Anda di halaman 1dari 3

Nama : Idzni Ahsanita Suardi

Nim : 191831201

Kelas/Semester : Akuntansi C/7

Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen Lanjutan

Dosen Pengampu : Prof. Dr. La Ode Turi, M. Pd

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN BIAYA

1. Bagaimana perbedaan yang signifikan dalam penerapan Sistem ABC (Activity Based
Accounting) dengan Sistem Traditional Costing (perhitungan biaya tradisional)?
Manakah yang lebih menguntungkan dan dapat lebih memberikan hasil yang aktual?
Jawab :
Perbedaan signifikan antara sistem ABC dan Sistem Tradisional Costing yaitu jika sistem
tradisional menggunakan satu atau dua cost driver berdasarkan unit, sedangkan ABC
menggunakan cost driver lebih banyak dan membaginya pada 4 kategori yakni : unit,
batch, produk, dan fasilitas. Jika perusahaan ingin agar perhitungan biaya produksi
dihitung secara akurat agar tidak menimbulkan kerugian dan dapat bersaing dengan
perusahaan lainnya maka sebaiknya menggunakan metode activity based costing (ABC)
dibandingkan dengan metode tradisional yang masih memungkinkan terjadinya kesalahan
dalam perhitungan biaya.

2. Mengapa suatu perusahaan lebih memilih sistem manajemen biaya berdasarkan aktivitas
daripada sistem berdasarkan fungsi dan tuntutan apa yang mendorong perusahaan untuk
menerapkan sistem berdasarkan aktivitas?
Jawab :
Sistem manajemen biaya berdasarkan aktivitas adalah suatu pendekatan diseluruh sistem
dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas,
dengan tujuan meningkatkan nilai pelanggan (customer value) dan laba sebagai hasilnya.
Hal ini penting karena dapat meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya, yaitu
pertama-tama dengan menelusuri biaya berbagai aktivitas, kemudian produk atau
pelanggan yang menggunakan aktivitas teresbut. Sistem manajemen biaya berdasarkan
fungsi adalah suatu pendekatan yang memfokuskan perhatian manajemen pada
pengelolaan biaya. Perusahaan memilih sistem manajemen biaya berdasarkan aktivitas
daripada berdasarkan fungsi adalah pada saat perusahaan banyak menggunakan aktivitas
manusia di dalam operasinya,seperti perusahaan jasa yang menggunakan sistem
manajemen biaya berdasarkan fungsi. Tuntutan yang mendorong perusahaan untuk
menerapkan sistem berdasarkan aktivitas adalah pada saat perusahaan ingin menemukan
cara melakukan aktivitas yang diperlukan secara lebih efisien,untuk menghapus aktivitas
yang tidak memberikan nilai pelanggan , meningkatkan nilai pelanggan dan
meningkatkan laba sebagai hasilnya.

3. Proses penggunaan Target costing di awali dengan penentuan harga jual yang berlaku
dipasar, lalu bagaimana jika perusahaan memproduksi barang differential dan sulit di
tentukan harga jualnya?  Apakah target costing masih dapat digunakan?
Jawab :
Waktu pengembangan yang terlalu lama. Walaupun biaya target terpenuhi namun waktu
pengembangan akan meningkat karena adanya pengulangan dalam siklus value engineer
untuk menurunkan biaya, sehingga produk dapat terlambat sampai ke pasar. Target
costing memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya selama desain daripada
mereduksi biaya setelah proses desain. Target costing memastikan profitabilitas dalam
jangka pendek dan panjang, karena produk yang dihasilkan memiliki margin rendah atau
tidak menguntungkan selama pengembangan produk baru dapat dengan cepat jatuh.  Tim
desain dalam target costing berfokus pada pelanggan utama dan kesediaan mereka untuk
membayar fitur produk. Penggunaan target costing juga memaksa manajemen untuk
menentukan kualitas, fitur dan masalah waktu awal dalam proses dan untuk
menyeimbangkan biaya dan fitur terhadap kesediaan pelanggan untuk membayar produk.

4. Untuk implementasi target costing perusahaan akan menentukan harga kompetitif pasar
terlebih dahulu. Bagaimana cara perusahaan berhasil mencapai target biaya yang ingin
dicapai secara berkelanjutan/ setiap melakukan produksi apabila kemungkinan harga
kompetitif pasar tidak selalu konstan atau seringkali fluktuatif?
Jawab :
Harga kompetitif pasar tidak akan konstan karena kehidupan manusia terus berkembang.
Untuk mengatasi harga kompetitif pasar yang terus berfluktuasi, perusahaan memiliki
divisi-divisi atau departemen-departemen yang bertugas untuk memantau perekonomian
sekitarnya. Mereka akan melakukan riset harga pasar. Setelah itu, mereka akan
memperkirakan apakah mereka akan mendapatkan laba yang diinginkan dengan harga
pasar dan biaya yang mereka miliki. Jika tidak, mereka akan menggunakan rekayasa nilai
atau kaizen costing untuk menurunkan biaya yang ada. Dengan begitu, perusahaan dapat
melakukan penyesuaian terhadap harga pasar apabila terjadi perubahan yang signifikan
yang pada intinya, perusahaan harus terus beradaptasi dengan perubahan harga kompetitif
pasar.
5. Mengapa rekayasa nilai bisa  digunakan dalam hal lain selain target costing? Jika bisa,
berikan contohnya?
Jawab :

Rekayasa nilai diterapkannya Cuma fokus pada biaya produksi, misalnya pengurangan
biaya namun mutu ditingkatkan dan itu masih dalam lingkut target costing. Jadi rekayasa
nilai hanya diterapkan untuk target costing.

Anda mungkin juga menyukai