Anda di halaman 1dari 19

PAPER

QUALITY COST

AKUNTANSI MANAJEMEN

Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi


Manajemen

Dosen Pengampu: Nurul Fauziyyah, S.Pd., M.Sc.

Disusun Oleh:

Novita

AKN17030063

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang maha kuasa, karena berkat hidayahNya sehingga paper ini
dapat terselesaikan dengan baik, dan paper ini sebagai bukti untuk memenuhi bahwa telah
mengerjakan tugas Akuntansi Manajemen dengan baik.

Dengan ini mengucapkan terima kasih. Paper ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik
dan lancar berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:

1. Ibu Nurul Fauziyyah, S.Pd., M.Sc. selaku dosen Akuntansi manajemen yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

2. Seluruh Mahasiswa/i Prodi Akuntansi Semester 5.

Akhir dari kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semuanya. Penulis
juga mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan dan pesnyempurnaan paper ini.

Jakarta, 20 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................………………….. i

DAFTAR ISI .........................................................................................….......................... ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................………………….. 1


A. Latar Belakang ...........................................................................………………….. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................………………….. 1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................………………….. 2


A. Pengertian Biaya Kualitas..........................................................………………….. 2
B. Pendekatan Kualitas...................................................................………………….. 3
C. Pengukuran dan Pelaporan Biaya Kualitas................................………………….. 4
D. Pengelolaan Biaya Kualitas........................................................………………….. 8
E. Pengidentifikasian Permasalahan Pengendalian Kualitas..........………………….. 10

BAB III PENUTUP ..............................................................................….......................... 14


A. Kesimpulan.................................................................................………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................………………….. 15

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan agar dapat mempertahankan aktivitas operasi dan manajemen yang baik,
maka harus terus melakukan perbaikan dari periode ke periode. Perbaikan itu diantaranya
adalah kualitas produk, inovasi, ketepatan waktu saat produksi, dan memangkas biaya yang
tidak perlu terjadi agar lebih efesien. Perusahaan harus mengikuti standar kualitas
internasional. Semakin meningkatnya persaingan dalam dunia usaha maka semakin banyak
perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Bagi perusahaan yang
profit oriented, laba merupakan hal penting yang ingin dicapai perusahaan untuk
mempertahankan eksistensinya. Dengan meningkatkan kualitas dapat menjadi kunci
perjuangan hidup perusahaan. Karena, dengan meningkatnya kualitas dapat memperbaiki
keuangan perusahaan dan posisi persaingan. Hal ini membuat perusahaan untuk tidak dapat
memilih alternatif lain selain memperbaiki kembali produk untuk menghasilkan produk
yang baik dan tetap mempertahankan kepercayaan konsumen terhadap produk yang
dihasilkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biaya kualitas?
2. Apa pendekatan kualitas?
3. Apa cara pengukuran dan pelaporan biaya kualitas?
4. Apa cara pengelolaan biaya kualitas?
5. Apa cara pengidentifikasian permasalahan pengendalian kualitas?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mendefinisikan biaya kualitas.
2. Dapat mengetahui pendekatan kualitas.
3. Dapat mengetahui cara pengukuran dan pelaporan biaya kualitas.
4. Dapat mengetahui cara pengelolaan biaya kualitas.
5. Dapat mengetahui cara pengidentifikasian permasalahan pengenedalian kualitas.
2

