Anda di halaman 1dari 8

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Diajukan untuk mata kuliah Penganggaran Perusahaan

Dosen pengampu Reza Muhammad Rizqi, M.AK

Disusun oleh :
Kelompok V

1. Indah Mulyati (17.01.031.050)


2. Eka Septrianisa (17.01.031.029)
3. Ena Ayunda (17.01.031.031)
4. Titi Rismayanti (17.01.031.120)
5. Terya Millah N (17.01.031.119)
6. Suci Dwita (17.01.031.113)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Anggaran Kebutuhan Bahan Baku” dengan baik.

Makalah “Anggaran Biaya Overhead Pabrik ” ini sendiri berisikan tentang apa itu bahan
baku, apa saja fungsi dan tujuannya, dan bagaimana cara menyusun anggaran bahan baku.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalahini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

Sumbawa, 10 Maret 2020

Tim Penulis
BAB II
PEMBAHASAN

 Pengertian Anggaran Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead costs) adalah biaya produksi yang tidak
masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Apabila suatu perusahaan
juga memiliki departemen-departemen lain selain departemen produksi maka semua biaya yang
terjadi di departemen pembantu tersebut (termasuk biaya tenaga kerjanya) dikategorikan sebagai
biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik biasanya muncul dari biaya-biaya yang harus
dikeluarkan untuk pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tak langsung, pengawasan
mesin produksi, pajak, asuransi, hingga fasilitas-fasilitas tambahan yang diperlukan dalam proses
produksi.

 Penggolongan Biaya Overhead Pabrik

Sebelum menentukan anggaran biaya overhead pabrik, kita harus bisa menggolongkan
biaya overhead pabrik terlebih dahulu. Dengan adanya penggolongan, kita akan lebih mudah
dalam menentukan seberapa besar anggaran yang perlu disisihkan sebagai anggaran biaya
overhead pabrik sesuai dengan usaha di perusahaan kita. Biaya overhead pabrik dapat
digolongkan ke dalam tiga kriteria, yakni:

1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya

Berdasarkan sifatnya, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi:

a. Biaya bahan penolong

Bahan penolong yang dimaksud dalam hal ini adalah bahan yang tidak menjadi bagian
dari hasil produksi atau bahan yang nilainya relatif kecil dibandingkan harga keseluruhan
produk.

b. Biaya tenaga kerja tak langsung

Tenaga kerja tak langsung yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik adalah tenaga
kerja perusahaan yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada
produk.
c. Biaya reparasi dan pemeliharaan

Biaya reparasi dan pemeliharaan yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik adalah
biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies), dan harga jasa
yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan mesin
produksi, kendaraan, dan alat-alat perusahaan lainnya.

2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan
volume produksi.

Penggolongan biaya overhead pabrik yang selanjutnya dibagi berdasarkan perilakunya


dalam hubungan dengan perubahan volume produksi. Perilaku biaya overhead pabrik ini dapat
dibagi menjadi tiga golongan:

a. Biaya overhead pabrik tetap, yakni biaya overhead pabrik yang tidak berubah
meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi.

b. Biaya overhead pabrik variabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah sebanding
dengan perubahan volume produksi.

c. Biaya overhead pabrik semivariabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah namun
tidak sebanding dengan perubahan volume produksi. Untuk memudahkan penentuan tarif
biaya overhead pabrik, biasanya biaya overhead pabrik semivariabel akan dipecah
menjadi dua unsur yakni biaya tetap dan biaya variabel.

3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen.

Selain departemen produksi, sebuah perusahaan pasti memiliki departemen lain yang
dikategorikan sebagai departemen pembantu. Berdasarkan hubungannya dengan departemen-
departemen yang ada dalam perusahaan, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua
kelompok, yaitu:

a. Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departemental overhead expenses),


yakni biaya overhead pabrik yang ada dalam sebuah departemen dan manfaatnya hanya
dapat dinikmati oleh departemen tersebut.

b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (indirect departemental overhead


expenses), yakni biaya overhead pabrik yang manfaatnya dapat dinikmati oleh lebih dari
satu departemen.
 Metode Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, perusahaan perlu memperhatikan jumlah
tarif biaya overhead pabrik yang akan digunakan. Terdapat tiga alternatif yang dapat perusahaan
digunakan untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, yaitu:

1. Plantwide Rate / Tarif Tunggal

Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik untuk pembebanan biaya
overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal sampai akhir proses.

2. Departemental Rate / Tarif Departementalisasi

Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan atau departemen
produksi yang ada di perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead pabrik tergantung dari
tahapan atau departemen produksi yang ada.

3. Activity Rate / Tarif Setiap Aktivitas

Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap aktivitas yang terjadi
dalam pembuatan produknya. Cara ini dikenal dengan Activity Based Costing (ABC).

 Menghitung Biaya Overhead Pabrik


Untuk bisa menghitung biaya overhead pabrik, terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan
oleh perusahaan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik

Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik didasarkan pada volume kegiatan yang akan
dilaksanakan di masa depan.

2. Memilih dan menaksir dasar pembebanan biaya overhead pabrik


Dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, dapat dipilih berdasarkan
satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, jam
mesin. Sementara itu faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembebanan biaya
overhead pabrik antara lain:

a. Memperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam


departemen produksi

b. Memperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan


hubungannya dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.

c. Menghitung tarif biaya overhead pabrik

Selain rumus di atas, biaya overhead pabrik juga dapat dihitung berdasarkan jenis
perusahaan. Macam-macam penghitungan dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada
produk antara lain:

a. Jumlah satuan produk

Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dan lebih
cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Beban
biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus:

b. Biaya bahan baku

Apabila harga pokok bahan baku sebagai dasar pembebanan, maka tarif biaya overhead
pabrik dapat dihitung dengan rumus:

Sebagai catatan, semakin besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah
produk, maka semakin besar pula biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada
produk. Metode ini terbatas penggunaannya karena adanya kemungkinan sebuah produk
dibuat dari bahan baku dengan harga yang mahal, sementara produk lain dibuat dari
bahan yang lebih murah. Dalam kasus seperti ini, jika pengerjaan kedua produk sama,
maka produk pertama akan menerima beban biaya overhead pabrik yang lebih tinggi
dibandingkan dengan produk yang kedua.
c. Biaya tenaga kerja

Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk
membebankan biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung. Tarif biaya
overhead pabrik dihitung dengan rumus:

Penting sebagai catatan, metode ini memiliki kelemahan karena biaya overhead pabrik
harus dilihat sebagai tambahan nilai produk. Jumlah biaya tenaga kerja langsung juga
dianggap meliputi upah tenaga kerja dari berbagai tingkatan yang ada dalam perusahaan.

d. Jam tenaga kerja langsung

Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat
produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung.
Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:

e. Jam mesin

Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin maka dasar
yang dipakai membebankan adalah jam mesin.

Anda mungkin juga menyukai