Anda di halaman 1dari 28

Manajemen Bank

Disusun Oleh:

Drs Harry S Kadir, MM.


Leonardo H Kadir, SH.MH.
Indira Tribhuwana Tungga Dewi, SE.MM.

BAB I
Pendahuluan
Pengertian Lembaga Keuangan

Perusahaan merupakan kombinasi antara Sumber Daya Manusia (SDM ) dengan faktor produksi atau
sumber daya lainnya, antara lain: tanah, modal, teknologi dan manajemen ( managerial skill ) untuk
memproduksi barang dan jasa. Hasil produksi dan jasa tersebut merupakan kebutuhan masyarakat
dan dipasarkan untuk memperoleh laba, guna meningkatkan kekayaan pemilik dan meningkatkan nilai
pasar perusahaan.

Perusahaan yang ada di masyarakat dan melaksanakan operasi, secara garis besar dapat dibagi ke
dalam 2 ( dua ) kelompok, kelompok pertama: perusahaan Jasa. Kelompok kedua : Perusahaan bukan
jasa ( sektor ril ). Perusahaan jasa dapat dibagi ke dalam perusahaan keuangan( Financial
Enterprise ) dan bukan perusahaan keuangan ( non Financial Enterprise ).

Perusahaan keuangan ( financial corporation ) lebih dikenal sebagai lembaga keuangan (Financial
Institution ), secara ringkas pengertian lembaga keuangan adalah "badan usaha atau perusahaan yang
kekayaannya utamanya berbentuk aset keuangan ( financial assets) atau tagihan keuangan
( claims ), seperti : piutang dagang, hutang dagang, persediaan, saham, obligasi, produk derivatif
( options, forward, futures, warrant ) dan beberapa akun lainnya, dan melakukan operasi atau
kegiatan utama mengumpulkan dan menyalurkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana
( unit surplus ) kepada pihak yang membutuhkan dana ( unit defisit )”
Lembaga keuangan menurut Undang- Undang nomor 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan
, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatan di bidang
keuangan menarik uang dari masyarakat dan menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat.
Lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada nasabah atau menginvestasikan dananya dalam
surat berharga ( sekuritas ) di pasar uang. Lembaga keuangan juga menawarkan bermacam-macam
jasa keuangan mulai dari perlindungan asuransi, menjual program pensiun sampai dengan
penyimpanan barang- barang berharga dan penyediaan suatu mekanisme untuk pembayaran dana
dan transfer dana.
Undang-undang tersebut masih belum membedakan antara lembaga keuangan bank dengan
lembaga keuangan non bank

Jasa-Jasa Disediakan Lembaga keuangan

Lembaga keuangan sebagai entitas utama di masyarakat melakukan kegiatan bisnis dengan
memberikan pelayanan di bidang keuangan yang dibutuhkan masyarakat untuk memperlancar
aktivitas bisnis dan bukan bisnis ( keperluan pembayaran transaksi pribadi ). Adapun pelayanan atau
jasa yang disediakan lembaga keuangan antara lain:

1. Transformasi ( mengubah, mentransfer ) aset keuangan melalui pasar, Yaitu, pemindahan dana
dari pihak surplus dana ke pihak defisit dana, yang umum dikenal sebagai intermediaries
( bank, asuransi, leasing, dana pensiun, perusahaan pendanaan ).

2. Perdagangan aset keuangan atas nama pelanggan, pelayanan yang dilakukan pialang ( broker )
untuk membeli dan menjual sekuritas atas nama pelanggan.

3. Perdagangan aset keuangan untuk kepentingan sendiri, perusahaan efek atau perusahan
sekuritas ( fund corporation ), membeli dan menjual sekuritas untuk kepentingan sendiri.

4. Membantu pembuatan aset keuangan ( financial engineering seperti reksadana ) untuk


pelanggan, dan menjual aset keuangan tersebut kepada pelaku keuangan lainnya ( investor
individu dan investor lembaga).

5. Menyediakan konsultasi investasi kepada pelaku pasar keuangan dan pasar modal

6. Mengelola portofolio para pelaku pasar lainnya

Peranan Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan merupakan bagian sistem keuangan yang mempunyai peranan vital atau sangat
penting dalam aktivitas ekonomi di suatu Negara, lembaga keuangan melayani masyarakat pemakai
jasa keuangan. Lembaga keuangan ( bank ) menciptakan sistem keuangan yamng pada dasarnya
merupakan suatu jaringan pasar keuangan dengan berbagai pemangku kepentingan. sehingga
lembaga keuangan harus solid dan kuat dan mampu melaksanakan peranan universalnya secara efisien
dan efektif. Peranan lembaga keuangan sebagai berikut :

1. Mekanisme Pembayaran

Sistem keuangan menyediakan suatu mekanisme pembayaran dalam bentuk uang, giro, dan instrumen
transaksi lainnya. Mekanisme pembayaran diitetapkan dalam upaya menarik minat dan memenuhi
kebutuhan dan mempermudah pelaksanaan transaksi pembayaran, dan mekanisme pembayaran
terdiri dari berbagai jenis dari instrumen pembayaraan.
2. Pengalihan aset

Lembaga keuangan punya aset sebagai" janji-janji untuk membayar " atau dapat diartikan sebagai
pinjaman kepada pihak lain dengan jangka waktu yang diatur sesuai kebutuhan peminjam. Dana
pembiayan aset tersebut diperoleh dari tabungan atau simpanan masyarakat ( DPK ). Dengan demikian
lembaga keuangan sebenarnya hanyalah mengalihkan atau memindahkan kewajiban peminjam
menjadi suatu aset dengan suatu jangka waktu jatuh tempo sesuai keingginan penabung. proses
pengalihan kewajiban menjadi suatu aset disebut transmutasi kekayaan ( Assets Transmutation )
3. Likuiditas
Likuiditas berkaitan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk dapat memenuhi dana
yang )kewajiban yang jatuh tempo. Beberapa sekuritas, seperti deposito, sertifikat
deposito, marketable securities ( aset keuangan sangat yang dapat diuangkan atau
dicairkan secara cepat dengan harga sesuai pasar atau a reasonable price , seperti: SBI,
Commercial Paper, dan surat berharga pasar uang /SBPU ) di beli oleh rumah tangga dan
perusahaan dalam rangka tujuan likuiditas. sekuritas yang diterbitkan bank adalah yang
paling likuid.

4. Alokasi pendapatan

Manusia yang bijak tidak akan menghabiskan penghasilannya untuk kepentingan hari ini saja, karena
kehidupan masih ada di esok hari. artinya hari tua merupakan masa menggunakan pendapatan masa
muda. Untuk keperluan kehidupan di masa depan orang akan menggunakan lembaga keuangan
khususnya bank dan dana pensiun serta asuransi untuk mengelola sebagian pendapatannya guna unuk
hari tua. Di sini terjadi realokasi ( pemindahan ) pendapatan atau dana. dana sekarang direlokasi untuk
masa depan.

5. Transaksi

Aset yang diterbitkan lembaga keuangan seperti bank, merupakan bagian dari sistem pembayaran.
Seperti: giro, tabungan, deposito adalah bentuk nyata dari sistem pembayaran. transaksi bisnis
diselesaikan dengan giro, pembayaran transaksi dilakukan dengan pemindahbukuan rekening
tabungan.

Metode Pengalihan Dana atau Pembayaran dalam Sistem Keuangan

Semua sistem keuangan di ekonomi suatu negara mempunyai metode pengalihan atau pembayaran
dana dari unit surplus ke unit defisit. Adapun metode dimakssud terdiri dari tiga bentuk:

1. Metode Langsung
Metode pembayaran langsung atau direct financing method adalah suatu cara pemberian kredit di
mana unit surplus ( ultimate lenders ) bertemu langsung dengan unit defisit ( ultimate borrowers ),
tanpa melalui lembaga keuangan.

Arus dana ( tunai )

Unit defisit Unit surplus

Sekuritas( saham, obligasi)

2. Metode semilangsung

Metode semilangsug ( semindirect financing method ) adalah Metode pembayaran atau pertukaran
dana dan aset keuangan tergantung pada intervensi dari pihak ketiga, yaitu: bank, dan perantara
lainnya ( deaalers, brokers ) untuk menyelesaikan transaksi peminjaman dana tersebut.

1
Sekuritas sekuritas
Unit defisit Perusahaan Unit surplus
Primer sekuritas sekunder

3. Metode Tidak Langsung

Unit surplus menyimpan dana dalam bentuk sekuritas sekunder ( giro, tabungan, deposito, sertifikaat
deposito, polis asuransi, reksa dana, program pensiun ). Sementara unit defisit menyimpan dana dalam
bentuk sekuritas primer ( saham biasa, saham preferen, obligasi, commercial paper, SBI ).

arus kas  Bank arus dana


 Dana pensiun
 Asuransi
 Reksa dana
Unit defisit Unit surplus
 Broker efek
 Pegadaian
 Modal ventura
sekuritas sekuritas

primer sekunder

Faktor Yang Dapat Meningkatkan Peran Lembaga Keuangan


Sebagai Lembaga Intermediasi Keuangan

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan peran dan kebutuhan terhadap pertumbuhan lembaga
keuangan adalah :

1. Pendapatan masyarakat meningkat

Pendapatan masyarakat terutama golongan menengah ke atas, mengalami peningkatan yang


signifikan. Hal ini merupakan faktor positif dari pembangunan nasional. Dana surplus mereka
merupakan sumber dana bag lembaga keuangan.

2. Kebutuhan dana dunia industri

Dunia industri memerlukan modal kerja dan investasi akan meningkat, sebagai konsekuensi
peningkatan kapasitas untuk memenuhi permintaan pelanggan yang bertambah atau meningkat. Dunia
industri merupakan tempat dana yang terkumpul dari masyarakat disalurkan untuk dimanfaatkan guna
meningkatkan pendapatan masyarakat dan nasional.

3. Besarnya denominasi ( nilai nominal ) instrumen keuangan menyebabkan sulitnya penabung kecil.

Sekuritas saham di pasar modal, dijual berdasarkan lot, yang satu lotnya berisi 500 saham. sehinga
perlu dana cukup besar untuk investasi di pasar modal. Perusahaan sekuritas dapat memanfaatkan
dana pemilik modal kecil untuk masuk ke pasar modal melalui produl reksa dana ( mutual
fund ).pemodal kecil dapat membeli reksa dana tanpa dana yang terlalu besarr.
4. Skala ekonomi dan ruang lingkup dalam produksi dan distribusi jasa-jasa keuangan

Lembaga keuangan dapat memanfatkan economies scale dalam menghimpun dana masyarakat,
sehingga mampu menekan biaya, sehingga dana yang dipinjamkan kepada pihak atau sektor defisit
dapat menjadi lebih murah dan biaya ekonomi tinggi atau high economy dapat ditekan.

5. Lembaga keuangan menjual jasa-jasa likuiditas yang murah

Ketidak pastian arus kas pada perusahaan dapat membahayakan likuiditas dan solvabilitasnya. Bila
tidak dapat diatasi dapat menyebabkan kesulitan keuangan bagi perusahaan tersebut.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, bank membuat produk seperti deposito, sertifikat deposito,
tabungan yang sangat likuid.

6. Keuntungan jangka panjang

Lembaga keuangan dapat memperoleh sumber dana atau meminjam uang dari penabung dengan
tingkat bunga yang relatif lebih rendah, kemudian meminjamkan dengan tingkat bunga yang lebih
tinggi. Keuntungan atau spread di dapat dari perbedaan bunga tabungan dengan bunga kredit.

7. Risiko yang lebih kecil

Pengawasan dan pengaturan pemerintah dan adanya LPS ( lembaga penjamin simpanan ) dan asuransi
kredit dan pengawasan lembaga otoritatif ( atau Otorisasi Jasa Keuangan/OJK ), menyebabkan risiko

usaha lembaga keuangan relatif lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan lain .

Prospek Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan di masa depan mempunyai kesempatan sekaligus tantangan, untuk dapat eksis
lembaga keuangan harus memnfaatkan segala peluang dan meminimisasikan segala ancaman yang ada
dilingkungannnya. Ada beberapa faktor penting yang dapat mempenaruhi prospek lembaga keuangan:

1. Pasar global terbuka

2. Jenis produk bertambah banyak dan semakin komplek

3. Merger antara perusahaan di lembaga keuangan

4. Persaingan meningkat

5. Penggunaan IT yang semakin canggih

6. Peningkatan risiko

7. Penyedia lapangan kerja

Jenis Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan merupakan instrumen bagi sistem keuangan suatu negara, lembaga keuangan
solid, menghasilkan sistem keuangan yang handal pada negara tersebut.

Secara keseluruhan lembaga-lembaga keuangan yang ada dalam sisitem keuangan indonesia adalah

sebagai berikut.

1. Sistem moneter
a) Otoritas monter
- Bank Indonsia

b) Bank pencipta uang giral


- Bank Umum

2). Di luar sistem moneter


a) Bank bukan pencipta uang giral
- BPR
b) Lembaga Pembiayaan
- Perusahaan pembiayaan
- Perusahaan modal ventura
- Leasing ( sewa guna usaha )
- Factoring ( perusahaan pembeli aset piutang )
- Pegadaian
c) Perusahaan Asuransi
- Asuransi sosial
- Asuransi Jiwa
- Asuransi kerugian
- Reasuransi
d) Dana pensiun
e) Pasar modal
f) Pasar uang
g) Perusahaan reksa dana

Perbedaan Bank dengan Lembaga Keuangan Bukan Bank

Terdapat beberapa perbedaan antara bank dengan lembaga keuangan bukan bank, antara lain :

1. Bank merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya, bank menghimpun dana
dari masyarakat dan disalurkan kembali ke masyarakat berupa kredit, serta melaksanakan jasa
keuangan lainnya dan melakukan investasi, antara lain membeli obligasi, saham dan surat
berharga lainnya . Lembaga keuangan non bank, kegiatan usahanya hanya pada satu bidang
jasa, misal, modal ventura khusus memberikan jasa penyertaan modal dan manajemen pada
perusahaan pasangan (partner). Perusahaan asuransi memberikan perlindungan dari risiko
tertentu yang dihadapi tertanggung dan menerima premi atas usahanya tersebut.
2. Bank dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan,
deposito, sertifikat deposito atau depositors, sedang lembaga keuangan lainnya tidak dapat
menghimpun dana secara langsung dari masyarakat.
3. Bank umum dapat menciptakan uang giral ( checkable deposits ) yang dapat mempengaruhi
jumlah uang beredar di masyarakat. melalui simpanan giro dari masyarakat, di samping sebagai
alat pembayaran dalam transaksi bisnis dengan cek dan giro bilyet ( perintah penerbit untuk
pemindah bukuan dari rekening penerbit ke rekening yang ditunjuk ), bagi bank umum giro juga
dapat dipergunakan untuk menciptakan uang giral. Sedangkan lembaga keuangan non bank
tidak dapat menciptakan uang giral.

Lembaga Keuangan dan Kebijakan Moneter


Di negara demokratis Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang diatur oleh undang-undang dan
menjadi wewenang bank sentral. Kebijakan moneter bertujuan menstabilkan ekonomi makro dan
meningkatkan pendapatan nasional, serta tujuan lainnya seperti, mengatur sistem pembayaran, nilai
kurs, tingkat inflasi terkendali, aktivitas ekonomi meningkat dan perluasan lapangan kerja.

Mekanisme kebijakan moneter secara universal, bank sentral menetapkan tingkat bunga acuan atau
prime rate ( di Indonesia tingkat bunga SBI ), jumlah uang beredar. Komponen sarana dan pendukung
kebijakan moneter adalah bank umum dan lembaga keuangan lainnya. Tanpa sistem perbankan dan
lembaga keuangan yang solid, efektifitas dan efisiensi kebijakan moneter tidak mungkin tercapai.

Bank umum dan lembaga keuangan lainnya, menjadi sarana bagi pelaksanaan kebijakan moneter yang
dilaksanakan oleh bank sentral.
Kebijakan Moneter
1. Pelaksana kebijakan moneter adalah bank Sentral ( di Indonesia adalah BI )
2. Sarana kebijakan moneter:
 Jumlah uang beredar
 Tingkat bunga acuan
 Operasi pasar
 Giro wajib minimum
 Himbauan.
Kondisi ekonomi suatu negara berkaitan dengan kondisi output atau GDP apakah sama dengan tingkat
output natural, lebih kecil atau lebih besar ( output gap ) – an expansionary output gap ( ketika output
berjalan lebih besar daripada output potensial) dan a recessionary output gap ( ketika output berjalan
lebih kecil daripada output potensial ). Kebijakan moneter harus dilaksanakan ketika ouput lebih kecil
dan lebih besar dari tingkat output natural. Di samping itu, kebijakan moneter juga untuk menekan
inflasi, pengangguran dan pelemahan mata uang domestik
APENDIKS BAB I
Aset Keuangan

a. Aset
Asset adalah segala sesuatu yang memiliki nilai, artinya dapat kita jual dan
mendapatkan uang. Asset dibagi menjadi dua yaitu :
1. Aset berwujud
Aset berwujud yaitu asset yang nilainya sesuai dengan wujudnya, misalnya
bangunan, mesin yang harganya sesuai dengan ongkos pembuatannya (walaupun
tanah tidak ada ongkos pembuatannya namun tanah termasuk asset berwujud).
2. Aset tidak berwujud
Aset tidak berwujud yaitu asset yang nilainya tidak sebanding dengan wujud
fisiknya misalnya surat berharga saham yang wujud fisiknya hanya secarik kertas
yang ongkos pembuatannya relatif murah dan tidak sama dengan nilai atau harga
jika secarik kertas tersebut kita jual.
b. Aset Keuangan
Aset Keuangan adalah asset yang tidak berwujud. Nilai dari asset ini tergantung dari
nilai arus kas dari uang yang akan kita terima dimasa yang akan datang, semakin
besar nilai arus kas yang akan kita terima dimasa yang akan datang maka semakin
tinggi nilai dari asset keuangan tersebut. Pihak yang setuju untuk melakukan
pembayaran kas dan klaim atas asset keuangan tersebut disebut emiten atau issuer
sedangkan penerima klaim disebut sebagai investor.

Berikut adalah contoh dari aset keuangan tersebut:

 Pinjaman / kredit yang diberikan oleh bank Mandiri Tbk kepada bapak Abdullah
untuk perluasan pabrik krupuk miliknya.
 ORI atau Obligasi Ritel Republik Indonesia yang dikeluarkan pemerintaah Indonesia
melalaui Bank Indonesia yang dapat dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia
 Obligasi yang dikeluarkan oleh PT. Toyota Astra International Tbk.
 Saham biasa yang diterbitkan oleh PT. Telkomsel Tbk
 Saham preferen yang diterbitkan oleh IBM dan Apple serta Microsoft.
 Sertifikat deposito yang diterbitkan oleh Bank BCA Tbk.

Jadi hutang bank, obligasi (baik yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan),
saham (baik saham biasa atau preferen) yang masing-masing memiliki cara-cara pembayaran
klaim yang berbeda adalah aset keuangan.

Klaim adalah hak yang harus diterima oleh pemegang aset keuangan tersebut.

1. Hutang bank : Untuk hutang yang dikeluarkan oleh bank, dalam hal ini bank adalah
pihak pemberi pinjaman sehingga pihak peminjam uang harus membayar bunga
beserta cicilan pokok pinjaman setiap kali pembayaran (bulanan atau tahunan )
selama waktu yang telah disepakati (3 tahun , 5 tahun dsb) kepada bank.
2. Obligasi baik pemerintah atau perusahaan : Adalah surat berharga yang
menunjukan pengakuan atas hutang. Pihak yang mengeluarkan obligasi dalam hal
ini pemerintah atau perusahaan adalah pihak yang berhutang sehingga dapat
disebut sebagai emiten atau issuer atau penerbit sedangkan pihak yang memegang
obligasi tersebut (tentu saja dapat memegang obligasi tersebut berarti
memperolehnya dengan cara membeli) disebut investor. Hak yang diperoleh
investor adalah bunga yang besarnya tetap yang akan diterima setiap periode
tertentu ( bulanan atau tahunan ) selama usia dari obligasi tersebut, selain itu
investor juga akan menerima pelunasan hutang diakhir usia obligasi tersebut ( ini
yang membedakan klaim hutang bank dan obligasi)
3. Saham. Adalah surat berharga yang menunjukan kepemilikan sebuah perusahaan
yaang menerbitkan saham tersebut. Artinya bahwa pemegang saham tersebut
memiliki perusahaan yang besarnya tergantung dari besarnya bagian saham yang
dimilikinya. Semakin besar bagian saham yang dimiliki semakin besar pula
penguasaannya terhadap perusahaan tersebut.
Risiko aset keuangan dibagi 3 yaitu :
1. Risiko daya beli ( purchasing power risk ), resiko ini ditimbulkan karena adanya
inflasi, sehingga resiko ini disebut juga inflation risk.
2. Risiko ketidak mampuan emiten atau peminjam untuk membayar kewajibannya
yang disebut dengan risiko kredit ( credit risk ) atau resiko kelalaian (default risk)
3. Resiko nilai tukar ( Foreign Exchange risk ), resiko ini timbul jika berinvestasi pada
mata uang asing. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan nilai tukar mata
uang suatu negara dengan negara lain. Jika nilai tukar berubah kearah negative
maka kita akan menerima uang yang lebih sedikit. Misalnya investasi pada asset
yang mata uangnya dolar, maka jika rupiah menguat maka kita akan menerima
rupiah yang jumlahnya lebih sedikit.

Perbedaan aset keuangan dengan asset berwujud

1. Aset Berwujud dan Tidak Berwujud

Aset berwujud yaitu aset yang nilainya sesuai dengan wujudnya misalnya bangunan,
mesin yang harganya sesuai dengan ongkos pembuatannya (walaupun tanah tidak ada
ongkos pembuatannya namun tanah termasuk aset berwujud)

Aset tidak berwujud yaitu aset yang nilainya tidak sebanding dengan wujud fisiknya
misalnya surat berharga saham yang wujud fisiknya hanya secarik kertas yang ongkos
pembuatannya relatif murah dan tidak sama dengan nilai atau harga jika secarik kertas
tersebut kita jual.

1). Aset Keuangan

Aset Keuangan adalah asset yang tidak berwujud. Nilai dari asset ini tergantung dari
nilai arus kas/uang yang akan kita terima dimasa yang akan datang, semakin besar nilai
arus kas yang akan kita terima dimasa yang akan datang maka semakin tinggi nilai dari
asset keuangan tersebut. Pihak yang setuju untuk melakukan pembayaran kas/ klaim
atas asset keuangan tersebut disebut emiten atau issuer sedangkan penerima klaim
disebut sebagai investor.
Contoh: Pinjaman / kredit, ORI atau Obligasi Ritel Republik Indonesia, Obligasi,
Saham Biasa, Saham Preferen.

