Anda di halaman 1dari 7

Nama : Apriani

NIM : A031221164
Prodi : Akuntansi

A. Biaya Overhead Pabrik


1. Pengertian Biaya Overhead Pabrik
Sebagaimana diketahui bahwa masalah biaya sangat diperlukan untuk kelangsungan
berjalannya suatu perusahaan. Tanpa biaya, perusahaan tidak akan dapat menjalankan
kegiatan-kegiatan usahanya dengan baik, bahkan dapat menghambat suatu perusahaan untuk
memperoleh suatu produk jadi, guna dipasarkan kepada konsumen dengan sasaran laba yang
maksimal.
Untuk mengatasi agar perusahaan dapat memperoleh suatu barang tidak mengalami hambatan
dan bahkan dapat mempengaruhi pola kelangsungan prosedur perusahaan, maka diperlukan biaya
produk yang digunakan untuk diproduksi suatu produk jadi. Namun pada dasarnya biaya yang
dilakukan perusahaan dalam memproduksi suatu produk jadi dengan laba yang semaksimal
mungkin juga sering kali mengalami kekurangan dan kelebihan terhadap biaya produksi yang
digunakan dalam memproduksi produk.
Dengan demikian maka diperlukan suatu standar biaya dalam memproduksi suatu produk
dengan sasaran laba yang maksimal. Dimana standar biaya merupakan suatu alat pengendalian
biaya dalam proses produksi barang jadi sebab diketahui dalam memproduksi suatu produk maka
diperlukan biaya produksi yang relatif besar nilainya, agar lebih menguntungkan perusahaan maka
diperlukan standar biaya sehingga biaya yang perlukan dapat lebih efisien.
Perkembangan produksi yang sangat pesat dengan sendirinya mempunyai peranan yang sangat
besar sebagai penunjang terhadap kegiatan perusahaan bahkan dapat dikatakan sistem produksi
yang tepat akan memberikan dampak positif perkembangan serta kemajuan perusahaan sebagai
diketahui bahwa setiap tujuan perusahaan adalah untuk menciptakan produk guna dipasarkan
kepada konsumen dengan sasaran laba yang semaksimal mungkin.
Dalam hubungan dengan uraian tersebut diatas, maka masalah produksi dapat dikatakan umat
dalam perusahaan industri yang hendaknya diperhatikan oleh setiap pimpinan perusahaan sebab
kegagalan dalam memproduksi bahan baku menjadi produk jadi akan mengakibatkan perusahaan
tidak memperoleh sejumlah dana untuk membiayai operasinya sehingga menghambat masalah
pemasaran dan pembelajaran didalam perusahaan yang bersangkutan dengan masalah personil
dalam perusahaan. Menurut (Carter K William, 2010) yang diterjemahkan oleh krista adalah biaya
overhead pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak secara langsung ditelusuri ke
output tertentu. Menurut (Bustami & Nurlela, 2013) memberikan pengertian bahwa biaya overhead
pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam
mengubah bahan menjadi produk selesai. Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada
produk selesai. (Mulyadi, 2012) biaya overhead pabrik mencakup biaya produksi lainnya seperti
pemanasan ruang pabrik, penerangan, penyusutan pabrik, dan mesin-mesin.
Biaya pabrik seperti pemeliharaan, gudang bahan-bahan dan hal lainnya yang memberikan
pelayanan - pelayanan kepada bagian produksi juga merupakan bagian dari biaya overhead pabrik.
Biaya penjualan dan biaya distribusi, dan semua biaya administrasi diperhitungkan sebagian biaya
sepanjang biaya - biaya tersebut tidak dapat secara langsung dihubungkan dengan unit produk.
Untuk menunjang pelaksanaan produksi dalam suatu perusahaan maka diperlukan biaya
produksi yang efektif sehingga dapat menunjang kelangsungan hidup suatu perusahaan. Salah satu
biaya yang menjadi titik pokok dalam pembahasan adalah biaya overhead pokok pabrik yang
dikemukakan oleh (Mulyadi, 2014) yaitu semua produksi selain bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya overhead pabrik terdiri dari bahan penolong biaya tenaga kerja tak langsung dan
biaya produksi tak langsung.
Berdasarkan definisi tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya overhead adalah
semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead
pabrik terdiri dari biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tak langsung serta biaya produksi
tak langsung lainnya. Dalam menentukan biaya overhead pabrik menurut (Mulyadi, 2014) dapat
digolongkan dengan tiga cara yaitu:
a. Berdasarkan sifatnya
1 Biaya bahan penolong
Yaitu bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi yang meskipun menjadi bagian
produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi
tersebut.
2 Biaya reparasi dan pemeliharaan
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan yang berupa
biaya suku cadang (spare parts), biaya bahan habis pakai (factory supplies), biaya jasa dari
pihak luar perusahaan yang berupa biaya perbaikan dan pemeliha raan bangunan pabrik,
perumahan, kendaraan dan aktivitas tetap lainnya.
3 Biaya tenaga kerja tidak langsung
Yaitu tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung
kepada produk. Biaya tenaga kerja langsung terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya
kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut.
4 Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
Yaitu suatu biaya yang ditetapkan atas nama manfaat suatu aktiva tetap. Biaya ini
biasanya berupa penyusutan atas nilai dari masa manfaat aktiva tetap tersebut misalnya
penyusutan pabrik, penyusutan bangunan dan penyusutan kendaraan.
5 Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu.
Yaitu suatu biaya yang mempunyai periode tertentu misalnya biaya asuransi.
6 Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.
Yaitu suatu biaya yang diserahkan kepada pihak lain atas penggunaan suatu fasilitas
tertentu diperlukan dalam melaksanakan proses produksi misalnya biaya listrik, air, telpon, dan
lain-lain sebagainya.
b. Berdasarkan perilaku dengan hubungan perubahan volume produksi
1 Biaya overhead pabrik tetap
Yaitu biaya overhead pabrik yang tidak berubah searah dengan perubahan volume
kegiatan tertentu.
2 Biaya overhead pabrik variabel
Yaitu biaya overhead pabrik yang berubah sebanding denganperubahan volume produksi
dalam rentang relevan, tetapi secara per unit tetap.
3 Biaya overhead pabrik semi variabel
Yaitu biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume
kegiatan tersebut atau biaya didalamnya mengundang unsur tetap dan memperlihatkan karakter
tetap dan variabel.
c. Berdasarkan hubungannya dengan departemen
1 Biaya overhead pabrik langsung
Yaitu biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke departemen bersangkutan. Contoh:
biaya penyusutan dan biaya aassurance merupakan biaya yang manfaatnya digunakan bersama
oleh masing - masing departemen, oleh karena itu biaya tersebut merupakan biaya tidak
langsung departemen. Karena biaya overhead pabrik merupakan salah satu unsur dalam biaya
produksi, maka pihak manajemen harus memperhitungkan tarif biaya overhead pabrik yang
dipergunakan dalam memproduksi suatu produk.

2. Penentuan tarif biaya overhead Pabrik


Tarif yang digunakan setiap perusahaan berbeda tergantung kebutuhan perusahaan tersebut.
Misalnya terhadap satu perusahaan dengan perusahaan lain, masing - masing departemen, pusat
biaya, dan kelompok biaya berbeda. Oleh karena biaya pabrik overhead tidak hanya terdiri dari
departemen produksi. Selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung saja, juga meliputi
semua biaya yang terjadi di departemen-departemen pembantu.
a. Tarif overhead dibebankan
Pemilihan metode perhitungan tarif overhead pabrik menjadi masalah yang sangat penting
karena ketidak tepatan dalam pemilihan dasar pembebanan overhead pabrik akan berdampak
ketidak tepatan pada kebijakan perusahaan selanjutnya. Beberapa metode perhitungan yang tepat
adalah tergantung pada orientasi yang dianut perusahaan.
 Orientasi pada hasil produksi. Dasar Overheadnya adalah jumlah per unit.
 Orientasi pada tenaga kerja. Dasar overheadnya adalah tenaga kerja atau jam tenaga kerja.
 Orientasi pada teknologi. Dasar overheadnya adalah jam mesin.
 Orientasi pada bahan baku. Dasar overheadnya adalah biaya bahan baku.

3. Metode – Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik


Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adalah mengalokasikan biaya
overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati jasa pembantu.
Oleh karena itu biaya overhead pabrik dalam departemen–departemen produksi saja, maka dalam
rangka penentuan tarif biaya overhead pabrik departemen, biaya overhead pabrik per departemen,
biaya overhead pabrik dari departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi.
a. Metode Alokasi Langsung (direct Alokasi Method)
Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke
tiap – tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila
jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja.
Tidak ada departemen pembantu yang memakai jasa departemen pembantu lainnya.
b. Metode Alokasi Bertahap (Step Method)
Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai
oleh departemen produksi saja, tetapi digunakan pula oleh departemen pembantu yang lain. Oleh
karena itu, biaya overhead pabrik pada dua departemen tersebut dialokasikan ke departemen
produksi.
c. Metode Alokasi Kontinyu
Dalam metode ini biaya Overhead pabrik departemen – departemen pembantu yang saling
memberikan jasa, dialokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah biaya overhead yang belum
dialokasikan menjadi tidak berarti.
d. Metode Aljabar
Metode Aljabar adalah suatu metode dalam mengalokasikan biaya dari departemen jasa ke
departemen produksi yang didasarkan kepada suatu prinsip pengunaan fasilitas departemen jasa.

4. Kalkulasi pengendalian Biaya Overhead pabrik


Menurut (Mulyadi, 2010) alokasi biaya adalah proses pembebanan biaya ke produk, jasa, atau
pesanan yang sesuai. Pembebanan atau alokasi overhead merupakan proses membebankan biaya
overhead untuk pesanan yang sesuai Alokasi yang diperlukan karena biaya overhead tidak dapat
melacak ke pesanan individu. Ada pendekatan dalam membebankan biaya overhead pabrik ke
berbagai pesanan penentuan biaya sebenarnya penentuan biaya normal), dan penentuan biaya
standar (standard costing).
Aktual Costing menggunakan biaya yang sebenarnya terjadi untuk membebankan biaya bahan
langsung dan biaya biaya overhead pabrik ke berbagai pesanan. Biaya overhead sebenarnya adalah
biaya - biaya bahan tak langsung, tenaga kerja tak langsung dan biaya lainnya, termasuk sewa
pabrik, asuransi, pajak properti, depresiasi, perbaikan, tenaga penerangan, pemanas, dan pajak atas
gaji untuk karyawan pabrik yang dalam periode akuntansi.
Normal Costing "untuk sebagian besar perusahaan, biaya overhead pabrik sebenarnya tidak
selalu tersedia pada akhir proses produksi atau akhir periode. Alasan untuk menormalkan biaya
overhead pabrik adalah menghindari fluktuasi pada biaya per unit per periode yang disebabkan
oleh perubahan volume unit yang diproduksi dalam suatu periode.
Kelompok biaya (kumpulan biaya) yang digunakan untuk mengakumulasi semua biaya
produksi tidak langsung (di luar biaya penjualan, biaya administrasi dan umum yang bukan
merupakan biaya produksi) termasuk:
 Upah tidak langsung dan bahan tidak langsung.
 Listrik (Gedung pabrik)
 Sewa (gedung pabrik)
 Penyusutan (gedung pabrik, peralatan pabrik)
 Pemeliharaan (gedung pabrik, peralatan pabrik)
 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk bangunan pabrik.
Dalam overhead pabrik, biaya dibagi menjadi 3 kategori:
1 Biaya overhead pabrik variabel.
Jumlah biaya yang bervariasi dalam proporsi langsung terhadap tingkat produksi yang
relevan "(seperti interval aktivitas diantara biaya tetap dan biaya variabel per unit tetap
konstan). Contohnya: bahan tak langsung dan upah tak langsung.
2 Biaya overhead pabrik tetap
Jumlah biaya tetap konstan di antara "contoh, depresiasi, sewa bangunan pabrik
3 Biaya overhead pabrik campuran.
a. Kalkulasi biaya aktual dan normal untuk biaya overhead pabrik
Biaya produk pada saat mereka terjadi. Biaya overhead pabrik adalah biaya tidak langsung
yang tidak dapat secara khusus diidentifikasi pada saat terjadi juga mereka sering terjadi secara
merata selama periode.
b. Biaya overhead pabrik yang terukur. Pembilang (Numerator)
dari tarif aplikasi overhead pabrik yang ditentukan dimuka adalah suatu estimasi dari biaya
overhead pabrik untuk periode yang berikut. Item - item dalam anggaran harus dikembalikan
sebagai biaya overhead tetap atau variabel. Biaya campuran harus menjadi komponen tetap dan
variabel
c. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik.
Ada berbagai macam dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, antara lain:
1 Jumlah satuan produk
Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk Beban BOP
untuk setiap produk dihitung dengan rumus:
Tarif BOP Persatuan = Taksiran BOP + Taksiran Produk yang dihasilkan
Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk.
2 Biaya bahan baku
Apabila harga bahan baku sebagai dasar pembebanan, maka tarif BOP dihitung dengan
rumus:
Tarif BOP Persatuan = Taksiran BOP + Taksiran Biaya Bahan Baku yang dipakai
Semakin besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah produk maka
semakin besar pula BOP yang dibebankan kepada produk.
3 Biaya tenaga kerja langsung
Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk membebankan
biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung. Tarif biaya overhead pabrik
dihitung dengan rumus:
Tarif BOP Persatuan = Taksiran BOP + Taksiran Biata Tenaga Kerja
Metode ini terbatas penggunaannya karena suatu produk mungkin dibuat dari bahan baku
yang mahal harganya, sedangkan produk lain yang terbuat dari bahan yang lebih murah. Jika
pengerjaan kedua produk sama, maka produk pertama akan menerima beban BOP yang lebih
tinggi dibandingkan dengan produk kedua.
metode ini mempunyai kelemahan, yaitu biaya overhead pabrik harus dipandang sebagai
tambahan nilai produk dan jumlah biaya tenaga kerja langsung termasuk upah tenaga kerja
dari berbagai tingkatan yang ada di dalam perusahaan.
4 Jam tenaga kerja
Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat
produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung. Tarif
biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
Tarif BOP Persatuan = Taksiran BOP + Jam Tenaga Kerja
5 Jam mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin atas dasar
yang dikenakan biaya adalah jam mesin. Tarif BOP dihitung:
Tarif BOP Persatuan = Taksiran BOP + Taksiran Jam Kerja Mesin
6 Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya
Biaya overhead pabrik yang benar-benar terjadi untuk dibandingkan dengan BOP yang
dibebankan atas tarif dasar yang ditentukan di muka. Selisih yang terjadi antara biaya overhead
pabrik yang dibebankan dengan biaya overhead pabrik yang sebenarnya terjadi merupakan
selisih pembebanan kurang atau selisih pembebanan lebih. Dalam periode akuntansi, biaya
overhead yang sebenarnya terjadi dicatat ke dalam rekening Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya.
7 Perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik
Setiap akhir bulan, biaya overhead pabrik yang kurang atau lebih dibebankan pada
rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya ke rekening Selisih Biaya Overhead Pabrik
Perlakuan terhadap selisih BOP tergantung pada penyebab terjadinya selisih tersebut. Jika
selisih tersebut terjadi karena kesalahan dalam penghitungan tarif biaya overhead pabrik atau
keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi maka selesih tersebut dibagi rata ke
dalam rekening persediaan produk dalam proses, persediaan produk jadi dan harga pokok
penjualan. Hal ini berakibat pada harga pokok produksi yang semula berisi biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya terjadi.

5. Varian Biaya Overhead Pabrik


(Nafarin, 2013) Varian biaya overhead pabrik merupakan hasil perbandingan biaya anggaran
dan realisasi pengeluaran biaya overhead pabrik. menyatakan terdapat kesamaan antara anggaran
dan realisasi. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan anggaran seringkali terjadi penyimpangan baik
yang bersifat menguntungkan (favorable) dan kurang menguntungkan (unfavorable). Selisih biaya
overhead pabrik yang bersifat menguntungkan apabila realisasi biaya overhead pabrik lebih kecil
dibandingkan dengan anggaran. Sedangkan selisih atau penyimpangan terjadi dapat disebabkan
oleh volume atau unit yang tidak sesuai dengan anggaran dan harga per unit tidak sama dengan
harga yang ditetapkan dalam anggaran.
Sehubungan dengan hal tersebut untuk mencapai efisiensi biaya overhead pabrik, diperlukan
analisis mengenai penyimpangan tersebut dengan menggunakan analisis biaya overhead pabrik.
(Abdul, 2014) mengungkapkan analisis selisih yang harus digunakan pada biaya overhead
pabrik.
a. Varian Terkendali (Controllable Variance)
Varian terkendali adalah perbedaan biaya overhead sesungguhnya dengan biaya overhead
yang dianggarkan pada kapasitas standar, Rumus untuk menghitung varian ini adalah:
CV = Biaya Overhead Akutual - (Biaya Overhead Tetap yang dianggarkan + (Tarif Biaya
Overhead Standar x Jam Kerja Standar))
Kriteria yang digunakan untuk menentukan biaya overhead pabrik sudah efisien atau belum
adalah sebagai berikut:
1 BOP standar < BOP sesungguhnya = favorabel
(selisih menguntungkan)
2 BOP standar > BOP sesungguhnya = unfavorable
(selisih tidak menguntungkan)
b. Varian Volume (Volume varian)
Varian Volume adalah perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan pada jam standar
dengan biaya overhead yang dibebankan pada kegiatan produksi.
Rumus untuk menghitung varian ini adalah:
VV = Biaya Overhead Tetap yang dianggarkan + Total Biaya Overhead Variabel - (Tarif
Biaya Overhead Standar X Jam Kerja Standar)
1 BOP standar < Anggaran BOP = favorabel
(selisih menguntungkan)
2 BOP standar > Anggaran BOP = unfavorable
(selisih tidak menguntungkan)

Anda mungkin juga menyukai