BAB II
1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya Kualitas


Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas
yang buruk. Biaya kualitas didefinisikan sebagai biaya-biaya yang berkaitan dengan
pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan produk yang berkualitas rendah dan dengan
opportunity cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat dari
rendahnya kualitas. Jadi biaya kualitas adalah biaya yang berhubungan dengan
penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan kerusakan. Biaya kualitas
merupakan biaya yang terjadi karena adanya kesadaran akan perlunya menghindari
kesalahan sehingga tidak terjadi pemborosan atau biaya yang terjadi karena adanya
kesalahan pada produk yang sudah terlanjur terjadi dan harus diperbaiki.
Banyak perusahaan menjual produk atau jasa yang sama. Di samping harga yang
dianggap menentukan keberhasilan penjualan sebuah produk, ada faktor lain yang juga
sangat menentukan, yaitu kualitas. Bahkan kualitas sering menjadi isu utama. Kualitas
yang rendah dapat menjadikan produk sangat mahal bagi produsen dan konsumennya.
Konsekuensi rendahnya kualitas adalah tingginya biaya produk. Solusi terhadap
permasalahan ini adalah penerapan manajemen kualitas. Manajemen kualitas
menekankan perhatiannya pada bagaimana menghasilkan produk yang tepat waktu, tepat
barang, tepat layanan, dan tepat harga.
Kualitas (quality) dapat diartikan berbeda antara satu orang dan orang lain.
Biasanya kualitas dapat dilihat cari dua faktor utama berikut ini:
1. Memuaskan harapan konsumen yang berkaitan dengan atribut atribut harapan
konsumen.
2. Memastikan seberapa baik produk yang memenuhi aspek-aspek teknis dari desain
produk tersebut, kesesuaian kinerja dengan standar yang diharapkan, dan kesesuaian
dengan standar pembuatnya.
3

Harapan konsumen atas produk atau jasa tentu saja berbeda antara satu konsumen
dengan konsumen yang lainnya. Harapan konsumen ini dapat dilihat dari beberapa
dimensi yang mewakili kualitas seperti berikut ini:
1. Kinerja (performance) adalah tingkat konsistensi dan seberapa baik produk dapat
berfungsi. Kinerja jasa berarti tingkat keberadaan layanan pada saat diminta.
2. Estetika (aesthetic) adalah tingkat keindahan penampilan produk (seperti kecantikan
dan gaya) dan penampilan dari fasilitas, perlengkapan, personel, dan materi
komunikasi untuk jasa.
3. Kemampuan servis (serviceability) adalah ukuran yang menunjukkan mudah tidaknya
suatu produk dirawat atau diperbaiki setelah di tangan konsumen.
4. Fitur (features) adalah karakteristik produk yang membedakan secara fungsional
dengan produk yang mirip atau sejenis.
5. Keandalan (reliability) adalah kemungkinan atau peluang produk atau jasa dapat
bekerja sesuai yang dispesifikasikan dalam jangka waktu yang ditentukan.
6. Keawetan (durability) adalah lama produk dapat berfungsi atau digunakan.
7. Kualitas kesesuaian (quality of conformance) adalah tingkat kesesuaian produk
dengan spesifikasi kualitas yang ditentukan pada desainnnya.
8. Kesesuaian dalam penggunaan (fitness of use) adalah kecocokan produk untuk
menghadirkan fungsi seperti yang diiklankan.
B. Pendekatan Kualitas
Jika ada produk yang berkualitas maka lawannya adalah produk tidak berkualitas
atau produk cacat (defective product). Produk cacat berarti produk yang tidak memenuhi
spesifikasi pendekatan yang digunakan untuk dapat memenuhi spesifikasi yang dapat
dipilih Satu dari dua pendekatan, yaitu pendekatan tradisional atau dikenal sebagai
pendekatan nilai target (target value) dan pendekatan kontemporer yang disebut
pendekatan kualitas optimal (robust quality).
Pendekatan nilai target. Dalam pendekatan ini, kesesuaian kualitas diartikan
sebagai suatu rentang nilai untuk setiap spesifikasi atau karakteristik kualitas. sebuah
nilai target dengan batasan nilai tertinggi dan terendah ditentukan sebagai rentang variasi
produk yang dapat diterima. Nilai target adalah semua unit yang berada dalam rentang
nilai tersebut di kategorikan sebagai produk yang tidak cacat atau berkualitas.
4

Nilai sesungguhnya
kualitas

Cacat
Batas atas

Produk
Nilai target
as

Batas bawah
Cacat

Pendekatan kualitas optimal. Dalam pendekatan ini, kesesuaian kualitas


ditekankan pada dimensi kesesuaian untuk digunakan (fitness for use). Spesifikasi
kualitas ditentukan dalam nilai tertentu yang sudah teruji tanpa ada toleransi sedikitpun
terhadap penyimpangan (tidak diperbolehkan adanya rentang nilai). Setiap kali proses
dilaksanakan harus diperoleh target secara akurat.

Produk berkualitas Nilai sesungguhnya


kualitas

Cacat
Nilai target

Cacat

C. Pengukuran dan Pelaporan Biaya Kualitas


5

Perusahaan harus melakukan pengukuran dan pelaporan terhadap biaya kualitas


agar dapat menjaga produk yang dihasilkan tetap berkualitas tinggi. Dengan adanya
pelaporan biaya kualitas yang terukur secara akurat maka akan diketahui apakah upaya-
upaya peningkatan kualitas yang telah dijalankan sudah sesuai dengan tujuan perusahaan,
yaitu menghasilkan produk berkualitas tinggi dan pengurangan biaya produksi

Biaya Kualitas
Biaya kualitas (costs of quality) merupakan biaya yang terjadi atau mungkin akan
terjadi karena adanya kualitas yang rendah. Berdasarkan definisi tersebut maka biaya
kualitas dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu biaya kualitas yang berkaitan
dengan aktivitas pengendalian (control activity) dan biaya yang berkaitan dengan
aktivitas kegagalan (failure activity). Aktivitas pengendalian dilaksanakan dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas. Sedangkan aktivitas kegagalan terjadi karena adanya
kegagalan dalam menjalankan aktivitas atau adanya produk yang berkualitas rendah.
Pemahaman biaya kualitas akan membantu perusahaan dalam menganalisis dan
meningkatkan kesesuaian kualitas produk yang akan berguna dalam mengembangkan
layanan dan brand image produk. Hal tersebut sangat penting bagi pencapaian tujuan
untuk menjadi perusahaan yang berhasil.
Ada dua kelompok biaya kualitas yaitu biaya pengendalian dan biaya kegagalan.
Kedua kelompok tersebut dapat dipecah lagi dalam empat subkelompok biaya, yaitu:
1. Biaya pencegahan (prevention cost) adalah biaya yang terjadi karena adanya usaha
untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam menjalankan aktivitas jasa dan/atau
produk yang berkualitas rendah. Pada umumnya, peningkatan biaya pencegahan
diharapkan akan menghasilkan penurunan biaya kegagalan. Contoh biaya pencegahan
adalah biaya rekayasa kualitas, program pelatihan kuaitas, perencanaan kualitas,
pelaporan kualitas, pemilihan dan evaluasi pemasok, audit kualitas, siklus kualitas, uji
lapangan dan penijauan deasin.
2. Biaya penilaian (appraisal cost) adalah biaya yang terjadi karena dilakukannya
penentuan apakah produk dan/atau jasa yang dihasilkan telah sesuai dengan
permintaan atau kebutuhan konsumen. Contoh biaya ini terasuk biaya pemeriksaan
dan pengujian bahan baku, pemeriksaan kemasan, pengawasan kegiatam penilaian,
penerimaan produk, penerimaan proses, perlatan pengukuran(pemeriksaan dan
6

pengujian), dan pengesahan dari pihak luar. (dua dari istilah–istilah tersebut
membutuhkan penjelasan lebih lanjut.
3. Biaya kegagalan internal (internal failure cost) adalah biaya yang terjadi pada saat
produk dan/atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan atau kebutuhan
konsumen. Ketidaksesuaian ini terdeteksi pada saat produk masih berada di pihak
perusahaan atau sebelum dikirimkan ke pihak luar perusahaan. Contoh biaya
kegagaln internal adalah sisa bahan, pengerjaan ulang, penghentian mesin,
pemeriksan ulang, pengujian ulang, dan perubahan desain. Biaya – biaya di tas tidak
terjadi jika tidak terdapat produk cacat.
4. Biaya kegagalan eksternal (external failure cost) adalah biaya yang terjadi pada saat
produk dan/atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan atau kebutuhan
konsumen dan diketahui setelah produk berada di luar perusahaan atau sudah di
tangan konsumen. Contoh lainnya termasuk kehilangan penjuaaln karena kinerja
produk yang buruk, serta retur dan potongan penjualan karean kualitas yang buruk,
biaya garansi, perbaikan, tanggung jawab hukum yang timbul, ketidak puasan
pelanggan, hilangnya pangsa pasar, dan biaya untuk mengatasi keluhan pelanggan.

