QUALITY COST
AKUNTANSI MANAJEMEN
Disusun Oleh:
Novita
AKN17030063
Puji syukur kepada Tuhan yang maha kuasa, karena berkat hidayahNya sehingga paper ini
dapat terselesaikan dengan baik, dan paper ini sebagai bukti untuk memenuhi bahwa telah
mengerjakan tugas Akuntansi Manajemen dengan baik.
Dengan ini mengucapkan terima kasih. Paper ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik
dan lancar berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Ibu Nurul Fauziyyah, S.Pd., M.Sc. selaku dosen Akuntansi manajemen yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
Akhir dari kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semuanya. Penulis
juga mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan dan pesnyempurnaan paper ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan agar dapat mempertahankan aktivitas operasi dan manajemen yang baik,
maka harus terus melakukan perbaikan dari periode ke periode. Perbaikan itu diantaranya
adalah kualitas produk, inovasi, ketepatan waktu saat produksi, dan memangkas biaya yang
tidak perlu terjadi agar lebih efesien. Perusahaan harus mengikuti standar kualitas
internasional. Semakin meningkatnya persaingan dalam dunia usaha maka semakin banyak
perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Bagi perusahaan yang
profit oriented, laba merupakan hal penting yang ingin dicapai perusahaan untuk
mempertahankan eksistensinya. Dengan meningkatkan kualitas dapat menjadi kunci
perjuangan hidup perusahaan. Karena, dengan meningkatnya kualitas dapat memperbaiki
keuangan perusahaan dan posisi persaingan. Hal ini membuat perusahaan untuk tidak dapat
memilih alternatif lain selain memperbaiki kembali produk untuk menghasilkan produk
yang baik dan tetap mempertahankan kepercayaan konsumen terhadap produk yang
dihasilkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biaya kualitas?
2. Apa pendekatan kualitas?
3. Apa cara pengukuran dan pelaporan biaya kualitas?
4. Apa cara pengelolaan biaya kualitas?
5. Apa cara pengidentifikasian permasalahan pengendalian kualitas?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mendefinisikan biaya kualitas.
2. Dapat mengetahui pendekatan kualitas.
3. Dapat mengetahui cara pengukuran dan pelaporan biaya kualitas.
4. Dapat mengetahui cara pengelolaan biaya kualitas.
5. Dapat mengetahui cara pengidentifikasian permasalahan pengenedalian kualitas.
2
BAB II
1
PEMBAHASAN
Harapan konsumen atas produk atau jasa tentu saja berbeda antara satu konsumen
dengan konsumen yang lainnya. Harapan konsumen ini dapat dilihat dari beberapa
dimensi yang mewakili kualitas seperti berikut ini:
1. Kinerja (performance) adalah tingkat konsistensi dan seberapa baik produk dapat
berfungsi. Kinerja jasa berarti tingkat keberadaan layanan pada saat diminta.
2. Estetika (aesthetic) adalah tingkat keindahan penampilan produk (seperti kecantikan
dan gaya) dan penampilan dari fasilitas, perlengkapan, personel, dan materi
komunikasi untuk jasa.
3. Kemampuan servis (serviceability) adalah ukuran yang menunjukkan mudah tidaknya
suatu produk dirawat atau diperbaiki setelah di tangan konsumen.
4. Fitur (features) adalah karakteristik produk yang membedakan secara fungsional
dengan produk yang mirip atau sejenis.
5. Keandalan (reliability) adalah kemungkinan atau peluang produk atau jasa dapat
bekerja sesuai yang dispesifikasikan dalam jangka waktu yang ditentukan.
6. Keawetan (durability) adalah lama produk dapat berfungsi atau digunakan.
7. Kualitas kesesuaian (quality of conformance) adalah tingkat kesesuaian produk
dengan spesifikasi kualitas yang ditentukan pada desainnnya.
8. Kesesuaian dalam penggunaan (fitness of use) adalah kecocokan produk untuk
menghadirkan fungsi seperti yang diiklankan.
B. Pendekatan Kualitas
Jika ada produk yang berkualitas maka lawannya adalah produk tidak berkualitas
atau produk cacat (defective product). Produk cacat berarti produk yang tidak memenuhi
spesifikasi pendekatan yang digunakan untuk dapat memenuhi spesifikasi yang dapat
dipilih Satu dari dua pendekatan, yaitu pendekatan tradisional atau dikenal sebagai
pendekatan nilai target (target value) dan pendekatan kontemporer yang disebut
pendekatan kualitas optimal (robust quality).
Pendekatan nilai target. Dalam pendekatan ini, kesesuaian kualitas diartikan
sebagai suatu rentang nilai untuk setiap spesifikasi atau karakteristik kualitas. sebuah
nilai target dengan batasan nilai tertinggi dan terendah ditentukan sebagai rentang variasi
produk yang dapat diterima. Nilai target adalah semua unit yang berada dalam rentang
nilai tersebut di kategorikan sebagai produk yang tidak cacat atau berkualitas.
4
Nilai sesungguhnya
kualitas
Cacat
Batas atas
Produk
Nilai target
as
Batas bawah
Cacat
Cacat
Nilai target
Cacat
Biaya Kualitas
Biaya kualitas (costs of quality) merupakan biaya yang terjadi atau mungkin akan
terjadi karena adanya kualitas yang rendah. Berdasarkan definisi tersebut maka biaya
kualitas dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu biaya kualitas yang berkaitan
dengan aktivitas pengendalian (control activity) dan biaya yang berkaitan dengan
aktivitas kegagalan (failure activity). Aktivitas pengendalian dilaksanakan dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas. Sedangkan aktivitas kegagalan terjadi karena adanya
kegagalan dalam menjalankan aktivitas atau adanya produk yang berkualitas rendah.
Pemahaman biaya kualitas akan membantu perusahaan dalam menganalisis dan
meningkatkan kesesuaian kualitas produk yang akan berguna dalam mengembangkan
layanan dan brand image produk. Hal tersebut sangat penting bagi pencapaian tujuan
untuk menjadi perusahaan yang berhasil.
Ada dua kelompok biaya kualitas yaitu biaya pengendalian dan biaya kegagalan.
Kedua kelompok tersebut dapat dipecah lagi dalam empat subkelompok biaya, yaitu:
1. Biaya pencegahan (prevention cost) adalah biaya yang terjadi karena adanya usaha
untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam menjalankan aktivitas jasa dan/atau
produk yang berkualitas rendah. Pada umumnya, peningkatan biaya pencegahan
diharapkan akan menghasilkan penurunan biaya kegagalan. Contoh biaya pencegahan
adalah biaya rekayasa kualitas, program pelatihan kuaitas, perencanaan kualitas,
pelaporan kualitas, pemilihan dan evaluasi pemasok, audit kualitas, siklus kualitas, uji
lapangan dan penijauan deasin.
2. Biaya penilaian (appraisal cost) adalah biaya yang terjadi karena dilakukannya
penentuan apakah produk dan/atau jasa yang dihasilkan telah sesuai dengan
permintaan atau kebutuhan konsumen. Contoh biaya ini terasuk biaya pemeriksaan
dan pengujian bahan baku, pemeriksaan kemasan, pengawasan kegiatam penilaian,
penerimaan produk, penerimaan proses, perlatan pengukuran(pemeriksaan dan
6
pengujian), dan pengesahan dari pihak luar. (dua dari istilah–istilah tersebut
membutuhkan penjelasan lebih lanjut.
3. Biaya kegagalan internal (internal failure cost) adalah biaya yang terjadi pada saat
produk dan/atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan atau kebutuhan
konsumen. Ketidaksesuaian ini terdeteksi pada saat produk masih berada di pihak
perusahaan atau sebelum dikirimkan ke pihak luar perusahaan. Contoh biaya
kegagaln internal adalah sisa bahan, pengerjaan ulang, penghentian mesin,
pemeriksan ulang, pengujian ulang, dan perubahan desain. Biaya – biaya di tas tidak
terjadi jika tidak terdapat produk cacat.
4. Biaya kegagalan eksternal (external failure cost) adalah biaya yang terjadi pada saat
produk dan/atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan atau kebutuhan
konsumen dan diketahui setelah produk berada di luar perusahaan atau sudah di
tangan konsumen. Contoh lainnya termasuk kehilangan penjuaaln karena kinerja
produk yang buruk, serta retur dan potongan penjualan karean kualitas yang buruk,
biaya garansi, perbaikan, tanggung jawab hukum yang timbul, ketidak puasan
pelanggan, hilangnya pangsa pasar, dan biaya untuk mengatasi keluhan pelanggan.
jumlahnya signifikan dan menjadi penting dalam proses penentuan kebijakan perusahaan.
Oleh karena itu, penentuan biaya ini menjadi hal penting.
Pencegahan Penilaian
Pengujian laboratorium
Akseptasi proses
Metode Multiplier
Berdasarkan metode ini diasumsikan bahwa total biaya kualitas merupakan
multiaplikasi dari beberapa ukuran biaya kegagalan sehingga untuk mengestimasi biaya
kegagalan total dapat dilakukan dengan mengalikan dengan menggunakan suatu angka
8
pengali yang ditentukan dengan biaya kegagalan total yang terobservasi. Hal ini dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Biaya kegagalan eksternal total = k x biaya kegagalan eksternal terobservasi
Keterangan:
Contoh :
Suatu perusahaan menentukan bahwa pelanggan tdk akan menerima
penyimpangan lebih dr 0.05 dari target value dg target ketebalan 0.5 dan biaya sebesar
$5,000 akan dikeluarkan untuk setiap penolakan produk oleh pelanggan.
K= Biaya Total Kalitas
(Toleransi yang dibolehkan)
K= $5,000
0,05 2
= $2,00,000
Jika asumsi y = 0,47
L(y) = k (y-T)2
L(0.47) = $2,000,000(0.47 - 0.5)
L(0.47) = $1,800
Jika ketebalan aktual suatu unit produk adalah 0.47, maka estimasi kerugian total
adalah $1,800.
Ada dan tidaknya metode yang dapat digunakan untuk mengukur secara akurat
biaya kualitas tersembunyi sehingga cara terbaik untuk menentukan besaran biaya ini
adalah dengan menggunakan pendekatan estimasi. Estimasi biaya kualitas tersembunyi
dilakukan untuk menghitung biaya kegagalan eksternal total. Beberapa pendekatan
estimasi yang lazim digunakan adalah metode multiplier, metode riset pasar, dan metode
taguchi quality loss function.
D. Pengelolaan Biaya Kualitas
Activity Based Management dan Biaya Kualitas Optimal
AB membedakan biaya kualias menjadi dua kelompok, yaitu biaya bernlai
tambah dan biaya tidak bernilai tambah. Dengan menggunakan kriteria penentuan biaya
10
bernilai tambah maka biaya kualitas kelompok penilaian serta kegagalan internal dan
eksternal adalah biaya tidak bernilai tambah, sedangkan biaya pencegahan dapat
dikategorikan sebagai biaya bernilai tambah. Biaya pencegahan dapat dikategorikan
sebagai biaya bernilai tambah jika aktivitas pencegahan dapat di jalankan secara efisien.
Apabila aktivitas pencegahan tidak dilakukan secara efisien dengan pemilihan,
pengurangan, atau bahkan berbagai aktivitas (sharing of activity) dapat di manfaatkan
untuk menjadikan aktivitas pencegahan menjadi bernilai tambah.
Dalam menggunakan ABM untuk kepentingan pengurangan biaya kualitas yang
harus dilakukan perama kali adalah mengidentifikasi akar penyebabnya atau pemicu
(driver) biaya aktivitas. Hal tersebut akan berguna bagi manajer untuk menentukan
langkah-langkah pengurangan biaya seperti ditunjukan pada grafik. langkah pengurangan
biaya kualitas dilakukan secara bertahap sampai pada titik biaya tidak bernilai tambah
sama dengan nol.
