Disusun Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan atas karunia dan rahmat yang telah diberikan oleh Allah
SWT, Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Perhitungan Biaya
Overhead Pabrik”. Penulis membuat makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang telah
oleh dosen Bapak Toni Hidayat SE, M.Si serta sebagai bahan pembelajaran untuk menambah
ilmu penulis.
Dalam makalah yang berjudul “Perhitungan Biaya Overhead Pabrik” ini penulis akan
membahas beberapa materi seperti pengertian biaya overhead pabrik, Biaya-biaya yang
dikatakan dalam biaya overhead pabrik, dan Cara perhitungan biaya overhead pabrik.
Mungkin pada pembahasan kali ini terdapat kesalahan yang belum penulis ketahui.
Maka dari itu kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan makalah. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang memberikan bantuan dalam pembuatan
makalah ini.
Medan,Mei 2023
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................................2
A. Pengertian Biaya Overhead Pabrik (BOP)............................................................................................2
B. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik (BOP)......................................................................................2
C.Penentuan Biaya Overhead Pabrik (BOP).............................................................................................3
D. Langkah-langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik..................................................................4
E. Perhitungan Biaya Overhead Pabrik…………………………………………………………………………………………………5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Biaya overhead pabrik atau yang biasa disebut dalam bidang bisnis ialah BOP adalah
suatu biaya opersional yang dikeluarkan oleh perusahaan namun biaya tersebut tidak
berkaitan langsung atas biaya-biaya yang dikeluarkan atas proses suatu produksi di
perusahaan. Setiap pabrik harus mencatat dan menghitung biaya overhead pabrik agar dapat
membantu suatu perusahaan dalam mengawasi pengeluaran dalam bisnis secara
keseluruhan. Perhitungan ini juga untuk menghitung harga pokok produksi (HPP) agar lebih
akurat dan efisien.
Dalam perhitungan biaya overhead pabrik. Saat ini masih ada banyak perusahaan
yang kurang dalam memperhatikan biaya overhead pabrik yang ada diperusahaannya. Hal ini
membuat beberapa masalah yang terjadi didalam perusahaan sehingga perusahaan dapat
mengalami kemunduran dan bahkan dalam ancaman kebangkerutan. Oleh karna itu kali ini
penulis akan membahas masalah biaya overhead pabrik sebagai pembelajaran bagi penulis
maupun pembaca agar lebih memahami biaya overhead pabrik dalam membangun suatu
usaha.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang dibahas diatas, penulis dapat merumuskan beberapa
masalah yang akan di bahas dalam makalah ini sebagai berikut ini:
C. Tujuan
Dari rumusan yang telah dibuat oleh penulis maka penulis dapa membuat tujuan dari
pembuatan makalah ini,yaitu:
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Mulyadi (2018) biaya overhead pabrik adalah semua biaya untuk
memproduksi suatu produk selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung yaitu bahan
tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya tidak langsung lainnya.
Terdapat beberapa dasar yang dipakai untuk pembebanan biaya overhead pabrik kepada
produk, diantaranya adalah :
a. Unit poduksi
b. Biaya bahan baku langsung
c. Upah langsung
d. Jam kerja langsung
e. Jam mesin
2
2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan
perubahan
1. Kapasitas teoritis yakni kapasitas pabrik atau suatu departemen untuk menghasilkan
produk pada kecepatan penuh tanpa henti selama jangka waktu tertentu atau berproduksi
pada tingkat seratus persen tanpa ada hambatan. Kapasitas ini sulit tercapai bahkan tidak
mungkin tercapai, tetapi bagi Sebagian manajemen kapasitas ini memberikan manfaat
untuk mengukur pencapaian kapasitas peusahaan dalam upaya melakukan sejumlah
perbaikan. Contohnya adalah biaya reparasi yang dikerjakan pihak eksternal, biaya listrik
PLN, biaya air, dan lain-lain.
2. Kapasitas praktis adalah kapasitas teoretis dikurangi kerugian waktu yang tidak dapat
dihindari karena kendala internal perusahaan. Karena sangat tidak mungkin satu pabrik
dijalankan pada kapasitas teoritis, maka diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu
dalam penentuan kapasitas, seperti:
a) Penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena adanya reparasi mesin,
3
b) Tertundanya kedatangan bahan baku dan suku cadang,
c) Hari-hari libur,dan
d) Ketidakefisienan.