Pengukuran Biaya Kualitas


Biaya kualitas dapat juga diklasifikasikan menjadi dua menurut kemudahan dalam
pengamatannya. Pertama adalah biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality
cost) dan kedua biaya kualitas yang tersembunyi (hidden quality cost). Biaya kualitas
yang dapat diamati merupakan biaya kualitas yang secara langsung dapat diukur dan
biasanya datanya tersedia dalam laporan akuntansi perusahaan. Termasuk dalam
kelompok ini adalah biaya pencegahan, penilaian, kegagalan internal, serta beberapa
biaya yang termasuk dalam subkelompok kegagalan eksternal, misalnya biaya garansi
dan penggantian produk. Sedangkan biaya kualitas tersembunyi merupakan biaya atas
hilangnya kesempatan yang diakibatkan oleh rendahnya kualitas. Biaya ini biasanya tidak
terdapat dalam laporan akuntansi. Selain itu biaya ini sulit diukur secara akurat
jumlahnya. Sebagai contoh, biaya kehilangan penjualan, kehilangan pangsa pasar,
ketidakpuasan konsumen, dan biaya komplain pelanggan. Tentu tidak mudah dalam
mengukur jumlah biaya-biaya tersebut. Namun, biaya kualitas tersembunyi bisa jadi
7

jumlahnya signifikan dan menjadi penting dalam proses penentuan kebijakan perusahaan.
Oleh karena itu, penentuan biaya ini menjadi hal penting.
Pencegahan Penilaian

Pelatihan kualitas Review desain

Pendesainan kualitas Inspeksi bahan

Perekayasaan keandalan Pengujian keandalan

Pengujian model Inspeksi mesin

Pengujian laboratorium

Akseptasi proses

Kegagalan Internal Kegagalan Eksternal

Bahan sisa Biaya garansi

Perbaikan Penggantian produk

Pengerjaan ulang Complain pelanggan

Kemacetan produksi Penarikan produk

Kerusakan mesin Kewajiban-kewajiban terkait dengan


produk

Pembuangan limbah Kehilangan penjualan

Kehilangan pangsa pasar

Metode Multiplier
Berdasarkan metode ini diasumsikan bahwa total biaya kualitas merupakan
multiaplikasi dari beberapa ukuran biaya kegagalan sehingga untuk mengestimasi biaya
kegagalan total dapat dilakukan dengan mengalikan dengan menggunakan suatu angka
8

pengali yang ditentukan dengan biaya kegagalan total yang terobservasi. Hal ini dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Biaya kegagalan eksternal total = k x biaya kegagalan eksternal terobservasi

Simbol k merupakan angka pengali yang merefleksikan efek multiplier.


Perusahaan menentukan k berdasarkan data-data di masa laluatau pengalaman
perusahaan. Misalnya di perusahaan Trigold berhasil menghitung biaya kegagalan
eksternal terobservasi tahun 2012. Sebesar Rp 2.000.000. berdasarkan data tahun-tahun
sebelumnya k ditentukan sebesar 4, maka tahun 2012 biaya kegagalan eksternal total
ditentukan sebesar Rp 8.000.000 (4xRp2.000.000).

Metode riset pasar


Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran jumlah biaya kegagalan total
dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap tenaga pemasaran dan survey
konsumen. Hasilnya akan diperoleh suatu besaran dari rendahnya kualitas terhadap
pangsa pasar dan hilangnya penjualan yang akan bermanfaat dalam memprediksi dampak
rendahnya kualitas pada laba rugi perusahaan di masa datang.

