Anda di halaman 1dari 8

MANUFAKTUR KELAS XII

[JUMAT, 28 AGUSTUS 2020)

Pada pertemuan-pertemuan yang lalu kita telah membahas mengenai Metode Harga
Pokok Pesanan. Dalam pertemuan kali ini kita membahas Metode Harga Pokok Proses.

METODE HARGA POKOK PROSES (PROCESS C0ST METHOD)

Tujuan Pembelajaran

 Siswa mampu memahami, menjelaskan dan menyusun laporan biaya produksi dalam
metode harga pokok proses.

METODE HARGA POKOK PROSES

A. Pengertian Metode Harga Pokok Proses.

B. Perbedaan antara Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok
Pesanan.

C. Penggolongan Biaya Produksi Metode Harga Pokok Proses.

D. Perhitungan Harga Pokok Produk.

A. PENGERTIAN METODE HARGA POKOK PROSES

Metode harga pokok proses adalah penentuan harga pokok produk dengan cara
mengumpulkan biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode dan membagikan sama
rata pada produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Metode harga pokok proses diterapkan pada perusahaan yang proses produksinya
memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Memproduksi barang secara masal dan dilakukan secara terus-menerus

2. Produksi ditujukan untuk mengisi persediaan, dalam arti tidak tergantung pada
pesanan

3. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar, artinya mempunyai bentuk,


ukuran dan kualitas yang sama yang ditentukan oleh perusahaan
Contoh perusahaan yang menerapkan metode harga pokok proses adalah
perusahaan minyak bumi, tekstil, baja, karet, semen, kertas dan sebagainya

B. PERBEDAAN ANTARA METODE HARGA POKOK PROSES DENGAN METODE


HARGA POKOK PESANAN

Perbedaan antara metode harga pokok proses dengan metode harga pokok
pesanan terletak pada:

1. Karakteristik pengumpulan biaya produksi:

Metode Harga Pokok Proses Metode Harga Pokok Pesanan


1. Biaya produksi dikumpulkan untuk
setiap periode tertentu.

2. Harga pokok tiap satuan produk


dihitung setiap akhir periode.

3. Harga pokok tiap satuan produk 1. Biaya produksi dikumpulkan untuk


dihitung dengan rumus: jenis produk tertentu

Jumlah biaya produksi dalam suatu 2. Harga pokok produk dihitung


periode tertentu setelah produk yang bersangkutan
selesai diproses

3. Harga pokok produk dihitung


Jumlah satuan produk yang berdasarkan data biaya produksi
dihasilkan pada periode yang kartu harga pokok produk yang
bersangkutan bersangkutan

2. Penggolongan biaya produksi:

Metide Harga Pokok Proses Metode Harga Pokok Pesanan


Biaya produksi digolongkan menjadi:

Biaya produksi digolongkan menjadi: 1. Biaya produksi langsung:

1. Biaya bahan a. Biaya bahan langsung

2. Biaya tenaga kerja b. Biaya tenaga kerja langsung

3. Biaya overhead pabrik 2. Biaya produksi tak langsung/BOP

C. PENGGOLONGAN BIAYA PRODUKSI


1. Biaya Bahan

Biaya dapat dipisahkan menjadi biaya bahan baku dan biaya bahan penolong.
Dengan metode harga pokok proses, biaya bahan penolong tidak dapat dikelompokkan
ke BOP, tetapi merupakan kelompok biaya tersendiri atau bersama biaya bahan baku
yang disebut biaya bahan baku dan bahan penolong.

2. Biaya Tenaga Kerja

Dalam metode harga pokok proses tidak ada pemisahan antara biaya tenaga kerja
langsung dengan biaya tenaga kerja tak langsung.

3. Biaya Overhead Pabrik

Dalam metode harga pokok proses, BOP adalah biaya produksi selain biaya bahan
dan biaya tenaga kerja. Dalam harga pokok proses, BOP yang dibebankan produk
adalah BOP yang sesungguhnya.

D. PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK

Perhitungan harga pokok produk dalam metode pokok proses, pembahasan dibagi
sebagai berikut:

1. Perhitungan harga pokok produk yang diolah melalui satu departemen produksi,
pembahasannya dibagi sebagai berikut:

a. Pada awal periode tidak terdapat persediaan Barang Dalam Proses (BDP)

b. Pada awal periode terdapat persediaan BDP, dengan menerapkan metode


harga pokok rata-rata dan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau
metode FIFO (First In First Out)

2. Perhitungan harga pokok produk yang diolah melalui lebih dari satu departemen
produksi, dengan memperhitungkan persediaan awal, pembahasannya meliputi:

a. Menggunakan metode harga pokok rata-rata

b. Menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)


1. Perhitungan harga pokok produk yang diolah melalui satu departemen
produksi:

a. Pada awal periode tidak terdapat Barang Dalam Proses (BDP)

Harga pokok tiap satuan produksi dihitung dengan cara membagi jumlah biaya
produksi yang terjadi selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang
dihasilkan pada periode tertentu. Sehingga hal ini diperlukan data mengenai jumlah
biaya produksi dan jumlah satuan produk yang dihasilkan.

Produk yang dihasilkan terdiri dari:

1) Produk jadi yang selesai diproses

Tingkat penyelesaian produk ini baik BBB, BTK, maupun BOP sudah 100%

2) Produk dalam proses akhir periode belum selesai diproses atau disebut
persediaan BDP akhir. Produk ini sudah menyerap biaya produksi, walaupun
belum sampai pada tingkat 100%

Agar biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode tertentu dapat dibagikan sama
rata kepada produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan, maka
produk yang dihasilkan harus dinyatakan dalam satuan ukuran selesai atau yang
disebut dengan unit ekuivalen produk yang dihasilkan.

Rumus Unit Ekuivalen = Produk jadi + (BDP akhir x tingkat penyelesaian/%)

Contoh:

PT. TIMUR RAYA memproduksi satu jenis produk melalui satu departemen
produksi. Dari kegiatan selama bulan Januari 2019 diperoleh data sebagai
berikut:

Data Produksi:

 Produk masuk proses 9.000 unit

 Produk jadi ditransfer ke gudang 7.500 unit

 BDP akhir (BB & BP 100%. B Konversi 60%) 1.500 unit


Data Biaya:

 Biaya bahan baku Rp. 45.000.000,-

 Biaya bahan penolong Rp. 9.000.000,-

 Biaya tenaga kerja Rp. 33.600.000,-

 Biaya overhead pabrik Rp. 16.800.000,-

Dari contoh di atas, laporan biaya produksi yang dibuat PT. TIMUR RAYA pada bulan
Januari 2019 sebagai berikut:

PT. TIMUR RAYA

Laporan Biaya Produksi

Bulan Januari 2019


Data Produksi:

Produk masuk proses 9.000 unit

Produk selesai ditransfer ke gudang 7.500 unit

BDP akhir (BB & BP 100%, BK 60%) 1.500 unit

Biaya yang dibebankan:


Biaya tiap
Jenis Biaya Biaya Produksi Unit Ekuivalen satuan
Rp. 45.000.000 7.500 + (100% X 1.500) = Rp. 5.000
9.000
Rp. 9.000.000 Rp. 1.000
7.500 + (100% X 1.500) =
BBB Rp. 33.600.000 9.000 Rp. 4.000

BDP Rp. 16.800.000 7.500 + (60% X 1.500) = Rp. 2.000


8.400
BTK
Rp. 7.500 + (60% X 1.500) =
BOP 104.400.000 8.400 Rp. 12.000

Perhitungan biaya:

Harga pokok produk selesai ditransfer ke gudang:


7.500 X 12.000 Rp. 90.000.000,-

Harga pokok BDP akhir:

