Anda di halaman 1dari 24

Penentuan Biaya Kualitas, Pengukuran dan Pengendalian

Laporan ini disusun untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah
Akuntansi Manajemen

Oleh:

Rere Bahari (21522120012)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN (PPAk)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkah
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Penentuan
Biaya Kualitas Pengukuran dan Pengendalian”. Adapun tujuan dari penulisan
Makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen.

Dengan penuh kesadaran penulis mengakui bahwa Makalah ini masih


mempunyai berbagai kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun agar ke depannya penulis dapat memperbaiki kekurangan
yang sudah ada pada laporan lainnya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
2.1 Pengertian Kualitas..................................................................................2
2.2. Definisi Biaya Kualitas............................................................................3
2.3. Pengukuran Biaya Kualitas......................................................................6
2.4. Pelaporan Biaya Kualitas.........................................................................7
2.5. Biaya Kualitas dan Pengambilan Keputusan..........................................10
2.6. Pengendalian Biaya Kualitas..................................................................13
BAB III.......................................................................................................................20
PENUTUP...................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

Banyak perusahaan menjual produk atau jasa yang sama. Disamping harga
yang dianggap menentukan keberhasilan penjualan sebuah produk, ada factor lain
yang juga sangat menentukan, yaitu kualitas. Bahkan kualitas sering menjadi isu
utama. Kualitas yang rendah dapat menjadikan produk sangat mahal bagi produsen
dan konsumenya, konsekuensi rendahnya kualitas adalah tingginya biaya produk.
Solusi dari permasalahan ini adalah penerapan manajemen kualitas. Manajemen
kualitas menekankan perhatiannya pada bagaimana menghasilkan produk yang tepat
waktu, tepat tempat, tepat barang, tepat layanan dan tepat harga.
Mengelola kualitas adalah penting agar dapat mengelola biaya-biaya dan nilai
pelanggan. bagaimana menyiapkan laporan biaya kualitas serta bagaimana
menganalisis laporan biaya kualitas.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1
2
2.1 Pengertian Kualitas

Dalam banyak organisasi, kualitas diartikan sebagai produk atau jasa yang
memenuhi keinginan dan harapan pelanggan. Terdapat dua konsep yang harus
dipertimbangkan dalam pemenuhan keinginan pelanggan tersebut:
1. Kualitas desain kualitas produk atau jasa (quality of design/quality
prtduct or service): suatu ukuran dimana spesifikasi desain dari suatu
produk memenuhi harapan pelanggan.
Contoh:
Sebuah pintu yang didesain dengan pegangan pintu yang terlalu kecil
untuk ukuran tangan normal, akan dianggap memiliki kualitas desain
yang buruk.
2. Kualitas kesesuaian (quality of conformance): suatu ukuran temang
bagaimana suaru produk memenuhi spesifikasi desainnya.
Suatu pintu dengan pegangan pintu yang ukurannya tepat mungkin
telah didesain dengan baik, tetapi jika pegangan tersebut patah karena
proses produksi yang buruk akan menjadi tidak bisa dipakai. Pegangan
pintu tersebut dikatakan memiliki kualitas kesesuaian yang buruk karena
tidak sesuai dengan spesifikasi desainnya.
Bagaimana kaitan kualitas dengan nilai pelanggan? Perusahaan harus
dapat mendesain produk yang memenuhi harapan pelanggan - kualitas
desain - dan kemudian melaksanakan proses untuk memastikan bahwa
spesifikasi desain dipenuhi - kualitas kesesuaian. Sehingga, pemahaman
menyeluruh atas nilai pelanggan sangat penting agar dapat menyediakan

5
produk yang memiliki kualitas terbaik kepada pelanggan.

1
1.1
1.1.1
1.
2.
2.1.
2.2. Definisi Biaya Kualitas

Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena kualitas yang buruk
mungkin atau memang terjadi. Dari definisi dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas
terkait dengan dua subkategori dari aktivitas yang terkait kualitas (quality-related
activities):

1. Aktiftas pengendalian (Control activities)


dilakukan perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang
buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Terdiri dari
aktivitas pencegahan (prevention activities) dan aktivitas penilaian
(appraisal activities). Atas aktivitas pengendalian ini, timbul biaya
pengendalian (control costs).
2. Aktiftas kegagalan (Failure activities)
dilakukan oleh perusahaan atau pelanggan perusahaan sebagai tanggapan
atas kualitas yang buruk (kualiras yang buruk memang terjadi). Jika
tanggapan atas kualitas yang buruk tersebut rerjadi sebelum pengiriman
produk yang buruk tersebur ke pelanggan, aktivitas tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas kegagalan internal (internal failure
activities). Sebaliknya, jika tanggapan atas kualitas yang buruk
dilakukan setelah produk dikirim ke pelanggan, maka dinamakan
aktivitas kegagalan ekstemal (external failllre actifities) Biaya-biaya

6
yang terjadi dalam perusahaan karena aktivitas kegagalan disebut dengan
biaya kegagalan (failure cost).
Dari definisi aktivitas yang terkait kualitas (quality-rela!ed activities)
didapat empat jenis biaya kualitas:
a. Biaya Pencegahan
Adalah biaya-biaya yang timbul dalam rangka mencegah adanya
produk dengan kualitas yang buruk dan untuk meminimalisir
aktivitas penilaian. Dengan meningkatnya biaya pencegahan,
diharapkan biaya kegagalan akan menurun. Contoh biaya
pencegahan: biaya rekayasa kualitas, biaya program pelatihan
kualitas, dan biaya perencanaan kualitas.
b. Biaya Pencegahan / Deteksi
Adalah biaya-biaya yang timbul untuk menentukan apakah produk
atau jasa yang dihasilkan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan atau sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Tujuan utama
fungsi penilaian adalah untuk mencegah adanya produk yang tidak
sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan terkirim ke
pelanggan. Contoh biaya penilaian: biaya inspeksi dan pengujian
bahan baku, biaya inspeksi pengemasan, biaya pengukuran
peralatan, biaya keberterimaan produk dan biaya keberterimaan
proses.
c. Biaya Kegagalan Internal
Adalah biaya-biaya yang timbul karena produk atau jasa tidak sesuai
dengan spesifikasi atau keinginan pelanggan. Ketidaksesuaian ini
diketahui pada saat penilaian produk, sebelum produk dikirim ke
pihak luar. Biaya-biaya ini hilang jika tidak terdapat produk cacat
Contoh biaya-biaya ini adalah biaya inspeksi ulang, biaya pengerjaan
ulang (rework), biaya pengujian ulang, biaya waktu yang hilang

7
karena suatu peralatan tidak dapat beroperasi disebabkan adanya
kerusakan (downtime) dan biaya perubahan desain.
d. Biaya Kegagalan Eksternal
Adalah biaya-biaya yang terjadi karena produk dan jasa tidak sesuai
dengan spesifikasi atau tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan
setelah produk atau jasa tersebut dikirim ke pelanggan. Dari seluruh
biaya kualitas, kelompok biaya ini dapat menjadi biaya yang paling
besar bagi perusahaan. Contoh, biaya penarikan produk dari
peredaran, biaya kehilangan penjualan karena performa produk yang
buruk, biayajaminan, biaya reparasi, biaya kehilangan pangsa pasar,
dan biaya ketidakpuasan pelanggan. Seperti biaya kegagalan internal,
biaya ini akan hilang jika tidak ada peroduk yru1g rusak.

8
1
2
2.1
2.1.1
2.1.2
2.3. Pengukuran Biaya Kualitas
1.
2.
2.1.
2.1.1.
2.1.2.
2.1.3.

Biaya kualilas juga dapat diklasifikasikan menjadi biaya kualitas yang dapat
diobservasi (observable quality costs) dan biaya kualilas tersembunyi (hidden quality
costs). Biaya kualilas yang dapat diobservasi adalah biaya-biaya yang tersedia dari
catatan akuntansi perusahaan. Sedangkan biaya kualilas rersembunyi adalah biaya
kesempatan (opportunity costs) yang diliasilkan dari kualitas yang buruk. Semua
biaya yang telah dijelaskan di atas adalah biaya kualitas yang dapat diobservasi,
kecuali biaya kehilangan penjualan, marjin kontribusi yang hilang atas penjualan saat
ini dan masa depan, biaya ketidalkpuasan pelanggan dan kehilangan pangsa pasar.
Sedangkan biaya kualitas tersembuyi adalah semua biaya dalam kelompok
biaya kegagalan ekstemal. memasukkan biaya kualitas tersembunyi dalam menilai
jumlah biaya kegagalan eksternal akan membuat manajemen menjadi lebih akurat
dalam menentukan tingkat sumber daya yang dikeluarkan untuk aktivitas pencegahan
dan penilaian. Dengan kata lain, dengan makin tingginya biaya kegagalan, diharapkan
manajemen akan meningkatkan biaya pengendalian. Seluruh biaya kualilas
lersembunyi bisa menjadi signifikan sehingga harus diestimasi. Terdapat dua metode
unruk mengestimasi biaya kualitas tersembunyi:
a. Metode multiplier

9
Metode ini mengasumsikan bahwa total biaya kegagalan adalah merupakan
penggandaan dari biaya kegagalan yang telah diukur:
Total biaya kegagalan eksternal = k x biaya kegagalan
eksternal yang telab diukur
Dengan k adalah efek pengganda.
Contoh:
PT BRANT AS melaporkan suatu nilai k antara 3 dan 4. Jika biaya kegagalan
ekstemal yang telah diukur adalah sebesar Rp 7 juta. Maka biaya kegagalan
eksternal aktual adalah sebesar antara Rp 21 juta dan Rp 28 juta.

b. Metode riset pasar


Metode ini digunakan untuk menilai dampak dari kualitas yang buruk
terhadap penjualan dan pangsa pasar. Dilakukan diantaranya melalui survey
pelanggan dan wawancara dengan bagian penjualan perusahaan. Metode ini
dapat memberikan wawasan mendalam atas magnitude dari biaya kualitas
tersembunyi perusahaan. Hasil dari metode ini dapat digunakan untuk
memproyeksikan kehilangan laba masa depan karena kualitas yang buruk.

1.4. Pelaporan Biaya Kualitas

Sistem pelaporan biaya kualitas sangat penting jika perusahaan ingin


memperbaiki dan mengendalikan biaya kualitas. Langkah awal untuk
menciptakan sistem tersebut adalah dengan menilai biaya kualitas aktual saat ini,
yang dapat memberikan wawasan bagi perusahaan atas: (1) magnitude biaya
kualitas untuk setiap kategori sehingga manajer dapat menilai dampak keuangan
atas setiap kategori tersebut, dan (2) menunjukkan distribusi biaya kualitas atas

10
setiap kategori, sehingga manajer dapat menilai arti penting relatif atas tiap
kategori.

Signifikansi keuangan atas biaya kualitas dapat dinilai dengan


mengungkapkan setiap biaya sebagai persentase dari penjualan. Aturannya
adalah, biaya kualitas tidak boleh Jebih dari 2 sampai 4%. Cara lain adalah
dengan membuat grafik kontribusi relative atas biaya kualitas dalam bentuk bar
graph dan pie chart atas biaya kualitas. Dengan dasar ini, perusahaan dapat
meningkatkan laba perusahaan dengan cam menurunkan biaya kualitas melalui
usaha peningkatan kualitas.

Berikut adalal1 contoh laporan biaya kualitas:

PT. ABC
Laporan Biaya Kualitas
Untuk TahunYang Berakhir 31 Desember 2017
Persentase Dari
Biaya Kualitas
Penjualan (%)

Biaya Pencegahan:
Rp
Pelatihan Kualitas 10,000,000.00
Rp Rp
Rekayasa Keandalan 65,000,000.00 75,000,000.00 1.5%
Biaya Penilaian:
Rp
Inspeksi Bahan Baku 5,000,000.00
Rp
Keberterimaan Produk 20,000,000.00
Rp Rp
Keberterimaan Proses 75,000,000.00 100,000,000.00 2.0%
Biaya Kegagalan Internal:
Rp
Sisa 150,000,000.00
Rp Rp
Pengerjaan Ulang 100,000,000.00 250,000,000.00 5.0%
Biaya Kegagalan Eksternal:
Rp
Complain Pelanggan 150,000,000.00

11
Rp
Jaminan 250,000,000.00
Retur Dan Pengurangan Rp
Harga 175,000,000.00

Rp
Total Biaya Kualitas 575,000,000.00 11.5%
Penjualan Aktual Rp. 5M Rp. Rp
1M/Rp. 5M = 20% 1,000,000,000.00 20.0%
Tabel 2.4.01 Contoh Tabel Biaya Kualitas

