Anda di halaman 1dari 3

Nama : Idzni Ahsanita Suardi

Nim : 191831201
Kelas/Semester : Akuntansi C/7
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen Lanjutan

Dosen Pengampu : Prof. Dr. La Ode Turi, M. Pd

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN BIAYA UNTUK EFISIENSI

1. biaya kualitas menggunakan tabel analisis trend yang diketahui dari total, dan komponen per
periode ke periode selanjutnya sebagai berikut:

Berdasarkan gambar tabel di atas, bisa kita ketahui bahwa perbaikan kualitas telah berhasil
mengalami penurunan dari tahun ke tahun berikutnya atas komponen biaya kualitas dengan
penjualan yang terjadi sesungguhnya.

2. Pada awal tahun 2014, Perusahaan Mapan memulai sebuah program perbaikan kualitas. Usaha
yang sungguh-sungguh dilakukan untuk mengurangi jumlah unit cacat yang diproduksi.
Mendekati akhir tahun, laporan manajer produksi mengungkapkan bahwa sisa bahan baku dan
pengerjaan ulang mengalami penurunan. Direktur perusahaan merasa gembira mendengar
keberhasilan tersebut, tetapi menginginkan penilaian terhadap dampak keuangan dari perbaikan.
Untuk membuat penilain tersebut, data keuangan tahun berjalan dan tahun sebelumnya
dikumpulkan sebagai berikut:

Tahun 2013 Tahun 2014


Penjualan Rp 1.000.000.000,- Rp 1.000.000.000,-
Sisa Bahan Baku Rp 40.000.000,- Rp 30.000.000,-
Pengerjaan Ulang Rp 60.000.000,- Rp 40.000.000,-
Pemeriksaan Produk Rp 10.000.000,- Rp 12.500.000,-
Jaminan Produk Rp 80.000.000,- Rp 60.000.000,-
Pelatihan Kualitas Rp 4.000.000,- Rp 8.000.000,-
Pemeriksaan Bahan Rp 6.000.000,- Rp 4.000.000,-

Diminta:
1. Klasifikasikan biaya sebagai biaya pencegahan, penilaian, kegagalan internal, dan kegagalan
eksternal.
2. Hitunglah biiaya kualitas (mutu) sebagai prosentase dari penjualan untuk masing-masing
periode. Berapa tambahan laba yang disebabkan oleh perbaikan kualitas? Dengan asumsi
bahwa biaya kualitas bisa ditekan menjadi 2,5% dari penjualan, berapa tambahan laba yang
dihasilkan melalui perbaikan kualitas (anggaplah bahwa hasil dari penjualan tetap sama)
3. Susunlah laporan biaya kualitas untuk tahun 2014.

Jawab:
1. Biaya penilaian: pemeriksaan produk dan pemeriksaan bahan.
Biaya pencegahan: pelatihan kualitas
Biaya kegagalan internal: sisa bahan baku dan pengerjaan ulang
Biaya kegagalan eksternal: jaminan produk

2. Untuk tahun 2013 total biaya kualitas sebagai berikut:


Sisa Bahan Baku Rp 40.000.000,-
Pengerjaan Ulang Rp 60.000.000,-
Pemeriksaan Produk Rp 10.000.000,-
Jaminan Produk Rp 80.000.000,-
Pelatihan Kualitas Rp 4.000.000,-
Pemeriksaan Bahan Rp 6.000.000,-
Total Rp 200.000.000,-
Rp 200.000 .000
Maka besarnya prosentase biaya kualitas dari penjualan adalah sebesar = 20%
Rp 1.000 .000 .000
Untuk tahun 2014 total biaya kualitas sebagai berikut:
Sisa Bahan Baku Rp 30.000.000,-
Pengerjaan Ulang Rp 40.000.000,-
Pemeriksaan Produk Rp 12.500.000,-
Jaminan Produk Rp 60.000.000,-
Pelatihan Kualitas Rp 8.000.000,-
Pemeriksaan Bahan Rp 4.000.000,-
Total Rp 154.500.000,-
Rp 154.500 .000
Maka besarnya prosentase biaya kualitas dari penjualan adalah sebesar =
Rp 1.000 .000 .000
15,45%
Dilihat dari penurunan biaya kualitas tahun 2014 dari Rp 200.000.000,- menjadi Rp
154.500.000,- yang mana penurunan biaya kualitas ini akan menjadikan laba meningkat sebesar (Rp
200.000.000,- - Rp 154.500.000,-) = Rp 45.500.000,-
Apabila biaya kualitas turun menjadi 2,5% dari penjualan yaitu sebesar (2,5% x Rp
1.000.000.000,-)=Rp 25.000.000,-, maka tambahan laba sebesar (Rp 154.500.000,- - Rp
25.000.000,-)= Rp 129.500.000,-
3. Perusahaan Mapan
Laporan Biaya Kualitas
Untuk Tahun yang Berakhir 2014
Biaya Pencegahan:
Pelatihan Kualitas Rp 8.000.000,-
Biaya Penilaian:
Pemeriksaan Produk Rp 12.500.000,-
Pemeriksaan Bahan Rp 4.000.000,- + Rp 16.500.000,-

Biaya Kegagalan Internal:


Sisa Bahan Baku Rp 30.000.000,-
Pengerjaan Ulang Rp 40.000.000,- + Rp 70.000.000,-

Biaya Kegagalan Eksternal:


Jaminan Produk Rp 60.000.000,-
Total Biaya Mutu Rp 154.500.000,-
Prosentase Penjualan 15,45%

Anda mungkin juga menyukai