Anggota Kelompok:
1. Frisya Luthfi Utari 2210536015
2. Rizka Maghfira 2210536049
3. Azzahra Nabita 2310536067
Activity Based Costing (ABC) adalah salah satu sistem akuntansi yang
mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan
mengumpulkan biaya dengan dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya. ABC
fokus pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk memproduksi,
mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan. Dengan kata lain, ABC
merupakan pendekatan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa
berdasarkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas dalam bentuk pemicu biaya ( cost driver).
ABC memusatkan perhatiannya pada biaya tidak langsung (indirect cost). Karena setiap
aktivitasnya dilihat melalui pemicu biaya (cost driver), yang menyebabkan pengeluaran biaya
dan tidak langsung dilihat dari produk.
PRO
Menurut kelompok 10, Kami sepakat bahwa Activity Based Costing (ABC) adalah
suatu pendekatan penghitungan biaya yang menetapkan biaya ke objek biaya seperti produk
atau pelanggan berdasarkan tingkat aktivitas yang terjadi. ABC memungkinkan pengukuran
biaya dan kinerja yang lebih akurat terkait dengan aktivitas dan objek biaya. Dalam ABC,
semua biaya dialokasikan ke produk yang menyebabkan aktivitas atau jika terdapat alasan
yang kuat bahwa biaya tersebut dipengaruhi oleh produk yang dihasilkan, baik itu biaya
produksi maupun non-produksi.
KONTRA
Selain itu, keakuratan ABC tergantung pada keakuratan dan ketepatan dalam
mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya terkait dengan aktivitas tertentu. Kesalahan
dalam menentukan aktivitas atau mengalokasikan biaya dapat menghasilkan informasi biaya
yang salah dan mengarah pada pengambilan keputusan yang tidak tepat. Selanjutnya,
meskipun ABC memberikan informasi yang lebih rinci tentang pengeluaran perusahaan,
namun tidak semua perusahaan membutuhkan tingkat detail yang sama. Bagi beberapa
perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang relatif stabil atau memiliki produk yang
sedikit bervariasi, biaya implementasi ABC mungkin tidak sebanding dengan manfaat yang
diperoleh dari tingkat detail tambahan.
Selain itu, penggunaan Contingency Analysis Model untuk menentukan keputusan penerapan
ABC juga memiliki kelemahan. Model ini dapat menjadi subjektif karena bergantung pada
penilaian dan interpretasi manajemen terhadap sepuluh faktor yang memengaruhi keputusan.
Selain itu, faktor-faktor mediasi dalam analisis ABC mungkin tidak sepenuhnya
mencerminkan dinamika internal dan eksternal perusahaan. Dalam konteks ini, penting bagi
perusahaan untuk secara cermat mengevaluasi biaya dan manfaat penerapan ABC serta
mempertimbangkan alternatif lain sebelum mengambil keputusan. Dengan demikian,
sementara ABC dapat memberikan informasi biaya yang lebih detail dan akurat, perlu
dipertimbangkan dengan hati-hati apakah manfaatnya sebanding dengan biaya dan
kompleksitas implementasinya.
Kesimpulan :
Penerapan Activity Based Costing (ABC) dalam suatu perusahaan memiliki sejumlah
keuntungan yang signifikan, termasuk kemampuannya untuk memberikan pengukuran biaya
dan kinerja yang lebih akurat serta menyediakan sistem informasi biaya yang akurat untuk
menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Namun, ada juga sejumlah tantangan yang
perlu diperhatikan, seperti biaya dan kompleksitas implementasi yang tinggi, serta
kekhawatiran akan keakuratan dalam mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya terkait
dengan aktivitas tertentu. Penilaian subjektif dalam menggunakan model analisis tertentu
juga dapat menjadi masalah, bersama dengan kurangnya refleksi terhadap dinamika internal
dan eksternal perusahaan. Oleh karena itu, keputusan untuk menerapkan ABC harus
dipertimbangkan dengan hati-hati, dengan memperhitungkan manfaat dan keterbatasannya
serta mempertimbangkan alternatif lain sebelum mengambil keputusan.