Biaya kualitas juga dapat digambarkan dalam bentuk bar graph dan pie
chart, seperti tampak dalam contoh berikut:

Gambar 2.4.01 Contoh Grafik Kontribusi Relatif atas Biaya Kualitas: Bar
Graph

100% Biaya Kegagalan


eksternal
80%
Biaya Kegagalan
60% Internal
Biaya Pence-
40% gahan
20% Biaya Penilaian
0%

12
Gambar 2.4.02 Contoh Grafik Kontribusi Relatif atas Biaya Kualitas: Pie
Chart

1.5. Biaya Kualitas dan Pengambilan Keputusan

Manajer membutuhkan infomasi biaya kualitas dalam konteks pengambilan


keputusan, yaitu penetapan harga strategis (strategic pricing) dan analisis biaya-
volume-laba dan pengambilan keputusan desain strategis.

a. Penetapan harga strategis


Misalkan sebuah perusahaan menghadapi masalah pangsa pasar dari suatu
lini produk yang makin menurun, dimana manajer pemasaran
mengidentifikasi hal ini terkait dengan harga produk perusahaan yang lebih
tinggi drui pesaing. Jika perusahaan menurunkan harga jual, maka harga
tersebut akan lebih rendah dari biaya produksi. Berikut adalah bagian dari
laporan laba rugi
perusahaan:

Pendapatan (I juta unit @ Rp 20.000) Rp 20,000,000,000


Behan pokok penjualan Rp 15,000,000,000
Laba operasi Rp 3,000,000,000
Laba lini produk Rp 2,000,000,000

13
Perusahaan percaya bahwa dengan menurunkan harga jual sebanyak l5 %
akan dapat mempertahankan pangsa pasar dan profitabilitas produk. Langkah
yang diambil adalah dengan mengurangi biaya yang akan berujung pada
pengurangan harga jual. Untuk itu, perusahaan membutuhkan informasi biaya
kualitas atas lini produk, yang terlihat sebagai berikut:

Biaya kualitas (estimasi)


Inspeksi Bahan baku Rp 200,000,000.00
Sisa Rp 800,000,000.00
Produk ditolak Rp 500,000,000.00
Pengerjaan ulang Rp 400,000,000.00
Inspeksi produk Rp 300,000,000.00
Jaminan Rp 1,000,000,000.00
Total estimasi biaya Rp 3,200,000,000.00

Berdasarkan data laporan laba rugi dan biaya kualitas perusahaan


yakin dapat menurunkan biaya kualitas hingga 50% dalam 18 bulan. Dengan
menurunkan biaya kualitas hingga 50% maka akan dapat mengurangi biaya
per unit sebesar Rp 1.600 per unit ((50% x Rp 3.2 M)/1 juta unit) - yang akan
dapat membuat penurunan harga jual Rp 3.000. Berdasarkan hasil ini,
perusahaan memutuskan untuk menurunkan harga jual Rp 1.000 segera, Rp
1.000 dalam jangka waktu 6 bulan, dan Rp 1.000 dalam 12 bulan berikutnya.

b. Analisis biaya-volume-laba konvensional hanya mendasarkan

14
Analisis biaya-volume-laba konvensional hanya mendasarkan pada analisis
biaya tetap dan biaya variabel dalarn kaitannya dengan biaya Ketika
perusahaan ingin menawarkan produk baru, maka analisis biaya-volwne-laba
konvensional memiliki kelemahan seperti terlihat dalam contoh berikut:

Proyeksi potensi Uni


penjualan 44,000 t
Uni
Kapasitas produksi 45,000 t
Hargajual per unit 60,000 Rp.
Biaya variabel per unit 40,000 Rp.
Biaya tetap:
Pengembangan
produk 500,000,000 Rp.

Biaya manuufaktur 200,000,000 Rp.

Biaya penjualan 300,000,000 Rp.

Total biaya tetap 1,000,000,000 Rp.


Proyeksi break- Uni
even 50,000 t
Keputusan Rencana Produk Baru Ditolak

Break-even Lebih Besar Dari


Alasan Kapasitas Produksi Dan juga
Proyeksi Penjualan

15
Break even dalam unit (X) = Rp 60.000 X = 1 M + Rp 40.000 X
x=30 Ribu Unit

Berdasarkan hasil analisis atas biaya, ditemukan bahwa:


1. Produk baru yang diusulkan memecahkan masalah kegagalan produk
sehingga biaya perbaikan pekerjaan sebesar Rp 2.000 per unit dapat
dikurangi. Biaya ini merupakan bagian dari biaya variabel. Terkair dengan
tidak adanya kegiatan perbaikan, biaya tetap sebesar Rp 100 juta juga
dapat dihindari.
2. Biaya Balian sisa sebesar Rp 3.000 per unit juga data dihindari, karena
desain produk yang baru akan dapat menghilangkan adanya sisa bahan.
Dari analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa biaya variabel akan
dikurangkan Rp 5.000 per unit dan biaya tetap berkurang Rp l 00 juta.
Sehingga, jika dihitung ulang, breakeven akan dapat dicapai saat
memproduksi 36 juta unit (Rp60.000 X = 900 juta + Rp 35.000, sehingga
didapat X = 36 juta unit).

2.4. Pengendalian Biaya Kualitas

Manajemen biaya kualiatas yang baik rnensyaratkan biaya kualitas untuk


dilaporkan dan dikendalikan. Pengendalian rnernbuat biaya kualitas dapat
dibandingkan dengan standar sebagai tolok ukur kineja dan untuk dasar pengambilan
tindakan perbaikan. Standar yang digunakan harus menekankan pada kesempatan
pengurangan biaya.

1. Pemilihan Standatr Kualitas


a. Pendekatan Tradisional
Dalam pendekatan ini, standar yang digunakan adalah
Acceptable Quality Level (AQL), yaitu suatu pengakuan
bahwa suatu jumlah unit produk cacat tertentu akan

16
diproduksi dan dijual. Misal, jika ditetapkan AQL adalah 2%,
maka setiap kali proses produksi, tidak boleh ada produk
cacat yang dikirirn ke pelanggan diatas 2%. Kelemahan
standar ini, dengan rnenetapkan suatu pesentase tertentu,
maka perusahaan sudah memiliki komitmen unruk mengirim
produk cacat ke pelanggan, yang pasti akan membuat
pelanggan tidak puas.
b. Pendekatan Kualitas Total
Standar ini mengacu pada zero-defects standard yang
menuntut produk atau jasa untuk diproduksi dan dikirim
sesuai dengan yang ditargetkan.
c. Kuantifikasi Atas Standar Kualitas
Kualitas dapat diukur dari biaya-biayanya, jika biaya kualitas
menurun, maka akan dihasilkan kualitas yang lebih tinggi.
Perusahaan dengan program manajemen kualitas yang
berjalan baik, dapat berjalan dengan biaya kualitas sekitar
2.5% dari penjualan. Standar 2.5% ini adalah persentase
untuk total biaya kualitas. Jika zero defect tercapai, maka
nilai ini adalah untuk biaya pencegahan dan penilaian.
d. Standar Fisik
Untuk manajer lini dan bagian operasional, ukuran fisik dari
kualitas - seperti jumlah kerusakan per unit, persentase
kegagalan eksternal, kesalahan penagihan, dan kesalahan
kontrak - mungkin lebih bermakna. Untuk ukuran fisik,
standar kualitasnya adalah zero defect atau zero error, dengan
tujuan agar setiap orang bertindak dengan benar sejak awal.
e. Penggunan Standar Interim
Bagi sebagian besar perusahaan, standar zero defect
merupakan tujuan jangka panjang, sehingga standar

17
perbaikan kualitas secara tahunan perlu dikembangkan agar
manajer dapat menggunakan laporan kinerja untuk rnenilai
kemajuan yang dicapai atas dasar interim.
2. Jenis Laporan Kinerja Kualitas
Laporan kinerja kualitas mengukur kemajuan yang direalisasikan
oleh program peningkatan kualitas perusahaan. Terdapat tiga
jenis laporan biaya kualitas:
a. Laporan standar interim
Perusahaan harus menyiapkan standar kualitas interim setiap
tahun dan rnembuat perencanaan untuk mencapai tingkat
yang ditargetkan. Setiap akhir tahun, laporan kinerja tahunan
dibuat untuk membandingkan biaya kualitas aktual dengan
yang dirargerkan.
Berikut adalah contoh laporan standar interim:

PT ABC
Laporan Kinerja standar Interim: Biaya kualitas
Unruk tahun yang berakhir 31 Desember 2017
Biaya
Biaya Kualitas Biaya Aktual Diangarkan Varians (Rp)

Biaya Pencegahan: -
Rp Rp
Pelatihan Kualitas 80,000,000.00 80,000,000.00 -
Rp Rp
Rekayasa Keandalan 160,000,000.00 160,000,000.00 -
Rp Rp
Total Biaya Pencegahan 240,000,000.00 240,000,000.00 -
Biaya Penilaian:
Rp Rp
Inspeksi Bahan Baku 75,000,000.00 83,000,000.00 8,000,000
Keberterimaan Rp Rp
Produk 40,000,000.00 40,000,000.00 -
Keberterimaan Proses Rp Rp

18
65,000,000.00 55,000,000.00 (10,000,000)
Rp Rp
Total Biaya Penilaian 180,000,000.00 178,000,000.00 (2,000,000)
Biaya Kegagalan Internal:
Rp Rp
Sisa 50,000,000.00 44,000,000.00 (6,000,000)
Rp Rp
Pengerjaan Ulang 100,000,000.00 96,500,000.00 (3,500,000)
Total Biaya Kegagalan Rp Rp
Internal 150,000,000.00 140,500,000.00 (9,500,000)
Biaya Kegagalan
Eksternal:
Rp Rp
Complain Pelanggan 65,000,000.00 65,000,000.00 -
Rp Rp
Jaminan 78,000,000.00 68,500,000.00 (9,500,000)
Retur Dan Rp Rp
Pengurangan Harga 87,000,000.00 79,000,000.00 (8,000,000)
Total Biaya Kegagalan Rp Rp
Eksternal 230,000,000.00 212,500,000.00 (17,500,000)
Rp Rp
Total Biaya Kualitas 800,000,000.00 771,000,000.00 (29,000,000)
Presentase Terhadap
Rp Rp
Penjualan Aktual Rp. -0.36%
0.10 0.10
8,000,000,000

b. Laporan tren periode berganda


Grafik arau diagram yang menggambarkan perubahan
kualitas dari awal program hingga saat ini. Dengan
memunculkan biaya kualitas sebagai persentase penjalan
dalam periode waktu, maka akan dapat dinilai tren secara
keseluruhan.
Contoh:
Berikut adalah data keuangan dari PT BINTANG:

Biaya Kualitas Persentase


Tahun
(Rp.) Penjualan (Rp.) (%)
2013 1,000,000,000 5,000,000,000 20%
2014 990,000,000 5,500,000,000 18%

19
2015 900,000,000 6,000,000,000 15%
2016 868,000,000 6,200,000,000 14%
2017 800,000,000 8,000,000,000 10%

20%
15%
10%
Cost Qualty
5%
0%
013 014 015 016 017
2 2 2 2 2

Grafik di atas menunjukkan kecenderungan biaya kualitas yang


menurun dari tahun ke tahun. Tambahan pemahaman mendalam
juga dapat diperoleh denga menganalisis tren dari setiap kategori

biaya, seperti rerlihat dari contoh berikut:

Biaya Biaya Biaya Biaya


Tahun Pencegahan Penilaian Kegagalan Kegagalan
(%) (%) Internal (%) Eksternal(%)
2013 2% 2% 6% 10%
2014 3% 2.4% 4% 8.6%
2015 3% 3% 3% 6%
2016 4% 3% 2.5% 4.5%
2017 4.1% 2.4% 2% 1.5%

20
10%
Biaya Pence-
8% gahan
6% Biaya Penilaian
4% Biaya Kega-
galan Internal
2%
Biaya Kega-
0% galan Eksternal
20132014201520162017

Dapat dilihat dari grafik tren di atas, bahwa perusahaan telah


sukses dalam menurunkan biaya kegagalan eksrernal dan
internal.
c. Laporan jangka panjang
Pada akhir tiap periode, sebuah laporan yang membandingkan
biaya kualitas aktual periode terkait dengan biaya yang
sebenarnya diharapkan untuk dicapai harus dibuat. Laporan ini
memaksa manajemen untuk menjaga pencapaian rujuan puncak
dari kualitas. Dengan menggunakan dasar pemikiran zero defect,
biaya kegagalan seharusnya tidak ada, karena merupakan baya
yang tidak memiliki nilai tamhah.
Berikut adalah contoh laporan kinerja kualitas jangka panjang,
yang membandingkan biaya aktual saat ini dengan biaya yang
dibolehkan jika standar zero defect digunakan (asumsinya tingkat
penjualan sama dengan penjualan tahun berjalan). Biaya yang
ditargetkan adalah, jika dipilih dengan tepat, biaya yang hernilai
tamhah (value added costs). Variance menggamharkan biaya
yang memiliki niai tambah. Sehingga dapat disimpulkan laporan

21
kinerja kualitas jangka panjang merupakan variasi atas biaya
yang bernilai tambah dan yang tidak.
1.1.
1.2.
1.3.

PT ABC
Laporan kinerja kualitas jangka panjang
Untuk talmn yang berakhir 31 Desember 2017
Biaya Yang
Biaya Aktual
Biaya Kualitas Ditargetkan Varians (Rp)
(Rp)
(Rp)
Biaya Pencegahan:
80,000,00 50,000,00 (30,000,00
Pelatihan Kualitas 0 0 0)
160,000,00 100,000,00 (60,000,00
Rekayasa Keandalan 0 0 0)
240,000,00 150,000,00 (90,000,00
Total Biaya Pencegahan 0 0 0)
Biaya Penilaian:
75,000,00 5,000,00 (70,000,00
Inspeksi Bahan Baku 0 0 0)
40,000,00 (40,000,00
Keberterimaan Produk 0 - 0)
65,000,00 20,000,00 (45,000,00
Keberterimaan Proses 0 0 0)
180,000,00 25,000,00 (155,000,00
Total Biaya Penilaian 0 0 0)
Biaya Kegagalan Internal:
50,000,00 (50,000,00
Sisa 0 - 0)
100,000,00 (100,000,00
Pengerjaan Ulang 0 - 0)
150,000,00 (150,000,00
Total Biaya Kegagalan Internal 0 - 0)
Biaya Kegagalan Eksternal:
65,000,00 (65,000,00
Complain Pelanggan 0 - 0)
78,000,00 (78,000,00
Jaminan 0 - 0)
Retur Dan Pengurangan 87,000,00 (87,000,00
Harga 0 - 0)

22
230,000,00 (230,000,00
Total Biaya Kegagalan Eksternal 0 - 0)
800,000,00 175,000,00 (625,000,00
Total Biaya Kualitas 0 0 0)

Persentase Terhadap Penjualan


Aktual Rp. 8,000,000,000 Biaya 10% 2.2% -7.81%
Ini Merupakan Biaya Yang
Bernilai Tambah

Laporan di atas menunjukkan bahwa perusahaan mengeluarkan terlalu


banyak uang untuk kualitas - terlalu banyak uang untuk tidak melakukan hal
yang tepat dari awal.

BAB III

PENUTUP

1. Biaya kualitas menjadi salahsatu tolok ukur bagi manajemen untuk dapat
menentukan seberapa besarkah biaya yang telah dikeluarkan untuk
meningkatakan kualitas produk.
2. Manajemen perusahaan dapat meningkatakan kualitas produk sesuai
dengan aktifitas pasar atau keinginan pelanggan dengan menggunakan
data terkait kualitas

23
3. Semakin besar biaya-biaya untuk meningkatkan kualitas produk maka
semakin mahal produk dapat sampai ketangan pelanggan akibatnya
produk kurang terserap dengan maksimal oleh pasar, begitu sebaliknya
semakin sedikit perusahaan mengeluarkan biaya terkait kualitas maka
prodak semakin memenuhi ekspektasi pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA

Hansen, t.fowen, Guan (2009). Cost Management, 6m Edition. Mason Ohio: South
Western Cengage Learning.
Langfield-Smith, Thorne and Hilton (2012). Management Accounting: Information
for creating and managing value, 6m Edition. New South Wales: l\1cGraw Hill
Australia Pty Limited. 208

24

Anda mungkin juga menyukai