Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4205 / Bank Keuangan dan Lembaga Non Bank
4. Berikut penjelasannya :
Pengaturan suku bunga Salah satu alat utama kebijakan
moneter adalah mengatur suku bunga. Bank sentral dapat
menaikkan suku bunga acuan (suku bunga kebijakan) untuk
mengurangi pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan
inflasi. Suku bunga yang lebih tinggi membuat pinjaman lebih
mahal, mengurangi pengeluaran konsumen dan investasi
bisnis.
Operasi pasar terbuka Bank sentral dapat membeli atau
menjual surat berharga pemerintah dan instrumen keuangan
lainnya di pasar terbuka untuk mengontrol peredaran uang di
dalam negeri. Dengan mengurangi jumlah uang yang beredar,
bank sentral dapat membantu mengendalikan inflasi.
Pengaturan cadangan bank Bank sentral dapat mengubah
persyaratan cadangan yang harus dipertahankan oleh bank
komersial. Memperketat persyaratan ini dapat mengurangi
jumlah uang yang beredar untuk pemberian pinjaman, yang
secara tidak langsung dapat mengendalikan inflasi.
Menetapkan target inflasi Banyak bank sentral di seluruh
dunia memiliki target inflasi, yaitu tingkat inflasi tertentu yang
mereka berusaha untuk mencapainya. Mereka akan
mengubah kebijakan moneter mereka sesuai dengan target
ini.
Intervensi mata uang Bank sentral juga dapat memintervensi
di pasar valuta asing untuk mengendalikan nilai tukar mata
uang mereka. Nilai tukar mata uang yang stabil dapat
memengaruhi inflasi melalui impor dan ekspor.
5. PERAN BANK INDONESIA DALAM STABILITAS KEUANGAN
Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas
utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun
juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran).
Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa
diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas
moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak
dapat dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang signifikan
terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas
keuangan merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan
moneter. Sistem keuangan merupakan salah satu alur transmisi
kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem
keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan
secara normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara
fundamental akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat
tidak efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar
belakang mengapa stabilitas sistem keuangan juga masih merupakan
tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia.