Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap negara pasti mempunyai sebuah instansi yang disebut bank sentral, yaitu bank
yang mengatur kebijakan moneter di suatu negara untuk menjaga stabilitas nilai mata uang,
stabilitas sektor perbankan dan sistem finansial secara keseluruhan.
Tidak semua bank sentral yang ada sekarang ini dari semenjak didirikan telah
merupakan Bank Sentral. Di Inggris dan Swedia misalnya: Bank Sentral yang sekarang ini
mulanaya bank umum. Di Swedia bank yang sekarang ini menjadi bank sentral didirikan
pada tahun 1660, tetapi baru tahun 1897 bank tersebut bertindak sebagai bank sentral. Bank
of England, yaitu bank sentral di Inggris didirikan pada tahun 1694 tetapi fungsinya sebagai
bank sentral baru mulai dijalankan sejak tahun 1884. Di Amerika Serikat bank sentralnya
dinamakan Federal Reserve System, dan badan tersebut didirikan pada tahun 1913. Di
negara-negara berkembang, termasuk di negara kita, bank sentral didirikan sejak mereka
mencapai kemerdekaan, yaitu pada tahun-tahun sesudah perang dunia kedua.
Bank Sentraldi negara kita adalah Bank Indonesia (BI). Sebagai bank idependen, Bank
Indonesia mempunyai kedudukkan yang sangat penting bai kesetabilan perekonomian
indonesia maka Bank Indonesia mempunyai peran dan tugasnya sendiri dalam mencapai
tujuan dan bertanggung jawab dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi yang terjadi. Bank
Indonesia sebagai bank sentral bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesetabilan nilai
rupiah.
Otoritas Jasa Keuangan atau OJK adalah lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan
UU Nomor 21 tahun 2011 yang idependen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenag pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan
penyidikan terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jassa keuangan.OJK pun memiliki tujuan,
tugas, fungsi, wewenang, Struktur Dewan Komisioner, Pelayanan otoritas jasa keuangan
terhadap konsumen dan masyarakat, Hubungan Kelembagaan, Forum koordinasi stabilitas
sistem keuangan

B. Sistematika Penyusunan
 Caver
 Daftar isi
 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Sistematika penyusunan
 BAB II PERMASALAHAN
 BAB III PEMBAHASAN MASALAH
 BABIV PENUTUP
 Daftar Pustaka

BAB II
PERMASALAHAN
A. Pengertian Bank sentral
B. Fungsi, Tugas, dan Wewenang Bank Indonesia
C. Peranan Bank Indonesia dalam Stabilitas dan Keuangan
D. Otoritas Jasa Keuangan
BAB III
BANK SENTRAL

A. Pengertian bank sentral


Bank sentral dapat didefinisikan sebagai sebuah badan keuangan, yang pada umumnya
dimiliki pemerintah, yang bertugas untuk mengatur kesetabilan badan-badan keuangan, serta
menjamin agar kegiatan badan-badan keuangan terseut dapat menciptakan tingkat kegiatan
ekonomi yang tinggi dan stabi.
Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI). Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, bank Indonesia adalah lembaga
Negara yang independan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur
tangan pemerintah dan /atau pihak lain, kecuali untukhal-hal yang secara tegas diatur dalam
undang-undang.
Bank Indonesia sebagai bank sentral bertujuan untuk mencapai dan memelihara
kesetabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, bank Indonesia melaksanakan
kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan
kebijakan pemerintah di bidang perekonomian.

B. Fungsi, Tugas, dan Wewenang Bank Indonesia sebagai Bank Sentral


Republik Indonesia
Dalam menjalankan fungsinya sebagai monoritas moneter, Bank Indonesia sebagai bank
sentral memiliki sejumlah tugas dan wewenang sebagai berikut.

1. Tugas Bank Indonesia


Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, bank Indonesia memiliki tujuan tunggal, yaitu
mencapai dan memelihara kesetabilan uang rupiah. Kesetabilan nilai rupiah ini mengandung
dua aspek, yaitu kesetabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta
kesetabilanterhadap mata uang Negara lain, Aspek pertama tercermin pada laju inflansi.
Sementara itu, aspek kedua tercermin padad perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang Negara lain.
Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus
dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya, sehigga tercapai atau tidaknya
tujuan Bank Indonesia dapat diukur dengan mudah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia memiliki sejumlah tugas sebagai
berikut.
a.
Sumber: wikipedia.org Jakarta Indonesia Central Bank of Indonesia
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah kebijakan
ditetapkan dan dilaksanakan olehBank Indonesia untuk mencapai serta memelihara
kesetabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang beredar
dan suku bung.

b. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran. Untuk mengatyr dan menjaga
kelancaran system pembayaran, Bank Indonesia adalah satu satunya lembaga yang
berwenang untuk mengeluarkan, mengedarkan, mencabut, menarik, dan memusnahkan uang
rupiahdari peredaran.

2. Wewenang Bank Indonesia


Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bangk Indonesia
memeiliki sejumlah wewenang sebagai berikut.
a. Menetapkan sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju inflansi.
b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk tetapi tidak
terbatas pada:
1) Operasi dasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing,
2) Penetapan pihak diskonto,
3) menetapkan cadangan wajib minimum, dan
4) pengaturean kredit atau pembiayaan

C. Peran Bank Indonesia dalam stabilitas sistem keuangan


Tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter. Bank Indonesia
juga bertugas menjaga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem pmbayaran). Jia
kedua tugas ini dapat dilaksanakan dengan baik, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
pasti terlaksana.

1. pengertian stabilitas sistem keuangan


Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) belum memiliki definisi baku yang diterima secara
internasional. Beberapa definisi mengenai SSK pada intinya mengatakan bahwa suatu sistem
keuangan memasuki tahap tidak stabil pada saat sistem tersebut telah membahayakan dan
menghambat kegiatan ekonomi.
Arti stabilitas sistem keuangan dapat dipahami dengan melakukan penelitian terhadap factor-
faktor yang dapat menyebabkan instabilitasdi sector keuangan. Ketidak stabilan sistem
keuangan dapat dipicu berbagai penyebabdan gejolak. Hal ini umumnya merupakan
kombinasi antara kegagalan pasar, baik karena factor struktural maupun perilaku. Kegagalan
tersebut dapat bersumber dari eksternal(internasional) dan internal(domestic). Risiko yang
sering menyertai kegiatan dalam sistem keuangan antara lain risiko kredit, risiko likuiditas,
risiko pasar, dan risiko operasional.
Meningkatkan kecenderungan globaklisasi sektir finansial yang didukung oleh perkembangan
teknologi menyebabkan sistem keuangan menjadi semakin terintegrasi tanpa jeda waktu dan
batas wilayah. Selain itu, inovasi produk keuangan semakin dinamis dan beragam dengan
kompleksitas yang semakin tinggi. Berbagai perkembangan terrsebut selain dapat memicu
ketidak stabilan sistem keuangan, juga mengakibatkan semakin sulitnya mengatasi
ketidakstabilan tersebut.
Identifikasi terhaap sumber ketidakstabilan sistem keuangan umumnya lebih bersifat forward
looking (melihat ke depan). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi resiko yang akan
timbul sera akan memengaruhi kondisi sistem keuangan mendatang. Atas dasar hasil
identifikasi tersebut, selanjutnya dilakukan analisis sampai seberapa jauh resiko berpotensi
menjadi semakin membahayakan, meluas, dan bersifat sistemik sehingga mampu
melumpuhkan perekonomian.
2. Pentingnya stabilitas sistem keuangan
Sisem keuangan memegang peran yang sangat penting dalam perekonomian. Sebagai bagan
dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dan pihak yang
mengalami deficit. Jika sistem keuangan tidak stabil dan tidak berfungsi secara efisien.,
pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan baik sehingga dapat menghambat pertubuhan
ekonomi. Berdasarkan pengalaman, sistem keangan yang tidak stabil, terlebih jika sampai
mengakibatkan krisis, memerlukan biatya yang sangat tinggi untuk upaya penyelamatannya.
Pelajaran berharga pernah dialami bangsa kita ketika terjadi krisis keuangan tahun 1998.
Biaya yang sangat tinggi diperlukan untuk mengembalikan stabilitas sistem keuangan. Selain
itu, diperlukan waktu yang lama untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat
terhadap sistem keuangan. Krisis tahun 1998 tersebut membuktikan bahwa stabilitas sistem
keuangan merupakan aspek yang sangat penting dalam membentuk dan menjaga
perekonomin yang berkelamjutan. Sistem keuangan yang tidak stabil cenderung rentan
terhadap berbagai gejolak sehingga mengganggu perputaran roda perekonomian.
3. Peran Bank Indonesia dalam stabilitas sistem keuangan
Sebagai Bank sentral, bank infonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas
sistem keuangan. Kelima peran itu adalah sebagai berikut.
a. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui
instrument suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Untuk menciptakan stabilitas moneter,
Bank Indonesia yelah menerapkan suatu kebijakan inflation targeting framework.
b. Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang
sehat, khususnya perbankan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi.
c. Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengaturndan menjaga kelancaran sistem
pembayaran.
d. Melalui fungsinyadalam riset pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-
informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan.
e. Bank Indonesia memilikifungsi sebagai jarring pengaman sistem keuangan melalui fungsi
bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR).

D. Otoritas Jasa Keuangan atau OJK


Otoritas Jasa Keuangan atau OJK adalah lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan
UU Nomor 21 tahun 2011 yang idependen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenag pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan
penyidikan terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jassa keuangan. Pimpinan tertinggi OJK
adalah dewan komisioner yang bersifat kolektif dan kolegial. Anggota dewan komisioner
yang bertugas memimpin pelaksanaan pengawasan kegiatan jasa keuangan dan melaporkan
pelaksanaan tugasnya kepada dewan komisioner adalah kepala eksekutif.

A. Tujuan
ada beberapa tujuan dibentuknya Otoritas jasa keuangan. Tujuan tujuan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Agar keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil,
transparan, dan akuntabel.
2. Agar keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan mampu mewujudkan sistem keuangan
yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan
3. Keseliiruhan kegiatan di sektor jasa keuangan mampu melindungi kepentingan konsumendan
masyarakat.
B. Fungsi
o
Otoritas Jasa Keuangan atau OJK adalah lembaga negara yang dibentuk untuk mengatur dan mengawasi keseluruhan kegiatan
dalam sektor jasa keuangan
Otoritas jasa keeuangan berfungsi menyelenggarakan sistem paraturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.

Sumber:assets.kompas .com

C. Tugas
Otoritas jasa keuangan mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan,
2. Mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal, dan
3. Mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keunangan di sektor perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.

D. Wewenang
Untuk melaksanakan tugas pengaturran dan pengawasan di sektor perbankan, Otoritas
Jasa Keuanganmempunyai wewenang sebagai berikut:
1. Peraturan dan pengawasan mengenai Kelembagaan bank yang meliputi hal-hal sebagai
berikut.
a. Perizinan untuk pendirian bank, pembukan kantor bank, anggota dasar, rencana kerja,
kepemilikan, kepengurusan dn siumber daya manusia,konsolidasi dan akuisisi bank, serta
percabutan izin usaha bank.
b. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan
aktivitas di bidang jasa.

2. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bsnk meliputi hal-hal berikut:


a. Rikuiditas, rerntabilitas, sovabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan, modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank,
b. Laporan bank yang terkaitdengan kesehatan dan kinerja bank,
c. Sistem informasi debitor,
d. Pengujian kredit (credit testing), dan
e. Standar akuntasi bank.

3. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Manajemen risiko,
b. Tata kelola bank,
c. Prinsip mengenai nasabah dan anti pencucian uang,
d. Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan, dan
e. Pemeiksaan bank.

Untuk melaksanakan tugas pengaturan, Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenag


berikut:
a. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun
2011,
b. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan,
c. Menetapkan peraturan dan keputusan Otoritas Jasa Keuangan,
d. Menetapkan peraturan mengenai pengawan di sektor jasa keuangan,
e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas Otoritas Jasa Keuangan,
f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa
Keuangandan pihak tertentu,
g. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa
Keuangan,
h. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur serta mengelola , memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban, dan
i. Menetapkan pengaturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan keputusan
peraturan perundang-undangandi sektor jasa keuangan.
Sumber:ekbis.sindonews.com Bank Indonesia (BI) dan OJK berkomitmen untuk terus Meningkatkan wawasan dan
pengetahuan hakim di bidang bank sentral dan jasa keuangan/ Ilustrasi

Untuk meklaksanakan tugas pengawasan, Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenag


sebagai berikut:
a. Menetapkan kebijakan operasional pengawasaan terhadap kegiaatan jasa keuangan;
b. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala eksekutif;
c. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan
lain terhadaplembaga jasa keuangan sebagaimana pelaku,dan/atau penunjang kegiatan jasa
keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan;
d. Memberikan peintah terrtulis kepada lembaga jasa keuangan dan/atau pihak tertentu;
e. Melakukan penunjukan pengelola staututer;
f. Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
g. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran
terhadapperaturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;dan
h. Membberikan dan/atau mencabut:
1) Izin usaha,
2) Izin orang perseorangan,
3) efektifnya pernyataan pendaftaran,
4) surat tanda terdaftar,
5) persetujuan meakukan kegiatan usaha,
6) pengesahan,
7) persetujuan atau penetapan pembubaran, dan
8) penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.

E. Struktur Dewan Komisioner


Otoritas Jasa Keuangan dipinpin oleh dewan komisioner yang bersifat kolektif dan
kolegial. Dewan komisioner beranggotakann sembilan orang angota yang ditetapkan dengan
keeputusan presiden. Mereka dan memiliki hak suara yang sama. Adapun susunan
keanggotaannya sebagai berikut.
1. Seorang ketua merangkap anggota,
2. Seorang wakil ketua sebagai ketua komite etik marangkap anggota,
3. Seorang kepala eksekutif pengawas perbankan merangkap anggota,
4. Seorang kepala eksekutif pengawas pasar modal merangkap anggota,
5. Seorang kepala eksekutif pengawas perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan
lembaga jasa keuangan lainya merangkap anggota,
6. Seorang ketua dewan auditmerangkap anggot,
7. Seorang anggota yang membidangi edukasi dan [erlindungan konsumen,
8. Seorang anggota ex-officiodari bank indonesia yang merupakan anggota dewan gubernur
bank indonesia, dan
9. Seorang anggota ex-officio dari kementria keuangan yang merupakan pejabat setingkat
eselon I kementrian keuangan.

F. Pelayanan otoritas jasa keuangan terhadap konsumen dan masyarakat


Untuk perlindungan konsumen dan masyarakat, Otoritas Jasa Keuangan berwenang
melakukan tindakan pencegahan kerugian Konsumen dan masyarakat, yang meliputi halhal
sebagai berikut.
1. Memerikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektorjasa keuangan,
layanan, dan produknya;
2. Meminta lembaga jasa keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan
tersebutberpotensi merugikan masyarakat;dan
3. Tindakann lain yang perlu dianggap sesuai dengan kententuan peraturan perundang-
undangan di sektor jasa keuangan.

Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan juga melakukan pelayanan pengaduan konsumen yang
meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Menyiapkan perangkat yang memadai untuk pelayanan pengaduan konsumen yang dirugikan
oleh pelaku di lembaga jasa keuangan;
2. Membuat mekanisme pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku di lembaga jasa
keuangan;dan
3. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku di lembaga
jasaa keuangan sesuai dengan peraturan perundang-unndangan di sektor jasa keuangan.
Untuk perlindungan konsumen dan masyarakat, Otoritas Jassa Keuangan berwenang
melakukan pembelaan hukum, yang meliputi hal-hal berikut.
1. Memerintahkan atau melakukan tidakan tertentu kepada lembaga jasa keuangan untuk
menyelesaikan pengaduan konsumen yang dirugikan lembaga jasa keuangan dimaksud,

2. Mengajukan gugatan:
a. Untuk memeperoleh kembali harta kekayaan milik pihak yang meenyebabkan kerugian, baik
yang berada di bawah penguasaan pihak yang menyebabkan kerugian dimaksud maupun di
bawah penguasaan pihak lain dengan itikad tidak baik; dan/atau
b. Untuk memperoleh ganti rugi dari pihak yang menyebabkan kerugian pada konsumen dan/
atau lembaga jasa keuangan sebagai akibat dari pelanggaran atas peraturan perundang
undangan di sektor jasa keuangan.

G. Hubungan Kelembagaan
Dalam melaksanakan tugasnya ,OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam
membuat peraturan pengawasan di bidang perbankan antara lain:
1. Kewajiban memenuhan modal minimum bank,
2. Sistem informasi perbankan yang terpadu,
3. Kewajiban penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta asing, dan pinjaman
komersial luar negeri,
4. Produk perbankan, transaksi derivatif, kegiatan usaha bank lainnya,
5. Menentukan institusi bank yang masuk kategori systemically important bank,dan
6. Data lain yang dikecualikan dari ketentuan tentang kerahasiaan informasi.

Ketika Bank Indonesia dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya


memerlukan pemeriksaan khusus terhadap bank tertentu, Bank Indonesia dapat melakukan
pemeriksaan langsung terhadap bank tersebut dengan menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis terlebih dahulu kepada OJK. Dalam melakukan kegiatan pemeriksaan itu, Bank
Indonesia tidak dapat memberikan penilaian terhadap tingkat kesehatan bank. Bank Indonesia
membberikan laporan hasil pemeriksaan bank kepada OJK paling lama 1 (satu) bulan sejak
diterbitkannya laporan hasil pemeriksaan. OJK mengimpormasikan kepada lembaga
penjamin simpanan mengenai bank bermasalah yang sedang dalam upaya penyehatan oleh
OJK.
Ketika OJK mengindikasikan bank tertentu mengalami kesulitan likuiditas dan/atau
kondisi kesehatan keuangannya semakin memburuk, OJK segera menginformasikan ke Bank
Indonesia intuk melakukan langkah-langkkah sesuaijdengan kewenangan Bank Indonesia.
Lembaga penjamin simpanan dapat melakukan pemeriksaan terhadap bank yang terkait
dengan fungsi, tugas dan wewenangnya, serta berkoordinasi terlebih dahulu dengan OJK.
OJK, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan wajib membangun serta
memelihara sarana pertukaran informasi secara terintregasi.

H. Forum koordinasi stabilitas sistem keuangan


Untuk menjaga stabilias sistem keuangan, dibentuk forum koordinasi stabilitas sistem
keuangan dengan anggota terdiri atas:
1. Menteri keuangan selaku anggota merangkap koordinator,
2. Gubernur Bank Indonesia selaku anggota,
3. Ketua Dewan Komisioner OJK selaku anggota, dan
4. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan selaku anggota.

BAB IV
PENUTUP

Demikianlah makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi orang yang
membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dan penulis
mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas,
mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati.

Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan bertambah
motivasinya dan mengapai cita-cita yang di inginkan, karena saya membuat makalah ini
mempunyai arti penting yang sangat mendalam.

Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima kasih
yangsebesar-besarnya
DAFTAR PUSTAKA

Assets.Kompas.com, 14 maret 2016 Otoritas Jasa Keuangan atau OJK


Buku ekonomi, kurikulum 2013 bank sentral dan otoritas jasa keuangan
Ekbis.sindonews.com, 14 maret 2016 Bank Indonesia (BI) dan OJK berkomitmen untuk terus
Meningkatkan wawasan dan pengetahuan hakim di bidang bank sentral dan jasa keuangan/
Ilustrasi.
Wikipedia.org, 13 maret 2016 Jakarta Indonesia Central Bank of Indonesia

Anda mungkin juga menyukai