Analisis Trend
Pelaporan biaya kualitas dapat memberikan gambaran mengenai distribusi biaya
kualitas dalam kelompok-kelompok aktivitas kualitas. Namun dalam pelaporan tersebut
tidak dapat memberikan gambaran sejauh mana perkembangan program perbaikan
kualitas yang dilakukan. Agar dapat gambaran keberhasilan diperlukan perbandingan
antar periode dengan menggunakan periode dasar sebagai pembanding perkembangan
program perbaikan kualitas. Perbandingan dilakukan untuk semua komponen biaya
kualitas, baik secara total maupun secara per komponen. Dengan menggunakan grafik
trend akan diketahui perkembangan total dan per komponen dari periode ke periode.
Kemudian, dengan melakukan perbandingan antar komponen kualitas akan diketahui
hubungan dan pengaruh antar komponen. Misalnya, sebuah perusahaan memiliki data
biaya kualitas sebagai berikut:
Berdasarkan grafik yang tersaji dapat disimpulkan bahwa program perbaikan kualitas
telah berhasil menurunkan proporsi biaya kualitas terhadap total penjualan.
per satu. Identifikasi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada setiap item
permasalahan. Hasilnya kemudian digambarkan dalam satu kerangka diagram.
Studi Kasus
Biaya Kualitas Pada Pt. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Tohpati
Perusahaan PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Tohpati merupakan sebuah
perusahaan yang memproduksi kapas menjadi benang. Banyaknya perusahaan tekstil di
Indonesia yang mencari benang sebagai bahan dasar kain, membuat PT. Industri Sandang
Nusantara Unit Patal Tohpati berusaha meningkatkan kualitas produknya supaya dapat
berebut pasar dengan perusahaan industri lainya. Pada perusahaan PT. Industri Sandang
Nusantara harus memperhatikan biaya kualitas yang dikeluarkan.
Berikut biaya kualitas yang dikeluarkan pada PT. Industri Sandang Nusantara
pada tahun 2013
Analisis
Setelah seluruh biaya kualitas diidentifikasi, diukur, dan digolongkan adalah
dilakukannya analisis atas biaya kualitas yang sudah tergolongkan dan terukur.
13
Jumlah Persentase
Item (Rp) (%)
Biaya Pencegahan
Biaya Pelatihan kualitas 3.245.000,00 5,03
Biaya Perawatan Mesin 5.532.250,00 8,58
Total Biaya Pencegahan 8.777.250,00 13,60
Biaya penilaian
Biaya Pemeriksaan bahan 2.122.000,00 3,29
Biaya Penilaian produk 6.431.500,00 9,97
Biaya Penilaian proses 4.518.800,00 7,00
Total Biaya Penilaian 13.072.300,00 20,26
Biaya produk gagal internal
Biaya Sisa bahan 11.450.400,00 17,75
Biaya Pengerjaan ulang 24.938.200,00 38,65
Total Biaya Kegagalan
Internal 36.388.600,00 56,40
Biaya Produk Gagal
Eksternal
Biaya Keluhan pelanggan 3.872.000,00 6,00
Biaya Jaminan 2.405.000,00 3,73
Total Biaya Kegagalan
Eksternal 6.277.000,00 9,73
Total Biaya Kualitas 64.515.150,00 100
14
Jumlah Persentase
Item
(Rp) (%)
Total Biaya Kegagalan Internal 36.388.600,00 56,40
Total Biaya Penilaian 13.072.300,00 20,26
Total Biaya Pencegahan 8.777.250,00 13,60
Total Biaya Kegagalan eksternal 6.277.000,00 9,73
Total Biaya Kualitas 64.515.150,00 100
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Baldric, Suripto, Bambang, Hapsoro, Dody. Widodo Lo, Eko. (2013). Akuntansi
Manajemen. Yogyakarta : Salemba Empat.