Untuk menentukan kapasitas praktis, kapasitas teoritis dikurangi karena alasan di pabrik.
Dalam penentuan kapasitas praktis dalam belum diperhitungkan sebab-sebab yang berasal
dari luar perusahaan, misalnya penurunan permintaan produk.
1. Siapkan anggaran overhead pabrik. Dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik,
perhatian harus diberikan pada tingkat aktivitas (kapasitas) yang menjadi dasar
penyusunan perkiraan biaya overhead pabrik.
2. Pilih kriteria untuk menetapkan pabrik di atas ke produk. Beberapa dasar yang berbeda
dapat digunakan untuk menentukan biaya manufaktur produk, yaitu:
a. unit produksi
b. Biaya bahan baku
c. Biaya tenaga kerja langsung
d. Waktu kerja langsung
e. jam mmesin
4
3. Faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan saat memilih metode pembayaran:
a) Perlu diketahui bahwa pabrik yang dominan di atas ada pada bagian produksi.
b) Penting untuk mempertimbangkan keuntungan superior dari instalasi dan hubungan erat
antara karakteristik ini dan beban yang diterapkan.
a. Satuan produk
Model ini merupakan metode yang paling sederhana dan secara langsung
menunjukkan biaya overhead pabrik dalam produk. Overhead manufaktur untuk setiap
produk dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Contoh 1:
Contoh 2:
Contoh 3:
5
sebesar: (Rp 1.000.000 : Rp5.000.000) x 100% = 20% dari biaya tenaga kerja
langsung yang dipakai.
Jadi misalnya suatu pesanan menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebesar
Rp20.000 (dapat dilihat pada kartu harga pokok dalam kolom biaya tenaga kerja langsung),
maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar: 20% x Rp 20.000 = Rp4.000.
Contoh 4:
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran: Rp 2.000.000. Taksiran jam
tenaga kerja langsung selama 1 tahun Anggaran tersebut: 1.000/jam. Tarif biaya overhead
pabrik sebesar: (Rp 2.000.000 : 1.000) = Rp 2.000 per jam tenaga kerja langsung.
Jadi misalnya suatu pesanan menggunakan jam tenaga kerja langsung sebanyak 200
jam (dapat dilihat pada kartu harga pokok dalam kolom biaya tenaga kerja langsung), maka
pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar: Rp 2.000 x 200 = Rp 400.000.
e. Jam mesin
Contoh 5:
Contoh 6:
6
Berikut ini adalah data yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh PT. Izath Sentosa untuk
bulan maret 2013:
a. Biaya gaji pengawas produksi tetap sebesar Rp.4.000.000,- per bulan. Biaya gaji pengawas
produksi yang dialokasikan ke Departemen Perakitan dan Departemen Penyelesaian dibagi
secara merata.
b. Biaya tetap untuk perawatan mesin sebesar Rp.2.000.000,- perbulan dialokasikan
berdasarkan jumlah mesin yang terdapat di tiap departemen. Biaya variable untuk perawatan
mesin untuk kedua departemen sebesar Rp.1.000,- perjam.
c. Biaya tetap untuk sewa pabrik sebesar Rp.6.000.000,- perbulan dialokasikan berdasarkan
luas bangunan yang dipakai oleh tiap departemen.
d. Biaya listrik yang bersifat variable untuk setiap pemakaian mesin perjam adalah Rp.3.000,-.
Tinggi atau rendahnya biaya listrik untuk setiap departemen ditentukan oleh waktu pekaian
mesin. Biaya listrik yang bersifat tetap sebesar Rp.4.000.000,- dialokasikan ke tiap
departemen dengan proporsi 60% untuk Dep.Perakitan dan 40% untuk Dep. Penyelesaian.
e. Biaya asuransi tetap pegawai pabrik sbesar Rp.5.000.000,- perbulan dialokasikan ke tiap
departemen berdasarkan BTKL per departemen perbulanya.
Berikut adalah tabel yang diperlukan untuk mengalokasikan BOP untuk Dep. Perakitan
dan Dep. Penyelesaian untuk bulan maret 2013:
Departemen Departemen
Keterangan
Perakitan Penyelesaian
Jumlah mesin 5 15
Jumlah jam mesin 1.500 2.000
Jumlah luas pabrik 1.000 m2 2.000 m2
Biaya tenaga kerja langsung Rp.1.380.000,- Rp.522.000,-
PENYELESAIAN
PT. IZATH SENTOSA
ANGGARAN BOP
Untuk Periode yang Berakhir Pada 31 Maret 2013
Biaya FOH Variabel Biaya FOH Fixed Total
Departemen Perakitan
7
(1)
Biaya gaji supervisor - 2.000.000 2.000.000
(2)
Biaya perawatan mesin 1.500.000 500.000 2.000.000
(3)
Biaya sewa pabrik - 2.000.000 2.000.000
(5) (4)
Biaya listrik 4.500.000 2.400.000 6.900.000
(6)
Biaya asuransi - 3.571.430 3.571.430
Total 6.000.000 10.471.430 16.471.430
Biaya FOH Variabel Biaya FOH Fixed Total
Departemen Penyelesaian
(1)
Biaya gaji supervisor - 2.000.000 2.000.000
(2)
Biaya perawatan mesin 2.000.000 1.500.000 3.500.000
(3)
Biaya sewa pabrik - 4.000.000 4.000.000
(5) (4)
Biaya listrik 6.000.000 1.600.000 7.600.000
(6)
Biaya asuransi - 1.428.570 1.428.570
Total 8.000.000 10.528.570 18.528.570
Keterangan:
(1) Biaya gaji dibagi secara merata
- Biaya gaji Dep. Perakitan 4.000.000:2 = 2.000.000
- Biaya gaji Dep Penyelesaian 4.000.000:2 = 2.000.000
(2) Biaya Perawatan mesin berdasar jumlah mesin yang ada tiap departemen
- Dep. Perakitan = 1000 x 1500 = Rp1.500.000
- Dep. Penyelesaian = 1000 x 2000 = Rp2.000.000
(3) Biaya sewa pabrik tetap berdasarkan luas setiap departemen
- Dep. Perakitan = 1000 : 3000 x 6.000.000 = Rp2.000.000
- Dep. Penyelesaian = 2000 : 3000 x 6.000.000 = Rp4.000.000
(4) Biaya Listrik Tetap
- Dep. Perakitan = 60% x 4.000.000 = Rp. 2.400.000
- Dep. Penyelesaian = 40% x 4.000.000 = Rp.1.600.000
(5) Biaya Listrik Variabel
- Dep. Perakitan = Rp.3.000 x Rp.1.500 = Rp.4.500.000
- Dep. Penyelesaian = Rp.3.000 x Rp.2.000 = Rp.6.000.000
a. Unit poduksi
b. Biaya bahan baku langsung
c. Upah langsung
d. Jam kerja langsung
e. Jam mesin
Menyusun anggaran biaya overhead pabrik Pada awal periode akuntansi, penyusunan
anggaran biaya overhead pabrik untuk setiap elemen biaya dikelompokkan menjadi biaya
variabel dan biaya tetap. Menurut Mulyadi (2018) dalam menyusun anggaran biaya overhead
pabrik harus diperhatikan tingkat kapasitas produksi yang disesuaikan dengan kemampuan
perusahaan, Menurut Agus Purwaji dkk (2016) jika tingginya kapasitas akan sulit dicapai
oleh pelaksana, sebaliknya rendahnya kapasitas tidak akan memberikan manfaat upaya untuk
mengendalikan besarnya biaya.
B. Saran
Semoga dengan makalah ini pembaca baik pun penulis dapat menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan kita khususnya tentang materi Biaya Overhead Pabrik, Penulis
berharap dengan makalah ini kita sebagai orang yang terpelajar sekaligus mahasiswa jurusan
Manajemen tidak hanya dapat berintraksi dan mencari relasi tetapi juga mampu menguasai
konsep yang ada dalam makalah ini dan mengembangkannya lebih jauh lagi dalam
pemahaman yang lebih mendetail. Sehingga dengan mempelajarinya kita dapat menunjang
perjalanan karir atau pun bisnis kita agar menjadi lebih berkembang.
9
Daftar Pustaka
Handayani Eny. ”Penyusunan dan Pengendalian Anggaran Biaya Overhead Pabrik”. Skripsi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 2004
https://repository.unikom.ac.id/67703/1/5.%20AKBI%20OVERHEAD.pptx
10