BBB = 100% X 1.500 X Rp. 5.000 = Rp. 7.500.000,-

BBP = 100% X 1.500 X Rp. 1.000 = Rp. 1.500.000,-

BTK = 60% X 1.500 X Rp. 4.000 = Rp. 3.600.000,-

BOP = 60% X 1.500 X Rp. 2.000 = Rp. 1.800.000,-

Jumlah biaya produksi Rp. 14.400.000,-

Jumlah biaya produksi Rp. 104.400.000,-

Berdasarkan data biaya produksi pada contoh di atas, jurnal yang harus dibuat untuk
mencatat data biaya produksi yang terjadi bulan Januari 2019, adalah sebagai berikut:

a) Jurnal untuk mencatat pemakaian biaya produksi:

Akun Debet Kredit


BDP - Biaya bahan baku Rp. 45.000.000,-
BDP - Biaya bahan penolong Rp. 9.000.000,-
BDP - Biaya tenaga kerja Rp. 33.600.000,-
BDP - Biaya overhead pabrik Rp. 16.800.000,-
Rp.
Persediaan bahan baku 45.000.000,-
Persediaan bahan penolong Rp. 9.000.000,-
Rp.
Gaji dan upah 33.600.000,-
Rp.
Akun-akun BOP yang dikredit 16.800.000,-

b) Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi:

Akun Debet Kredit


Persediaan produk jadi Rp. 90.000.000,-
Rp.
BDP - Biaya bahan baku 37.500.000,-
BDP - Biaya bahan penolong Rp. 7.500.000,-
Rp.
BDP - Biaya tenaga kerja 30.000.000,-
Rp.
BDP - Biaya overhead pabrik 15.000.000,-

Perhitungan harga pokok produk jadi:

Harga pokok produksi selesai 7.500 X Rp. 12.000,- = Rp. 90.000.000,-

Jumlah ini terdiri atas:

Biaya bahan baku 7.500 X Rp. 5.000,- = Rp. 37.500.000,-

Biaya bahan penolong 7.500 X Rp. 1.000,- = Rp. 7.500.000,-

Biaya tenaga kerja 7.500 X Rp. 4.000,- = Rp. 30.000.000,-

Biaya overhead pabrik 7.500 X Rp. 2.000,- = Rp. 15.000.000,-

Rp. 90.000.000,-

=============

c) Jurnal untuk mencatat harga pokok barang dalam proses akhir:

Akun Debet Kredit


Persediaan BDP Rp.14.400.000,-
BDP - Biaya bahan baku Rp. 7.500.000,-
BDP - Biaya bahan penolong Rp. 1.500.000,-
BDP - Biaya tenaga kerja Rp. 3.600.000,-
BDP - Biaya overhead pabrik Rp. 1.800.000,-

Perhitungan harga pokok barang dalam proses akhir periode, dapat dilihat pada laporan
biaya produksi.

LATIHAN SOAL;

PT. Laris memproduksi satu jenis produk melalui satu departemen produksi. Dari
kegiatan selama bulan Januari 2018 diperoleh data sebagai berikut:
Data Produksi:

- Produk masuk
proses……………………………………………………………………….10.000 unit

- Produk jadi ditransfer ke gudang……………………………………………………………


8.000 unit

- BDP akhir (BB & BP 100%, BTK 80%, BOP 70%)……………………..


………………….2.000 unit

Data Biaya:

- Biaya bahan baku………………………………………………………………………..Rp


40.000.000,-

- Biaya bahan penolong……………………………………………...……………………


Rp 4.000.000,-

- Biaya tenaga kerja………………………………………………………….......…… …Rp


33.600.000,-

- Biaya overhead pabrik…………………………………………………………..………Rp


28.200.000,-

Diminta, buatlah:

1. Laporan biaya produksi

2. Jurnal:

a. Pemakaian biaya produksi

b. Harga pokok produk jadi

c. Harga pokok BDP akhir

Anda mungkin juga menyukai