Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN


Makalah ini dibuat guna untuk memenuhi tugas kuliah Akuntansi Biaya
Dosen Pengampu
Meutia Layli, S.E.,M.AK

Oleh :
Adiba Zalfa Ramadani 192300034
Eva Nur Eviyana 192300037
Ike Nurjanah 192300051

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan taufiq serta hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan bentuk dan isi yang sangat
sederhana sehingga akan memberikan kemudahan bagi pembacanya. Makalah ini disusun atas
dasar silabus Mata Kuliah Akuntansi Biaya dengan topik “Perhitungan Biaya Berdasarkan
Pesanan”. Penyusunan makalah ini ditujukan sebagai pemenuhan tugas dari Mata Kuliah
Akuntansi Biaya yang diampu oleh Ibu Meutia Layli, S.E., M.AK.

Kami berharap makalah ini mampu menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca dan
sebagai ajang dalam peningkatan kualitas dari penulis. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat terbuka
akan adanya kritik dan saran yang membangun guna meningkatkan kualitas kepenulisan. Selain
itu, kritik dan saran dapat kami jadikan sebagai pembelajaran untuk kepenulisan selanjutnya.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Alloh SWT membalasnya dan
senantiasa merahmati serta seridhoi disetiap langkah yang kita lakukan.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………….... ii

Daftar Isi .............................................................................. ...................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Perhitungan Biaya………………………………………... 2

B. Peranan Strategis Perhitungan Biaya…………………………… 2

C. Biaya overhead pabrik…………………………………………… 3

D. Biaya Tenaga Kerja…………………………………………………………. ..5

E. Biaya Bahan Baku…………………………………………………………… ..8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan….................................................................................. 10

Daftar Pustaka……………………………………………………… 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan dengan sistem pelaporan tenaga
kerja danbahan baku dalam waktu nyata untuk memberikan kemampuan menghitung
bahan baku dantenaga kerja secara akurat pada titik tertentu dalam proses produksi,
penting untuk mengelola proses pesanan serta meningkatkan pelayanan pelanggan.
Agar permintaan biaya berdasarkan pesanan menjadi efektif, pesanan harus
dapat diidentifikasikan secara terpisah. Agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan
pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus terdapat perbedaan penting dalam
biaya perunit suatu pesanan dengan pesanan lain. Misalnya saja, jika suatu percetakan
secara simultan mempersipakan pesanan untuk label, kertas kado berwarna, dan gambar
tempel, maka selain pesanan-pesanan tersebut dapat dengan mudah dibedakan
berdarkan tampilan fisiknya, biaya dari pesanan-pesanan tersebut juga berbeda,
sehingga perhitungan biaya berdarkan pesanan juga digunakan.
B. Rumusan Masalah
 Bagaimana system perhitungan biaya
 Apa pengertian biaya overhead
 Apa pengertian biaya tenaga kerja
 Apa pengertian biaya bahan baku

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Perhitungan Biaya


Perhitungan biaya (costing) merupakan proses pengumpulan,
pengelompokan, dan pembebanan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik pada produk, jasa atau proyek.
Dalam mengembangkan sistem perhitungan biaya tertentu agar sesuai
dengan perusahaan tertentu, akuntan manajemen harus membuat tiga pilihan, salah
satu dari masing-masing ketiga pilihan mengikuti karakteristik metode perhitungan
biaya sebagai berikut :
 Metode akumulasi biaya (cost accumulation method) perhitungan biaa
berdasarkan pesanan (job costing), perhitungan biaya berdasarkan proses
(process cossting), atau perhitungan biaya berdasarkan gabungan (joint costing).
 Metode pengukuran biaya (cost measurement method), perhitungan biaya actual,
nomal, atau standar (actual, normal, or standard costing system).
 Metode pembebanan overhead (overhead assignment method) berdasarkan
volume (volumebased costing) atau berdasarkan aktivitas (activity based
costing).
B. Peranan Strategis Perhitungan Biaya
Perusahaan memerlukan informasi biaya produk yang akurat, terlepas dari
strategi kompetitif mereka. Untuk dapat memperoleh informasi biaya yang tepat
waktu dan akurat ini, perusahaan perlu memilih sistem biaya yang sesuai dengan
strategi kompetitifnya. Karena biaya yang akurat sangat penting, perusahaan
tersebut mungkin menggunakan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, yang lebih
akurat daripada metode pembebanan biaya overhead berdasarkan volume.
Jenis perusahaan komoditas atau dengan strategi kepemimpinan biaya dapat
dengan baik menggunakan system biaya yang mengombinasikan elemen-elemen
perhitungan biaya berdasarkan proses, perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, dan
perhitungan biaya standar.

