INDONESIA
O2
A. PENGERTIAN SISTEM KEUANGAN
4. Fungsi kredit. Kredit merupakan pinjaman yang disertai dengan janji untuk
membayar kembali di masa yang akan datang.
5. Fungsi pembayaran. Instrumen pembayaran yang tersedia antara lain cek,
girobilyet, karlu kredit, termasuk mekanisme kliring dalam perbankan.
6. Fungsi risiko. Pasar keuangan menawarkan proteksi terhadap jiwa, kesehatan
danrisiko pendapatan atau kerugian. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
menjualberbagai polis asuransi.
7. Fungsi kebijakan. Pasar keuangan telah menjadi instrumen pokok yang dapat
digunakan oleh pemerintah untuk melakukan kebijakan guna menstabilkan
ekonomi dan mempengaruhi inflasi melalui kebijakan moneter.
C. PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN
Lembaga keuangan (atau sering juga disebut Iembaga intermediasi) dapat dikelompokkan
berdasarkan kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat secara langsung. Atas dasar
tersebut lembaga keuangan dapat dibedakan menjadilembaga keuangan depositori (depository
financial institution) dan lembaga keuangan nondepositori (non depository financial institution).
1. Lembaga keuangan depositori atau sering juga disebut depository intermediary. Lembaga
keuangan ini menghimpun dans secara langsung dari masyarakat dalambentuk simpanan
(deposits) misalnya giro, taungan atau deposito berjangka yangditerima dari penabung atau unit
surplus. Unit surplus memiliki kelebihanpendapatan, setelah dikurangi kebutuhan untuk
konsumsi. Lembaga keuangan yangmenawarkan jasa-jasa seperti ini adalah bank-bank.
2. Lembaga keuangan non depositori atau sering juga disebut lembaga keuangan bukan bank.
Lembaga keuangan yang kegiatan usahanya bersifat kontraktual (contractual institutions) yaitu
menarik dana dari masyarakat dengan menawarkankontrak untuk memproteksi penabung
terhadap risiko ketidakpastian misalnya polis asuransi, program pensiun. Kelompok lembaga
keuangan kontraktual dapat disebut perusahaan asuransi dan dana pensiun. Lembaga keuangan
investasi (investment institution) misalnya perusahaan efek, reksa dana. Lembaga keuanganbukan
bank lainnya yaitu perusahaan modal ventura dan perusahaan pembiayaan (finance company)
yang menawarkan jasa pembiayaan sewaguna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen dan
kartu kredit.
D. PERAN LEMBAGA KEUANGAN DALAM PROSES
INTERMEDIASI
1. Risiko Kredit, yakni risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty)
untuk memenuhi kebutuhannya dalam melakukan pembayaran.Risiko kredit dapat
bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti pembiayaan, treasury, atau
investasi yang tercatat dalam pembukuan bank.
2. Risiko Likuiditas, yakni risiko yang dimiliki karena bank gagal melakukan
pembayaran terhadap kewajibannya yang jatuh tempo. Risiko dapat bersumber dari
aktivitas bank dalam bidang perkreditan, penyediaan dana, dan instrumen hutang.
3. Resiko Tingkat Bunga, adalah risiko yang timbul karena nilai relatif aktiva
berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena peningkatan
sukubunga. Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga
tetapakan turun, demikian juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur
denganjangka waktu obligasi, teknik paling tua yang sekarang digunakan untuk
mengelolarisiko suku bunga.
4. Risiko Pasar, yakni risiko yang terjadi akibat berubahnya variabel dari portfolio yang
dimiliki oleh bank. Variabel yang berubah biasanya adalah suku bunga dan nilai tukar
mata uang. Risiko pasar dapat bersumber dari kegiatan investasi bank dalam bentuk
surat berharga, pengadaan valas atau penempatan pada lembagakeuangan lainnya.
5. Risiko nilai tukar, atau risiko mata uang adalah suatu bentuk risiko yang
F. RESIKO LEMBAGA KEUANGAN
.
5. Risiko nilai tukar, atau risiko mata uang adalah suatu bentuk risiko yang
munculkarena perubahan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang yang
lain. Suatu perusahaan atau pemodal yang memiliki aktiva atau operasi bisnis
lintas negara akan memperoleh risiko ini jika tidak menerapkan lindung nilai
(hedging). Risiko nilai tukar yang terkait dengan instrumen mata uang asing
penting diperhatikandalam investasi asing. Risiko ini muncul karena
perbedaan kebijakan moneter danpertumbuhan produktivitas nyata, yang akan
mengakibatkan perbedaan laju inflasi.
6. Risiko Operasional, adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya
sistem internal yangberlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem.
Sumber terjadinya risiko operasional paling luas dibanding risiko lainnya
yakni selain bersumber dari aktivitas di atas juga bersumber dari kegiatan
operasional dan jasa, akuntansi, sistem tekhnologi informasi, sistem
informasimanajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia.
7. Insolvensy Rist (resiko kebangkrutan)
8. Country RistOff Balance Sheet Rist.
G. ASET FINANSIAL DAN NON FINANSIAL
I.ASET FINANSIAL
Aset finansial dapat didefinisikan sebagai berikut: it is a claim against the income or wealth of a
business Firm, house holold or unit of government, represented usually by acertificate, receipt or
other legal document and usually created by the lending of money (Peter S. Rose, 1997).
I.A. KARAKTERISTIK ASET FINANSIAL
Beberapa karakteristik aset finansial dapat disebutkan untuk membedakan aset nonfinansial
sebagai berikut:
a. tidak memberikan suatu jasa yang terus menerus kepada pemiliknya seperti rumah tempat
tinggal, mobil atau mesin cuci.
b. menjanjikan suatu pendapatan yang akan datang.
c. dapat dijadikan sebagai alat untuk penyimpanan nilai.
d. tidak dapat didepresiasi karena tidak habis dipakai.
e. kondisi fisiknya tidak dapat dinilai untuk menentukan nilai pasarnya.
f. umumnya dalam bentuk sehelai kertas (sertifikat) atau berbentuk informasi yangdisimpan dalam
komputer (scripless stocks) sehingga sebagai komoditas nilainyadapat dikatakan lidak ada.
g. biaya transportasi atau penyimpanan relatif sangat rendah.
h. sangat mudah dialihkan menjadi aset lain.
G. ASET FINANSIAL DAN NON FINANSIAL