Anda di halaman 1dari 6

1.

Sistem keuangan adalah suatu jaringan pasar keuangan (financial market), institusi, sector
usaha,rumah tangga, lembaga pemerintah yang merupakan peserta sekaligus memiliki
wewenang mengatur operasi system keuangan tersebut.
Fungsi pokok system keuangan adalah mentransfer dana-dana (loanable funds) dari
penabung atau unit surplus kepada peminjam / unit defisit.
Metode Transfer Dana Dalam Sistem Keuangan
Metode pemindahan dana dari unit surplus ke unit defisit tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan 3 cara, Metode Pembiayaan Langsung (Direct Financing Method), Metode
Pembiayaan Semi Langsung, Metode Pembiayaan tidak langsung (indirect financing
method).
Pertanyaan:
Jelaskan ke 3 Metode tersebut dan gambarkan bagan arus dana dalam sistem keuangan

Jawaban :
Pembiayaan Langsung (Direct Finance)
Metode ini terjadi apabila penabung (lender) bertemu langsung dengan peminjam (borrower)
dan menukarkan dananya dengan aset finansial tanpa ada bantuan dari pihak ketiga. Contoh
yang sederhana adalah apabila kita meminjam dana dari seorang teman dan memberikan dia
sebuah sura utang tanda kita telah meminjam dana teman tersebut. Metode ini merupakan
metode yang paling sederhana untuk dilakukan, namun masih memiliki beberapa kelemahan,
antara lain:
a.dibutuhkan adanya kesamaan keinginan antara kedua pihak mengenai jumlah dana,
tingkat bunga, dan juga jangka waktu peminjaman.
b. resiko yang dihadapi cukup tinggi, karena ini dilakukan tanpa ada yang menjamin
keterlambatan maupun kegagalan dalam pembayaran.
c.kedua pihak harus saling bertemu langsung, dimana hal ini membutuhkan waktu khusus
dan dana khusus.

Pembiayaan Semi Langsung (Semidirect Finance)


Pembiayaan semi langsung adalah transaksi pinjam-meminjam uang yang melibatkan
perantara pedagang efek. Fungsi perantara pedagang efek ini dilakukan oleh perusahaan efek
atau invesment bank. Proses transfer dana sangat bergantung pada peran dan intervensi pihak
ketiga, yaitu broker dan dealer. Keterlibatan pihak ketiga ini dapat mengurangi biaya
transaksi dan biaya informasi yang biasanya muncul dalam pembiayaan langsung.
Pembiayaan semi langsung merupakan perbaikan dari metode pembiayaan langsung.
Berkembang dan likuidnya pasar keuangan sekunder (bursa efek) akan memberi banyak
peluang bagi pemilik efek (lender) untuk dapat sewaktu-waktu mencairkan atau menjual
sekuritas yang dimilikinya melalui perantara dan tidak perlu menahan sekuritas tersebut
sampai jatuh tempo. Sebagus-bagus sebuah metode, pasti juga memiliki suatu kelemahan,
yaitu resiko likuiditas yang dihadapi terutama apabila pasar modal berkembang. Dalam hal
ini, sekuritas yang dimiliki bisa saja memiliki nilai tidak sesuai dengan harapan pemilik, dan
bisa saja mengalami kerugian yang cukup tinggi apabila pasar modal mengalami kelesuan
dan mengalami stagnasi.
Pembiayaan Tidak Langsung (Indirect Finance)
Metode ini dilakukan dengan bantuan lembaga intermediasi keuanganm yaitu: bank,
perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan pembiayaan, perusahaan efek, dan juga reksa
dana. Peran lembaga intermediasi ini adalah melayani penabung dan peminjam dengan cara
yang lebih kompleks. Lembaga intermediasi di satu pihak menerbitkan sekuritas sekunder
(tabungan, giro, deposito, asuransi, dsb) kepada penabung dan di lain pihak menerima surat
utang dari peminjam yang disebut sekuritas primer. Metode ini lebih disukai oleh masyarakat
baik pihak surplus maupun pihak defisit, karena tingkat resiko yang dihadapi bisa dikatakan
cukup kecil, dan biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak yang bersangkutan cukup
rendah dibanding kedua metode sebelumnya.

2. Perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini sudah semakin pesat. Dampak dari pesatnya
perkembangan teknologi ialah adanya pembaruan dalam aktivitas bisnis di sektor jasa
keuangan terutama pada dunia digital yang juga disebut IKD. Hingga Juli 2019, Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) melalui Grup Inovasi Keuangan Digital (GIKD) telah menetapkan 48
Penyelenggara IKD yang telah tercatat di OJK. Berikan pendapat anda tentang Inovasi
Keuangan Digital ini dan jelaskan apa yang anda ketahui tentang IKD tersebut!

Jawaban :
Inovasi Keuangan Digital yang selanjutnya disingkat IKD adalah aktivitas pembaruan proses
bisnis, model bisnis, dan instrumen keuangan yang memberikan nilai tambah baru di sektor
jasa keuangan dengan melibatkan ekosistem digital.
Lembaga Jasa Keuangan adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan di sektor Perbankan,
Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
Keuangan Lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Penyelenggara adalah setiap pihak yang menyelenggarakan IKD. Regulatory Sandbox adalah
mekanisme pengujian yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan untuk menilai keandalan
proses bisnis, model bisnis, instrumen keuangan, dan tata kelola Penyelenggara. Ekosistem
IKD adalah komunitas yang terdiri dari otoritas, Penyelenggara, konsumen, dan/atau pihak
lain yang memanfaatkan platform digital secara bersama untuk mendorong IKD yang
bermanfaat bagi masyarakat.

3. Bank pada dasarnya adalah entitas yang melakukan penghimpunan dana dari masyarakat
dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata lain melaksanakan fungsi intermediasi keuangan.
Dalam system perbankan di Indonesia terdapat dua macam sistem operasional perbankan,
yaitu bank konvensional dan bank syariah. Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti
prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),
universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek
yang haram. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Jelaskan perbedaan bank umum dan bank syariah termasuk
dalam hal system bunga bank dengan prinsip bagi hasil bank syariah !

Jawaban :
Perbedaan Bagi Hasil Bank Syariah dan Konvensional Sistem bunga pada bank konvensional
sering kali dikategorikan sebagai riba, yaitu pengambilan tambahan (premium) sebagai syarat
yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman selain pinjaman pokok.
Oleh karena itu bank syariah menggunakan pendekatan lainnya yaitu bagi hasil dengan
kebijakan yang sedikit berbeda, di antaranya sebagai berikut, melansir situs resmi Bank
Muamalat.
ada beberapa istilah bunga di bank konvensional, mulai dari bunga flat, bunga efektif, bunga
anuitas, dan bunga mengambang. Bunga flat, yaitu sistem pembayaran bunga bersama cicilan
pokok sama setiap bulannya karena penghitungan dilakukan di awal. Biasanya sistem bunga
flat ini dipakai untuk pembayaran pinjaman jumlah kecil atau kendaraan. Bunga efektif, yaitu
besar bunga dihitung berdasarkan nilai pokok yang belum dibayarkan di setiap akhir periode
angsuran. Jadi, makin lama suku bunga makin kecil seiring sisa hutang pokok berkurang.
Bunga anuitas, sistem ini menerapkan komposisi atau porsi yang berbeda-beda tiap
periodenya. Penghitungan bunga di awal akan sangat besar sedangkan cicilan pokok kecil,
makin lama bunga menurun dengan cicilan pokok makin besar. Bunga mengambang, yang
mana besaran bunga mengikuti suku bunga pasar. Jika suku bunga pasar naik maka bunga
makin besar begitu pula sebaliknya. Skema Bagi Hasil Bank Syariah Seperti halnya bunga,
bagi hasil memiliki beberapa skema, di antaranya profit sharing, gross profit sharing, dan
revenue sharing. Profit sharing, sistem ini dilakukan dengan berbagi keuntungan yang
didapat dari suatu usaha, yaitu selisih antara pendapatan dari usaha setelah dikurangi biaya
lainnya, atau singkatnya, laba bersih. Gross profit sharing, sistem ini didapat dari
membagikan keuntungan laba kotor dari usaha. Revenue sharing, sistem ini menggunakan
pendapatan usaha saja yang dijadikan dasar penghitungan bagi hasil.
4. Bank Indonesia (BI) memegang peranan yang sangat penting dalam tatanan perekonomian di
Indonesia. Sebagai badan keuangan tertinggi di bawah Kementerian Keuangan Republik
Indonesia, Bank Indonesia menjadi jantung dalam denyut perekonomian. Tak ayal,
terganggunya kinerja Bank Indonesia pun akan mengakibatkan guncangan krisis pada roda
perekonomian. Berikan penjelasan anda apa yang anda ketahui tentang peran Bank Indonesia
dalam perekonomian Indonesia

