Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Konsep Biaya Mutu”

DISUSUN OLEH:

Kelompok 7

Rini Antika : 2210411051


Ririn safitri : 2210411003
Salwa Nazwa : 2210411026
Silviana putri : 22104110

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkat
Ridho-Nya kami mampu merampungkan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kami
haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi Wa
Sallam, beserta keluarganya, para sahabatnya dan semua ummatnya yang selalu istiqomah
sampai akhir zaman.

Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Akuntansi Biaya. Yang mana di dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai biaya mutu.

Namun, kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu, kami
sangat berharap kritik dan saran konstruktif demi penyempurnaan makalah ini. Harapan kami
semoga makalah ini dapat bermanfaat serta mampu memenuhi harapan berbagai pihak.

Palu, 12 oktober 2022


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini menuntut setiap perusahaan
untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Salah satu usaha yang dilakukan perusahaan agar
dapat bersaing adalah meningkatkan kualitas hasil produksinya. Dengan hasil produksi yang
berkualitas, maka diharapkan para pelanggan/konsumen akan tertarik dan membeli hasil
produksi yang ditawarkan oleh perusahaan.

Untuk mencapai produk yang berkualitas, perusahaan harus selalu melakukan


pengawasan dan peningkatan terhadap kualitas produknya, sehingga akan diperoleh hasil
akhir yang optimal. Kualitas yang meningkat akan mengurangi terjadinya produk rusak
sehingga mengakibatkan biaya-biaya yang terus menurun dan pada akhirnya meningkatkan
laba. Biaya yang dikeluarkan dalam kaitannya dengan usaha peningkatan kualitas produk
disebut biaya kualitas.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penulisan makala ini adalah sebagai berikut:

1. Apa definisi dan jenis-jenis biaya kualitas?


2. Bagaimana menyusun laporan biaya kualitas?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mutu


Mutu adalah kepuasan konsumen. Kepuasan artinya kebutuhan perasaan terpenuhi
dalam mengkomsumsi barang atau jasa. Itu berarti kepuasan bertumpu pada pemenuhan
kebutuhan barang atau jasa seraca materil. Barang atau jasa dapat dikatakan bermutu jika
sesuai dengan kepentingan,pikiran, dan perasaan konsumen. Tiga unsur itu adalah dasar
dari pada kepuasan dan merupakan “garis konsumen”. Oleh sebab itu pelaku bisnis harus
melayani garis konsumen tersebut. Mutu juga dapat diartikan sebagai tingkat
kesempurnaan pelayanan kepada konsumen, mulai dari kegunaan barang atau jasa, harga
yang terjangkau, kesepatan distribusi, dan pelayanan penjualan yang baik.

2.2 Biaya Mutu


Biaya mutu adalah biaya yang timbul karna produk yang dihasilkan mutunya jelek
sehingga tidak disukai oleh konsumen. Terdapat dua jenis mutu yaitu:
a. Mutu desain adalah perbedaan mutu yang terdapat pada produk dengan fungsi
serupa tetapi berbeda spesifikasi.
b. Mutu kesesuaian merujuk pada kesesuain spesifikasi yang disyaratkan oleh
produk.

Manajemen harus menyajikan laporan biaya mutu yang andal, sebagai informasi
untuk membuat keputusan, dan melakukan pengawasan dan pengendalian program
kerja yang dijalankan. Perbaikan mutu merupakan masalah kelangsungan hidup bagi
bisnis dewasa ini, merupakan “Revolusi Industri Kedua” meningkatkan provitabilitas
dapat dilakukan dengan dua cara : Melalui kenaikan permintaan pelanggan, dan
Melalui pengurangan biaya.

