Anda di halaman 1dari 19

SISTEM DAN LEMBAGA KEUANGAN

INDONESIA
O2
A. PENGERTIAN SISTEM KEUANGAN

Sistem keuangan dapat diartikan sebagai kumpulan institusi, pasar,


ketentuan perundangan, peraturan-peraturan, dan teknik-teknik
dimana surat berharga diperdagangkan, tingkat bunga ditetapkan, dan
jasa-jasa keuangan (financialservices) dihasilkan serta ditawarkan ke
seluruh bagian dunia (Peter S. Rose, 7th editionm 2000). Jadi, dapat
diartikan bahwa sistem keuangan merupakan kumpulan lembaga-
lembaga keuangan (bank, lembaga asuransi, dan sebagainya),
berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi keuangan,
yang disusun sedemikian rupa untuk memperlancar segala transaksi
keuangan yang berlangsung, yang mendukung terjadinya transaksi-
transaksi keuangan di suatu negara, demi kemajuan perekonomian
negara tersebut.
B. FUNGSI SISTEM KEUANGAN

Sistem keuangan dalam perekonomian memiliki sekurang-kurangnya tujuh fungsi


pokok sebagai berikut:
1. Fungsi tabungan. Sistem pasar keuangan dan lembaga keuangan menyediakan
instrumen untuk tabungan. Obligasi, saham dan instrumen utang lain
diperjualbelikan di pasar uang dan pasar modal yang menjanjikan suatu
pendapatan dan dengan risiko yang rendah bagi masyarakat penabung yang
mengalir melalui pasar keuangan kemudian digunakan untuk investasi sehingga
barang-barang dan jasa dapat diproduksi.
2. Fungsi penyimpanan kekayaan(wealth function). Penyimpanan kekayaan dapat
dilakukan dengan membeli barang obligasi, saham dan instrumen keuangan
lainnilainya tidak akan berkurang karena berlalunya waktu dan bahkan
memperoleh penghasilan di samping risiko rugi relatif lebih kecil.
3. Fungsi likuiditas. Lembaga keuangan depositori menyediakan berbagai altematif
instrumen simpanan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
B. FUNGSI SISTEM KEUANGAN

4. Fungsi kredit. Kredit merupakan pinjaman yang disertai dengan janji untuk
membayar kembali di masa yang akan datang.
5. Fungsi pembayaran. Instrumen pembayaran yang tersedia antara lain cek,
girobilyet, karlu kredit, termasuk mekanisme kliring dalam perbankan.
6. Fungsi risiko. Pasar keuangan menawarkan proteksi terhadap jiwa, kesehatan
danrisiko pendapatan atau kerugian. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
menjualberbagai polis asuransi.
7. Fungsi kebijakan. Pasar keuangan telah menjadi instrumen pokok yang dapat
digunakan oleh pemerintah untuk melakukan kebijakan guna menstabilkan
ekonomi dan mempengaruhi inflasi melalui kebijakan moneter.
C. PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang


kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan
atau tagihan (claims) dibandingkan aset
nonfinansial atau aset riil. Lembaga keuangan
merupakan bagian dari sistem keuangan dalam
ekonomi modernyang melayani masyarakat
pemakai jasa-jasa keuangan.
KLASIFIKASI LEMBAGA KEUANGAN

Lembaga keuangan (atau sering juga disebut Iembaga intermediasi) dapat dikelompokkan
berdasarkan kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat secara langsung. Atas dasar
tersebut lembaga keuangan dapat dibedakan menjadilembaga keuangan depositori (depository
financial institution) dan lembaga keuangan nondepositori (non depository financial institution).
1. Lembaga keuangan depositori atau sering juga disebut depository intermediary. Lembaga
keuangan ini menghimpun dans secara langsung dari masyarakat dalambentuk simpanan
(deposits) misalnya giro, taungan atau deposito berjangka yangditerima dari penabung atau unit
surplus. Unit surplus memiliki kelebihanpendapatan, setelah dikurangi kebutuhan untuk
konsumsi. Lembaga keuangan yangmenawarkan jasa-jasa seperti ini adalah bank-bank.
2. Lembaga keuangan non depositori atau sering juga disebut lembaga keuangan bukan bank.
Lembaga keuangan yang kegiatan usahanya bersifat kontraktual (contractual institutions) yaitu
menarik dana dari masyarakat dengan menawarkankontrak untuk memproteksi penabung
terhadap risiko ketidakpastian misalnya polis asuransi, program pensiun. Kelompok lembaga
keuangan kontraktual dapat disebut perusahaan asuransi dan dana pensiun. Lembaga keuangan
investasi (investment institution) misalnya perusahaan efek, reksa dana. Lembaga keuanganbukan
bank lainnya yaitu perusahaan modal ventura dan perusahaan pembiayaan (finance company)
yang menawarkan jasa pembiayaan sewaguna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen dan
kartu kredit.
D. PERAN LEMBAGA KEUANGAN DALAM PROSES
INTERMEDIASI

