Disusun oleh :
Kelompok V
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Anggaran Kebutuhan Bahan Baku” dengan baik.
Makalah “Anggaran Biaya Overhead Pabrik ” ini sendiri berisikan tentang apa itu bahan
baku, apa saja fungsi dan tujuannya, dan bagaimana cara menyusun anggaran bahan baku.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalahini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Tim Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum menentukan anggaran biaya overhead pabrik, kita harus bisa menggolongkan
biaya overhead pabrik terlebih dahulu. Dengan adanya penggolongan, kita akan lebih mudah
dalam menentukan seberapa besar anggaran yang perlu disisihkan sebagai anggaran biaya
overhead pabrik sesuai dengan usaha di perusahaan kita. Biaya overhead pabrik dapat
digolongkan ke dalam tiga kriteria, yakni:
Bahan penolong yang dimaksud dalam hal ini adalah bahan yang tidak menjadi bagian
dari hasil produksi atau bahan yang nilainya relatif kecil dibandingkan harga keseluruhan
produk.
Tenaga kerja tak langsung yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik adalah tenaga
kerja perusahaan yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada
produk.
c. Biaya reparasi dan pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik adalah
biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies), dan harga jasa
yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan mesin
produksi, kendaraan, dan alat-alat perusahaan lainnya.
2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan
volume produksi.
a. Biaya overhead pabrik tetap, yakni biaya overhead pabrik yang tidak berubah
meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi.
b. Biaya overhead pabrik variabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah sebanding
dengan perubahan volume produksi.
c. Biaya overhead pabrik semivariabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah namun
tidak sebanding dengan perubahan volume produksi. Untuk memudahkan penentuan tarif
biaya overhead pabrik, biasanya biaya overhead pabrik semivariabel akan dipecah
menjadi dua unsur yakni biaya tetap dan biaya variabel.
Selain departemen produksi, sebuah perusahaan pasti memiliki departemen lain yang
dikategorikan sebagai departemen pembantu. Berdasarkan hubungannya dengan departemen-
departemen yang ada dalam perusahaan, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua
kelompok, yaitu:
Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik untuk pembebanan biaya
overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal sampai akhir proses.
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan atau departemen
produksi yang ada di perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead pabrik tergantung dari
tahapan atau departemen produksi yang ada.
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap aktivitas yang terjadi
dalam pembuatan produknya. Cara ini dikenal dengan Activity Based Costing (ABC).
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik didasarkan pada volume kegiatan yang akan
dilaksanakan di masa depan.
Selain rumus di atas, biaya overhead pabrik juga dapat dihitung berdasarkan jenis
perusahaan. Macam-macam penghitungan dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada
produk antara lain:
Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dan lebih
cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Beban
biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus:
Apabila harga pokok bahan baku sebagai dasar pembebanan, maka tarif biaya overhead
pabrik dapat dihitung dengan rumus:
Sebagai catatan, semakin besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah
produk, maka semakin besar pula biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada
produk. Metode ini terbatas penggunaannya karena adanya kemungkinan sebuah produk
dibuat dari bahan baku dengan harga yang mahal, sementara produk lain dibuat dari
bahan yang lebih murah. Dalam kasus seperti ini, jika pengerjaan kedua produk sama,
maka produk pertama akan menerima beban biaya overhead pabrik yang lebih tinggi
dibandingkan dengan produk yang kedua.
c. Biaya tenaga kerja
Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk
membebankan biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung. Tarif biaya
overhead pabrik dihitung dengan rumus:
Penting sebagai catatan, metode ini memiliki kelemahan karena biaya overhead pabrik
harus dilihat sebagai tambahan nilai produk. Jumlah biaya tenaga kerja langsung juga
dianggap meliputi upah tenaga kerja dari berbagai tingkatan yang ada dalam perusahaan.
Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat
produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung.
Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
e. Jam mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin maka dasar
yang dipakai membebankan adalah jam mesin.