Jawaban :
peran Bank Indonesia dalam perekonomian Indonesia
a. Menjaga stabilitas moneter
Bukan perkara yang mudah bagi Bank Indonesia untuk menentukan kebijakan moneter
yang tepat, terutama dalam menentukan suku bunga yang tepat dan berimbang. Dimana
suku bunga Bank Indonesia umumnya akan menjadi acuan perbankan dalam
mengucurkan kredit untuk mendukung berkembangnya perekonomian. Jika Bank
Indonesia menerapkan suku bunga yang terlalu ketat, maka yang terjadi adalah berbagai
kegiatan perekonomian tidak akan berjalan, vakum bahkan mati. Sebaliknya, jika Bank
Indonesia terlalu longgar dalam menetapkan suku bunganya maka akan menimbulkan
banyak pelanggaran dan penyelewengan yang berakibat negatif terhadap perekonomian
dalam negeri.  Kebijakan moneter Bank Indonesia sering didasarkan pada inflation
targeting framework, yang diharapkan mampu menciptakan stabilitas moneter yang baik
dan berimbang untuk menunjang bertumbuhnya perekonomian dalam negeri.
b. Memelihara cadangan devisa Negara
Devisa negara merupakan salah satu aset penting yang dimiliki oleh sebuah negara.
Semakin besar pemasukan atau devisa negara maka negara tersebut akan maju dan penuh
dengan inovasi. Begitu juga sebaliknya, jika devisa rendah maka kemajuan dan
kemakmuran di negara tersebut sulit dicapai. Dalam hal ini peran Bank Indonesia adalah
memelihara cadangan devisa yang ada dengan menerapkan dua sistem, yaitu : Internal
reserve yakni menangani jumlah peredaran uang yang ada di masyarakat; dan Eksternal
reserve yaitu menangani tentang alat pembayaran internasional.
c. Mengawasi perbankan
Bank Indonesia merupakan pemimpin diantara bank-bank lainnya. Tentu peran bank
Indonesia tidak sembarangan. Disini, BI bertugas melakukan pengawasan terhadap bank-
bank di bawah naungannya. Ada dua cara pengawasan yang dilakukan oleh Bank
Indonesia, yaitu : Prudential supervision yakni dengan melakukan pengawasan dengan
tujuan untuk mengarahkan para individu- individu yang ada dalam bank tersebut
mendapatkan penjagaan atas kelangsungan hidupnya sehingga kepentingan
masyarakatpun bisa terlindungi; dan monetary supervision berfungsi melakukan
pengawasan terhadap nilai mata uang suatu negara sehingga bank tersebut bisa menjadi
penopang kebijakan moneter maupun kebijakan pemerintah lainnya. Sebagai bankir
sekaligus agen dan penasehat pemerintah, hal-hal yang dilakukan oleh Bank Indonesia
meliputi: Memberdayakan rekening pemerintahan; Menyediakan dan memberikan
pinjaman sementara bagi nasabah; Memberikan dan menyediakan pinjaman khusus;
Melakukan transaksi yang terkait dengan jual beli valuta asing; Menerima pembayaran
dari setiap pajak; Menganalisis permasalahan ekonomi. Sedangkan dalam peran sebagai
agen dan penasehat pemerintah menjalankan beberapa kegiatan antara lain : Mengelola
dan mencari jalan keluar atas hutang nasional; Menyediakan jasa pembayaran bunga
yang timbul akibat hutang; Menyediakan sarana dan infromasi mengenai keadaan pasar
uang dan pasar modal.
d. Mengawasi kinerja lembaga keuangan
Perbankan, sebagai lembaga keuangan menjadi pintu gerbang semua kalangan dalam
kegiatan perekonomian. Menciptakan dan menjaga lembaga keuangan yang sehat dan
berkinerja baik menjadi tanggungjawab dan pengawasan Bank Indonesia. Fungsi dan
peranan dalam mengawasi dan menentukan regulasi yang tepat serta penegakan hukum
atas lembaga keuangan berada dibawah kendali Bank Indonesia.
e. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Berbicara tentang sistem pembayaran pasti akan kita temui masalah yang kompleks. Hal
yang sering terjadi adalah gagal bayar pada salah satu pihak maka akan terjadi sebuah
masalah terutama pada kelancaran sistem pembayaran. Untuk mengatasi hal tersebut
serta menjaga kelncaran sistem pembayaran, Bank Indonesia menerapkan suatu
mekanisme dan aturan yang mampu mengurangi resiko dalam sistem pembayaran yang
cenderung meningkat.
f. Sebagai jaring pengamanan sistem keuangan.
Peran Bank Indonesia yang satu ini didapat karena Bank memiliki fungsi sebagai Lender
of the Last Resort (LoLR). Peran ini bisa digolongkan sebagai peran tradisonal Bank
Indonesia sebagai Bank sentral. Peran ini memiliki dampak baik terutama pada
pengelolaan krisis yang berguna untuk menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem
keuangan. Peran ini meliputi penyediaan likuiditas pada saat kondisi normal maupun
krisis. Dalam menjalankan peran ini Bank Indonesia selalu melakukan pertimbangan atas
resiko sistemik dan menerapkan persyaratan yang ketat dalam upaya penyediaan
likuiditas bagi pihak yang membutuhkan.
g. Menciptakan uang giral
Sebagai bank sentral, bank Indonesia menjadi satu-satunya lembaga yang berhak untuk
merancang, membuat mencetak dan mengatur peredaran uang. Salah satunya membuat
uang giral seperti bilyet, giro dan cek. Untuk masalah pencetakan uang Bank Indonesia
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dalam masyarakat. Ketika sedang terjadi inflasi
Bank Indonesia mengedarkan uang lebih banyak dari biasanya agar inflasi cepat selesai.
Dan ketika terjadi kondisi yang kurang kondusif maka uang yang diedarkan dikurangi
jumlahnya.
h. Menjadi perantara keuangan
Peran yang tak kalah penting dari Bank Indonesia adalah sebagai perantara atau
menjembatani dua pihak yang saling membutuhkan, yaitu diantara pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki atau kelebihan dana. Antara perbankan
dan masyarakat. Dalam hal ini Bank menyediakan sebuah program dimana mereka
menerima simpanan dari masyarakat untuk disalurkannya kembali dalam bentuk kredit.
Kredit ini diharapkan mampu membantu masyarakat dalam upaya membuka usaha
sendiri atau mandiri untuk memenuhi tujuan hidupnya.
i. Mengelola arus pembayaran dan pelayanan jasa-jasa seputar perbankan.
Dalam menjalankan peranan pengelolaan arus pembayaran dan pelayanan jasa-jasa
perbankan dengan melakukan berbagai macam kegiatan yang pada dasarnya Bank
Indonesia mendukung peran tersebut, diantaranya: Menghimpun dan mengumpulkan
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang berupa giro, deposito yang berjangka,
sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lainnya yang sejenis dengan hal tersebut;
Memberikan dan meminjami kredit bagi masyarakat kecil yang ingin memiliki usaha
mandiri; Menerbitkan surat atau tanda bukti pengakuan hutang, baik hutang yang
memiliki jangka waktu panjang maupun yang berjangka pendek.
j. Menjalankan riset dan pemantauan
Bank Indonesia dalam peranannya secara rutin mencari dan menggali segala informasi
penting terutama yang mampu mengancam  stabilitas keuangan negara. Pemantauan yang
dilakukan oleh Bank Indonesia bersifat macroprudential, sehingga Bank Indonesia bisa
memantau dan memonitor kerentanan yang dimiliki oleh sektor keuangan serta
mendeteksi dan mencari potensi yang tidak diduga yang biasanya berdampak pada
stabilitas dari sistem keuangan negara.