Intermediasi keuangan adalah proses / kegiatan pengalihan


dana dari penabung (ultimate lenders) kepada peminjam
(ultimate borrowers).
Proses intermediasi dilakukan oleh lembaga keuangan dengan
cara membeli sekuritasprimer yang diterbitkan oleh unit
defisit dan dalam waktu yang sama lembaga
keuanganmengeluarkan sekuritas sekunder kepada penabung
atau unit surplus. Sekuritas primerantara lain dapat berupa
saham, obligasi, commercial paper, perjanjian kredit
dansebagainya. Sementara yang termasuk sekuritas sekunder
adalah giro, tabungan,deposito berjangka, sertifikat deposito,
polis asuransi, reksa dana dan sebagainya.
D. PERAN LEMBAGA KEUANGAN
. DALAM PROSES
INTERMEDIASI

1. Pengalihan aset atau asset transmutation


Untuk memenuhi kebutuhan dananya,unit ekonomi menerbitkan
sekuritas primer yang jangka waktunya dapat disesuaikan dengan
keinginan dan kebutuhannya. Surat-surat berharga yangditerbitkan
oleh unit defisit kemungkinan jumlah, jangka waktu dan
bentuknyaberbeda dengan kebutuhan unit surplus. Lembaga keuangan
memecahkan masalahtersebut dengan membeli sekuritas primer
tersebut dengan menggunakan danayang diperoleh dari penerbitan
sekuritas sekunder. Dengan menerbitkan sekuritassekunder untuk
ditukarkan dengan dana unit surplus dan kemudianmenukarkannya
dengan sekuritas primer yang dikeluarkan unit defisit.
Lembagakeuangan mengubah sekuritas unit surplus menjadi
kewajiban. Proses pengalihandari kewajiban menjadi kekayaan
disebut Transmutasi aset.
D. PERAN LEMBAGA KEUANGAN DALAM PROSES
INTERMEDIASI
2. Likuiditas. Likuiditas berkaitan dengan kemampuan memperoleh uang lunai
padasaat dibutuhkan.
3. Realokasi pendapatan.
Untuk merealokasi penghasilan pada dasarnya dapat sajamembeli dan
menyimpan barang misalnya rumah, tanah dan sebagainya, namundengan
memiliki sekuritas sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan
misalnyasimpanan di bank, polis asuransi jiwa, reksa dana, program pensiun
dan sebagainya,akan jauh lebih baik dibandingkan dengan alternatif pertama.
Karena Rumah tanggaumumnya digunakan untuk tujuan yang bersifat
konsumtif dan bukan untuk peningkatan pendapatan di masa yang akan datang.
Sementara unit usaha,penerbitan sekuritas primer untuk tujuan investasi yang
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan.
4. Transaksi. Sekuritas sekunder yang diterbitkan Iembaga intermediasi
keuanganseperti rekening giro, tabungan, deposito berjangka atau sertifikat
deposito dan sebagainya, merupakan bagian dari sistem pembayaran / transaksi.
E. FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN
MENINGKATNYA PERAN LEMBAGA KEUANGAN

1. Meningkatnya pendapatan masyarakat. Terjadinya peningkatan pendapatanmasyarakat


terutama kalangan menengah menyebabkan naiknya kemampuanmenabung setiap tahun.
Sejalan dengan itu lembaga keuangan menawarkanberbagai alternative simpanan yang
memberikan fasilitas kemudahan penabungmelakukan transaksi.
2. Perkembangan industri dan teknologi. Kebutuhan dana investasi oleh sektorindustri yang
semakin meningkat sejalan dengan pesatnya perkembangan industridan teknologi. Untuk
memenuhi kebutuhan sektor usaha tersebut, lembagakeuangan telah memperlihatkan
kemampuannya untuk memenuhi semuakebutuhan modal sektor industri dalam jumlah
besar.
3. Denominasi instrumen keuangan. Beberapa jenis surat berharga yang ditawarkan melalui
pasar keuangan sulit dijangkau oleh penabung akibat denominasinya dalam nilai besar.
Lembaga keuangan dapat memberikan kesempatan penabung kecil untuk mendapatkan
instrumen keuangan yang dapat dijangkau.
4. Skala ekonomi dan produk jasa-jasa. Dengan mengombinasi sumber-sumber untuk
menciptakan berbagai jenis jasa keuangan dalam jumlah besar, maka biaya produk atau jasa
per unit yang ditawarkan lembaga keuangan dapat ditekanlebih rendah. Kelebihan inilah
yang memberikan lembaga keuangan keunggulanbersaing.
E. FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN
MENINGKATNYA PERAN LEMBAGA KEUANGAN

5. Jasa-jasa likuiditas. Ketidakpastian arus kas unit usaha dalam


kegiatanoperasinya jelas akan dapat mengancam dan mengganggu kegiatan
operasiperusahaan apabila kondisi keuangannya tidak dalam keadaan baik.
Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas ini, lembaga keuangan menciptakan
dan menjualproduk atau jasa-jasa likuiditas.
6. Keuntungan jangka panjang. Lembaga keuangan memperoleh sumber dana
simpanan dari penabung dengan tingkat bunga yang relatif rendah. Dana
tersebut selanjutnya disalurkan sebagai pinjaman dengan tingkat bunga lebih
tinggi dan dengan jangka waktu yang lebih panjang. Spread antara biaya
danalembaga keuangan dengan tingkat bunga pinjaman tetap akan stabil,
karena biaya dana dan tingkat bunga kredit cenderung bergerak bersamaan,
naik atau turun.
7. Risiko lebih kecil. Karena adanya Pengawasan dan peraturan yang lebih
ketat dan adanya program penjaminan atas simpanan, yang saat ini banyak
diperlakukan oleh pemerintah dan otoritas moneter menyebabkan risiko
yangdihadapi penabung menjadi sangat kecil.
F. RESIKO LEMBAGA KEUANGAN

1. Risiko Kredit, yakni risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty)
untuk memenuhi kebutuhannya dalam melakukan pembayaran.Risiko kredit dapat
bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti pembiayaan, treasury, atau
investasi yang tercatat dalam pembukuan bank.
2. Risiko Likuiditas, yakni risiko yang dimiliki karena bank gagal melakukan
pembayaran terhadap kewajibannya yang jatuh tempo. Risiko dapat bersumber dari
aktivitas bank dalam bidang perkreditan, penyediaan dana, dan instrumen hutang.
3. Resiko Tingkat Bunga, adalah risiko yang timbul karena nilai relatif aktiva
berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena peningkatan
sukubunga. Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga
tetapakan turun, demikian juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur
denganjangka waktu obligasi, teknik paling tua yang sekarang digunakan untuk
mengelolarisiko suku bunga.
4. Risiko Pasar, yakni risiko yang terjadi akibat berubahnya variabel dari portfolio yang
dimiliki oleh bank. Variabel yang berubah biasanya adalah suku bunga dan nilai tukar
mata uang. Risiko pasar dapat bersumber dari kegiatan investasi bank dalam bentuk
surat berharga, pengadaan valas atau penempatan pada lembagakeuangan lainnya.
5. Risiko nilai tukar, atau risiko mata uang adalah suatu bentuk risiko yang
F. RESIKO LEMBAGA KEUANGAN
.
5. Risiko nilai tukar, atau risiko mata uang adalah suatu bentuk risiko yang
munculkarena perubahan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang yang
lain. Suatu perusahaan atau pemodal yang memiliki aktiva atau operasi bisnis
lintas negara akan memperoleh risiko ini jika tidak menerapkan lindung nilai
(hedging). Risiko nilai tukar yang terkait dengan instrumen mata uang asing
penting diperhatikandalam investasi asing. Risiko ini muncul karena
perbedaan kebijakan moneter danpertumbuhan produktivitas nyata, yang akan
mengakibatkan perbedaan laju inflasi.
6. Risiko Operasional, adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya
sistem internal yangberlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem.
Sumber terjadinya risiko operasional paling luas dibanding risiko lainnya
yakni selain bersumber dari aktivitas di atas juga bersumber dari kegiatan
operasional dan jasa, akuntansi, sistem tekhnologi informasi, sistem
informasimanajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia.
7. Insolvensy Rist (resiko kebangkrutan)
8. Country RistOff Balance Sheet Rist.
G. ASET FINANSIAL DAN NON FINANSIAL

I.ASET FINANSIAL
Aset finansial dapat didefinisikan sebagai berikut: it is a claim against the income or wealth of a
business Firm, house holold or unit of government, represented usually by acertificate, receipt or
other legal document and usually created by the lending of money (Peter S. Rose, 1997).
I.A. KARAKTERISTIK ASET FINANSIAL
Beberapa karakteristik aset finansial dapat disebutkan untuk membedakan aset nonfinansial
sebagai berikut:
a. tidak memberikan suatu jasa yang terus menerus kepada pemiliknya seperti rumah tempat
tinggal, mobil atau mesin cuci.
b. menjanjikan suatu pendapatan yang akan datang.
c. dapat dijadikan sebagai alat untuk penyimpanan nilai.
d. tidak dapat didepresiasi karena tidak habis dipakai.
e. kondisi fisiknya tidak dapat dinilai untuk menentukan nilai pasarnya.
f. umumnya dalam bentuk sehelai kertas (sertifikat) atau berbentuk informasi yangdisimpan dalam
komputer (scripless stocks) sehingga sebagai komoditas nilainyadapat dikatakan lidak ada.
g. biaya transportasi atau penyimpanan relatif sangat rendah.
h. sangat mudah dialihkan menjadi aset lain.
G. ASET FINANSIAL DAN NON FINANSIAL

