Anda di halaman 1dari 21

Fitri Sulastri, ST.

, MT

ANALISIS & ESTIMASI BIAYA


PERTEMUAN KE 6

FA K U LTA S T E K N I K
TEKNIK INDUSTRI
U N I V E R S I T A S B U A N A P E R J U A N G A N K A R AWA N G
Metode Harga Pokok Proses
(Process Costing)
BIAYA PRODUKSI (PROCESS COSTING)
Process costing adalah sistem kalkulasi biaya yang digunakan oleh
perusahaan yang memproduksi produk yang sama secara continue.

Karakteristik metode harga pokok proses (process costing)

- Produk yang dihasilkan merupakan produk standar

- Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama

- Kegiatan produksi di mulai dengan diterbitkannya perintah produksi


yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
BIAYA PRODUKSI (PROCESS COSTING)
Manfaat informasi harga pokok produksi dengan metode Process
Costing

- Menentukan harga jual produk

- Memantau realisasi biaya produksi

- Menghitung laba atau rugi periodik

- Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam


proses yang disajikan dalam neraca
BIAYA PRODUKSI (PROCESS COSTING)
Persamaan antara job order costing dan process costing terletak pada:

1. Tujuan membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead


ke produk

2. Jenis akun manufaktur dasar yang dipakai overhead pabrik, bahan


baku, BDP dan barang jadi

3. Aliran biaya melalui akun manufaktur


BIAYA PRODUKSI (PROCESS COSTING)
Perbedaan antara job order costing dan process costing terletak pada:

1. Aliran unit dalam sistem perhitungan biaya (sesuai pekerjaan/ pesanan


vs terus-menerus)

2. Unit yang diproduksi (heterogen vs homogen)

3. Dokumen pengendali yang digunakan (kartu biaya per pekerjaan vs


laporan produksi per departemen)

4. Perhitungan biaya produksi per pesanan vs per periode


BIAYA PRODUKSI (PROCESS COSTING)
Contoh penggunaan metode harga pokok proses mencakup:

a. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang


pengolahan produknya hanya melalui satu departemen produksi.

b. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang


pengolahan produknya melalui lebih dari satu departemen produksi.
BIAYA PRODUKSI (PROCESS COSTING)
Unit Ekuivalen Produksi

Masalah yang timbul dalam process costing adalah umumnya suatu departemen
memiliki persediaan akhir barang dalam proses.

Oleh karena itu perlu dikonversi secara matematis barang setengah jadi tersebut ke
jumlah ekuivalen dari unit barang yang telah selesai.

Unit ekuivalensi adalah jumlah unit selesai yang seharusnya diperoleh


dari bahan dan usaha yang digunakan untuk menghasilkan barang jadi.

Biaya konversi terdiri dari biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead
pabrik.

Unit Ekuivalensi = unit selesai + (Jumlah unit setengah jadi x %


penyelesaian)
METODE HARGA POKOK PROCESS
COSTING MELALUI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI
Contoh 1

PT. Maju mengolah produknya secara massa melalui satu departemen


produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 2010 adalah
sbb.

Biaya Bahan Baku Rp 5.000.000

Biaya Penolong Rp 7.500.000

Biaya Tenaga Kerja Rp 11. 250.000

Biaya Overhead Pabrik Rp 16.125.000

Total Biaya Produksi Rp 39.875.000


METODE HARGA POKOK PROCESS
COSTING MELALUI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah:

Produk jadi 2.000 kg

Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai
berikut:

Biaya bahan baku: 100%; biaya bahan penolong: 100%;

biaya Tenaga Kerja: 50%; Biaya Overhead pabrik: 30% 500 kg


METODE HARGA POKOK PROCESS
COSTING MELALUI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI
1. Unit ekuivalensi

a. Unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah 2.000 kg + (100% x 500 kg)
= 2.500 kg.

b. Unit ekuivalensi biaya bahan penolong adalah 2.000 kg + (100% x 500


kg) = 2.500 kg.

c. Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja adalah 2.000 kg + (50% x 500 kg) =
2.250 kg.

d. Unit ekuivalensi biaya overhead adalah 2.000 kg + (30% x 500 kg) =


2.150 kg.
METODE HARGA POKOK PROCESS
COSTING MELALUI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI
2. Perhitungan Harga Pokok Produksi per Satuan

Unsur Biaya Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya Produksi Per


Produksi Satuan

Bahan Baku Rp 5.000.000 2.500 Rp 2.000

Bahan Penolong Rp 7.500.000 2.500 Rp 3.000

Tenaga Kerja Rp 11.250.000 2.250 Rp 5.000

Overhead Pabrik Rp 16.125.000 2.150 Rp 7.500

Total Rp 39.875.000 Rp 17.500


METODE HARGA POKOK PROCESS
COSTING MELALUI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI
3. Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi dan Persediaan Produk dalam
Proses

Harga pokok produk jadi : 2.000 kg x Rp 17.500 = Rp 35.000.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses:

BBB: 100% x 500 kg x Rp 2.000 = Rp 1.000.000

BBP: 100% x 500 kg x Rp 3.000 = Rp 1.500.000

BTK: 50% x 500 kg x Rp 5.000 = Rp 1.250.000

BOP: 30% x 500 kg x Rp 7.500 = Rp 1.125.000

Rp 4.875.000

Jumlah Biaya Produksi bulan Januari 2010 Rp 39.875.000


METODE HARGA POKOK PROCESS COSTING
MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI
Contoh 2

PT. Untung dalam menghasilkan produknya memiliki dua departemen


produksi: departemen A dan departemen B. Data produksi dan biaya kedua
departemen tersebut dalam bulan Januari 2010 adalah sbb.
METODE HARGA POKOK PROCESS COSTING
MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI
Departemen A Departemen B
Dimasukkan dalam proses 35.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Dept. B 30.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 24.000 kg
Produk dalam proses akhir bulan 5.000 kg 6.000 kg
Biaya selama Januari 2010
Biaya Bahan Baku Rp 70.000 Rp 0
Biaya Tenaga Kerja Rp 155.000 Rp 270.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 248.000 Rp 405.000
Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir:
Biaya Bahan Baku 100% -
Biaya konversi (BTK + BOP) 20% 50%
METODE HARGA POKOK PROCESS COSTING
MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI
Perhitungan Harga Pokok Produksi di Departemen A

1. Unit Ekuivalensi

a. Unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah 30.000 kg + (100% x 5.000


kg) = 35.000 kg.

b. Unit ekuivalensi (biaya konversi) yang terdiri dari biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik adalah adalah 30.000 kg + (20% x 5.000 kg)
= 31.000 kg.
METODE HARGA POKOK PROCESS COSTING
MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI
2. Perhitungan Harga pokok Produksi Per Satuan Departemen A
Unsur Biaya Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya Produksi per
Produksi kg

Bahan Baku Rp 70.000 35.000 kg Rp 2


Tenaga Kerja Rp 155.000 31.000 kg Rp 5

Overhead Pabrik Rp 248.000 31.000 kg Rp 8

Total Rp 473.000 Rp 15
METODE HARGA POKOK PROCESS COSTING
MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI
Harga Pokok Produk selesai yang ditransfer ke departemen B:

30.000 kg x Rp 15 = Rp 450.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses:

BBB: 100% x 5.000 kg x Rp 2 = Rp 10.000

BTK: 20% x 5.000 kg x Rp 5 = Rp 5.000

BOP: 20% x 5.000 kg x Rp 8 = Rp 8.000

Rp 23.000

Jumlah Biaya Produksi dept. A Jan 2010 Rp 473.000


METODE HARGA POKOK PROCESS COSTING
MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI
Perhitungan Harga Pokok Produksi Departemen B

Unit ekuivalensi biaya konversi adalah: 24.000 kg + (50% x 6.000 kg) =


27.000 kg

Perhitungan Harga Pokok Per satuan departemen B

Unsur Biaya Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya Produksi per


Produksi kg
Tenaga Kerja Rp 270.000 27.000 kg Rp 10

Overhead pabrik Rp 405.000 27.000 kg Rp 15

Total Rp 675.000 Rp 25
METODE HARGA POKOK PROCESS COSTING
MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI
Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi dan produk dalam Proses Dept. B

Harga pokok produk selesai yang ditransfer Departemen B ke gudang:

Harga pokok dari dept. A: 24.000 kg x Rp 15 Rp 360.000

Biaya yang ditambahkan oleh dept. B: 24.000 kg x Rp 25 Rp 600.000

Total harga pokok produk jadi yang ditransfer

Departemen B ke gudang: 24.000 kg x Rp 40 Rp 960.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:

Harga pokok dari dept A: 6.000 kg x Rp 15 Rp 90.000

Biaya yang ditambahkan oleh dept B:

Biaya Tenaga Kerja: 50% x 6.000 kg x Rp 10 = Rp 30.000

Biaya Overhead pabrik: 50% x 6.000 kg x Rp 15 = Rp 45.000

Total harga pokok persediaan produk dalam proses dept B Rp 165.000


Thanks!
Any questions? 😉

Anda mungkin juga menyukai