2
C. Biaya overhead pabrik
1. Pengertian Biaya Overhead Pabrik dan Karakteristik Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi selain bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai bahan
tidak langsung, buruh tidak langsung, dan biaya-biaya lainnya yang tidak secara
mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil
produksi, atau tujuan akhir biaya tertentu seperti kontrak-kontrak pemerintah.
Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang harus dipertimbangkan
dalam pembebanannya sebagai hasil produksi secara layak. Karakteristik
ini menyangkut hubungan khusus antara overhead pabrik dengan (Carter dan Usry,
2006: 411):
1) Produk itu sendiri
Karakteristik pertama dalam hubungannya dengan produk itu sendiri.
Berbeda dengan bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik merupakan bagian yang tidak berwujud dari barang jadi.
Tidak ada surat permintaan bahan ataupun kartu jam tenaga kerja yang
dipergunakan untuk menyatakan jumlah biaya overhead pabrik seperti
pada perlengkapan pabrik atau tenaga kerja tidak langsung yang
diperhitungkan dalam suatu pekerjaan atau produk.
2) Jumlah volume produksi
Karakteristik kedua menyangkut perubahan sebagian unsur biaya
overhead karena adanya perubahan volume produksi yaitu overhead bisa
bersifat tetap, variabel atau semi variabel. Biaya overhead tetap secara
relatif tetap konstan, biarpun ada perubahan dalam volume produksi,
sedangkan overhead tetap per unit output akan bervariasi berlawanan
dengan volume produksi. Overhead variabel variasi secara sebanding
dengan output produksi. Overhead semi variabel bervariasi, tetapi tidak
sebanding dengan unit yang diproduksi. Apabila volume produksi berubah,
efek gabungan dari berbagai pola overhead yang berbeda ini dapat
mengakibatkan biaya pabrika per unit berfluktuasi besar.
2. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik

3
Penggolongan biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara,
yaitu (Mulyadi, 1990: 55-57):
1) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya
overhead pabrikadalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya
overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapagolongan berikut ini :
a. Biaya Bahan Penolong
b. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
c. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan
pengeluaran uang tunai.
2) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam
hubungan dengan perubahan volume produksi.
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik
dapat dibagi menjadi tiga golongan:
 Biaya Overhead Pabrik Tetap, adalah biaya overhead pabrik yang
tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.
 Biaya Overhead Pabrik Variabel, adalah biaya overhead pabrik yang
berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
 Biaya Overhead Pabrik Semivariabel, adalah biaya overhead pabrik
yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Untuk keperluan penentuan tarif biaya overhead pabrik dan untuk
pengendalian biaya, biaya overhead pabrik yang bersifat semivariabel
dipecah menjadi dua unsur: biaya tetap dan biaya variabel.
3) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan
departemen.

4
Jika disamping memiliki departemen produksi, perusahaan juga memiliki
departemen pembantu (seperti misalnya departemen pembangkit tenaga
listrik, departemen bengkel dan departemen air).
Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada
dalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua
kelompok:
a. Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departemental
overhead expenses), adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam
departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen
tersebut.
b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (indirect
departemental overhead expenses), adalah biaya overhead pabrik yang
manfaatnya dinikmati oleh lebih satu departemen.
3. Metode Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik, perusahaan perlu
memperhatikan jumlah tarif biaya overhead pabrik yang akan digunakan. Ada
tiga alternatif yang dapat digunakan yaitu :
1. Plantwide Rate / Tarif Tunggal
Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik untuk
pembebanan biaya overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal
proses sampai akhir.
2. Departemental Rate / Tarif Departementalisasi
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan
atau departemen produksi yang ada di perusahaan. Jumlah tarif biaya
overhead pabrik tergantung dari tahapan atau departemen produksi yang ada.
3. Activity Rate / Tarif Setiap Aktivitas
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap
aktivitas yang terjadidalam pembuatan produknya. Cara ini dikenal dengan
Activity Based Costing (ABC)
D. Biaya Tenaga Kerja
 Definisi Biaya Tenaga Kerja

5
Biaya tenaga kerja dapat diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan
untuk membayar para pekerja dan pegawai yang bekerja pada suatu perusahaan.

Biaya tenaga kerja dapat dikelompokkan ke dalam beberapa golongan, antara lain:

1. Penggolongan biaya tenaga kerja berdasarkan fungsi pokok perusahaan: yang


terdiri dari fungsi produksi dan fungsi non produksi. dengan demikian biaya
tenaga kerja terdiri dari biaya tenaga kerja produksi yakni biaya
tenaga kerja yang dibayarkan pada para pekerja di bagian produksi, dan biaya
tenaga kerja non produksi. Karena fungsi non produksi terdiri dari fungsi
pemasaran dan fungsi administrasi umum, maka biaya biaya tenaga kerja non
produksi terdiri dari biaya tenaga kerja pemasaran dan biaya tenaga kerja
administrasi dan umum. Biaya tenaga kerja produksi pada akhirnya akan
membentuk harga pokok produk dan biaya tenaga non produk akan masuk
sebagai biaya operasi.
2. Penggolongan biaya tenaga kerja berdasarkan departemen: Seperti kita
ketahui bahwa setiap perusahaan selalu memiliki departemen-departemen
pada bidang yang berbeda misalnya, departemen teknik, departemen mesin,
departemen pemeliharaan, dan lainnya.
3. Penggolongan berdasar jenis pekerjaannya yaitu: biaya tenaga kerja yang
dibedakan dari jenis pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja, seperti
mandor, operator, administrator, dan lainnya.untuk kepentingan perhitungan
harga pokok produksi, biaya tenaga kerja di pabrik dapat dipisahkan menjadi
biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya
tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar
tenaga kerja yang langsung menangani proses produksi. sedangkan biaya
tenaga kerja tidak langsung biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga
kerja di pabrik yang tidak menangani secara langsung proses produksi.
Biaya tenaga kerja langsung.
4. Penggologan berdasarkan hubungan dengan produk: pada penggolongan ini
tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak
langsung. Tenaga kerja lansgung disini adalah tenaga kerja yang secara

6
langsung ikut dalam memproduksi produk tersebut, sedangkan tenaga tidak
langsung adalah tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung.
 Dasar Perhitungan Upah
Upah yang dibayarkan kepada karyawan ditentukan sedemikian rupa,
sehingga upah yang dietrima karyawan besarnya sudah sesuai dengan hak yang
seharusnya meraka dapatkan. Dengan demikian perusahaan harus memiliki
catatan lengkap yang berkaitan dengan kegiatan para pekerjanya, misalnya jumlah
kerja, jam masuk karyawan, jam pulang karyawan, lama lembur dll. Oleh karena
itu, perusahaan perlu menyediakan kartu jam kerja yang digunakan untuk
monitoring jumlah jam kerja dari masing-masing pekerja.
Seperti contoh dibawah ini:

Pada perusahaan besar kebanyakan sekarang sudah menggunakan mesin


absensi. Dengan dasar kartu presensi tersebut akan direkap oleh bagian personalia.
Setelah kita menghitung banyaknya waktu kerja dari karyawan tersebut yang
selanjutnya kita lakukan adalah menentukan besarnya upah yang akan diterima
oleh karyawan tersebut. Disni terdapat 3 dasar penentuan upah karyawan yaitu:
a. Tarif berdasarkan jam kerja:
Jika seorang pekerja diberikan upah berdasarkan jam kerjanya, maka
besarnya upah kotor yang akan dibayarkan kepada pekerja tersebut sebesar
jumlah jam kerjnya, termasuk jam lembur dan dikalikan dengan tarif upah per
jam kerja

Upah Kotor = Jumlah jam kerja x Tarif/Jam

Misalnya ada seorang buruh harian yang bekerja selama 5 jam perhari dengan
upah sebesar Rp 35.000/jam

7
Jadi, upah yang diterima sebanyak 5jam x Rp 35.000 = Rp 175.000
b. Tarif berdasarkan hasil produksi:
Apabila sebuah perusahaan menggunakan tarif berdasarkan jumlah unit
hasil produksi, maka jumlah upah kotor yang diterima oleh pekerja adalah
sebesar unit produksi yang dihasilkan oleh masing-masing pekerja kemudian
dikalikan dengan tarif upah per unit.

Upah Kotor = Jumlah unit yang dihasilkan x tarif per unit

Pada umumnya dalam pengupahan berdasarkan unit produksi ini, terdapat


upah minimumnya. Misalnya upah minumnya Rp 200.000/minggu. Lalu ada
karyawan bernama budi yang pada minggu tersebut hanya mendapatkan Rp
175.000 maka budi akan mendapatkan upah sebesar jumlah upah
minimumnya yaitu sebesar Rp 200.000
c. Tarif berdasarkan insentif
Dibeberapa perusahaan, seringkali merangsang para karyawannya gar
lebih produktif lagi, maka dari itu perusahaan mengambil kebijakan untuk
memberikan intensif. Pada dasar ini, upah kotor akan dibayarkan sebesar
upah standar ditambah dengan insentif tertentu. Insentif ini diberikan karena
karyawan misalnya mampu memproduksi lebih dari jumlah standar yang
telah ditetapkan. Misalnya jumlah produksi yang ditetapkan 500 unit per hari
( 7 jam kerja) dengan tarif per jam Rp 2.500 dan akan mendapatkan insentif
sebesar Rp 75,- per unit produk kelebihan dari standar, jika bagas pada hari
itu bisa menghasilkan 550 unit maka upah yang diterima pada hari itu
sebesar:
Upah normal = 7 x Rp 2.500 = Rp 17.500
Insentif = (550-500) x Rp 75,- = Rp 3750
Total = Rp 21.250

E. Biaya Bahan Baku


 Pengertian Biaya bahan Baku.

8
Biaya bahan baku adalah salah satu unsur penting biaya produksi selain
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (BOP). Pengelolaan
biaya bahan baku sangat penting, karena akan mempengaruhi harga produk
yang dijual. Harga jual produk akan menentukan volume penjualan, dan pada
akhirnya akan mempengaruhi pendapatan serta LABA RUGI perusahaan.

Oleh karena itu sebagai pengelola usaha perlu mengetahui, memahami dan
menerapkan pengelolaan biaya bahan baku atau raw material yang baik dan
benar, sejak pengadaan, penyimpanan hingga produk sampai di tangan
konsumen. Dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya
mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja tetapi juga
mengeluarkan:

 Biaya-biaya pembelian
 Biaya pergudangan, dan
 Biaya-biaya perolehan lain.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari perhitungan biaya
berdasarkan pesanan yaitu biaya produksi untuk menentukan harga pokok
produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada system order atau
pesanan. Dalam system perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk
setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau
perusahaan akan membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing
pesanan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Edward J. Blocher, David E. Stout, & Gary Cokins, Edisi 5 I Buku 1 Manajemen
Biaya.
Wadiyo, S.E. 2021, Pengertian Bahan Baku
https://manajemenkeuangan.net/biaya-bahan-baku/

11

Anda mungkin juga menyukai