BAB 7
PENENTUAN BIAYA PROSES ; AKUNTANSI
KERUGIAN PRODUKSI
AKUNTANSI BIAYA
NAMA : DHEA FORTUNA WIYASA
KELAS / PRODI : 3C / MANAJEMEN
NIM : 2103102024
Akuntansi Sisa Bahan
Proses produksi yang dolakukan oleh perusahaan tertentu menghasilkan sisa bahan.
Sisa beban dapat berupa serbuk atau potongan sisa pemrosesan bahan, bahan cacat yang tidak
bisa dipakai atau dikembalikan ke pemasok, dan suku cadang yang produk yang cacat akibat
kesalahan karyawan atau mesin. Sisa bahan yang berupa residu bahan sangat sulit untuk
dihitung biayanya.
Produk cacat adalah unit produk yang tidak memenuhi standar produksi tetapi, baik
dari segi teknis maupun ekonomis, dapat diperbaiki (diproses ulang) supaya dapat dijual
sebagai produk standar atau substandar. Masalah akuntansi produk cacat adalah mengenai
perlakuan tambahan biaya produksi yang terjadi untuk memperbaikinya. Karena unit cacat
tidak dikeluarkan dari proses produksi pada saat diketahui, data kuantitas dalam laporan
biaya produksi tidak terpengaruh. Bagian laporan biaya produksi yang terpengaruh adalah
jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan.
Untuk memperbaiki unit cacat diperlukan tambahan biaya produksi, yang dapat
meliputi biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Biaya perbaikan merupakan bagian
dari biaya yang harus dipertanggungjawabkan yang dapat dibebankan sebagai kerugian atau
penambah biaya produksi, tergantung unit cacat yang terjadi normal atau tidak normal.
Cacat Normal
Produk cacat normal adalah jumlah unit produk cacat yang lazim terjadi dalam
operasi produksi yang efisien. Oleh karena itu, biaya perbaikan unit cacat normal harus
diperhitungkan sebagai bagian dari biaya produksi di departemen tempat terjadinya. Salah
satu caranya adalah melalui biaya overhead yang dibebankan berdasarkan tarif yang sudah
diperhitungkan didalamnya biaya perbaikan produk cacat normal.
Produk cacat tidak normal adalah jumlah unit cacat yang melebihi jumlah normal.
Karena biaya perbaikan unit cacat tidak normal timbul akibat operasi produksi yang tidak
efisien, biaya tersebut tidak dapat dimasukkan sebagai bagian dari biaya produk dan harus
diakui sebagai kerugian pada periode terjadinya.
Biaya perbaikan unit cacat tidak normal di laporan biaya produksi dimasukkan
sebagai bagian dari biaya yang harus dipertanggungjawabkan. Namun, karena bukan
merupakan bagian dari biaya produk, biaya tersebut tidak disertakan dalam perhitungan unit
ekuivalen dan biaya per unit.
Produk rusak merupakan produk gagal yang secara teknis atau ekonomis tidak dapat
diperbaiki menjadi produk yang sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan dan Produk
rusak sudah menelan semua unsur biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja dan overhead
pabrik). Bustami, dkk (2010:123) mendefinisikan produk rusak adalah produk yang
dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang dihasilkan tersebut dapat diperbaiki
dengan mengeluarkan biaya tertentu, tetapi biaya yang dikeluarkan cenderung lebih besar
dari nilai jual setelah produk tersebut diperbaiki.
Produk rusak dapat diakibatkan oleh dua sebab, yakni: Pertama, produk rusak
disebabkan oleh kondisi eksternal, misalnya karena spesifikasi pengerjaan yang sulit yang
ditetapkan oleh pemesan, atau kondisi ini biasa disebut sebab abnormal. Jika kondisi ini
diperlakukan sebagai penambah harga pokok produk yang baik; apabila produk rusak
tersebut diperkirakan masih laku dijual.
Taksiran nilai pasarnya diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi. Hal ini
menunjukan kerugian yang terjadi dibebankan pada pesanan yang bersangkutan. Kedua,
produk rusak yang disebabkan oleh pihak internal yang biasa disebut sebab normal, misalnya
bahan baku yang kurang baik, peralatan dan tenaga ahli.
Metode ini untuk melihat adanya suatu permasalahan yang dialami oleh perusahaan
selama proses produksi. Ketika proses produksi berlangsung, tidak menutup kemungkinan
untuk tidak terjadinya produk rusak. Produk rusak yang secara ekonomis tidak dapat
diperbaiki menjadi produk jadi ini dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup perusahaan dan produknya dimasa yang mendatang. Oleh karena itu, produk rusak
harus diperhatikan dan diperhitungkan dengan benar supaya memiliki kontribusi bagi
perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan produk rusak yang tidak
laku dijual dalam perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga jual produk sehingga
dapat memberikan kontribusi laba yang optimal bagi perusahaan Modern Bakery Franchise.
Kualitas merupakan syarat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam
rangka memproduksi barang dan jasa demi mencapai kepuasan pelanggan. Kualitas lebih
sering didefinisikan oleh konsumen itu sendiri. Produk berkualitas merupakan produk yang
mampu memenuhi harapan konsumen terhadap barang dan jasa yang ditawarkan. Perusahaan
berupaya meningkatkan produktivitas, salah satunya mengontrol produk cacat.