5. Pemerintah yang menyelenggarakan kekuasaan negara, umumnya berperan sebagai agen


pembangunan dan perubahan sosial. Dalam menjalankan peranan itu, pemerintah
membutuhkan dukungan bank sentral sebagai lembaga yang berperan penting dalam
pembiayaan pembangunan. Menurut anda bagaimana independensi kelembagaan Bank
Sentral dalam mengelola perekonomian Indonesia dalam sistem ketatanegaraan ?

Jawaban :
Dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, kedudukan BI sebagai lembaga negara yang
independen tidak sejajar dengan lembaga tinggi negara seperti Dewan Perwakilan Rakyat,
Badan Pemeriksa Keuangan, dan Mahkamah Agung. Kedudukan BI juga tidak sama dengan
Departemen karena kedudukan BI berada di luar pemerintahan. Status dan kedudukan yang
khusus tersebut diperlukan agar BI dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai Otoritas
Moneter secara lebih efektif dan efisien. Sebagai Lembaga negara yang independen,
kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Di samping itu,
kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank
Indonesia berada di luar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan
agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter
secara lebih efektif dan efisien. Meskipun BI berkedudukan sebagai lembaga negara
independen, dalam melaksanakan tugasnya, BI harus membina hubungan kerja dan
koordinasi yang baik dengan DPR, BPK, Pemerintah dan pihak lainnya.

Anda mungkin juga menyukai