Anda di halaman 1dari 4

Soal

1. Jika kita mempelajari lebih jauh mengenai Bank Indonesia dan peran pentingnya
dalam negara kita, Bank Indonesia tidak hanya menjadi tempat untuk menyimpan
dana bagi bank umum namun Bank Indonesia memainkan tugas penting dalam hal
menjaga stabilitas keuangan di Indonesia. Guna menjalankan tugas tersebut Bank
Indonesia menerapkan kebijakan Makropudensial. Sebutkan dan jelaskan secara
sederhana sehingga mudah dipahami tentang poin – poin kebijakan tersebut!
2. Bank Indonesia dalam menjalankan perannya tidak hanya bekerja sendiri namun
juga dibantu oleh lembaga lain yang saling berkoordinasi yang kemudian disebut
dengan KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan). Sebutkan anggota dari KSSK
dan apa tugas besar dari KSSK!
3. Lakukanlah riset melalui internet tentang krisis keuangan/ krisis ekonomi yang
pernah terjadi di Indonesia. Jelaskan secara sederhana penyebab terjadinya krisis
keungan di Indonesia!

jawab

1.

1. Bank Indonesia bertugas menjaga stabilitas moneter


Di antara strategi untuk menjaga stabilitas moneter dan keuangan, Bank Indonesia menyusun
instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Melalui peran ini, Bank Indonesia dituntut untuk
menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Bagaimanapun juga, hal ini berdampak
langsung terhadap beragam aspek ekonomi di Indonesia.

2. Bank Indonesia berperan menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat


Untuk menghadirkan lembaga keuangan yang sehat, Bank Indonesia mengatur mekanisme
pengawasan dan regulasi keuangan, khususnya di sistem perbankan. Tugas ini sangat penting karena
kegagalan sektor perbankan dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu
perekonomian negara secara umum. Selain itu, pendisiplinan pasar melalui kewenangan pengawasan,
kebijakan, serta penegakan hukum juga harus dijalankan.
3. Bank Indonesia berwenang mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian untuk
mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran. Bank Indonesia mengembangkan
mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem pembayaran lain dengan
menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan nama sistem RTGS (Real
Time Gross Settlement).
4. Bank Indonesia memantau informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan
Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan
(potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan melalui pemantauan secara
makroprudensial. Pengawasan makroprudensial dilakukan dengan pemeriksaan bank-bank di
Indonesia, mulai dari kondisi sistem keuangan, identifikasi, analisis, hingga penilaian risiko.
2.
Berdasarkan RUU PPSK Pasal 4, anggota KSSK akan meliputi: - Menteri Keuangan sebagai
koordinator merangkap anggota dengan hak suara - Gubernur BI sebagai anggota dengan hak
suara - Ketua DK OJK sebagai anggota dengan hak suara - Ketua DK LPS sebagai anggota
dengan hak suara.
Fungsi & tugas KSSK adalah menetapkan kebijakan dalam rangka pencegahan dan
penanganan Krisis.
Pencegahan Krisis meliputi tindakan mengatasi permasalahan:
mengevaluasi skala dan dimensi permasalahan likuiditas dan/atau solvabilitas bank/LKBB
yang ditengarai Berdampak Sistemik;
menetapkan permasalahan likuiditas dan/atau masalah solvabilitas bank/LKBB Berdampak
Sistemik atau tidak Berdampak Sistemik; dan
menetapkan langkah-langkah penanganan masalah bank/LKBB yang dipandang perlu dalam
rangka pencegahan dan penanganan Krisis.
Penanganan Krisis meliputi tindakan mengatasi permasalahan:
Bank yang mengalami kesulitan likuiditas dan/atau solvabilitas yang secara individu
Berdampak Sistemik atau bank yang secara individu tidak Berdampak Sistemik tetapi secara
bersama-sama dengan bank lain Berdampak Sistemik, pada kondisi Krisis; dan
LKBB yang mengalami permasalahan solvabilitas yang Berdampak Sistemik.

3.
1. Stok Hutang Yang Tinggi
Penyebab terjadinya krisis ekonomi di Indoensia adalah adanya stok hutang luar negri yang amat
besar dan biasanya dipatok harus di bayar dalam jangka waktu yang amat singkat. Ini bahkan menjadi
pemicu awal terjadinya ketidak stabilan dari perekonomian di Indonesia. Dimana adanya tindakan
mengabaikan dan kepercayaan diri yang berlebihan cenderung kian memperburuk situasi dari
ketidakstabilan perekonomian ini.
2. Kelemahan Perbankan
Perbankan kala itu masih sangat jauh di bawah standar nasional dan tergolong sangat lemah dan ini
juga yang memperburuk situasi dari perekonomian yang memicu adanya krisis ekonomi tersebut.
Dengan lemahnya sistem perbankan yang ada di Indonesia maka menyebabakan adanya masalah
hutang swasta yang merambah ke masalah dalam negeri.
3. Perubahan Sistem dan isu Politik
Dimana maraknya beragam isu tidak jelas yang pada akhirnya menjadi sumber pemicu yang malah
menjadi permasalahan di bidang perekonomian di Indoensia seperti contoh pengangguran siklikal.
5. Kacaunya Sistem Politik
Beragam kabar yang simpang siur dan menyebabkan kekacauan isu politik yang merambah pada
perekonomian menjadi kian hangat yang malah menyebabkan besarnya dampak dari krisis ekonomi
tersebut. Ini adalah dampak yang menyebabkan perburukan di sektor apapun dan sangat berpengaruh
pada perekonomian Indonesia kala itu.
Pelajaran dari Krisis Keuangan Asia
Krisis Keuangan Asia memiliki banyak pelajaran penting yang berlaku untuk peristiwa yang terjadi
hari ini dan peristiwa yang mungkin terjadi di masa depan.
Berikut adalah beberapa hal penting:
Perhatikan Pengeluaran Pemerintah : Pemerintah mendikte pengeluaran untuk proyek infrastruktur
publik dan bimbingan modal swasta ke industri-industri tertentu berkontribusi pada gelembung aset
yang mungkin bertanggung jawab atas krisis.
Evaluasi Ulang Nilai Tukar Tetap : Nilai tukar tetap sebagian besar telah hilang, kecuali untuk contoh
di mana mereka menggunakan sekeranjang mata uang, karena fleksibilitas mungkin diperlukan dalam
banyak kasus untuk mencegah krisis seperti ini.
Kekhawatiran tentang IMF  : IMF mengambil banyak kritik setelah krisis karena terlalu ketat dalam
perjanjian pinjaman, terutama dengan ekonomi yang sukses seperti Korea Selatan. Selain itu, bahaya
moral yang diciptakan oleh IMF mungkin menjadi penyebab krisis.
Selalu Waspadai Gelembung Aset : Investor harus hati-hati mengawasi gelembung aset di ekonomi
terbaru / terpanas di seluruh dunia. Terlalu sering, gelembung-gelembung ini berakhir bermunculan
dan para investor terjebak di luar penjagaan.
Solusi untuk Krisis Keuangan Asia
Krisis Keuangan Asia akhirnya diselesaikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF), yang
menyediakan pinjaman yang diperlukan untuk menstabilkan ekonomi Asia yang bermasalah. Pada
akhir 1997, organisasi tersebut telah memberikan pinjaman jangka pendek lebih dari $ 110 miliar
kepada Thailand, Indonesia, dan Korea Selatan untuk membantu menstabilkan ekonomi – lebih dari
dua kali lipat pinjaman terbesar nya sebelumnya seperti akibat kemiskinan.
Sebagai imbalan untuk pendanaan, IMF mengharuskan negara-negara untuk mematuhi ketentuan
ketat, termasuk pajak yang lebih tinggi, mengurangi belanja publik, privatisasi bisnis milik negara dan
suku bunga yang lebih tinggi yang dirancang untuk mendinginkan ekonomi yang terlalu panas.
Beberapa pembatasan lain mengharuskan negara untuk menutup lembaga keuangan yang tidak likuid
tanpa memperhatikan pekerjaan.
Pada tahun 1999, banyak negara yang terkena dampak Krisis Keuangan Asia menunjukkan tanda-
tanda pemulihan dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Banyak negara melihat pasar
saham dan penilaian mata uang mereka secara dramatis berkurang dari tingkat pra-1997, tetapi solusi
yang diterapkan menetapkan panggung untuk kebangkitan kembali Asia sebagai tujuan investasi yang
kuat.
Krisis keuangan Asia dimulai dengan serangkaian gelembung aset yang dibiayai dengan investasi
langsung asing. Ketika Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga, investasi asing mengering dan
valuasi aset yang tinggi sulit dipertahankan. Pasar ekuitas bergerak jauh lebih rendah dan Dana
Moneter Internasional akhirnya turun tangan dengan miliaran dolar pinjaman untuk menstabilkan
pasar. Perekonomian akhirnya pulih, tetapi banyak ahli kritis terhadap IMF karena kebijakan ketatnya
yang mungkin memperburuk masalah.
Pada akhirnya pemerintah dan segenap jajaran di pemerintahan memegang peranan penting akan
krisis ekonomi yang terjadi pada sebuah negara baik itu dampak krisis global atau lokal. Sangat
dibutuhkan peranan aktif masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi dan mengatasi setiap hal
yang menyangkut dalam permasalahan negara dan menyangkut kepentingan bersama dalam hal
perekonomian bangsa dan merupakan tindakan proaktif baik berupa pencegahan dan penanggulangan
seperti dampak negatif kemiskinan.

Anda mungkin juga menyukai