DISUSUN OLEH:
THOMAS ERDIAN PUTRA (11211671)
KELAS: K221MNR
MATA KULIAH: AKUNTANSI KEUANGAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Activity Based Costing atau sistem biaya berbasis kegiatan menggunakan aliran biaya
dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan, seperti rawat inap,
misalnya kunjungan dokter, perawat, biaya lisrik dan lain-lain. Tahap kedua pembebanan
biaya kegiatan kepada produk atau jasa yang di fokuskan pada perhitungan harga pokok
jasa pelayanan rawat inap per hari pada rumah sakit. Artinya sistem ini mengasumsikan
bahwa produk atau jasa menyebabkan timbulnya kegiatan-kegiatan produksi. Aliran biaya
tahap pertama menggunakan pemicu sumber daya (resource driver), sedangkan aliran
biaya tahap ke dua menggunakan pemicu kegiatan (activity driver). Dengan demikian,
rumah sakit harus mampu menghitung tarif secara benar. Akan tetapi di dalam prakteknya
masih banyak rumah sakit yang penentuan tarifnya masih kurang benar.
(Machfudhid,2007). Bagi organisasi yang berorientasi pada profit atau yang bertujuan
mencari laba, penjualan adalah sumber utama yang menghasilkan laba. Organisasi seperti
itu akan berusaha menekan jumlah biaya yang dikeluarkan. Begitu pula dengan organisasi
yang berorientasi nonprofit juga tetap berusaha akan meningkatkan penjualan dengan
tujuan menjaga kelangsungan operasional organisasi dan memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen.
I.PENGERTIAN ABC
Activity Based Costing adalah salah satu cara menghitung setiap biaya yang dikeluarkan
pada masing-masing aktivitas dengan alokasi yang berbeda-beda pada setiap aktivitasnya.
ABC lebih berfokus pada biaya pada produk yang bersumber dari proses selama produksi
berlangsung.
Namun praktiknya di Indonesia saat ini belum banyak perusahaan yang menerapkan
metode Activity Based Costing untuk penentuan harga produk, sehingga produk-produk yang
berasal dari Indonesia cenderung kurang bisa bersaing dengan pasar global.
Perusahaan diwajibkan memiliki produksi bermacam macam produk /lini produk yang
diproses
1. Metode ABC dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan dalam
perusahaan.
2. Penentuan harga yang sudah melalui sistem ABC akan menghasilkan harga yang
lebih baik sehingga bisa bersaing dengan produk sejenis lainnya.
3. Dengan menggunakan Activity Based Costing, analisis biaya bisa diperbaiki sehingga
pihak manajemen bisa melakukan peningkatan volume atas produk yang memiliki
volume jual rendah.
4. Activity Based Costing menjadikan manajemen berada pada posisi untuk melakukan
penawaran yang lebih kompetitif secara wajar.
5. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, pihak manajemen bisa
melakukan rekayasa ulang proses produksi dari bahan baku sampai jadi untuk
mencapai mutu terbaik yang lebih efektif dan efisien. Jika perusahaan
memiliki aplikasi stok barang yang bagus, maka hal ini akan dapat membantu dalam
manajemen pengolahan bahan baku sampai jadi suatu produk.
1. Tentukan objek biaya, aktivitas tidak langsung, dan sumber daya yang digunakan bagi
aktivitas tak langsung;
2. Tentukan biaya per aktivitas tak langsung;
3. Identifikasi cost driver untuk setiap sumber daya;
4. Hitung biaya total produk tidak langsung untuk jenis objek biaya;
5. Membagi biaya total berdasarkan kuantitas untuk biaya tidak langsung per objek
individu.