Perbedaan Aset Keuangan dengan Aset Berujud

Aset Keuangan dan aset berwujud secara fisik memang berbeda, pada aset berwujud, bentuk
fisiknya dapat langsung dinilai dengan uang sedangkan asset keuangan wujud fisiknya tidak
dapat mencerminkan nilai dari aset keuangan tersebut. Namun demikian ada satu hal yang
sama-sama dimiliki oleh kedua jenis asset tersebut yaitu arus kas yang akan diperoleh dimasa
yang akan datang.

Untuk aset berwujud misalnya kepemilikan atas kapal pesiar maka arus kas yang akan
kita peroleh dimasa yang akan datang adalah pendapatan yang akan kita peroleh dari
penumpang. Pendapatan ini kemudian nantinya akan digunakan untuk pembayaran biaya
operasional dan utang, jika ada kelebihannya (laba) maka akan dibagikan kepada para
pemegang saham. Sehingga pada akhirnya arus kas yang akan diperoleh dari asset keuangan
dihasilkan dari aset berwujud.

Klasifikasi uang

Uang adalah sesuatu yang secara umum diterima didalam transaksi pembayaran untuk
pembelian barang dan jasa serta untuk pembayarn utang. Uang juga dipandang sebagai
kekayaan yang dimilki oleh seseorang yang dapatdigunakan untuk membayar sejumlah
tertentu utang dengan kepastian dan tanpa penundaan

Ada bebarapa kriteria yang diungkapkan oleh Iswardono untuk menggunakan uang,
yaitu:

1. Acceptability, sesuatu barang yang dapat menjadi uang adalah diterima secara umum
dan diketahui secara umum.
2. Stability of Value, mempunyai nilai yang stabil.
3. Elasticity of Supply, mempunyai kecukupan dan elastisitas.
4. Portability, mudah untuk dibawa.
5. Durability, mempunyai ketahanan dalam waktu yang lama.
6. Divisibility, mudah dibagi dan mempunyai pecahan.
7. Tidak mudah ditiru.

Adapun Klasifikasi Uang yang dapat di lihat dari berbagai sisi adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Bahan

Di lihat dari bahannya untuk membuat uang maka di klasifikasikan menjadi 2 macam yaitu:

a. Uang logam, merupakan uang dalam bentuk koin yang terbuat dari logam

b. Uang kertas,merupakan uang yang bahannya terbuat dari kertas

Berdasarkan Nilainya

Klasifikasi nilai dilihat dari nilai yang terkandung pada uang tersebut,terbagi dalam 2 jenis:

a. Bernilai penuh,merupakan uang yang nilai intrinstiknya sama dengan nilai nominalnya

b. Tidak bernilai penuh, merupakan uang yang nilai intrinstiknya lebih kecil dari nilai
nominalnya.

Berdasarkan Lembaga

Maksudnya adalah badan atau lembaga yang menerbitkan atau mengeluarkan uang.klasifikasi
uang berdasarkan lembaga terdiri dari:

a. Uang Kartal, merupakan uang yang diterbitkan oleh bank sentral baik uang logam maupun
uang kertas.

b. Uang giral, merupakan uang yang diterbitkan oleh bank umum seperti cek, bilyet
giro ( Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro
nasabah tersebut, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada
pihak penerima yang disebutkan namanya atau nomor rekening pada bank yang sama atau bank
yang lain. ), Wesel adalah janji tertulis tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
waktu tertentu. Wesel ditandatangani oleh pembuatnya dan dapat dibayarkan kepada penerima
yang telah ditentukan atau kepada pembawa ( atas nama atau atas unjuk). Wesel biasanya dibebani
bunga berdasarkan suku bunga tahunan dan dibebankan pada nilai nominal wesel tersebut. Wesel
umumnya dapat dinegosiasikan yaitu ditransfer secara legal melalui penyerahan. – traveler cheque
dan credit card, – promes ( a promissory note ) merupakan instrumen keuangan yang berisi janji
tertulis oleh satu pihak yang berjanji untuk membayar uang sejumlah tertentu ( di dalam promes ) di
tanggal tertentu di masa depan. Pada promes mengandung pernyataan berhutang oleh si penerbit,
dengan jumlah, besar tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, bank penerbit dan pendandatangan.

Berdasarkan Kawasan

Uang jenis ini dilihat dari daerah atau wilayah berlakunya suatu uang. klasifikasi yang
berdasarkan kawasan adalah:

a. Uang lokal,merupakan uang yang berlaku di suatu negara tertentu

b. Uang regional,merupakanuang yang berlaku di kawasan tertentu yang lebih luas  dari uang
local ( euros )

c. Uang internasional, merupakan uang yang berlaku antar Negara ( USD, Yen )

Fungsi uang

Uang mempunyai fungsi sebagai berikut:

a). Fungsi asli

1. uang sebagai alat tukar-menukar umum, artinya segala sesuatu yang berupa benda atau
jasa dapat ditukar dengan uang.

2. uang sebagai alat satuan hitung, artinya uang dapat digunakan untuk menentukan besar
kecilnya biaya yang diperlukan dalam produksi. Berikut fungsi-fungsi uang  secara
umum atau fungsi turunan.

b) Sebagai alat tukar menukar

Uang digunakan sebagai alat untuk membeli atau menjual suatu barang maupun jasa

c).Sebagai alat satuan hitung

Fungsi uang sebagai alat satuan hitung menunjukan nilai dari barang dan jasa yang dijual
atau dibeli

d).Penimbun kekayaan
Dengan menyimpan uang berarti kita menyimpan atau menimbun kekayaan sejumlah uang
yang disimpan karena nilai uang tersebut tidak akan berubah.

e. Standar pencicilan hutang

Dengan adanya uang mempermudah menentukan standar pencicilan hutang piutang secara
tepat dan cepat,baik tunai maupun angsuran.

f. uang sebagai alat menabung atau menyimpan, artinya menyimpan sebagian uang dari
penghasilan.

g. uang sebagai pendorong kegiatan ekonomi, setiap orang bekerja keras yang bertujuan
untuk mendapatkan uang.

h. uang sebagai alat pencipta lapangan kerja dan pembentuk modal, artinya uang dapat
dijadikan modal untuk mendirikan perusahaan yang nantinya dapat menyerap tenaga kerja.

i. Sebagai komoditas perdagangan Jaman modern ini uang juga merupakan komoditas
perdagangan, hal ini dapat dilihat dikota kota besar jual beli uangdilembaga keuangan atau
pada money changer sudah banyak.

Bank sentral ( Bank Indonesia ) adalah bank yang memiliki tugas sebagai pencetak
uang dan penjamin ketersediaan uang di ekonomi. Undang-umdang memberi kekuasaan ( hak
tunggal ) kepada bank sentral untuk mencetak dan mengedarkan uang kartal yang bertujuan
mempelancar kegiatan perdagangan dan proses  produksi dalam negeri.

Sistem keuangan

1. Sistem Keuangan

Sistem keuangan yaitu suatu jaringan dari berbagai unsur-unsur yang saling kait-
mengkait yang terdiri dari Rumha Tangga, Lembaga Pemerintah, Lembaga Keuangan
yang membentuk pasar keuangan.Lembaga keuangan sanagt diperlukan dalam
perekonomian modern sebagai mediator antara kelompok masyarakat yang kelebihan
dana (rumah tangga) dan kelompok masyarakat yang memerlukan dana (pengusaha).
Atau secara sederhana dapatdigambarkan sebagai berikut :

Unit Surplus Lembaga Keuangan Unit Defisit

Dari gambar tersebut tergambar fungsi utama system keuangan yaitu menstransfer dana-dana
dari unit surplus kepada unit deficit. Dana-dana yang terkumpul dalam pasar uangakan
mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak pensuplai dana.

Fungsi Sistem Keuangan :

1.Menyediakan mekanisme pembayaran

2.Menyediakan kredit bagi unit defisit

3.Menciptakan uang melalui penyediaan kredit dan mekanisme pembayaran

4.Memberikan sarana penyimpanan dana dalam berbagai jenis s impanan

Sistem keuangan dalam perekonomian memiliki fungsi pokok sbb:

 Fungsi Tabungan
 Fungsi Penyimpan kekayaan
 Fungsi Likuiditas
 Fungsi Kredit
 Fungsi Pembayaran
 Fungsi Risiko
 Fungsi Kebijakan

Pendalaman Materi

1. Jelaskan perbedaan antara bank dengan lembaga keuangan


bukan bank
2. Jelaskan yang dimaksud dengan bank komersial.
3. Sebutkan dan jelaskan yang dimaksud dan tugas dengan bank
sentral di sebuah negara.
4. Jelaskan yang dimaksud dengan aset keuangan dan aset ril.
5. Jelaskan yang dimaksud dengan sistem keuangan.
6. Jelaskan mengapa siustem keuangan di suatu negara harus
mantap dan handal.
7. Jelaskan yang dimaksud dengan uang giral dan uang chartal.

BAB II

BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL INDONESIA

Pengertian Bank Sentral

Semua Negara mempunyai bank sentral atau bank yang berperan sebagai bank sentral. Hal ini
membuktikan bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peran sentral atau sangat penting bagi
perekonomian suatu Negara, terutama di bidang moneter, perbankan dan keuangan. Secara singkat
fungsi utamannya adalah sebagai katalisator aktivitas ekonomi dan bisnis di suatu Negara. Sehinga
tidak ada suatu Negara yang tidak memiliki bank sentral, atau bank yang berperan sebagai bank
sentral.

Bank sentral merupakan lembaga keuangan perbankan yang berbentuk badan hukum, jika
diindonesia berdasarkan undang-undang nomor 23 tahun 1999 Yo undang-undang nomor 3 tahun
2004 tentang bank indonsia.

Sebagai sebuah bank, bank sentral mempunyai beberapa kesamaan dan perbedaan dengan bank
umum, persamaan dan perbedaan itu antara lain :
1. Melakukan fungsi intermediasi
Bank sentral dapat memberikan kredit kepada bank umum, khususnya melalui fasilitas
diskonto. Bahkan di beberapa Negara bank sentral baleh meminjamkan dananya kepada
pemerintah. Kredit yang disalurkan bank sentral tersebut merupakan aset dan juga merupakan
sumber penghasilan bunga bagi bank sentral.

2. Mengumpulkan dana

Dana yang dikumpulkan bank sentral ada yang bersifat wajib yang harus dipenuhi bank umum
( misal: di Indonesia giro wajib minimum/GWM yaitu : persentase yang harus disetor bank
umum ke BI dari jumlah kredit yang diberikan kepada debitur, dana GWM tidak diberikan
bunga oleh BI) dan ada yang dilakukan dengan mekanisme pasar, Bank sentral menjual obligasi
dan membeli obligasi pemerintah.

Giro Wajib Minimum, walaupun tidak diberikan bunga oleh BI, merupakan pasiva atau
kewajiban Bank sentral, artinya, suatu saat dikembalikan kepada pemiliknya, bila bank umum
yang memiliki dana bangkrut.

3. Asetnya didominasi aset financial


Aset bank sentral sebagian besar terdiri aset financial ( sekuritas, seperti obligasi dan kredit
yang diberikan dan hutang )

4. Motivasi pendirian bank sentral bukan laba

Bank sentral didirikan untuk menjaga stabilitas sektor keuangan dan moneter serta bisnis yang
sangat menopang stabilitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi, namun tidak berarti bank
sentral tidak menghendaki laba.

5. Mempunyai hak monopoli mengedarkan uang kartal atau currency ( uang kertas dan logam )
dan sekaligus menjadi kewajiban( liabilities ) bank sentral.

Bank umum menciptakan uang giral ( checkable deposits ), tetapi uang kartal diciptakan oleh
bank sentral

6. Berkedudukan di Ibu Kota

Fungsi Dan Tugas Bank Sentral

Tugas utama bank sentral umumnya adalah menjaga stabilitas moneter dan pertumbuhan
perekonomian sebuah Negara, berarti menjaga tingkat inflasi rendah dan menstabilkan pertumbuhan
GDP dengan tingkat tinggi. Dalam konteks global, bank sentral suatu Negara seringkali harus
bekerjasama dengan bank sentral Negara lain untuk menjaga stabilitas perekonomian dunia.

Untuk menjalankan tugas tersebut bank sentral melaksanakan fungsi pengaturan tingkat bunga dan
jumlah uang beredar. Dalam kehidupan nyata, fungsi bank sentral lebih luas dibanding hanya
mengatur jumlah uang beredar.

Umumnya tugas yang sangat penting Bank Sentral adalah melaksanakan kebijakan moneter melalui
operasi pasar terbuka ( open market operation, baik expansionary open market operation, yaitu
menambah uang beredar dengan membeli obligasi, umumnya obligasi pemeringtah, maupun
contractionary open market operation yaitu menjual obligasi pemerintah yang dimilikinya )

Di bawah ini adalah beberapa fungsi utama yang biasa dilakukan


Bank Sentral
1. Agen fiskal pemerintah ( Fiscal Agent of Government )

Sebagai agen fiscal pemerintah, bank sentral berfungsi sebagai penasihat dan memberikan
bantuan untuk mengelola berbagai masalah/transaksi keuangan pemerintah, misal, menyimpan
aset pemerintah. Ada juga bank sentral yang diijinkan memberikan pinjaman kepada
pemerintah.

2. Banknya bank ( banker of bank or the lender of last resort )

Sebagai banknya bank komersial, bank sentral memberikan pinjaman kepada bank kemersial
yang memerlukan pinjaman untuk mengatasi masalah likuiditas ( fasilitas diskonto ), setelah
tidak berhasil mendapat pinjaman dari bank lain dan lembaga non bank lainnya.
Banknya bank, sangat efisien untuk mengatasi suatu bank umum mengalami kalah kliring yang
dapat membuat masyarakat panik dan mendorong terjadinya rush ( penarikan dana masyarakat
besar-besaran dari bank, seperti tahun 1998 ) yang bisa berakibat menghancurkan stabilitas
ekonomi yang bisa berujung menjadi pergolakan sosial dan politik yang harus ditanggung
bangsa dan Negara, ekonomi negara mengalami kemunduran ( set back ), GDP turun, yang
berakibat pendapatan perkapita turun, akibatnya masyarakat menjadi lebih menderita/miskin.

3. Penentu dan pelaksana kebijakan moneter

Mengatur jumlah uang beredar dan tingkat bunga, sasaran inflasi, pertumbuhan kredit dan
pertumbuhan ekonomi nasional dengan menggunakan instrument kebijakan moneter ( open
marker operation )

4. Pengawasan, Evaluasi, dan Pembinaan Perbankan ( sekarang oleh OJK )


Kesehatan dan kestabilan sektor perbankan di suatu Negara sangat menentukan, stabilitas
keuangan, ekonomi dan kelancaran aktivitas bisnis. Karena itu pengawasan, evaluasi dan
pembinaan perbankan oleh bank sentral mutlak harus dilakukan.
Informasi yang cedrung asyimetric yang menimbulkan ekstrnalitas yang merugikan, moral
hazard ( bank melakukan kecurangan yang merugikan nasabah ) dan salah melakukan seleksi
penyaluran dana ( adverse selection ).
Dalam melakukan evaluasi bank sentral harus obyektif dengan menggunakan indicator jelas,
terukur dan tersosialisasi. Data dan Sasaran evaluasi suatu bank adalah laporan keuangan bank
tersebut.

5. Penanganan transaksi giro ( the clearing and collection of checks )

Bank sentral mengelola kegiatan transaksi antar bank yang menggunakan alat pembayaran giro.

6. Riset ekonomi moneter

Riset dilakukan untuk mendapatkan data dan informsi yang valid tentang situasi moneter
Negara, perbankan, dan dijadikan acuan dalam bank sentral membuat kebijakan moneter dan
melaksanakan tugas lainnya.

Bank Sentral Dan Kebijakan Moneter

Kebjakan moneter adalah kebijakan ekonomi untuk mengarahkan perekonimian makro ke kondisi yang

lebih baik dan atau diinginkan dengan jalan mengubah-ubah uang beredar dan tingkat bunga .

1.Tujuan kebijakan Moneter

 Stabilitas dan pertumbuhan ekonomi makro


Dengan adanya stabilitas dan pertumbuhan pada ekonomi makro, terjadi pengendalian pada
laju inflasi dan kurs atau nilai tukar stabil, sehingga terjadi kestabilan ekonomi dan klancaran
aktivitas bisnis yang bermuara pada peningkatan GDP, pendapatan perkapita dan penyediaan
lapangan kerja, sehingga kemakmuran masyarakat meningkat.

2.Instrumen Kebijakan Moneter

 Operasi pasar terbuka ( open market operation )

Menjual dan membeli surat berharga di pasar uang dan modal, bila pemerintah dalam hal ini
bank sentral, berpendapat jumlah uang beredar telah terlalu besar, sehingga mesin ekonomi
Negara panas yang berakibat terjadi inflasi, maka bank sentral menjual surat berharga miliknya
seperti obligasi pemerintah dan SBI ( di Indonesia ), sehingga dana yang ada di masyarakat
dapat ditarik dari peredaran. Dan sebaliknya.
Operasi pasar terbuka semakin efektif, bila pembelian dan penjualan surat berharga oleh bank
sentral, diikuti dengan peningkatan dan penurunan tingkat bunga.

 Tingkat bunga diskonto

Untuk membantu bank umum melakukan ekspansi kredit, bank sentral memberikan kredit
kepada bank umum. Pinjaman bank sentral kepada bank umum disebut sebaga fasilitas
diskonto. Jika bank sentral ingin menambah uang beredar, maka daya ekspansi kredit bank
umum harus ditingkatkan. Tingkat bunga fasilitas diskonto ( discount rate ) bisa diubah sesuai
tujuan operasi pasar.

 Giro wajib minimum

GWM mempunyai daya ekspansi kredit dan pencipta uang giral. Jadi tinggi rendah dari
persentase GWM menentukan kebijakan moneter. Bila uang beredar terlalu tinggi GWM
ditingkatkan dan sebaliknya.
 Imbauan moral

Ketiga kebijakan di atas merupakan kebijakan kuantitatif. Imbauan moral sifatnya fakultatif,
dapat dilakukan ataupun tidak. Imbauan bank sentral diwujudkan dengan memberikan
informasi yang bersifat mengarahkan, dan data akurat untuk dijadikan acuan bank umum
melakukan kebijakan yang diinginkan bank sentral.

Independensi Bank Sentral

Makna dari independensi bank sentral adalah Bank sentral mampu membuat dan melaksanakan
kebijakan sesuai dengan tugas dan fungsinya yang diatur oleh undang-undang, dan tanpa pengaruh
berarti dari pihak eksternal ( pemerintah, parlemen dan kalangan bisnis, partai politik, LSM, dan
golongan penekan lainnya ).

Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral

Bank Sentral Indonesia ada sejak Bank Indonesia berdiri pada tahun 1953, dasar hukumnya adalah
undang-undang nomor 11 tahun 1953. Sejak berdiri, bank Indonesia telah berubah sesuai undang-
undang yang mengaturnya. Adapun undang-undang yang mengatur bank Indonesia sampai sekarang
adalah : undang-undang nomor 13 tahun 1968, undang-undang nomor 23 ahun 1999 dan undang-
undang nomor 3 tahun 2004.
Setiap undang-undang tersebut mengatur tugas dan fungsi bank Indonesia yang universal, namun dari
segi independensi, hanya undang-undang nomor 23 tahun 1999 dan nomor 3 ahun 2004, yang
memberikan kebebasan yang sangat signifikan kepada bank Indonesia, namun pada akhir-akhir ini ada
upaya mengurangi independensi bank Indonesia, dengan alasan saat ini terlalu bebas dan menjadi
benar-banar penguasa tunggal dari kebijakan moneter di Indonesia.

Tugas utama bank Indonesia terdiri :


1.Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter

 Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran inflasi ( setiap tahun BI


membuat sasaran tingkat inflasi yang hendak dicapai dan disetujui oleh DPR-RI )
 Melakukan pengendalian moneter ( operasi pasar, menetapkan bunga diskonto, menetapkan
GWM, menetapakan sasaran kurs rupiah terhadap valuta asing terutama terhadap dollar
amerika serikat, pengaturan kredit dan pembiayaan, serta menentukan system pembayaran )
 Mengatur dan menjaga system pembayaran ( system kliring rupiah dan valuta asing ) dan
mengedarkan mata uang rupiah dan mencabutnya )

Hubungan BI dengan Pemerintah RI

Hubungan BI dengan Pemerintah RI di atur dalam undang-undang. Inti dari hubungan BI dengan
Pemerintah adalah ; BI dapat memberikan kredit kepada pemerintah dan sebagai pemegang kas
pemerintah Indonesia, dan saldo dana pemerintah diberi bunga sesuai undang-undang ( namun sampai
sekarang BI masih belum dapat memberikan bunga )

Akuntabilitas dan Anggaran


Setiap tahun BI memberikan laporan tahunan secara tertulis , dan rencana serta sasaran moneter dan
anggaran setiap tahunnya kepada DPR RI.

Neraca Bank Sentral

Aset bank sentral terdiri dari asset berupa surat berharga ( obligasi dan surat berharga lainnya ) dan
kewajiban terdiri dari uang beredar ( currency ) dan Modal.
Neraca the Fed, the ECB dan NCB serta Bank Sentral Tiongkok
The Fed The ECB+NCB Bank Sentral Tiongkok

(Milyar Dollar) (Milyar Euro) (Milyar Dollar)


Aset
Sekuritas 812.0 592.3 36.5

Cadangan Valas 20.5 139.7 1078.5

Pinjaman yang diberikan 0.5 0.0 364.8

Emas 11.0 175.3 4.3

Aset lainnya 39.5 242.7 159.6

Total Aset 883.5 1151.0 1643.7

Kewajiban
Currency 749.8 628.2 372.5

Rekening Pemerintah 5.2 53.4 130.5

Cadangan Bank Komersil 44.3 174.5 619.5

Kewajiban lainnya 53.5 230.3 518.5

Kewajiban Total 852.8 1086.4 1641.0

Modal= Aset – Kewajiban 30.7 64.6 2.8

Catatan: GDP nominal 2006 13,244. 8,356.9 2,554.2

Pendalaman Materi
1. Jelaskan dan berikan contoh mekanisme kebijakan moneter yang bertujuan
menurunkan tingkat inflasi.
2. Jelaskan perbedaan Bank Indonesia dengan Bank Sentral Eropa.
3. Jelaskan modal untuk Bank Indonesia.
4. Buat neraca bank Indonesia, dengan rincian data:
a. Modal : Rp 5.000 triliun
b. Surat berharga ; Rp 2.000 triliun
c. Uang chartal : Rp 3.000 triliun
d. Giro wajib minimum : Rp 500 triliun
e. Rekening pemerkintah : Rp 3.500 triliun
f. Pinjaman yang diberikan : Rp 4.000 trriliun
g. Valuta asing : Rp 700 triliun.

Anda mungkin juga menyukai