Anda di halaman 1dari 3

Saudara Mahasiswa, silahkan diskusikan topik berikut ini…!

Jelaskan mengenai sistem perbankan Indonesia

Selamat berdiskusi

Pada prinsipnya sistem keuangan di Indonesia terbagi atas tiga sistem yaitu sistem moneter, sistem
perbankan, dan sistem lembaga keungan non bank. Dalam sistem moneter tercakup bank dan lembaga-
lembaga yang ikut menciptakan uang giral (seperti Departemen Keuangan, Bank Indonesia dan bank-
bank yang boleh menerima simpanan giro). Sebagai otoritas moneter perbankan dan sistem
pembayaran, tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas
sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran). Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki
lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup
kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:

1. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen
suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan
kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter
memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi.
2. Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat,
khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu dilakukan melalui
mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara lain, sektor perbankan
memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di sektor ini
dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu perekonomian. Untuk
mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan kebijakan perbankan yang
efektif haruslah ditegakkan.
3. Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam sistem
sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu
kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat
menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik.
4. Melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-
informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara
macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan
mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan.
Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan indikator macroprudential
untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan pemantauan tersebut,
selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-langkah
yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.
5. Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui fungsi bank
sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank
Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya
ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada
kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi
masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi
normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas temporer
namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali.

Pada dasarnya lembaga perbankan di Indonesia dibina dan diawasi oleh Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral dan menurut UU No. 7 tahun 1992 sistem perbankan Indonesia, yaitu:

1. Bank Umum yang terbagi dalam Bank Pemerintah pusat, bank Pemerintah Daerah, bank Swasta
Nasional, bank Asing, dan bank Campuran.
2. Bank Perkreditan Rakyat yang terbagi atas, BPR pra Pakto’88 dan BPR pasca Pakto’88.
3. Bank Bagi Hasil (Syariah) yang dibagi atas Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

Dilihat dari fungsinya, menurut UU Pokok Perbankan No. 7 tahun 1992 dan ditegaskan dalam UU RI No.
10 tahun 1998 jenis perbankan terdiri dari Bank Umum dan Perkreditan Rakyat. Dilihat dari
kepemilikannya, perbankan terdiri dari bank milik pemerintah, bank milik swasta, bank milik koperasi,
bank milik umum, dan bank milik campuran. Dilihat dari segi statusnya, perbankan terdiri dari Bank
Devisa (bank yang dapat melakukan transaksi keluar negeri atau berhubungan dengan mata uang asing
secara keseluruhan misal, inkaso keluar negeri, travellers cheque ke luar negeri, transfer ke luar negeri,
dan transaksi lainnya) dan Bank Non Devisa (bank yang belum mempunyai izin melaksanakan kegiatan
bank devisa). Dilihat dari segi cara penentuan harga, perbankan terdiri dari bank yang berprinsip
konvensional dan bank yang memiliki prinsip syariah.

Peran perbankan dalam menggerakkan perekonomian nasional sangat besar. Pasalnya, perbankan
berperan di semua aktivitas ekonomi, termasuk sektor penggerak utama Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia. Di tengah tekanan pandemi Covid-19 ini, peran perbankan dibutuhkan dalam membantu
dunia usaha yang sedang mengalami tekanan baik melalui restrukturisasi kredit maupun dengan
penyaluran kredit baru. Menurunnya, dalam penyaluran kredit tidak perlu membeda-bedakan sektor.
Sedangkan tantangan utama perbankan saat ini adalah bagaimana menjaga kualitas kredit agar tidak
berujung dengan kredit macet atau non performing loan (NPL).

Sumber Referensi :

Buku Materi Pokok EKMA4111 Modul 9

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/stabilitas-sistem-keuangan/Pages/Peran-Bank-
Indonesia.aspx#:~:text=Sebagai%20otoritas%20moneter%2C%20perbankan%20dan,(perbankan%20dan
%20sistem%20pembayaran).&text=Sebagai%20bank%20sentral%2C%20Bank%20Indonesia,dalam
%20menjaga%20stabilitas%20sistem%20keuangan.

https://keuangan.kontan.co.id/news/peran-perbankan-sangat-besar-dalam-menggerakkan-ekonomi-
nasional

Anda mungkin juga menyukai