Pada pertemuan-pertemuan yang lalu kita telah membahas mengenai Metode Harga
Pokok Pesanan. Dalam pertemuan kali ini kita membahas Metode Harga Pokok Proses.
Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu memahami, menjelaskan dan menyusun laporan biaya produksi dalam
metode harga pokok proses.
B. Perbedaan antara Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok
Pesanan.
Metode harga pokok proses adalah penentuan harga pokok produk dengan cara
mengumpulkan biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode dan membagikan sama
rata pada produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
Metode harga pokok proses diterapkan pada perusahaan yang proses produksinya
memiliki karakteristik sebagai berikut:
2. Produksi ditujukan untuk mengisi persediaan, dalam arti tidak tergantung pada
pesanan
Perbedaan antara metode harga pokok proses dengan metode harga pokok
pesanan terletak pada:
Biaya dapat dipisahkan menjadi biaya bahan baku dan biaya bahan penolong.
Dengan metode harga pokok proses, biaya bahan penolong tidak dapat dikelompokkan
ke BOP, tetapi merupakan kelompok biaya tersendiri atau bersama biaya bahan baku
yang disebut biaya bahan baku dan bahan penolong.
Dalam metode harga pokok proses tidak ada pemisahan antara biaya tenaga kerja
langsung dengan biaya tenaga kerja tak langsung.
Dalam metode harga pokok proses, BOP adalah biaya produksi selain biaya bahan
dan biaya tenaga kerja. Dalam harga pokok proses, BOP yang dibebankan produk
adalah BOP yang sesungguhnya.
Perhitungan harga pokok produk dalam metode pokok proses, pembahasan dibagi
sebagai berikut:
1. Perhitungan harga pokok produk yang diolah melalui satu departemen produksi,
pembahasannya dibagi sebagai berikut:
a. Pada awal periode tidak terdapat persediaan Barang Dalam Proses (BDP)
2. Perhitungan harga pokok produk yang diolah melalui lebih dari satu departemen
produksi, dengan memperhitungkan persediaan awal, pembahasannya meliputi:
Harga pokok tiap satuan produksi dihitung dengan cara membagi jumlah biaya
produksi yang terjadi selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang
dihasilkan pada periode tertentu. Sehingga hal ini diperlukan data mengenai jumlah
biaya produksi dan jumlah satuan produk yang dihasilkan.
Tingkat penyelesaian produk ini baik BBB, BTK, maupun BOP sudah 100%
2) Produk dalam proses akhir periode belum selesai diproses atau disebut
persediaan BDP akhir. Produk ini sudah menyerap biaya produksi, walaupun
belum sampai pada tingkat 100%
Agar biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode tertentu dapat dibagikan sama
rata kepada produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan, maka
produk yang dihasilkan harus dinyatakan dalam satuan ukuran selesai atau yang
disebut dengan unit ekuivalen produk yang dihasilkan.
Contoh:
PT. TIMUR RAYA memproduksi satu jenis produk melalui satu departemen
produksi. Dari kegiatan selama bulan Januari 2019 diperoleh data sebagai
berikut:
Data Produksi:
Dari contoh di atas, laporan biaya produksi yang dibuat PT. TIMUR RAYA pada bulan
Januari 2019 sebagai berikut:
Perhitungan biaya:
Berdasarkan data biaya produksi pada contoh di atas, jurnal yang harus dibuat untuk
mencatat data biaya produksi yang terjadi bulan Januari 2019, adalah sebagai berikut:
Rp. 90.000.000,-
=============
Perhitungan harga pokok barang dalam proses akhir periode, dapat dilihat pada laporan
biaya produksi.
LATIHAN SOAL;
PT. Laris memproduksi satu jenis produk melalui satu departemen produksi. Dari
kegiatan selama bulan Januari 2018 diperoleh data sebagai berikut:
Data Produksi:
- Produk masuk
proses……………………………………………………………………….10.000 unit
Data Biaya:
Diminta, buatlah:
2. Jurnal: