DOSEN PENGAMPU
MARYANTO S.E,M.S.AK
DISUSUN OLEH:
MELIYA MELISA
221062201025
TAHUN 2023/2024
A. PENGERTIAN METODE HARGA POKOK PROSES
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen
produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan
yang menghasilkan produk atau massa.
Contoh 1.
PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi.
Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan dalam gambar 3.1
Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya Rp
overhead pabrik Rp
Rp 11.250.000
Rp 16.125.000
Total biaya produksi Rp 39.875.000
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah : 2.000 kg 500 kg
Produk jadi
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya
bahan penolong 100
%, biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %.
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada
akhir bulan januari 19 x1
Persediaan produk dalam proses Rp 4.875.000 Barang dalam proses – biaya bahan
baku Rp 1.000.000
Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp 1.500.000 Barang dalam proses- Biaya
tenaga kerja Rp 1.250.000 Barang dalam proses – biaya
overhead pabrik Rp 1.125.000
Contoh2:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen
A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk
bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke
departemen B:
Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000 Barang dalam
proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000 Barang dalam proses-biaya tenaga
kerja departemen A Rp 150.000 Barang dalam proses-biaya
overhead pabrik departemen A Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah
dalam department A pada akhir bulan januari 19x1
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang
Persediaan produk jadi Rp 960.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 360.000 Barang dalam proses-
biaya tenaga kerja departemen B Rp 240.000 Barang dalam proses-biaya overhead
pabrik departemen B Rp 360.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah
dalam department A pada akhir bulan januari 19x1
Persediaan produk dalam proses-departemen B Rp 165.000 Barang dalam proses- biaya
bahan baku departemen B Rp 90.000 Barang dalam proses-biaya tenaga
kerja departemen B Rp 30.000 Barang dalam proses-biaya
overhead pabrik departemen B Rp 45.000
Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap perhitungan harga
pokok produksi per satuan
Contoh3:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen
A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk
bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Departemen A Departemen B
Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp
Biaya bahan penolong 26.100 16.100
Biaya tenaga kerja 35.100 22.500
Biaya overhead pabrik 45.800 24.750
Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama
Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Rp 159,00
departemen A
Rp 111.300 : 700
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Rp 222.60
departemen A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di
Departemen B sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg)
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal Rp 63.60
dari Departemen A
Jenis biaya Jumlah produk yang Jumlah biaya produksi Biaya per kg
dihasilkan oleh yang ditambahkan di yang
departemen B ( unit departemen B ditambahkan
ekuivalensi) Departemen B
Biaya bahan 400 kg + 60 % x Rp 16.100 Rp 35
penolong 100 kg = 460 kg
Biaya tenaga kerja 400 kg + 50 %x 100 Rp 22.500 Rp 50
kg = 450 kg
Biaya overhead 400 kg + 50 %x 100 Rp 24.750 Rp 55
pabrik kg = 450 kg
Rp 63.350 Rp 140
Contoh:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen
A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk
bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh Biaya Biaya per kg
departemn A ( unit ekuivalensi) produksi produk yang
Departemen dihasilkan oleh
A departemen A
Biaya bahan baku 700 kg + 100 % x 200 kg + 100 kg= Rp 22.500 Rp 22.5
1000
kg
Biaya bahan 700 kg + 100 % x 200 kg+ 100 kg = 26.100 26.10
penolong 1000
kg
Biaya tenaga 700 + 40%x200kg + 100 kg = 880kg 35.100 39.89
kerja
Biaya overhead 700 + 40%x200kg+ 100 kg = 880kg 46.800 53.18
pabrik
Rp 130.500 Rp141.67
Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan Jumlah biaya Biaya per kg
oleh departemen B ( unit produksi yang
ekuivalensi) yang ditambahkan di
ditambahkan Departemen B
di
departemen B
Biaya bahan 400 kg + 60 % x 100 kg + 200 kg Rp 16.100 Rp 24.39
penolong =
660 kg
Biaya tenaga kerja 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg Rp 22.500 Rp 34.62
=
650 kg
Biaya overhead 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg Rp 24.750 Rp 38.08
pabrik =
650 kg
Rp 63.350 Rp 97.09