Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI BIAYA

METODE HARGA POKOK PROSES I

DOSEN PENGAMPU:
Ni Wayan Alit Erlina Wati, S.E., M.Si.,AK
Made Deny Claudia Larasati, S.E., M.AK

OLEH:
Luh Oming Padma Puspa Paramitha 2202014457
Ida Ayu Putu Sucitrawati 2202014458
Ni Kadek Dwi Cahyani 2202014465

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI, BISNIS DAN PARIWISATA

UNIVERSITAS HINDU INDONESIA


TAHUN AJARAN 2023/2024
A. Pengertian Metode Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi dalam
suatu proses produksi yang melibatkan langkah-langkah produksi bertahap melalui
departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan
pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa.
Pada dasarnya, metode harga pokok proses melibatkan penyebaran biaya
produksi ke seluruh unit produk yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu. Proses
ini mencakup langkah-langkah berurutan dalam produksi, dan biaya dibebankan ke
setiap langkah atau departmen produksi. Dengan demikian, setiap unit produk
menerima bagian dari biaya produksi sesuai dengan langkah-langkah produksi yang
telah dilaluinya.
Metode harga pokok proses ini memiliki langkah-langkah umum, yakni:
• Identifikasi Departemen Produksi
Identifikasi dan pemisahan departemen produksi yang terlibat dalam proses
produksi.
• Akumulasi Biaya
Pengumpulan biaya produksi, termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik untuk setiap departemen.
• Pemindahan Biaya ke Departemen Selanjutnya
Pemindahan biaya dari satu departemen ke departemen berikutnya sesuai
dengan tingkat produksi yang dicapai dalam setiap langkah produksi.
• Penyelesaian Proses
Perhitungan biaya total untuk setiap unit produk yang telah menyelesaikan
proses produksi.
Metode ini membantu perusahaan untuk menghitung biaya produksi dengan
lebih akurat dan menetapkan harga pokok produk dengan mempertimbangkan
kontribusi setiap departemen dalam proses produksi. Metode ini sering digunakan
dalam industri seperti manufaktur, kimia, dan pengolahan makanan, di mana proses
produksi melibatkan langkah-langkah produksi yang jelas dan berurutan.

B. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses

• Produksi bertujuan untuk memenuhi atau mengisi persediaan produk selesai


yang siap dijual.
• Dasar kegiatan adalah anggaran produksi yang telah ditentukan sebelumnya.
• Kegiatan produksinya bersifat terus-menerus atau kontinyu.
• Produk yang dihasilkan biasanya bersifat homogeny dan biasanya merupakan
produk standar.
• Biaya dikumpulkan setiap satuan waktu, misalkan bulanan, triwulan atau
tahunan.
• Total biaya maupun biaya per unit dihitung setiap akhir periode.
C. Penggolongan Biaya Jika Produk Diolah Melalui Satu Departemen

Metode Harga Pokok Proses-Produk Yang Diolah melalui satu Departemen Produksi

Contoh:
PT. Melati mengolah produknya melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk mengolah produk pada bulan Februari 2023 adalah sebagai
berikut:
Biaya bahan baku Rp 4.500.000,00
Biaya bahan penolong Rp 6.000.000,00
Biaya tenaga kerja langsung Rp 10.000.000,00
Biaya overhead pabrik Rp16.100.000,00

Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah sebagai berikut:
Produk jadi 1.000 kg

Produk dalam proses akhir bulan, 500 kg, tingkat penyelasaian biaya bahan baku dan
biaya bahan penolong 100%, BTK 50%, BOP 30%. Berdasarkan data tersebut diatas
buatlah laporan biaya produksi bulan Februari 2023.

Jawab:
1. Perhitungan harga pokok produk persatuan

Biaya produksi Total biaya Ekuivalen unit Biaya persatuan

Biaya Bahan Rp. 4.500.000 1000+(500 x100%) =1.500 Rp. 3.000


Baku
Biaya Bahan Rp. 6.000.000 1000+(500 x 100%) =1.500 Rp. 4.000
Penolong
Biaya Tenaga Rp. 10.000.000 1000+(500 x 50%) =1.250 Rp. 8.000
Kerja Langsung
Biaya Overhead Rp. 16.100.000 1000+(500 x 30%) =1.150 Rp. 14.000
Pabrik
Jumlah Rp. 36.600.000 Rp. 29.000

2. Perhitungan Biaya
Menghitung harga pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang dan barang dalam
proses akhir periode Harga Pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang:
1.000 x Rp. 29.000 = Rp. 29.000.000
Harga pokok persediaan barang dalam proses akhir:
Biaya Bahan Baku : (100% × 500 )× Rp 3.000 = Rp. 1.500.000
Biaya Bahan Penolong : (100% × 500 )× Rp 4.000 = Rp. 2.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung : (50% × 500) × Rp 8.000 = Rp. 2.000.000
Biaya Overhead Pabrik : (30% × 500) × Rp 14.000= Rp. 2.100.000
Rp. 7.600.000 +
Jumlah biaya produksi bulan februari 2023 Rp. 36.600.000

3. Laporan biaya produksi

PT. Melati
Laporan Biaya Produksi Bulan Februari 2023

Data Produksi:
Produk masuk proses 1.500 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 1.000
Produk dalam proses akhir 500
Jumlah produk yang dihasilkan 1.500

Biaya yang dibebankan dalam bulan Februari 2023


Jenis biaya Total Per kg
BBB Rp. 4.500.000 Rp. 3.000
Biaya Bahan Penolong Rp. 6.000.000 Rp. 4.000
BTKL Rp. 10.000.000 Rp. 8.000
BOP Rp. 16.100.000 Rp. 14.000
Jumlah Rp. 39.875.000 Rp. 29.000

Harga Pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang:


1.000 x Rp. 29.000 = Rp. 29.000.000
Harga pokok persediaan barang dalam proses akhir:
BBB : (100% × 500 )× Rp 3.000 = Rp. 1.500.000
Biaya Bahan Penolong : (100% × 500) × Rp 4.000 = Rp. 2.000.000
BTKL : (50% × 500 )× Rp 8.000 = Rp. 2.000.000
BOP : (30% × 500)× Rp 14.000= Rp. 2.100.000
Rp. 7.600.000 +
Jumlah biaya produksi bulan februari 2023 Rp. 36.600.000
Jurnal pencatatan biaya produksi
a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku
BDP–BBB Rp 4.500.000,00
Persediaan Bahan Baku Rp 4.500.000,00
b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
B D P- B B P Rp 6.000.000,00
Persediaan Bahan Penolong Rp 6.000.000,00
c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung
B D P- B T K L Rp10.000.000,00
Gaji dan upah Rp10.000.000,00
d. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
BDP–BOP Rp16.100.000,00
Berbagai rekening yang dikredit Rp16.100.000,00
e. Jurnal untuk mencatat harga pokok barang jadi
Persediaan barang jadi Rp 29.000.000,00
B D P- B B B Rp 3.000.000,00
BDP–BBP Rp 4.000.000,00
BDP–BTKL Rp 8.000.000,00
BDP–BOP Rp 14.000.000,00
f. Jurnal untuk mencatan harga pokok barang dalam proses akhir
Persediaan B D P Rp 7.600.000
B D P-B B B Rp 1.500.000,00
B D P-B B P Rp 2.000.000,00
BDP–BTKL Rp 2.000.000,00
BDP–BOP Rp 2.100.000,00

D. Penggolongan Biaya Jika Produk Diolah Melalui Lebih dari Satu Departemen
Untuk produk yang diolah melalui lebih dari satu departemen produksi perhitungannya
adalah sebagai berikut:
- Tiap departemen produksi dihitung harga pokoknya.
- Harga pokok barang jadi departemen pertama merupakan bahan baku
departemenberikutnya.
- Harga pokok barang jadi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan didepartemen
pertama ditambah biaya yang dikeluarkan didepartemen berikutnya.

Contoh soal:
PT. Sinar memiliki dua departemen produksi, yaitu departemen Pengolahan dan
departemen Penyelesaian, dalam menghasilkan produknya. Data produksi dan biaya
produksi kedua departemen tersebut adalah sebagai berikut:
Keterangan Dept.Pengolahan Dept.Penyelesaian
Produk masuk proses 1.500 kg -
Produk selesai yang 1.000 -
ditransfer ke dept

Penyelesaian - 1.800
Produk selesai yang 500
ditransfer ke gudang

Produk dalam proses akhir periode dengan tingkat penyelesaian

BBB 100% -
Biaya Bahan Penolong 100% -

BTKL 50% 60%


BOP 30% 40%
Biaya yang dikeluarkan selama satu periode
BBB Rp. 4.500.000
Biaya Bahan Penolong Rp. 6.000.000
BTKL Rp. 10.000.000 Rp. 7.500.000
BOP Rp. 16.100.000 Rp. 8.084.000
Berdasarkan data tersebut diatas buatlah laporan biaya produksi departemen
Pengolahandan dan departemen Penyelesaian beserta jurnalnya.