2.3 Laporan Biaya Mutu


Terdapat dua pandangan tentang biaya mutu yakni:

a. Padandangan Tradisional. Menyatakan bahwa terdapat trade-off antara biaya produk


gagal dan biaya pencegahan dan penuayan. Trade-off ini menghasilkan tingkat
kinerja optimal yang disebut tingkat mutu yang dapat diterima yaitu tingkat dimana
jumlah produk cacat yang diizinkan meminimalisasi total biaya mutu.
b. Pandangan kontemporer. Mengandalkan pada pengendalian mutu total, yaitu
penegasan bahwa konflik diantara biaya kegagalan, penilaian, dan pencegahan adalah
lebih bersifat dugaan daripada ril. Tingkat cacat optimal actual adalah tingkat cacat
nol. Karna itu, perusahaan harus berusaha mencapai tingkat mutu itu.
Laporan biaya mutu, penjualan = Rp 1.000

Keterangan Biaya Mutu % terhadap penualan


(Rp)
Biaya pencegahan:
Pelatihan mutu 10
Realibilitas mutu 30
40 4,00
Biaya penilaian :
Pemeriksaan bahan 5
Penilaian produk 10
Penilaian proses 15
30 3,00
Produk gagal internal:
Sisa bahan 10
Pengerjaan ulang 20
30 3,00
Produk gagal eksternal
Keluhan pelanggan 10
Jaminan 10
Perbaikan 20
40 4,00

b.4 Informasi Biaya Mutu

Manejer harus mengetahui dan memahami kinerja mutu karna dapat digunakan sebagai
input Untuk pengambilan keputusan. Informasi biaya mutu dapat di gunakan untuk: (1)
mengevaluasi kinerja (2) memperbaiki berbagai keputusan manajerial, misalkan untuk penetapan
harga strategis dan analisin produk baru, hakikatnya informasi biaya mutu adalah untuk
perbaikan mutu produk perusahaan secara terus menurus. Mutu adalah salah satu dimensi yang
penting bagi pesaing-pesaing kelas dunia. Informasi biaya mutu digunakan untuk penetapan
harga strategis dan untuk mengetahui laba siklus hidup baru. Hal itu dapat disajikan dalam table
11.2 dan 11.3 .
Keputusan : Biaya mutu akan dikurangi 50% dalam 18 bulan yaitu sebesar 50%
di kali Rp 140 = Rp 70, atau perunitnya = ( Rp 70/ Rp 100 unit ) = Rp 0,7 . jika
manajemen mampu 6 bulan tujuannya untuk menjaga pangsa pasar. Tidakan
demikian ini disebut keputusan strategis dalam penurunan harga jual melalui
penghematan biaya mutu.
Penetapan harga strategis

Estimasi biaya mutu (Rp)


Biaya pencegahan 20
Biaya penilain 30
Biaya produk internal 30
Biaya produk gagal eksternal 20
Total 100

Analisin laba siklus hidup prroduk baru

Laporan : Analisis produk baru proyek no. 001


Estimasi siklus hidup produk : 2 tahun
Proyeksi potensi penjualan : 1.000 unit (siklus
hidup)
Harga Rp 2/unit.
Target operating margin 20%
Proyeksi laporan laba rugi siklus hidup
Penjualan (1.000 Unit @Rp 2) Rp 2.000

Biaya input :

-bahan 500

- upah 400

- biaya overheat pabrik 300

- Biaya mutu 100

- Biaya pemasaran 250

- Biaya administrasi 150

Laba siklus hidup (Laba Operasi) Rp 300

Berdasarkan proyeksi laba rugi diatas menunjukkan bahwa laba operasi terhadap penjualan
(operating provit margin) sebesar (Rp 300 : Rp 2.000) = 15%. Dengan demikian produk baru tersebut
ditolak, karna target laba operasi terhadap penjualaan sebesar 20%. Jika tidak ada biaya mutu sebesar Rp
100, maka laba siklus hidup Rp 400, rasio laba terhadap penjualan = (Rp 400/Rp 2.000) = 20%. Dengan
demikian produk baru tersebut layak dibuat.
b.5 Total Kualitas Manajemen

Aktivitas yang berdampak pada biaya produksi meliputi pembuatan standar dan
penghindaran terhadap pemborosan. Sedangkan aktivitas yang berdampak pada pendapatan
meliputi penyajian produk berkualitaas dengan harga kompotitif dan peningkatan pangsa pasar
(Market sahare). Hakikatnya aktivitas yang berdampak terhadap biaya produksi adalah aktivitas
pengurangan biaya, dan yang berdampak terhadap pendapatan adalah peningkatan pangsa pasar
(Market Sahare improvement). Kedua bidang ini merupakan inti kesadaran para manajer untuk
meningkatkan laba secara terus menerus.
Total kualitas manajemen adalah suatu cara memperbaiki untuk meningkatkan proses bisnis
secara terus menerus, atau cara memperbaiki dan meningkatkan efektivitas dan evisiensi
penggunaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelangan dan memuaskan
pelanggan. Pelanggan adalah sumber laba dalam bisnis, oleh sebab itu kebutuhan dan
kepuasannya harus ditingkatkan dari waktu kewaktu secara terus-menerus sehingga mereka loyal
kepada perusahaan. Hakikatnya loyalitas pelanggan adalah laba, dan laba adalah ruh atau sukma
perusahaan untuk hidup dan berkembang.

Menurut para ahli manajemen kualitas antara lain adalah W. Edwards Deming dan Joseph M.
Juran. Konsep pemikirannya antara lain sebagai berikut. Menurut juran manajemen kualitas
adalah proses yang mengitegrasikan semua sumber daya manusia, pemasok-pemasok
(Suppliers), dan para pelanggan (customers), dilingkungan perusahaan (corporate environment).
Manajemen kualitas sebagai kumpulan aktivitas yang berkaitan dengan pemenuhan dan
pemuasan pelanggan. Yang dimaksud pelanggan adalah pembeli dan pengguna produk,
karyawan, kreditur, pemasok, masyarakat, pemerintah, dan pemilik perusahaan.

Proses perubahan dan pengembangan manajemen dari teori X sampai dengan sekarang dapat
dikatakan sebagai proses perkembangan dari tradisional menuju proses modern yang berorientasi
kepuasan pelanggan melalui perbaikan kualitas terus menerus. Teknologi tidak ada artinya tanpa
kerja manusia yang dikordimnasi secara baik dan bersama-sama bertanggung jawab. Dalam
pandangan modern hakikatnya adalah pikiran kolektif, kerja kolektif, hasil kolektif, dan
tanggung jawab kolektif. Kolektif merupakan unsur pokok dalam manajemen modern. Oleh
sebab itu laba sebagai kerja kolektif tidak boleh dinikmati hanya oleh pemilik perusahaan, tetapi
harus dinikmati semua orang yang menciptakan laba tersebut. Padangan tradisional dan modern
dapat disajikan dalam table berikut.
Pandangan Tradisional Dan Modern tentang Kualitas

Pandangan tradisioanl Pandangan Modern


Memandang kualitas sebagai masalah teknis Memandang kualitas sebagai masalah bisnis
Usaha perbaikan kualitas dikordinasikan Usaha perbaikan kualitas diarahkan
manajer kualitas manajemen puncak
Memfokuskan kualitas pada fungsi Kualitas mencangkup semua fungsi
dapartemen produksi dapartemen
Produktivitas dan kualitas merupakan sasaran Produktivitas dan kualitas merupakan sasaran
yang bertentangan yang berkesesuaian
Kualitas didefinisikan sebagai konformasi Kualitas didefinisikan sebagai memuaskan
terhadap standard. Membandingkan actual kebutuhan pelanggan. Membandingkan
dengan standard produk dengan kompotitor dipasar
Kualitas diukur melalui kebijakan manajemen Kualitas diukur melalui kepuasan pelanggan
Kualitas dicapai melalui inspeksi intensif Kualitas dicapai melalui perbaikan proses
terhadap produk kerja seluruh devisi
Beberapa kerusakan atau cacat diizinkan, jika Cacat atau kerusakan dicegah sejak awal
produk telah memenuhi standard kualitas melalui teknik pengendalian proses efektif
minimum
Kualitas menjadi tanggung jawab pekerja Kualitas menjadi tanggung jawab tim kerja
dan manajemen
Pemasok diperas dan pembina hubungan Pemasok menjadi partner bisnis dan membina
janka pendek hubungan jangka Panjang

b.6 Biaya Lingkuang Perusahaan


Biaya lingkungan adalah biaya yang ditimbulkan akibat adanya kualitas
lingkungan yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang dilakukan
perusahaan. biaya lingkungan juga diartikan sebagai dampak, baik moneter atau non-
moneter yang terjadi oleh hasil aktifitas perusahaan yang berpengaruh pada kualitas
lingkungan.
Kerusakan lingkungan akan berdampak terhadap biaya perusahaan, dan akhirnya
akan mengakibatkan kerugian perusahaan. Misalnya, lingkungan alam yang rusak
(polusi udara, air, kerusakan tanah), mengakibatkan kenaikan biaya, lingkungan
ekonomi yang rusak (kenaikan valuta asing) akan menaikan biaya, lingkungan sosial
yang rusak (huru-hara) mengakibatkan biaya produksi naik, lingkungan politik yang
rusak karena adanya pungutan liar, mengakibatkan naiknya harga overhead
perusahaan, dan lingkungan budaya tang rusak karena pengaruh narkoba
mengkibatkan produktivitas kerja rendah. Semua itu berdampak pada naiknya biaya
dan penurunan pendapatan perusahaan yang berakibat kerugian.
Bagaimana perusahaan menjelaskan biaya lingkungan tergantung pada bagaimana
perusahaan menggunakan infornasi biaya tersebut (alokasi biaya, penganggaran
modal, desain produk, keputusan manajemen lain). Dan skala atau cakupan
aplikasinya. Tidak selalu jelas apakah biaya itu masuk lingkungan atau tidak.

Pengukuran Biaya Lingkungan

Biaya lingkungan harus dikelola dengan efektif dan efisien agar produk lebih berdaya
guna. Perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara mengurangi dampak negatif negative
lingkungan dan mengkonsumsi sumber daya alam secara efektif.

Biaya lingkungan dapat dikelompokan kedalam biaya eksternal dalam dimensi biaya
mutu yang besarnya dapat dihitung dari total biaya produksi. Makin tinggi biaya lingkungan,
makin tinggi biaya perusahaan dan menurunkan laba, atau mungkin dapat mengakibatkan
kerugian.

Biaya Siklus Hidup

Mengidentifikasi pengaruh lingkungan dari suatu produk disepanjang siklus hidupnya


dan kemudian mencari peluang untuk memperoleh perbaikan lingkungan. Penilaian biaya siklus
hidup membebankan biaya dan keuntungan pada pengaruh lingkungan dan perbaikan.

Agar perusahaan dapat melestarikan usahanya, ia harus memperhatikan dampak dari


sampah industrinya, kemudian mendaur ulangnya menjadi produk lain. Aktivitas tersebut adalah
biaya yang diubah menjadi manfaat melalui daur ulang limbah (sampah). Dengan cara itu
lingkungan fisik dan lingkungan sosial terjaga. Manajemen harus berfikir perspektif lingkungan
dan tanggap terhadap perusahaan lingkungan agar dapat meningkatkan mutu produk melalui
pengurangan biaya lingkungan dan dapat meningkatkan produktifitas.
b.7 Produktifitas
Produktifitas adalah efisiensi penggunaan input dalam memproduksi output
(barang dan jasa). Produktifitasnya meruoakan kombinasi dari efektivitas dan
efisiensi. Efektivitasnya berhubungan dengan pelaksanaan tugas untuk mencapai
tugas, sedangkan efisiensi adalah sumber daya dikobankan untuk melaksanakan
tugas tersebut. Maka produktifitas dapat dirumuskan sebagai efektifitas dibagi
efesiensi.
Sistem produktifitas dalam kegiatan industry dapat digambarkan sebagai
hubungan input-proses-output-produktifitas.
1. Input meliputi: bahan baku, tenaga kerja, peralatan produksi, pemasaran,
admunistrasi, informasi, manajerial, dan sebagainya.
2. Proses yaitu nilai tambah, yang berhubungan dengan kapasitas, evektifitas,
efisiensi, dan fleksibelitas.
3. Output yaitu barang dan jasa yang dihasilkan.
4. Produktifitas output dibagi input, sebagai umpak balik untuk memperbaiki
output, proses dan input agar dapat menaikan produktifitas terus menerus.

Evaluasi system produktifitas

Laporan perubahan produktifitas merupakan informasi manajemen untuk evaluasi system


produktivitas. Manajemen harus menemukan sebab-sebab penurunan dan kenaikan produktivitas
tiap-tiap input yang dikorbankan untuk memperoleh output. Penurunan produktifitas akan
mengakibatkan penurunan laba da selanjutnya akan mengakibatkan penurunan nilai perusahaan.
Perusahaan yang nilainya turun, para pemegang saham dan para kreditur akan menarik
modalnya.

Perencanaa peningkatan produktifitas

Anda mungkin juga menyukai