I.B. JENIS ASET FINANSIAL


1. Uang, yaitu setiap aset finansial yang secara umum diterima sebagai alat pembayaran atas pembelian
barang dan jasa. Demikian juga giro, uang kertas, uang logam adalah aset keuangan yang dapat dijadikan
sebagai instrumen atau media pembayaran.
2. Saham, menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Oleh karena itu memiliki klaim
terhadap laba yang diperoleh perusahaan dan klaim atas penerimaan yang diperoleh dari penjualan atas
kekayaan perusahaan. Saham dapat dibedakan dalam bentuk saham biasa dan saham preferen. Saham
biasa memberikan pemegangnya hak suara dalam pemilihan direksi perusahaan, oleh karena itu
menentukan kebijakan perusahaan. Saham preferen tidak memiliki hak suara tetapi memiliki hak
mendapatkan pembagian tetap dari keuntungan bersih perusahaan seperti pemegang saham biasa.
Dalam hubungan ini, perlu dibedakan aset finansial yang bersifat kepemilikan langsung (direct
ownership) seperti saham dan aset finansial yang bukan kepemilikan langsung (indirect ownership)
misalnya reksa dana yang diterbitkan perusahaan manajemen investasi atau investment management
company baik reksa dana yang bersifat terbuka (opened end) maupun reksa dana bersifat tertutup (closed
end).
3. Instrumen utang, merupakan klaim finansial yang umum dimiliki misalnya obligasi, utang, promes,
commercial paper, dan instrumen yang dikeluarkan bank sebagai bukti simpanan nasabah. Instrumen
uang semacam ini disebut juga klaimmoneter (monetary claims) yang dapat diperjualbelikan (negotiable)
dan yangtidak dapat diperjualbelikan (non negotiable) misalnya buku tabungan, bilyet deposiro
berjangka dan sebagainya.
4. Klaim kontinjensi (contingent claims), merupakan salah satu jenis aset finansial yang tcrdiri atas:
warrant, obligasi konversi, pre-emptive right, opsi, kontrak berjangka dan transaksi derivatif lainnya.
G. ASET FINANSIAL DAN NON FINANSIAL

II. ASET NON FINANSIAL


Karakteristik utama aset nonfinansial
adalah kurang likuid dibandingkan dengan
aset finansial. Aset yang dapat digolongkan
sebagai aset nonfinansial antara lain adalah
real estat, permata (gemstones), logam
berharga (precious metals), dan barang-
barang koleksi yang bernilai, misalnya
barang-barang antik, barang seni.
H. BIDANG-BIDANG PENGAMBILAN
KEPUTUSAN MANAJEMEN
LEMBAGAKEUANGAN

Untuk mencapai tujuan manajemen lembaga keuangan


tersebut, beberapa masalah pokok atau bidang yang
perlu diperhatikan manajemen dalam pengambilan
keputusan antara lain sebagai berikut:
1. Manajemen aktiva (asset management)
2. Manajemen utang (liability management)
3. Manajemen modal (capital management)
4. Pengendalian biaya (cost controling)
5. Kebijakan pemasaran (marketing policy)
Spead negatif = hasil yang diperoleh dari aset < total
H. BIDANG-BIDANG PENGAMBILAN
KEPUTUSAN MANAJEMEN
LEMBAGAKEUANGAN
Spead negatif = hasil yang diperoleh dari aset < total bunga yang harus
dibayarkankepada penabung.
Spread positif = penghasilan rata-rata lembaga keuangan atastotal asetnya akan
melebihi biaya bunga yang harus dibayarkan kepada penabung
Selanjutnya, manajemen akliva, ulang dan modal sangat berkaitan dengan
tingkat risiko yang mungkin dihadapi oleh lembaga keuangan. Pertama, risiko
likuiditas, lembaga keuangan dikatakan likuid apabila mampu memenuhi semua
penarikan dana, misalnya giro, deposito, tabungan dan pencairan kredit oleh
nasahah pada saat dibutuhkan. Risiko kedua, adalah risiko insolvensi yaitu
ketidakmampuan memenuhi kewajiban untuk jangka panjang. Apabila nilai
pasar aset lembaga keuangan kurangdari nilai seluruh utangnya, maka secara
tehnik lembaga keuangan tersebut sesungguhnya telah mengalami insolvensi.
Pengendalian Biaya. Untuk mengurangi biaya-biaya operasional, manajemen
lembaga keuangan berusaha mencari cara-cara lain misalnya dengan
mengevaluasi kembali biayatenaga kerja dan biaya overhead lainnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai