Anda di halaman 1dari 5

RESUME

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

Dosen Pengampu : Neks Triani,S.E.,M.Si.

Disusun Oleh :

NAMA : IDZNI AHSANITA SUARDI

NIM : 191831201

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA


T.A 2021/2022

PEMBUBARAN PERSEKUTUAN FIRMA

Dengan masuknya seorang sekutu kerja yang baru atau keluarnya sekutu
kerja atau meninggalnya seorang sekutu maka akan membubarkan persetujuan
bersama persekutuan. Suatu persekutuan dikatakan bubar apabila persetujuan
awal para sekutu untuk menjalankan usaha bersama-sama dilanggar dan tidak
berlaku lagi. Misalnya, persekutuan secara otomatis bubar jika salah seorang
sekutu meninggal dunia. Apabila timbul perselisihan di antara para sekutu, maka
atas permintaan seorang sekutu atau lebih pengadilan dapat memutuskan
pembubaran persekutuan firma. Pengunduran diri salah seorang sekutu atau lebih
lewat penjualan kepentingannya juga membubarkan persekutuan firma.

Dengan bubarnya persekutuan firma, maka wewenang para sekutu untuk


menjalankan perusahaannya juga berakhir. Walaupun pembubaran ini mengakhiri
asosiasi perorangan-perorangan untuk tujuan awal mereka, namun hal ini tidak
berarti pembubaran perusahaan atau bahkan hambatan dalam kelangsungan
hidupnya. Kalau seorang sekutu meninggal atau mengundurkan diri, maka
perusahaan dapat dilanjutkan sebagai persekutuan firma baru, yang terdiri dari
sekutu-sekutu yang ada ataupun sekutu-sekutu yang ada ditambah dengan
masuknya seorang sekutu baru.

Kondisi yang menimbulkan pembubaran persekutuan:


 Masuknya sekutu baru dan keluarnya sekutu lama pada persekutuan akan
mengakibatkan pembubaran. Pembubaran ada dua jenis:
 Pembubaran persekutuan dari segi hukum (perubahan surat perjanjian/akte
pendirian), tetapi kegiatan perusahaan tetap dilanjutkan, ini disebut
disolution.
 Pembubaran persekutuan dengan menghentikan kegiatan dan penutupan
perusahaan atau disebut likuidasi.
Kondisi-kondisi yang menimbulkan pembubaran persekutuan firma
dikelompokkan dan diikhtisarkan sebagai berikut:

a. Pembubaran oleh tindakan sekutu


Pembubaran karena ketentuan Undang-undang
b. Persekutuan firma dengan sendirinya bubar karena kemungkinan-
kemungkinan tertentu yang ditetapkan oleh undang-undang, yakni:
1) Seorang anggota persekutuan firma meninggal dunia.
2) Seorang sekutu atau persekutuan firma itu sendiri mengalami
kebangkrutan.
3) Setiap kejadian yang menyebabkan perusahaan tidak layak untuk
menjalankan kegiatan usahanya lagi atau bagi individu-individu untuk
menjalankan perusahaan sebagai persekutuan firma.
4) Perang.
c. Pembubaran oleh Keputusan Pengadilan
Pengadilan dapat memutuskan pembubaran karena terbukti timbul hal-hal
sbb:
1) Seorang sekutu tidak waras atau tidak mampu untuk
menyelesaikan setiap masalah atau untuk memenuhi bagiannya dalam
perjanjian persekutuan firma.
2) Sikap seorang sekutu yang merugikan perusahaan.
3) Perselisihan intern di antara para sekutu.
4) Kelanjutan perusahaan tidak mungkin lagi menguntungkan.

Pembubaran Persekutuan Firma diatur dalam ketentuan Pasal 1646 sampai


dengan Pasal 1652 KUHPerdata dan Pasal 31 sampai dengan Pasal 35
KUHD.Firma berakhir apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran
dasar (akta pendirian) telah berkhir. Firma juga dapat bubar sebelum berakhir
jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar akibat pengunduran diri atau
pemberhentian sekutu (Pasal 26 dan 31 Pasal KUHD). Pasal 1646 KUHPerdata
menyebutkan bahwa ada 5 hal yang menyebabkan Persekutuan Firma berakhir,
yaitu :
1. Jangka waktu firma telah berakhir sesuai yang telah ditentukan dalam akta
pendirian;
2. Adanya pengunduran diri dari sekutunya atau pemberhentian sekutunya;
3. Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang dijalankan
persekutuan firma;
4. Adanya kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu;
5. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau berada di bawah pengampuan
atau dinyatakan pailit.

Pasal 31 KUHD menyebutkan bahwa firma dapat berahir karena


berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam akta pendirian.Juga dapat bubar
sebelum berahir jangka waktunya sebagai akibat pengunduran diri atau
pemberhentian sekutu.Pembubaran firma harus dilakukan dengan akta otentik
yang dibuat di muka notaris, didaftarkan di kepaniteraan pengadilan negri
setempat, dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara. Kelalaian pendaftaran
dan pengumuman ini mengakibatkan tidak berlakunya pembubaran firma,
pengunduran diri, pemberhentian sekutu, atau perubahan anggaran dasar terhadap
pihak ketiga.Jika terjadi hal-hal seperti yang disebutkan dalam pasal 31 tersebut
maka persekutuan firma harus dibubarkan terlebih, meskipun nantinya
persekutuan firma dapat dilanjutkandengan nama bersama yang sama.(Pasal 31
KUHD).

Dalam pembubaran atau berakhirnya suatu firma diperlukan


pemberesan.Yang bertugas melakukan pemberesan ialah mereka yang ditetapkan
dalam akta pendirian. Jika terjadi perbedaan pendapat dalam pembubaran
persekutuan, husunya pengambilan keputusan, maka harus dilakukan pemungutan
suara, suara terbanyak bisa menunjuk orang lain sebagai pemberes pembubaran
persekutuan firma. Artinya pemberesan pembubaran persekutuan firma bisa
dilakukan oleh sekutu yang bukan pengurus. Jika dalam pemungutan suara sama
banyak, maka keputusan harus diserahkan kepada pengadilan negeri, dengan
mempertimbangkan kepentingan persekutuan firma yang telah dibubarkan
tersebut. (Pasal 32 KUHD )
Pemberes bertugas menyelesaikan semua hutang persekutuan firma
dengan menggunakan uang kas. Jika masih ada saldo, maka saldo tersebut dibagi
di antara para sekutu. Jika ada kekurangan, maka kekurangan itu harus
ditanggung dari kekayaan pribadi para sekutu. Setelah pemberesan selesai
dilakukan, segala buku-buku persekutuan firma yang telah dibubarkan harus tetap
disimpan oleh salah satu sekutu firma, yang berdasarka suara terbanyak atau,
dalam hal kesamaan jumlah suara, maka harus disimpan oleh sekutu yang
ditunjuk pengadilan negeri. (Pasal 35 KUHD)

Anda mungkin juga menyukai