Metode Taguchi Quality Loss Function


Metode ini mengasumsikan bahwa setiap penyimpangan dari target kualitas akan
menyebabkan biaya kualitas terembunyi dan kenaikan biaya kualitas merupakan
pengkuadratan setiap penyimpangan dari nilai target. Pandangan dalam metode taguchi
ini berbeda dengan pandangan tradisional yang mengizinkan adanya total dengan metode
taguchi dapat diformulasi sebagai berikut
L(y) = k (y-T)2

Keterangan:

K = konstanta proporsional yang tergantung pada struktur biaya kegagalan eksternal


perusahaan. Symbol k merupakan nilai yang diestimasi dan dihitung dengan membagi
nilai biaya tersetimasi dengan pangkat penyimpangan dari nilai target dihitung denagan
cara: k= c ÷d2

c = kerugian pada limit terendah atau tertinggi


9

d = jarak limit dari nilai target

y = nilai actual karakteristik kualitas

T = nilai target karakteristik kualitas

L = kerugian akibat kualitas (biaya kegagalan eksternal total)

Contoh :
Suatu perusahaan menentukan bahwa pelanggan tdk akan menerima
penyimpangan lebih dr 0.05 dari target value dg target ketebalan 0.5 dan biaya sebesar
$5,000 akan dikeluarkan untuk setiap penolakan produk oleh pelanggan.
K= Biaya Total Kalitas
(Toleransi yang dibolehkan)
K= $5,000
0,05 2

= $2,00,000
Jika asumsi y = 0,47
L(y) = k (y-T)2
L(0.47) = $2,000,000(0.47 - 0.5)
L(0.47) = $1,800
Jika ketebalan aktual suatu unit produk adalah 0.47, maka estimasi kerugian total
adalah $1,800.
Ada dan tidaknya metode yang dapat digunakan untuk mengukur secara akurat
biaya kualitas tersembunyi sehingga cara terbaik untuk menentukan besaran biaya ini
adalah dengan menggunakan pendekatan estimasi. Estimasi biaya kualitas tersembunyi
dilakukan untuk menghitung biaya kegagalan eksternal total. Beberapa pendekatan
estimasi yang lazim digunakan adalah metode multiplier, metode riset pasar, dan metode
taguchi quality loss function.
D. Pengelolaan Biaya Kualitas
Activity Based Management dan Biaya Kualitas Optimal
AB membedakan biaya kualias menjadi dua kelompok, yaitu biaya bernlai
tambah dan biaya tidak bernilai tambah. Dengan menggunakan kriteria penentuan biaya
10

bernilai tambah maka biaya kualitas kelompok penilaian serta kegagalan internal dan
eksternal adalah biaya tidak bernilai tambah, sedangkan biaya pencegahan dapat
dikategorikan sebagai biaya bernilai tambah. Biaya pencegahan dapat dikategorikan
sebagai biaya bernilai tambah jika aktivitas pencegahan dapat di jalankan secara efisien.
Apabila aktivitas pencegahan tidak dilakukan secara efisien dengan pemilihan,
pengurangan, atau bahkan berbagai aktivitas (sharing of activity) dapat di manfaatkan
untuk menjadikan aktivitas pencegahan menjadi bernilai tambah.
Dalam menggunakan ABM untuk kepentingan pengurangan biaya kualitas yang
harus dilakukan perama kali adalah mengidentifikasi akar penyebabnya atau pemicu
(driver) biaya aktivitas. Hal tersebut akan berguna bagi manajer untuk menentukan
langkah-langkah pengurangan biaya seperti ditunjukan pada grafik. langkah pengurangan
biaya kualitas dilakukan secara bertahap sampai pada titik biaya tidak bernilai tambah
sama dengan nol.
Analisis Trend
Pelaporan biaya kualitas dapat memberikan gambaran mengenai distribusi biaya
kualitas dalam kelompok-kelompok aktivitas kualitas. Namun dalam pelaporan tersebut
tidak dapat memberikan gambaran sejauh mana perkembangan program perbaikan
kualitas yang dilakukan. Agar dapat gambaran keberhasilan diperlukan perbandingan
antar periode dengan menggunakan periode dasar sebagai pembanding perkembangan
program perbaikan kualitas. Perbandingan dilakukan untuk semua komponen biaya
kualitas, baik secara total maupun secara per komponen. Dengan menggunakan grafik
trend akan diketahui perkembangan total dan per komponen dari periode ke periode.
Kemudian, dengan melakukan perbandingan antar komponen kualitas akan diketahui
hubungan dan pengaruh antar komponen. Misalnya, sebuah perusahaan memiliki data
biaya kualitas sebagai berikut:

Tahun Biaya Kualitas Penjualan % Biaya


Sesungguhnya (Rp) dari
(Rp)
Penjualan

2007 1.800.000000 9.000.000.000 20%

2008 1.650.000000 9.167.000.000 18%


11

2009 1.400.000.000 9.333.000.000 15%

2010 1.325.000.000 11.041.700.000 12%

2011 1.200.000.000 12.000.000.000 10%

2012 1.000.000.000 12.500.000.000 8%

Berdasarkan grafik yang tersaji dapat disimpulkan bahwa program perbaikan kualitas
telah berhasil menurunkan proporsi biaya kualitas terhadap total penjualan.

E. Pengidentifikasian Permasalahan Pengendalian Kualitas


Program manajemen kualitas yang efektif termasuk didalamnya adalah
identifikasi permasalahan-permasalahan pengendalian kualitas. Salah satu metode yang
dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut adalah metode diagram
sebab akibat atau fishbone diagram (karena bentuknya mirip tulang ikan). Metode
diagram ini dikemukakan oleh Ishikawa sehingga sering disebut juga diagram Ishikawa.
Diagram ini merupakan sebuah diagram Kausal (causal diagram) yang penyebab atau
alasan adanya ketidaksempurnaan adalah sumber dari penyimpangan. Penyebab
penyimpangan kualitas biasanya dikelompokkan sebagai berikut :
1. Manusia adalah semua orang yang terlibat dalam proses.
2. Metode adalah cara bagaimana proses dilakukan dan setiap permintaan spesifik untuk
dapat melakukannya, seperti kebijakan, aturan-aturan, dan hukum.
3. Mesin adalah semua peralatan, komputer, atau perlengkapan lain yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan.
4. Bahan adalah bahan baku ataupun bahan penolong untuk menghasilkan produk akhir.
5. Pengukuran adalah data yang diperoleh dari proses yang digunakan untuk mengukur
kualitas.
6. Lingkungan merupakan suatu kondisi, seperti waktu di lokasi, suhu, cuaca, budaya,
dan lainnya.
Dalam mencari penyebab terjadinya cacat dengan metode Ishikawa dilakukan
dengan mengidentifikasi semua masalah yang ada pada setiap komponen penyebab satu
12

per satu. Identifikasi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada setiap item
permasalahan. Hasilnya kemudian digambarkan dalam satu kerangka diagram.

Studi Kasus

Biaya Kualitas Pada Pt. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Tohpati
Perusahaan PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Tohpati merupakan sebuah
perusahaan yang memproduksi kapas menjadi benang. Banyaknya perusahaan tekstil di
Indonesia yang mencari benang sebagai bahan dasar kain, membuat PT. Industri Sandang
Nusantara Unit Patal Tohpati berusaha meningkatkan kualitas produknya supaya dapat
berebut pasar dengan perusahaan industri lainya. Pada perusahaan PT. Industri Sandang
Nusantara harus memperhatikan biaya kualitas yang dikeluarkan.
Berikut biaya kualitas yang dikeluarkan pada PT. Industri Sandang Nusantara
pada tahun 2013

Item Jumlah (Rp)