Jawaban :
A. PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN PENGOLAHAN
1. Perhitungan harga pokok produk persatuan
Biaya produksi Total biaya Ekuivalen unit Biaya persatuan
BBB Rp 4.500.000 1.000 + (500 x 100%) =1.500 Rp. 3.000
Biaya Bahan Rp 6.000.000 1.000 + (500 x 100%) =1.500 Rp. 4.000
Penolong

BTKL Rp 10.000.000 1.000 + (500 x 50%) =1.250 Rp. 8.000

BOP Rp 16.100.000 1.000 + (500 x 30%) =1.150 Rp. 14.000

Jumlah Rp 36.600.000 Rp. 29.000


2. Perhitungan Biaya
Menghitung harga pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang dan barang dalam
proses akhir periode.
Harga Pokok barang jadi yang ditransfer ke Gudang :
1.000 x Rp. 29.000 = Rp. 29.000.000
Harga pokok persediaan barang dalam proses akhir:
Biaya Bahan Baku : (100% × 500 )× Rp 3.000 = Rp 1.500.000
Biaya Bahan Penolong : (100% × 500 )× Rp 4.000 = Rp 2.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung: (50% × 500 )× Rp 8.000 = Rp 2.000.000
Biaya Overhead Pabrik : (30% × 500)× Rp 14.000 = Rp 2.100.000 +
= Rp. 7.600.000
3. Jadi jumlah biaya produksi Bulan Februari 2023 Rp. 36.600.000

4. Laporan biaya produksi


PT. Sinar
Laporan Biaya Produksi Bulan Februari 2023

Data Produksi:
Produk masuk proses 1.500 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 1.000
Produk dalam proses akhir 500
Jumlah produk yang dihasilkan 1.500

Biaya yang dibebankan dalam bulan Februari 2023


Jenis biaya Total Per kg
BBB Rp. 4.500.000 Rp. 3.000
Biaya Bahan Penolong Rp. 6.000.000 Rp. 4.000
BTKL Rp. 10.000.000 Rp. 8.000
BOP Rp. 16.100.000 Rp. 14.000
Jumlah Rp. 39.875.000 Rp. 29.000

Harga Pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang:


1.000 x Rp. 29.000 = Rp. 29.000.000

Harga pokok persediaan barang dalam proses akhir:


BBB : (100% × 500 )× Rp 3.000 = Rp 1.500.000
B Bahan Penolong : (100% × 500) × Rp 4.000 = Rp 2.000.000
BTKL : (50% × 500 )× Rp 8.000 = Rp 2.000.000
BOP : (30% × 500) × Rp 14.000= Rp 2.100.000 +
Rp. 7.600.000
Jadi jumlah biaya produksi bulan februari 2023 Rp. 36.600.000

5. Jurnal pencatatan biaya produksi


a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku
BDP–BBB Rp 4.500.000,00
Persediaan bahan baku Rp 4.500.000,00
b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
B D P- B B P Rp 6.000.000,00
Persediaan bahan penolong Rp 6.000.000,00
c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung
B D P- B T K L Rp10.000.000,00
Gaji dan upah Rp10.000.000,00
d. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
BDP–BOP Rp16.100.000,00
Berbagai rekening yang dikredit Rp16.100.000,00
e. Jurnal untuk mencatat harga pokok barang jadi
Persediaan barang jadi Rp 29.000.000,00
B D P- B B B Rp 3.000.000,00
BDP–BBP Rp 4.000.000,00
BDP–BTKL Rp 8.000.000,00
BDP–BOP Rp 14.000.000,00
f. Jurnal untuk mencatan harga pokok barang dalam proses akhir
Persediaan B D P Rp 7.600.000
B D P-B B B Rp 1.500.000,00
B D P-B B P Rp 2.000.000,00
BDP–BTKL Rp 2.000.000,00
BDP–BOP Rp 2.100.000,00
B. PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN
PENYELESAIAN
1. Harga pokok produk per satuan
Biaya jumlah Ekuivalen unit Harga pokok per
produksi satuan
BTKL RP. 7.500.000 1.800+(200×60%) = 1. 900 Rp 3.906,25

BOP Rp. 8.084.000 1.800+(200×40%) = 1.880 Rp. 4.300


Jumlah Rp. 15.584.000 Rp. 8.206,25

2. Menghitung harga pokok barang jadi departemen penyelesaian yang ditransfer


ke gudang dan harga pokok barang dalam proses akhir periode.

Harga pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang:

HP dari dept. Pengolahan 1.800 × Rp 17.500,00 = Rp 31.500.000


HP yang di+ di dept Penyelesaian 1.800 × Rp 8.206,25 = Rp 14.771,250 +
H P barang jadi yang dibebankan di dept Penyelesaian = Rp 46.271.250

Harga pokok barang dalam proses akhir


H P dari dept pengolahan 200 × Rp 17.500 = Rp3.500.000
H P yang di + didepartemen penyelesaian
BTKL 200×60%×Rp 3.906,25 = Rp 468.750
BOP 200×40%×Rp 4.300 = Rp 340.000 +
Rp 4.312.750,00 +
Rp 50.584.000,00
3. Laporan biaya produksi
PT. SINAR
Laporan Biaya Produksi dept. Penyelesaian Agustus 2009
Data produksi:
Diterima dari departemen pengolahan 2.000kg
Barang jadi yang ditransfer ke Gudang 1.800
Barang dalam proses akhir 200
Jumlah produk yang dihasilkan di departemen Penyelesaian 2.000
Biaya produksi komulatif yang dibebankan di departemen Penyelesaian
Jenis Biaya Total Per satuan
H P dari dept Pengolahan (2.000 kg) Rp 35.000.000,00 Rp 17.500,00
Biaya yang ditambahkan didept

Penyelesaian:
BTKL Rp 7.500.000,00 3.906,25
BOP Rp 8.084.000,00 4.300,00
Jumlah Rp 50.584.000,00 Rp 25.706,25

Perhitungan biaya:
Harga pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang:
1.800 × Rp 25.706,25 = Rp 46.271.250
H P, B D P akhir:
Harga pokok dari dept pengolahan = Rp3.500.000
H P yang di+ didept penyelesaian:
BTKL = Rp 468.750
BOP = Rp 340.000 +
Rp 4.308.750 +
Total biaya produksi di dept Penyelesaian Rp 50.584.000

4. Jurnal pencatatan biaya produksi departemen penyelesaian


a. Jurnal penerimaan produk dari departemen Pengolahan
B D P – B B B Dept Penyelesaian Rp 35.000.000
B D P – B B B dept Pengolahan Rp 4.000.000
B D P – B B P dept Pengolahan Rp 6.000.000
B D P - B T K L dept Pengolahan Rp 10.000.000
B D P – B O P dept Pengolahan Rp 15.000.000
b. Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja langsung
B D P- B T K L dept penyelesaian Rp 7.500.000
Gaji dan upah dept penyelesaian Rp 7.500.000
c. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik
B D P – B O P dept penyelesaian Rp 8.084.000
Berbagai rekening yang dikredit Rp 8.084.000
d. Jurnal pencatatan harga pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang
Persediaan barang jadi dept Penyelesaian Rp46.271.250
B D P- B B B dept Penyelesaian Rp31.500.000
B D P – B T K L dept penyelesaian Rp 7.031.250
B D P – B O P dept penyelesaian Rp 7.740.000
e. Jurnal pencatatan harga pokok persediaan barang dalam proses akhir
Persediaan B D P dept penyelesaian Rp 4.308.750
B D P – B B B dept penyelesaian Rp 3.500.000
BDP–BTKL Rp 468.750
BDP–BOP Rp 340.000
KESIMPULAN

Metode harga pokok proses adalah suatu pendekatan akuntansi yang digunakan untuk
menentukan harga pokok produk dalam lingkungan produksi yang melibatkan proses
berurutan. Biaya produksi dibagi rata di antara unit-unit produk yang dihasilkan selama periode
tertentu. Proses ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dan mengendalikan biaya
produksi secara efektif, serta menentukan harga jual yang memadai untuk mencapai laba yang
diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai