun 1982 tentang Hak Cipta. Dalam penjelasan UU No. 7
tahun 1987 secara jelas dinyatakan bahwa perubahan atas UU No. 12 tahun 1982
12
dilakukan karena semakin meningkatnya pelanggaran hak cipta yang dapat
kesepakatan bilateral di bidang hak cipta sebagai pelaksanaan dari UU tersebut. Pada
Jendral Hak Cipta, Paten 14dan Merek (DJ HCPM) untuk mengambil alih fungsi dan
tugas Direktorat Paten dan Hak Cipta yang merupakan salah satu unit eselon II
Kehakiman.
tentang Paten, yang selanjutnya disahkan menjadi UU No. 6 tahun 1989 (UU Paten 1989)
oleh Presiden RI pada tanggal 1 November 1989. UU Paten 1989 mulai berlaku tanggal 1
seberapa pentingnya sistem paten dan manfaatnya bagi bangsa Indonesia. Sebagaimana
diperlukan untuk memberikan perlindungan hukum dan mewujudkan suatu iklim yang
lebih baik bagi kegiatan penemuan teknologi. Hal ini disebabkan karena dalam
pembangunan nasional secara umum dan khususnya di sektor indusri, teknologi memiliki
peranan sangat penting. Pengesahan UU Paten 1989 juga dimaksudkan untuk menarik
demikian, ditegaskan pula bahwa upaya untuk mengembangkan sistem HKI, termasuk
paten, di Indonesia tidaklah semata-mata karena tekanan dunia internasional, namun juga
13
karena kebutuhan nasional untuk menciptakan suatu sistem perlindungan HKI yang
efektif.
1992 tentang Merek (UU Merek 1992), yang mulai berlaku tanggal 1 April 1993. UU
Merek 1992 menggantikan UU Merek 1961. Pada tanggal 15 April 1994 Pemerintah RI
menandatangani Final Act Embodying the Result of the Uruguay Round of Multilateral
Property Rights (Persetujuan TRIPS). Tiga tahun kemudian, pada tahun 1997 Pemerintah
Cipta 1987 jo. UU No. 6 tahun 1982, UU Paten 1989, dan UU Merek 1992. Di
penghujung tahun 2000, disahkan tiga UU baru di bidang HKI, yaitu UU No. 30 tahun
2000 tentang Rahasia Dagang, UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri dan UU
bidang HKI dengan Persetujuan TRIPS, pada tahun 2001 Pemerintah Indonesia
mengesahkan UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten, dan 15UU No. 15 tahun 2001
tentang Merek. Kedua UU ini menggantikan UU yang lama di bidang terkait. Pada
pertengahan tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menggantikan UU yang lama dan
14
1. Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain.
intelektual.
3. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha dan
industri di Indonesia.
2. Agar para peserta pelatihan mengetahui prosedure penerapan HaKI dan masalah-
3. Agar para peserta termotivasi untuk menciptakan hal-hal baru di bidang produk
industri yang menyangkut desain, proses produksi serta pemakaian merek sendiri.
15
1. Memberikan perlindungan hukum sebagai insentif bagi pencipta inventor dan
penemu baru.
6. Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman suku/ etnik dan budaya
serta kekayaan di bidang seni, sastra dan budaya serta ilmu pengetahuan dengan
masyarakat.
16
2.6 Prinsip-Prinsip Hak Kekayaan Intelektual
1. Prinsip Ekonomi.
bersangkutan.
2. Prinsip Keadilan
dalam pemiliknya.
3. Prinsip Kebudayaan.
4. Prinsip Sosial
artinya hak yang diakui oleh hukum dan telah diberikan kepada individu
17
2.7 Klasifikasi Hak Kekayaan Intelektual
Berdasarkan WIPO Hak atas Kekayaan Intelaktual dapat dibagi menjadi dua
Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau
berlaku. (Pasal 1 ayat 1). Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang
keahlian yang dituangkan dalambentuk yang khas dan bersifat pribadi. Hak
18
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta: Hak Cipta
a. Pencipta
a. Ciptaan
19
yaitu hasil setiap karya Pencipta dalam bentuk yang khas dan
20
Untuk karya cipta yang sifatnya asli atu orisinal,
memberikan penjelasan.
b. Ciptaan tari(koreografi).
seni patung.
d. Seni batik.
f. Karya arsitektur.
radio.
21
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya.
c. Peta.
d. Karya sinematografi.
a. Karya fotografi.
Manusia.
pendaftaran
B. Paten
1. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor
Ayat 1).
Undang-undang Paten ).
23
3. Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu
dikenal pula paten sederhana (utility models) yang hampir sama dengan
Paten (UUP).
a. proses;
b. hasil produksi;
C. Merek
24
1. Pengertian Merek
tanda
25
bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
menggunakannya.
Nomor 31)
D. Design Industri
26
Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan
dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu
ini adalah:
pemilik.
Tata
27
Letak Sirkuit Terpadu): Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam
dimensi dari
F. Rahasia Dagang
umum dibidang
28
Dagang.Rahasia dagang, yang merupakan rahasia yang dimiliki oleh
G. Indikasi Geografis
H. Varietas Tanaman
kombinasi genotype yang dapat membedakan dari jenis yang sama atau
29
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak kekayaan intelektual yang dilindungin oleh
undang-undang. Setiap orang wajib menghormati hak kekayaan intelektual oranglain. Hak
kekayaan intelektual tidak boleh digunakan oleh oranglain tanpa izin pemiliknya, kecuali
apabila ditentukan oleh undang-undang. Dan dalam pembahasan ini dapat disimpulkan
bahwa HaKI adalah bagian penting suatu karya dalam ilmu pengetahuan, sastra maupun seni
dengan menghargai hasil karya pencipta yang kreatif dan inovasi agar dapat diterima dan
tidak dijadikan untuk menjatuhkan hasil karya seseorang serta berguna untuk perusahaan
31
DAFTAR PUSTAKA
Emawati Junus, 2003 Aspek Hukum dalam Sengketa Hak Kekayaan Intelektual Teori dan
Praktek, Diakses pada 10 May 2014
Saidin. 1997. Aspek Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual. Jakarta: Raja Grafindo,
Diakses pada 15 may 2014
32