Biaya Pencegahan
Biaya Pelatihan kualitas 3.245.000,00
Biaya Perawatan Mesin 5.532.250,00
Total Biaya Pencegahan 8.777.250,00
Biaya penilaian
Biaya Pemeriksaan bahan 2.122.000,00
Biaya Penilaian produk 6.431.500,00
Biaya Penilaian proses 4.518.800,00
Total Biaya Penilaian 13.072.300,00
Biaya produk gagal internal
Biaya Sisa bahan 11.450.400,00
Biaya Pengerjaan ulang 24.938.200,00
Total Biaya Kegagalan Internal 36.388.600,00
Biaya produk gagal eksternal
Biaya Keluhan pelanggan 3.872.000,00
Biaya Jaminan 2.405.000,00
Total Biaya Kegagalan eksternal 6.277.000,00
Total Biaya Kualitas 64.515.150,00

Analisis
Setelah seluruh biaya kualitas diidentifikasi, diukur, dan digolongkan adalah
dilakukannya analisis atas biaya kualitas yang sudah tergolongkan dan terukur.
13

Kadangkala manajer mengabaikan pentingnya kegiatan pengendalian kualitas.


Oleh karena itu, pengidentifikasian, penggolongan, pengukuran, dan analisis biaya
kualitas berperan untuk memberikan kesadaran kepada manajer dan pimpinan perusahaan
mengenai pentingnya kegiatan pengendalian kualitas.
Analisis biaya kualitas yang lakukan adalah analisis besarnya proporsi masing-
masing golongan biaya kualitas tersebut dibandingkan dengan biaya kualitas secara
keseluruhan.
Informasi mengenai biaya kualitas yang terjadi di perusahaan harus segera
diketahui oleh manajer dan pimpinan perusahaan agar dapat segera dilakukan tindakan
perbaikan terhadap biaya-biaya kualitas, terutama golongan biaya yang memberikan
kontribusi terbesar terhadap biaya kualitas secara keseluruhan.
Adapun perbandingkan besar masing-masing biaya kualitas terhadap total biaya
kualitas adalah sebagai berikut:

Jumlah Persentase
Item (Rp) (%)
Biaya Pencegahan
Biaya Pelatihan kualitas 3.245.000,00 5,03
Biaya Perawatan Mesin 5.532.250,00 8,58
Total Biaya Pencegahan 8.777.250,00 13,60
Biaya penilaian
Biaya Pemeriksaan bahan 2.122.000,00 3,29
Biaya Penilaian produk 6.431.500,00 9,97
Biaya Penilaian proses 4.518.800,00 7,00
Total Biaya Penilaian 13.072.300,00 20,26
Biaya produk gagal internal
Biaya Sisa bahan 11.450.400,00 17,75
Biaya Pengerjaan ulang 24.938.200,00 38,65
Total Biaya Kegagalan
Internal 36.388.600,00 56,40
Biaya Produk Gagal
Eksternal
Biaya Keluhan pelanggan 3.872.000,00 6,00
Biaya Jaminan 2.405.000,00 3,73
Total Biaya Kegagalan
Eksternal 6.277.000,00 9,73
Total Biaya Kualitas 64.515.150,00 100
14

Setelah proporsi masing-masing golongan biaya kualitas telah diketahui, maka


persentase tersebut dapat dibandingkan berdasarkan peringkatnya, dari golongan biaya
kualitas yang terbesar sampai terkecil seperti pada tabel berikut:

Jumlah Persentase
Item
(Rp) (%)
Total Biaya Kegagalan Internal 36.388.600,00 56,40
Total Biaya Penilaian 13.072.300,00 20,26
Total Biaya Pencegahan 8.777.250,00 13,60
Total Biaya Kegagalan eksternal 6.277.000,00 9,73
Total Biaya Kualitas 64.515.150,00 100

PT. Industri Sandang Nusantara memfokuskan pada kegiatan-kegiatan yang


bersifat pencegahan, rekomendasi yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar dapat
mengurangi biaya kualitas yang dikeluarkan.
15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
17

DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Baldric, Suripto, Bambang, Hapsoro, Dody. Widodo Lo, Eko. (2013). Akuntansi
Manajemen. Yogyakarta : Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai