Anda di halaman 1dari 7

RMK Kelompok 2 Materi 10

Dosen Pengampu : Desak Made Mya Yudia Sari .,SE.,MSi

Oleh :

Ketut Ayunda Noviyanti

17/2002612010165

Manajemen E Pagi

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


1. Pengertian Biaya

Daljono mendefinisikan bahwa biaya sebagai pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam
satuan uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan keuntungan
atau manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang. Dalam akuntansi istilah biaya dipertegas
dengan membedakan antara pengertian biaya (cost) dengan biaya sebagai beban (expense). Biaya
(cost) merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Sedangkan beban
(expense) merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang ditujukan untuk memperoleh
pendapatan pada periode dimana beban itu terjadi. Jadi beban (expense) merupakan bagian dari
cost yang telah digunakan untuk memperoleh pendapatan. Pengorbanan sumber ekonomi yang
diperuntukan memperoleh aktiva akan dicatat sebagai cost aktiva (Harga Pokok Aktiva).
Sedangkan pengorbanan sumber ekonomi yang termasuk beban akan ditandingkan (matched)
dengan pendapatan (revenue) pada saat periode terjadinya, untuk menentukan laba. Istilah “biaya
atau cost” sering pula diganti dengan “harga pokok” atau “harga perolehan” dengan arti yang
sama Daljono, sedangkan Mulyadi lebih jauh menyatakan biaya adalah sumber ekonomi, yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.

2. Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi menurut Mursyidi adalah biaya yang telah terjadi (expired cost) yang
dibebankan atau dikurangkan dari penghasilan. Penentuan harga pokok produksi adalah
pembebanan unsur biaya produksi terhadap produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi,
artinya penentuan biaya yang melekat pada produk jadi dan persediaan barang dalam proses.
Sedangkan menurut Horngren mengemukakan pengertian harga pokok produksi sebagai berikut:
“Harga Pokok Produksi (cost of goods manufactured) adalah biaya barang yang dibeli untuk
diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan”.

3. Metode Harga Pokok Produksi

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke
dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok
produksi, terdapat dua pendekatan : Full Costing dan Variable costing (Mulyadi Mulyadi
mendefinisikan full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku
variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode full costing
terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

a. Biaya bahan baku xxx


b. Biaya tenaga kerja langsung xxx
c. Biaya overhead pabrik variabel xxx
d. Biaya overhead pabrik tetap xxx
e. Harga pokok produksi xxx

Komponen Harga Pokok Produksi Menurut Carter, harga pokok produksi terdiri dari tiga elemen
biaya produk yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Ada tiga elemen biaya yang hubungannya dengan produk sebagai pembentuk harga pokok
produksi, yaitu :

1. Biaya Bahan Baku Langsung


Pengertian biaya bahan baku menurut Carter, biaya bahan baku langsung adalah semua
bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara
eksplisit dalam perhitungan biaya produk.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Menurut Carter , biaya tenaga kerja pabrik digolongkan ke dalam biaya tenaga kerja
langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga
kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan
dibebankan secara layak ke produk tertentu.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik juga disebut biaya overhead manufaktur, atau beban pabrik yang
terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output
tertentu .

Sedangkan menurut Mulyadi, biaya overhead pabrik digolongkan menjadi tiga:

1) Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Sifatnya


Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah
biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya
produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa
golongan sebagai berikut :
a. Biaya Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan
yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila
dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.
b. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (sparepartas), biaya
bahan habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar
perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan dan emplasemen,
perumahan, bangunan pabrik, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk
keperluan pabrik.
c. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak
dapat di perhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu.
d. Biaya yang timbul sebagai akibat terhadap aktiva tetap
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya
depresi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan peralatan, dan aktiva
tetap lain yang digunakan pabrik. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya
waktu. Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-
biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan peralatan, asuransi
kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi kerugian trial-run.
e. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang
tunai.
Biaya overhead pabrik lain secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai
adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik
PLN dan sebagainya.
2) Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Perilakunya dalam Hubungan dengan
Perubahan Volume Produksi
Menurut Mulyadi , biaya overhead pabrik dilihat dari perilakunya dalam hubungan
dengan perubahan volume produksi dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
a. Biaya overhead pabrik tetap
Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah
dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.
b. Biaya overhead pabrik variable
Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah
sebanding dengan volume kegiatan.
c. Biaya overhead pabrik semivariabel
Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah
tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Untuk keperluan penentuan
tarif biaya overhead pabrik dan untuk pengendalian biaya, biaya overhead pabrik
semivariabel dibagi menjadi dua yaitu :
a) Biaya tetap
b) Biaya variable
c) Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Hubungannya dengan
Departemen

Menurut Mulyadi, dilihat dari hubungannya dengan departemen yang ada dipabrik, biaya
overhead pabrik digolongkan menjadi dua yaitu :

a. Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departmental overhead


expenses).
b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (indirect departmental
overhead expenses).
Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi

Daljono mengemukakan dengan mengetahui harga pokok produksi, manajer dapat


dipermudah dalam membuat berbagai keputusan antara lain:

1. Menentukan harga jual


2. Mempertimbangkan menolak atau menerima suatu pesanan
3. Memantau realisasi biaya
4. Menghitung laba/rugi tiap produk
5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan
disajikan di neraca

4. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing Method)

Menurut Carter dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Order Costing atau
Job Order), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah. Suatu
pesanan adalah output yang diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau
untuk mengisi kembali item persediaan. Agar perhitungan biaya berdasarkan pesanan menjadi
efektif, pesanan harus dapat diidentifikasikan secara terpisah. Agar rincian dari perhitungan
biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus dapat perbedaan penting
dalam biaya per unit suatu pesanan dengan pesanan lain.

5. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing Method)

Mulyadi , menjelaskan metode perhitungan harga pokok pesanan memiliki karakteristik sebagai
berikut:

1) Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan
setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.
2) Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua
kelompok berikut ini: biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
3) Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,
sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.
4) Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu
berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik
diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di
muka. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi
dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut
dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

6. Contoh Soal
PT Kenapa Kaya Manufakturing menggunakan sistem akuntansi job order cost. Informasi
berikut diambil dari catatan perusahaan setelah semua posting telah diselesaikan pada akhir
bulan Agustus:

Pekerjaan (job) Biaya Bahan Biaya Tenaga Biaya Unit Yang


yang selesai Baku Kerja Overhead Selesai
Langsung Pabrik
1234 Rp. 3.600.000 Rp. 4.000.000 Rp. 1.600.000 Rp. 400.000
5678 Rp. 2.400.000 Rp. 2.500.000 Rp. 1.000.000 Rp. 250.000
9012 Rp. 1.800.000 Rp. 2.000.000 Rp. 800.000 Rp 200.000
Diminta:

1. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik ke Barang Dalam Proses.
2. Hitunglah biaya produksi setiap job.
3. Buatlah ayat jurnal untuk mentransfer biaya barang yang telah selesai ke Barang Jadi.
4. Hitunglah biaya per unit setiap job.
5. Hitunglah harga jual per unit untuk setiap job dengan mengasumsikan kenaikan (mark
up) 30% dari biaya per unit.

Jawab:

1. Ayat jurnal pembebanan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrikasi ke Barang Dalam Proses (semua job)

Nama Akun Debet Kredit


Barang dalam proses Rp. 7.800.000
Persediaan bahan baku Rp. 7.800.000
Barang dalam proses Rp. 8.500.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 8.500.000
Barang dalam proses Rp. 3.400.000
Biaya overhead pabrikasi Rp. 3.400.000

2. Biaya Produksi setiap job

Pekerjaa Biaya Bahan Biaya Biaya Unit Yang Total


n (job) Baku Tenaga Overhead Selesai
yang Kerja Pabrik
selesai Langsung
1234 Rp. 3.600.000 Rp. 4.000.000 Rp. 1.600.000 Rp. 400.000 Rp. 9.600.000
5678 Rp. 2.400.000 Rp.2.500.000 Rp. 1.000.000 Rp. 250.000 Rp 6.150.000
9012 Rp. 1.800.000 Rp.2.000.000 Rp. 800.000 Rp. 200.000 Rp. 4.800.000
3. Ayat jurnal untuk mencatat biaya barang yang selesai ke barang jadi (semua job)

Nama Akun Debet Kredit


Persediaan Bahan Baku Rp. 7.800.000
Barang Dalam Proses Rp. 7.800.000
Biaya Tenaga Kerja Rp. 8.500.000
Barang Dalam Proses Rp. 8.500.000
Biaya Overhead Pabrikasi Rp. 3.400.000
Barang Dalam Proses Rp. 3.400.000

4. Biaya per unit setiap job

Pekerjaan (job) Unit Yang Selesai Total Biaya Biaya Per Unit
yang selesai Produksi
1234 Rp. 400.000 Rp. 9.600.000 24
5678 Rp. 250.000 Rp. 6.150.000 24,6
9012 Rp. 200.000 Rp. 4.800.000 24

5. Harga jual per unit untuk setiap job dengan mengasumsikan kenaikan (mark up) 30% dari
biaya per unit

Pekerjaan (job) Biaya Per Unit Mark Up 30% Harga Jual setelah
yang selesai Mark Up
1234 24 7,2 31,2
5678 24,6 7,38 31,98
9012 24 7,2 31,2

Anda mungkin juga menyukai