CONTOH
Dibawah ini adalah contoh produk yang diolah melalui dua departemen
yaitu keripik tempe. Dan dalam pengolahannya tidak terdapat persediaan barang
dalam proses pada awal periode.
DEPARTEMEN I
Barang dalam proses awal periode -
Produk masuk proses 10.000 unit
Produk jadi ditransfer ke departemen II 8.000 unit
Barang dalam proses akhir periode dengan tingkat 2.000 unit
penyelesain biaya bahan baku 100% dan biaya konversi
40%
DEPARTEMEN II
Produk diterima dari Departemen I 8.000 unit
Produk jadi ditransfer ke gudang produk jadi 7.000 unit
Barang dalam proses akhir periode dengan tingkat 1.000 unit
penyelesaian biaya konversi 50%
9
PT AS ABADI
Laporan Biaya Produksi Departemen I
Bulan Juni 2022
Data Produksi
Jumlah langsung masuk proses 10.000 unit
Jumlah produk jadi ditransfer ke Departemen II 8.000 unit
Jumlah barang dalam proses akhir periode,
biaya bahan baku 100%,biaya konversi 40% 2.000 unit
Jumlah produk yang diproses 10.000 unit
Biaya yang dibebankan
Penghitungan Biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Dept II
8.000 x Rp 6.986,36 Rp 55.890.880
Harga pokok barang dalam proses akhir periode:
Biaya bahan baku (100% x 2.000 x Rp 4.600) = Rp 9.200.000
Biaya tenaga kerja (40% x 2.000 x Rp 1.704,54) = Rp 1.363.632
Biaya overhead pabrik (40% x 2.000 x Rp 681,82) = Rp 545.456
Jumlah Rp 11.109.088
Jumlah biaya produksi di Departemen 1 Rp 66.999.968
PT AS ABADI
Laporan Biaya Produksi Departemen II
Bulan November 2022
Data Produksi :
Jumlah produk yang diterima dari Departemen I 8.000 unit
Jumlah produk jadi ditransfer ke gudang produk jadi 7.000 unit
Jumlah barang dalam proses akhir periode, biaya bahan baku 100%,
biaya konversi 50% 1.000 unit
Jumlah produk yang diproses 8.000 unit
Penghitungan Biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Gudang produk jadi
7.000 x Rp 9.119,69 Rp 63.837.830
Harga pokok produk dari Dept 1
1.000 x Rp 6.986,36 Rp. 6.986.360
Biaya produksi ditambahkan di Dept II :
- Biaya Tenaga Kerja Rp 800.000
- Biaya Overhead Pabrik Rp 266.665
Jumlah Rp 8.053.025
Jumlah biaya produksi kumulatif di dept II Rp 71. 890.855
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode harga pokok proses merupakan metode penentuan harga pokok
produk dengan cara mengumpulkan biaya produksi tiap departemen yang
terjadi selama periode tertentu, Kemudian membaginya dengan jumlah satuan
produk yang dihasilkan.
Karakteristik metode harga pokok proses :
Berdasarkan proses produksi :
1) Proses produksi dilakukan secara terus-menerus
2) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar yang bersifat homogen
atau seragam
3) Tujuan produksi adalah mengisi persediaan bukan untuk memenuhi pesanan
Berdasarkan pengumpulan biaya :
1) Biaya produksi dikumpulkan pada setiap periode tertentu dan dicatat pada
akun barang dalam proses.
2) Harga pokok produk satuan dihitung pada setiap akhir periode tertentu.
3) Jika produk diolah melalui lebih dari satu departemen, harga produk pada
Departemen sebelumnya akan menambah harga produk pada Departemen
berikutnya sampai menjadi produk jadi.
4) Laporan harga pokok produksi dipakai untuk menghitung biaya produksi
satuan ataupun keseluruhan.
15
B. Saran
1. Agar dapat melakukan perhitungan harga pokok proses yang tepat, harga
pokok proses dilakukan dengan cara mengumpulkan biaya produksi tiap
departemen yang terjadi selama periode tertentu, kemudian membaginya
dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan.
2. Pimpinan perusahaan hendaknya memperhatikan lebih cermat dan teliti
dalam menerapkan harga pokok proses karena ketepatan dalam menentukan
harga pokok proses akan mempengaruhi harga pokok tiap unit, harga pokok
produk yang dihasilkan, jumlah biaya produksi, baik di departemen I
maupun di departemen II.
16
DAFTAR PUSTAKA
Nurfaizah, N. Makalah Metode Harga Pokok Proses. Diakses pada 21 Oktober 2023
https://www.academia.edu/59027859/MAKALAH_METODE_HARGA_PO
KOK_PROSES
17
DAFTAR PERTANYAAN DAN PEMBAHASAN
Apa manfaat penggunaan metode harga pokok proses dibandingkan metode harga
pokok pesanan?
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/mod/resource/view.php?id=293548. Metode
harga pokok proses cocok untuk perusahaan yang memiliki proses produksi
berkelanjutan, sementara metode harga pokok pesanan lebih cocok untuk produk-
produk khusus yang dibuat berdasarkan pesanan. Manfaat metode harga pokok
proses termasuk pemantauan biaya secara keseluruhan dan kemampuan untuk
menghitung harga pokok setiap unit produk yang diproduksi dalam volume besar.
Metode harga pokok proses juga dapat digunakan oleh manajemen untuk
mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk
periode tertentu guna menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap periode.
18
Pertanyaan dari Nuraulia Ramadhani. (Kelompok 2)
Sebutkan tiga perbedaan metode harga pokok pesanan dan harga pokok proses?
19