Anda di halaman 1dari 6

SESI 14 OTORITAS MONETER DAN JASA KEUANGAN

A. Pokok Bahasan

1. Arsitektur Perbankan Indonesia (API)

2. Peran Bank Indonesia dalam Stabilitas Keuangan

3. Otoritas Moneter di Indonesia

4. Otoritas Jasa Keuangan

5. Penilaian Kesehatan Bank

6. Perkembangan Perbankan di Indonesia

B. Deskripsi Singkat Pokok Bahasan

Setelah mempelajari ini, mahamasiswa diharapkan dapat memahami Pengertian


Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Peran Bank Indonesia dalam Stabilitas Keuangan,
Otoritas Moneter di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Penilaian Kesehatan Bank dan
Perkembangan Perbankan di Indonesia

C. Kompetensi Umum
Memahami tentang tentang Konsep dan Teori Otoritas Moneter dan Jasa Keuangan

D. Kompetensi Khusus

1. Ketepatan menjelaskan Arsitektur Perbankan Indonesia (API)

2. Ketepatan menjelaskan Peran Bank Indonesia dalam Stabilitas Keuangan

3. Ketepatan menjelaskan Otoritas Moneter di Indonesia


4. Ketepatan menjelaskan Otoritas Jasa Keuangan

5. Ketepatan menjelaskan Penilaian Kesehatan Bank

6. Ketepatan menjelaskan Perkembangan Perbankan di Indonesia

E. Uraian Materi

Pesatnya laju perekonomian dunia dewasa ini menyebabkan fungsi lembaga keuangan
bergerak maju, tidak hanya sebagai tempat menyimpan uang tetapi juga menjadi sarana
penentu dalam pembangunan. Peranan Bank dan atau lembaga keuangan lainnya
adalah dalam rangka menjalankan amanat dalam pembukaan UUD Tahun 1945 tentang
tujuanNegara. Peran yang dimiliki oleh Bank Indonesia utamanya sebagai penyelenggara
otoritas moneter di Indonesia menyebabkan Bank Indonesia memiliki kewenangan dalam
hal menjaga stabilitas moneter dan stabilitas keuangan

Oleh karena itu, melalui UU Nomor 21 tahun 2011 Pemerintah bersama dengan Dewan
Perwakilan Rakyat membentuk sebuah Undang-Undang tentang Otoritas Jasa
Keuangan yang secara umumnya “sedikit” mengambil alih fungsi dari Bank Indonesia
utamanya dalam

penyelenggaraan sampai dengan pengawasan Jasa Keuangan.

Arsitektur Perbankan Indonesia (API)

Arsitektur Perbankan Indonesia (disingkat API) adalah kerangka dasar sistem perbankan
Indonesia yang diluncurkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tanggal 9 Januari 2004.
API diluncurkan sebagai salah satu upaya Pemerintah dan Bank Indonesia dalam rangka
membangun kembali perekonomian Indonesia melalui penerbitan buku putih Pemerintah
sesuai dengan Inpres No. 5 Tahun 2003, di mana API menjadi salah satu program utama
dalam buku putih tersebut.
Visi Arsitektur Perbankan Indonesia adalah menciptakan sistem perbankan yang sehat,
kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan nasional dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk merealisasikan pencapaian visi API
tersebut makan
ditetapkan 6 pilar API. Keenam pilar API tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan struktur domestik yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu
pada standar internasional.

3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta
memiliki ketahanan dalam menghadapi resiko
4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal
perbankan nasional.
5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri
perbankan
yang sehat.
6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.
Peran Bank Indonesia dalam Stabilitas Keuangan

Bank indonesia adalah bank sentral yang mengatur dan menstabilkan sistem keuangan
yang ada di indonesia, tugas utama dari bank indonesia menstabilkan moneter dan juga
untuk menstabilkan sistem keuangan negara. Apabila bank indonesia berhasil menjaga
stabilitas moneter namun tidak diikuti dengan keberhasilan dalam menstabilkan sistem
keuangannya, maka keberhasilan tersebut tidak memiliki banyak arti dalam
pembangunan perekonomian yang ada di Indonesia.

Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas
sistem keuangan itu adalah:
1. Bertugas menjaga kestabilan moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam
operasi pasar terbuka.
2. Memiliki peran penting dalam memproduksi kinerja keuangan yang sehat, khususnya
pada bagian perbankan.
3. Memiliki hak dan wewenang untuk mengatur serta menjaga sistem pembayaran.
4. Melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses
informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan.
5. Bank Indonesia berfungsi sebagai jaringan pengaman sistim keuangan negara melalui
fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR).
Otoritas Moneter di Indonesia

Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk mengendalikan
jumlah uang yang beredar pada suatu negara dan memiliki hak untuk menetapkan suku
bunga dan parameter lainnya yang menentukan biaya dan persediaan uang.

Umumnya otoritas moneter adalah bank sentral, meskipun kadang kala lembaga
eksekutif pemerintah mempunyai hak tertinggi untuk menetapkan kebijakan moneter
dengan cara mengendalikan bank sentral. Ada berbagai jenis otoritas moneter lainnya,
seperti dibentuknya satu bank sentral untuk beberapa negara, terdapatnya suatu dewan
yang mengontrol jumlah uang yang beredar terhadap mata uang lain, dan juga
diperbolehkannya beberapa entitas untuk mencetak uang kertas ataupun uang logam.

Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan atau lebih dikenal dengan istilah OJK, adalah sebuah lembaga
pengawasan jasa keuangan yang independen dan mengawasi industri perbankan, pasar
modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. Tujuan
dibentuknya OJK yaitu untuk mengatasi kompleksitas keuangan global dari ancaman
krisis, menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan, dan mencari efisiensi di sektor
perbankan dan keuangan lainnya.

1. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan:


a. Mengawasi aturan main yang sudah dijalankan dari forum stabilitas keuangan.
b. Menjaga stabilitas sistem keuangan.
c. Melakukan pengawasan non-bank dalam struktur yg sama seperti sekarang.
d. Pengawasan bank keluar dari otoritas BI sebagai bank sentral dan dipegang oleh
lembaga baru.
2. Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan
OJK mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang.
a. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini.
b. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

c. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK

d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan.

e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK.


Penilaian Kesehatan Bank

Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan
kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kawajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan
yang berlaku. Aspek yang digunakan dalam penilaian kesehatan bank antara lain :

1. Aspek Permodalan (Capital)

Dalam aspek ini yang dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank yang
didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank.

2. Aspek Kualitas Aset (Aset Dalam hal ini upaya yang dilakukan adah untuk menilai
jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank. Penilaian asset harus seuai dengan Peraturan
oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang
diklasifikasikan terhadap aktiva produktif.

3. Aspek Kualitas Manajemen ( Management)

Untuk menilai kualitas manajemen dapat dilihat hari kualitas manusianya dalam
mengelola bank. Kualitas manusia juga dilihat dari segi pendidikan serta pengalaman,
manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan
manajemen likuiditas.

4. Aspek Earning

Untuk menilai kualitas manajemen dapat dilihat hari kualitas manusianya dalam
mengelola bank. Kualitas manusia juga dilihat dari segi pendidikan serta pengalaman,
manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan
manajemen likuiditas.

5. Aspek Liquiditas (Liquidity)

Suatu bank dapat dilakukan likuid, apabila bank yang bersangkutan mampu
membayar semua hutangnya terutama hutang-hutang jangka pendek. Yang dimaksud
dengan hutang-hutang jangka pendek yang ada di bank antara lain adalah simpanan
masyarakat seperti simpanan tabungan, giro dan deposito. Dikatakan likuid jika pada
saat ditagih bank mampu membayar.

Perkembangan Perbankan di Indonesia

Dari waktu ke waktu kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak
perubahan. Selain disebabkan oleh perkembangan internal dunia perbankan, juga tidak
terlepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia perbankan, seperti sektor riil dalam
perekonomian, politik, hukum, dan sosial. Deregulasi di sektor riil dan moneter yang
dimulai
sejak tahun 1980-an serta terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak akhir tahun 1990-
an
adalah dua peristiwa utama yang telah menyebabkan munculnya empat periode kondisi
perbankan di Indonesia sampai dengan tahun 2000.

Keempat periode itu adalah :

1. Kondisi perbankan di Indonesia sebelum serangkaian paket– paket deregualsi di


sektor riil dan moneter yang dimulai sejak tahun 1980-an.

2. Kondisi perbankan di Indonesia setelah munculnya deregulasi sampai dengan masa


sebelum terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1990-an.

3. Kondisi perbankan di Indoneisa pada masa krisis ekonomi sejak akhir tahun 1990-an.
4. Kondisi perbankan di Indonesia pada saat sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai