Anda di halaman 1dari 4

Urgensi Bank Sentral Dalam Perekonomian

Slide 1 : Fluktuasi perekonomian dunia yang terus berjalan seiring dengan goncangan

ekonomi yang telah ditimbulkan oleh beberapa negara dengan julukan “powerful countries”

membawa dampak yang cukup signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Meski

menghadapi berbagai tantangan tersebut, perekonomian Indonesia terus menunjukkan sinyal

positif jika dilihat dari sisi Produk Domestik Bruto (PDB) nya dalam kurun waktu satu

dekade terakhir.

Slide 2 : perkembangan positif tersebut tidak dicapai dengan mudah. Berbagai tantangan

eksternal dan domestik dihadapi perekonomian Indonesia pada 2015. Pada saat yang sama,

ketidakpastian di pasar keuangan global semakin meningkat yang bersumber dari

meningkatnya peluang kenaikan suku bunga AS, kekhawatiran negosiasi fiskal Yunani, dan

diperburuk adanya devaluasi yuan yang tidak diantisipasi sebelumnya. Hal tersebut memicu

meningkatnya beberapa risikio seperti tingginya tekanan terhadap nilai tukar rupiah,

menurunnya keyakinan pelaku ekonomi dan meningkatnya risiko di sektor korporasi

Slide 3 : merespon berbagai tantangan negara khususnya tantangan ekonomi negara,

makadibutuhkan suatu lembaga negara yang mempunyai otoritas dan dapat berperan sebagai

pondasi negara sekaligus mempunyai andil yang besar dalam pengambilan keputusan dan

kebijakan vital ekonomi negara agar tetap di dalam koridor yang aman dan terkendali

khususnya dengan kesejahteraan masyarakat maka dibentuklah lembaga keuangan sebagai

salah satu institusi yang bertanggung jawab terhadap isu strategis negara.

Slide 4 : Bank sentral adalah lembaga keuangan yang memiliki peran strategis dalam

pengeloaan perekonomian suatu negara. Secara garis besar, peran strategis bank sentral dapat

terlihat dari 6 peran dan fungsi bank sentral yaitu sebagai :

1. Bank sirkulasi
Sebagai bank sirkulasi, bank sentral diberikan hak monopoli untuk mencetak dan

mengedarkan uang, yang merupakan hak istimewa yang diberikan oleh Pemerintah

2. Kasir Pemerintah

Sebagai kasir pemerintah, bank sentral melakukan berbagai layanan perbankan bagi

Pemerintah untuk memelihara rekening Pemerintah, mengelola tarnsaksi Pemerintah

dengan mata uang domestik dan mata uang asing, mengelola utang Pemerintah serta

memfasilitasi Pemerintah dalam membiayai pengeluaran pembangunan.

3. Banke’s of bank (bank yang berfungsi sebagai induk bagi bank lainnya)

Sebagai Banke’s of bank, bank sentral berfungsi sebagai “bank-nya bank”. Bank

Sntral berperan sebagai lender of the last resort bagi bank komersial yang memiliki

permasalahan kekurangan likuiditas dalam jangka pendek. Peran sebagai lender of the

last resort menjadikan bank sentral memasuki area pengawasan dan pengaturan

perbankan agar bank beroperasi secara prudent sesuai aturan yang berlaku serta

memastikan bahwa perbankan selalu dalam kondisi keuangan dan operasoinal yang

sehat.

4. otoritas moneter

bank sentral sebagai otoritas moneter diperlukan untuk mengendalikan jumlah uang

beredar agar sesuai dengan kebutuhan perekonomian.

5. Otoritas sistem Keuangan

Dimana bank sentral bukan hanya berfungsi sebagai banker’s of bank, tetapi juga

menjadi otoritas perbankan atau jasa keuangan yang tugasnya menjamin kesehatan

bank dan stabilitas sistem keuangan. Terciptanya stabilitas sistem keuangan membuat

mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi pembiayaan, dan pengelolaan

risiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

6. Otoritas sistem pembayaran


Berkembangnya sistem keuangan dengan perbankan mengakibatkan transaksi

keuangan tidak hanya dilakukan melalui transaksi tunai, tetapi juga transaksi non

tunai, seiring dengan hal itu fungsi bank sentral kemudian juga berkembang sebagai

otoritas sistem pembayaran, dimana bank sentral berfungsi untuk memastikan bahwa

semua penyelesaian transaksi keuangan melalui perbankan dan non bank dapat

dilakukan dengan aman, lancar, efisien dan andal

Slide selanjutnya : dalam perkembangannya, kebijakan-kebijakan yang ditempuh Bank

Indonesia dalam mencapai satu tujuan sering bertentangan dengan tujuan lain, terlebih

setelah krisis yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998. Untuk mengatasi masalah itu,

terbitlah undang-undang baru yaitu UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang

mengubah tujuan Bank Indonesia yang semula beragam menjadi tujuan tunggal. Berdasarkan

undang-undang ini, bank Indonesia fokus pada tujuan tunggal untuk mencapai dan memlihara

kestabilan nilai rupiah.

Slide selanjutnya : Sejalan dengan hal ini, kebijakan yang ditempuh juga mengalami

perubahan drastis. Kebijakan moneter Bank Indonesia tidak lagi secara langsung bertujuan

meningkatkan kapasitas output perekonomian, tetapi bertujuan mencapai stabilitas nilai

rupiah melalui pengendalian moneter dengan cara

1. Melakukan operasi pasar terbuka

2. Menetapkan tingkat diskonto

3. Menetapkan cadangan wajib minimum

4. Mengatur ketentuan dan pembiayaan demi mencapai dan memelihara stabilitas nilai

rupiah.

Slide selanjutnya : kebijakan pengendalian moneter tersebut merupakan implikasi dari

wewenang dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral. Dalam melaksanakan tugas

kebijakan moneter, Bank Indonesia senantiasa memantau perkembangan dan kecenderungan


berbagai variabel ekonomi makro, moneter, dan keuangan. Dalam hal ini, Bank Indonesia

mengemban beberapa tugas yaitu :

1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mengendalikan jumlah

uang beredar dan atau suku bunga

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

3. Mengatur dan mengawasi perbankan.

Anda mungkin juga menyukai