Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PRILAKU KONSUMEN TERKAIT KELANGKAAN MINYAK GORENG

Nama : Eva Nur Eviyana (192300037)


Ulil Chasanah (192300049)

Analisis prilaku konsumen mengenai kelangkaan minyak goreng di berbagai daerah


Kelangkaan ini terjadi karena ketidak lancaran pada aliran distribusi minyak goreng yang berjalan
tidak lancar, kelangkaan ini juga di sebabkan karena adanya kenaikan dari sisi permintaan dan terjadi
penurunan dari sisi penawaran, serta kelangkaan ini juga terjadi karena adanya fenomena panic buying
yang mengakibatkan beberapa daerah di Indonesia termasuk warga di jateng rela mengantri berjam-
jam demi mendapatkan minyak goreng curah seharga Rp 10.500/kg. Sedangkan dibojonegoro Jawa
Timur warga hanya boleh membeli maksimal 2liter/orang. Serta di kota lain seperti kota bau-bau
Sulawesi Tenggara puluhan ibu-ibu berebut minyak goreng di salah satu pusat perbelanjaan yang
mengakibatkan ada sejumlah kemasan minyak goreng yang sobek dan tumpah kelantai sehingga
menyebabkan pengelola pusat perbelanjaan menyebut saat ini setok minyak goreng telah habis.
Dapat dilihat bahwa prilaku konsumen dari berita tersebut warga sangat lah membutuhan minyak
goreng karena minyak goreng ini termasuk salah satu kebutuhan pokok atau merupakan salah satu
dari sembako (sembilan bahan pokok) sehingga para warga di beberapa wilayah sangat antusias
bahwa rela mengantri demi mendapatkan minyak goreng tersebut.
Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini
Gambar 1.
Pada gambar diatas ini dapat dilihat bahwa di daerah Semarang, Jawa Tengah puluhan warga rela
mengantri demi mendapatkan minyak goreng curah. Ratusan jerigen ukuran kecil dan besar berjejer
dengan rapi di halaman pasar sampangan baru kota semarang. Tidak sedikit para masyarakat yang
mayoritas pedagang sembako dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) turut mengantre di
sana. Bahkan terdapat salah satu di antara pelaku UMKM rela mengantre sejak pukul 08.00 WIB demi
mendapatkan minyak dengan membawa dua jerigen ukuran 9 liter dari rumahnya.

Gambar 2.

Sedangkan pada gambar di atas itu di jelaskan bahwa di daerah Bojonegoro,Jawa Timur terdapat
3.000-an warga rela mengantre demi mendapatkan minyak goreng dengan harga murah di sebuah
operasi pasar yang di gelar oleh pemerintah. Sayangnya warga hanya dijatah maksimal boleh membeli
2liter setiap orangnya.
Gambar 3.

Pada gambar di atas tersebut dapat dilihat bahwa di kota Baubau Sulawesi Tenggara, ratusan
warga berebut minyak goreng di pusat perbelanjaan, sehingga setiap warga yang membeli minyak
goreng di batasi agar warga yang mengantri mendapatkan secara merata.

Gambar 4.

Sedangkan pada gambar yang terakhir terdapat di kota bandung, Jawa barat yang mana pada
gambar ini menjelaskan bahwa di kota bandung masih mengalami kelangkaan minyak goreng baik di
pasar tradisional maupun minimarket. Para pedagang di kota bandung mengalami kesulitan untuk
mendapatkan suplai minyak goreng baik curah atau kemasan.

Perilaku Konsumen yang dapat dilihat dari berbagai berita bahwa para warga melibatkan diri
mereka untuk mengantri guna membeli minyak goreng untuk di gunakan dalam kebutuhan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai