NIM: 540200050
Jurusan: Akutansi Pagi
Dosen Pembimbing: Nelly Astuti, S.E., M.M.
BIAYA MUTU
Biaya mutu (the cost of quality) dan akuntansi untuk kehilangan dalam proses produksi
(accounting for production losses)
Definisi Biaya mutu : biaya untuk mencapai mutu, biaya yang terjadi karena kurangnya mutu,
dan cara meminimalkan biaya mutu.
Bagi konsumen mutu berarti kemudahan dalam memperoleh barang, keamanan, dan kenyamanan
dalam mempergunakannya serta dapat memenuhi selera. Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa mutu adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam
tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
Sehubungan dengan hal ini, ada dua jenis mutu yaitu (Supriyono, 1994: 377):
a. Mutu rancangan (Quality of Design) Adalah suatu fungsi berbagai spesifikasi produk.
Mutu rancangan yang lebih tinggi biasanya ditunjukkan oleh dua hal yaitu tingginya
biaya pemanufakturan dan tingginya harga jual
1. biaya pencegahan (prevention cost ) : biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya
kegagalan produk, termasuk komponen mesin yang bermutu tinggi untuk proses
produksi, pemeliharaan produk, dan pelatihan untuk karyawan mulai dari manajemen
puncak sampai yang terbawah untuk memperbaiki mutu produk.
2. biaya penilaian (appraisal cost) : biaya yang terjadi untuk mendeteksi legagalan produk,
biaya penilaian meliputi : biaya inspeksi(selama dan setelah proses produksi), biaya
pengujian bahan baku, biaya informasi kepuasan pelanggan terhadap produk.
3. biaya kegagalan (failure cost) : biaya untuk kegagalan produk ini dibagi menjadi dua
yaitu : biaya kegagalan internal : kegagalan yang terjadi akibat : kerusakan mesin, cacat
produk, terhentinya produksi karena kerusakan yang menimbulkan biaya kerusakan
mesin, biaya sisa bahan baku, biaya cacat produk, dan biaya pengerjaan kembali. Biaya
kegagalan eksternal : biaya yang terjadi setelah produk dijual, meliputi :biaya
garansi,biaya penangana keluhan pelanggan, biaya hilangnya penjualan akibat
ketidakpuasan pelanggan.
1. tujuan perusahaan bagi semua aktivitas bisnisnya adalah untuk melayani pelanggan.
2. manajemen puncak memimpin secara ktif dalam perbaikan mutu, hal ini sangat
berpengaruh bagi karyawan untuk memberi pengertian akan pentingnya mutu produk.
3. semua karyawan terlibat secara aktif dalam perbaikan mutu
4. perusahaan memiliki system untuk mengidentifikasikan masalah mutu, mengembangkan
solusi, dan menetapkan tujuan perbaikan mutu, dengan diadakannya diskusi
(brainstorming) antara beberapa manajer dengan karyawan.
5. perusahaan menghargai karyawannya dan memberikan pelatihan yang continue serta
pengakuan atas pencapaian
Jumlah yang diakumulasikan dapat di kreditkan ke harga pokok penjualan, sehingga mengurani
total biaya yang dibebankan ke pendapatan.
Penjualan bahan baku sisa dapat diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku yang
dibebankan kepesanan tersebut. Ayatnya sbb:
Asumsikan bahwa plastico Inc. memproduksi 1000 kursi plastic dg desain khusus untuk pizza
king Inc, berdasarkan no pesanan 876 setelah diproduksi 100 unit kursi, pelanggan mengubah
spesifikasi. 100 kursi ini tidak dapat oleh pelanggan dan tidak dapat diperbaiki sehingga dapat
diterima oleh pelanggan. Plastico dapat menjual 100 kursi itu sebagai barang bekas senilai @
$10 dan ditambah 1000 unit kursi yang dipesan sehingga jumlahnya 1100. total biaya nya yaitu:
Bahan baku $ 22000
Tenaga kerja 5500
Overhead pabrik 11000
Total biaya pesanan 38500
Ayat jurnal untuk penyelesaian pesanan tersebut dan pengiriman ke pelanggan adalah sbb:
Plastico biasanya menjual hasil produksinya dg harga 150% dari biaya. Ditagihkan pada pizza
king Inc. sebesar 56250 ayat jurnalnya :
Piutang usaha (atau kas) 56250
Penjualan 56250
Saat barang cacat kemudian dijual, ayat jurnalnya adalah :
Contoh lain : by. Produksi @ kursi $ 35 (total by = 38500 dibagi 1100 unit), total by dicatat $
3500 ($ 35 dikali 100 unit kursi rusak) harga seluruh kursi rusak $ 1000, maka biaya yang tidak
tertutup dari penjualan adalah sebesar $ 2500 ($ 35 x 1000 unit) dan harga untuk pesanan =
52500 (35000 x 150 %), cacat yang diakibatkan oleh pihak internal menimbulkan laba yang
lebih rendah dibandingkan cacat yang diakibatkan oleh pelanggan, ayat jurnal untuk
penyelesaian dan pengiriman pesanan adalah sebagai berikut:
Persediaan barang cacat 1000
Pengendali overhead pabrik 2500
HPP 35000
Barang dalam proses $ 38500
penyelia departemental melaporkan bahwa persediaan akhir barang dalam proses adalah
sepenuhnya selesai untuk bahan baku di kedua departemen , 30 % selesai untuk biaya konversi
didepartemen pembentukan, 25 % di departemen pelapisan data biaya untuk bulan November
ialah :
barang dalam proses , persediaan awal :
biaya dari departemen sebelumnya $ 1,396,00
bahan baku $ 615,00 196,00
tenaga kerja $ 366,40 310,00
overhead pabrik $ 549,60 310,00
biaya yang ditambahkan ke proses selama periode berjalan :
bahan baku $ 3,885,00 $ 1,520,00
tenaga kerja 2,273,60 3,718,00
overhead pabrik 3,140,40 3,718,00
unit – unit yang ditransfer dari departemen pembentukan ke departemen pelapisan adalah
100% selesai untuk semua elemen biaya yang ditambahkan di departemen pembentukan,
sehingga unit-unit tersebut mencerminkan 19000 unit ekuivalen untuk bahan baku, sehingga
mewakili 3600 unit ekuivalen untuk bahan baku. Persediaan akhir hanya 30 % selesai untuk
biaya konversi , sehingga didapat = 30% x 3600 = 1080 unit ekuivalen untuk tenaga kerja dan
overhead . oleh karena bahan baku ditambahkan sebelum proses pembakaran dengan kondisi
80% selesai untuk biaya konversi, maka setiap unit cacat di departemen pembentukan berisi
satu unit ekuivalen untuk bahan baku (2400 unit ekuivalen) dan 80 % unit ekuivalen untuk biaya
konversi (2400 unit x 80% selesai= 1920 unit ekuivalen). Unit ekuivalen untuk setiap elemen
biaya di departemen pembentukan adalah :
bahan baku TNK Overhead
unit ekuivalen ditransfer keluar 19000 19000 19000
unit ekuivalen di persediaan akhir 3600 1080 1080
unit ekuivalen barang cacat 2400 1920 1920
25000
22000 22000
Rata-rata per unit ekuivalen di departemen pembentukan ditentukan sebagai berikut:
bahan baku TNK Overhead
biaya di persediaan awal $ 615,00 366,40 549,60
by. dtambahkan slama periode brjln 3.885,00 2.273,60 3.410,00
Biaya Kualitas (Biaya Mutu) atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Quality Cost
adalah Biaya-biaya yang timbul dalam penanganan masalah Kualitas (Mutu), baik dalam rangka
meningkatkan Kualitas maupun biaya yang timbul akibat Kualitas yang buruk (Cost of Poor
Quality). Dengan kata lain, Biaya Kualitas (Quality Cost) adalah semua biaya yang timbul dalam
Manajemen Kualitas (Quality Management).
Feigenbaum (1961) dalam bukunya yang berjudul “Total Quality Control” menyebutkan bahwa
Biaya Kualitas terdiri dari 3 kategori utama, yaitu
-Biaya Pencegahan (Preventive Cost)
-Biaya Penilaian (Appraisal Cost)
-Biaya Kegagalan (Failure Cost).
Biaya Kegagalan kemudian dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu Biaya Kegagalan Internal (Internal
Failure Cost) dan Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Cost).
Biaya Pencegahan (Preventive Cost) adalah biaya yang dikeluarkan dalam mencegah terjadi
kegagalan pada proses pertamanya seperti Biaya Pelatihan (Training Cost) dan Biaya
Perencanaan Kualitas (Quality Planning).
Biaya Peniliaian (Appraisal Cost) adalah biaya yang timbul saat melakukan penyaringan atau
pendeteksian kegagalan produk seperti Biaya Pengujian, Inspeksi dan Proses Audit.
Sedangkan Biaya Kegagalan adalah Biaya yang timbul akibat buruknya kualitas ataupun
kegagalan produk yang tidak memenuhi standar pelanggan (Customer). Dalam Biaya Kegagalan
ini, terdapat lagi biaya kegagalan Internal yang terjadi akibat buruknya kualitas selama proses
produksi dan Biaya Kegagalan Eksternal yang terjadi akibat kegagalan produk yang telah dijual.
3 Kategori Utama Biaya Kualitas (Quality Cost) beserta contoh biaya-biaya yang akan timbul
dari Biaya Kualitas tersebut.
Cost of Poor Quality (COPQ) adalah Biaya yang timbul akibat Kualitas Buruk atau kegagalan
produk yang tidak memenuhi standar pelanggan (Customer). Perusahaan yang mampu
memperbaiki kualitasnya dan meng-eliminasi terjadi biaya COPQ ini akan dapat meningkatkan
Laba Perusahaan sehingga memiliki keunggulan dalam bersaing dengan kompetitornya.
Biaya-biaya yang timbul akibat buruknya Kualitas bukan hanya 3 Kategori utama yang
disebutkan diatas, tetapi terdapat juga kerugian-kerugian ataupun biaya-biaya tersembunyi
lainnya (Hidden cost) seperti Kerugian akibat kehilangan Proyek / Bisnis, Biaya Manajemen,
Kehilangan kepercayaan pelanggan, biaya kehilangan asset dan lain sebagainya. Biaya-biaya
tersebut ibaratnya seperti Gunung Es yang penampakannya di permukaan air adalah lebih sedikit
dibandingkan dengan yang tersembunyi di dalam air.
Salah satu Strategi yang dipergunakan oleh Manajemen Perusahaan untuk meng-eliminasi COPQ
(Cost of Poor Quality) adalah dengan menerapkan Metodologi Six Sigma. Dengan Six Sigma
Manajemen Perusahaan dapat meng-identifikasikan penyebab-penyebab terjadinya kegagalan
dan melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan Kualitas secara keseluruhan.
Ada beberapa atribut atau dimensi yang dapat digunakan untuk menunjukkan harapan
konsumen akan suatu produk yaitu:
1. Performance,
Menunjukkan bagaimana suatu produk konsisten dalam melaksanakan fungsinya
2. Aesthetics,
berhubungan dengan penampilan atau keindahan suatu produk
3. Serviceability,
berhubungan dengan kemudahan untuk perbaikan dan pemeliharaan produk
4. Features atau quality of design,
menunjukkan karakteristik produk yang membedakan produk dengan produk lain
5. Retiability,
menjelaskan kualitas dari profitabilitas kemampuan produk untuk memberikan fungsi
selam jangka periode waktu tertentu
6. Durability,
menunjukan jangka waktu suatu produk dapat berfungsi dengan baik
7. Quality of conformance,
menunjukan bagaimana suatu produk dapat memenuhi spesifikasi yang telah
Ditetapkan
8. Fitness of use,
menunjukan kemampuan produk untuk memberikan manfaat yang dijanjikan
Produk dikatakan berkualitas apabila memenuhi 2 hal yaitu:
1. Mutu rancangan (quality of design)
2. Mutu kesesuaian (quality of conformance)
Biaya kualitas adalah biaya yang muncul karena adanya aktivitas kualitas yang muncul
karena rendahnya kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan atau kemungkinan adanya
kualitas produk yang rendah.
Aktivitas kualitas yang dilakukan perusahaan diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Aktivitas pengendalian yang merupakan aktivitas untuk mencegah atau mendeteksi
terjadinya produk yang kurang baik.
2. Aktivitas karena kegagalan yang merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk
merespon adanya produk yang kualitasnya rendah.
Biaya kualitas perlu dilaporkan agar dapat membantu manajemen dalam meningkatkan
perencanaan,pengendalian ,serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kualitas.
Terdapat 2 cara pelaporan biaya kualitas yaitu dengan Quality cost report serta Analisis.
Produktivitas adalah berkaitan dengan menghasilkan output secara efisien, dan secara
khusus membahas hubungan output dan input yang digunakan untuk menghasilkan output.
Efisiensi produktif total adalah titik di mana dua kondisi terpenuhi:
1. untuk setiap campuran input yang akan menghasilkan output yang diberikan, tidak lebih dari
setiap masukan yang digunakan daripada yang diperlukan untuk menghasilkan output
2. mengingat campuran yang memenuhi kondisi pertama, campuran paling mahal yang dipilih.
Pengukuran Produktivitas Parsial: Mengukur produktivitas untuk satu input pada suatu
waktu.
Ukur parsial = Output / Masukan
Mengukur Produktivitas Operasional: mengukur Partial mana kedua input dan output yang
dinyatakan dalam istilah fisik.
Mengukur Produktivitas keuangan: ukuran Partial mana kedua input dan output yang dinyatakan
dalam dolar.