Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN PERBANKAN

“JENIS-JENIS BANK”

Fakultas : FBIS
Program studi : S-1 Manajemen

Online

04
Kode Matakuliah : 11243304
Disusun oleh : Ir. Dian Meliantari, MM
JENIS-JENIS BANK

 Deskripsi Mata Kuliah:


Dengan membaca modul ajar ini, mahasiswa diharapkan untuk dapat :
A. Memahami pengertian dan ruang lingkup lembaga keuangan bank dan
kegiatannya.
B. Menjelaskan fungsi bank di Indonesia.
C. Menjelaskan peranan lembaga keuangan.
D. Menjelaskan Faktor-Faktor Yang Mendorong Peningkatan Peranan Lembaga
Keuangan.
E. Memahami pengertian dan ruang lingkup bank dan kegiatannya.
F. Menjelaskan jenis-jenis bank di Indonesia.
G. Menjelaskan Bentuk dan Produk-Produk Bank.
H. Menjelaskan Pengenalan system keuangan di Indonesia.

 Pokok Bahasan:
 Pengertian dan ruang lingkup lembaga keuangan bank dan kegiatannya.
 Fungsi bank Indonesia.
 Peranan Lembaga Keuangan.
 Faktor-Faktor Yang Mendorong Peningkatan Peranan Lembaga Keuangan.
 Pengertian dan ruang lingkup bank.
 Jenis-jenis bank di Indonesia.
 Bentuk dan Produk-Produk Bank.
 Pengenalan system keuangan di Indonesia.

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Kegiatannya


Perusahaan merupakan kombinasi dan berbagai sumber daya ekonorni
(resources) seperti alam, tenaga kerja, modal, dan manajemen (managerial skill)
dalam memproduksi barang dan jasa untuk mencapai tujuan tertentu. Berbagai tujuan
perusahaan antara lain: untuk memperoleh keuntungan maksimal, menjamin
kelangsungan hidup perusahaan, memenuhi kehutuhan masyarakat, menciptakan
kesempatan kerja, dan heberapa ahli manajemen keuangan mengemukakan tujuan
perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham.
Secara umum perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Pertama perusahaan keuangan (financial enterprise) dan
 Kedua, perusahaan bukan keuangan (non financial enterprise). Perusahaan bukan
keuangan merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk berupa
barang. Misalnya: mobil, baja. komputer dan atau perusahaan yang menyediakan
jasa-jasa non keuangan misalnya: transportasi dan pembuatan program komputer.
Sedangkan perusahaan keuangan, umurnnya lebih dikenal dengan istilah lembaga
keuangan (financial institution), yaitu perusahaan yang menyediakan jasa-jasa
yang berkaitan dengan keuangan.
1) Transformasi atau perpindahan aset keuangan melalui pasar. Yaitu
perpindahan dana dan pihak yang mengalami kelehihan dana (surplus) kepada
pihak yang mengalami kekurangan dana (defisit). Hal ini merupakan fungsi yang
di lakukan oleh perantara keuangan (financial intermediaries) yang ini
merupakan peranan penting dan lembaga keuangan. Pelayanan jasa dilakukan
oleh bank, perusahaan asuransi, dana pensiun dan perusahaan pembiayaan.
2) Perdagangan aset keuangan atas nama pelanggan. Pelayanan jasa yang
dilakukan oleh pialang (hi-oker) untuk meniheli atau menjual sekuritas atas
perintah pelanggannya.
3) Perdagangan aset keuangan unluk kepentingan perusahaan sendiri.
Pelayanan jasa yang dilakukan oleh perusahaan efek (dealer) untuk membeli alan
menjual sekuritas untuk kepentingan perusahaan sendiri.
4) Membantu pembuatan aset keuangan untuk pelanggan, dan menjual aset
keuangan tersebut kepada pelaku pasar lainnya. Pelayanan jasa yang
dilakukan oleh perusahaan penjamin dalam emisi saham.
5) Menyediaan konsultasi investasi kepada pelaku pasar yang lain.
6) Mengelola portofolio para pelaku pasar lain (Fabozzi, 1994: 19). Lembaga
keuangan (financial institution) dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha
yang aset utamanya berbentuk aset keuangan (financial assets) maupun tagihan-
tagihan (claims) yang dapat berupa saham (stocks), obligasi (bonds) dan
pinjaman (loans), daripada berupa aktiva riil misalnya bangunan, perlengkapan
(equipment) dan bahan baku (Rose & Frasser, 1988 : 4).

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok


Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui
kegiatan-kegiatan di bidang keuangan nienarik uang dan masyarakat dan menyalurkan
uang tersehut kembali ke masyarakat. Lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada
nasabab atau menginvestasikan dananya dalam surat berharga di pasar keuangan
(flnansial market). lembaga keuangan juga menawarkan bermacam – macam jasa
keuangan mulai dan perlindungan asuransi, menjual program pensiun sampai dengan
penyimpanan barang-barang berharga dan penyediaan suatu mekanisme untuk
pembayaran dana dan transfer dana.
Proses transfer dana yang terjadi antara pihak yang kelebihan dana (surplus
unit) kepada pihak yang memhutuhkan dana (deficit unit) pada umumnya sangat
mernerlukan perantara atau mediator lembaga keuangan. Proses intermediasi tersebut
memberikan dua manfaat utama, antara lain:
 Pertama, memberikan kesenipatan kepada pihak surplus unit untuk menanamkan
dananya dan memperoleh keuntungan, sehingga membantu memobilisasi dana
supaya tidak menganggur.
 Kedua, proses tersehut akan rnernindahkan risiko dan pcnahung yailii dan surplus
unit kepada lciiihaga kcuangan alan kcpada pcmakai dana (deficit urii). Jadi
keberadaan lembaga keuangan tersebul dirnaksudkan agar proses alokasi atan
transfer dana dan pihak surplus unit kepada piliak deficit unit hisa herjalan lehib
efisien.

Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak sebagai lembaga yang


menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, di mana pada umumnya lembaga ini
diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan
ini adalah termasuk perbankan, building society (sejenis koperasi di Inggris), Credit
Union, pialang saham, aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana
pensiun, dan bisnis serupa lainnya.
Di Indonesia lembaga keuangan dibagi dalam 2 kelompok yaitu lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.
1. Lembaga Keuangan Bank
Maksud lembaga keuangan bank ini adalah lembaga keuangan yang
berwujud bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang mengumpulkan dana
masyarakat atau menerima simpanan uang dari masyarakat yang kemudian akan
disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk kredit atau
peminjaman uang, dan juga menerbitkan proses (banknote) demi meningkatkan
taraf hidup masyarakat luas.
Lembaga keuangan bank dapat digolongkan menjadi beberapa golongan
yaitu:
1) Bank Sentral
Bank sentral dapat diartikan sebagai lembaga yang bertanggung jawab
untuk menstabilkan harga maupun nilai mata uang yang berlaku di suatu
negara.
2) Bank Umum (Bank Komersial)
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang
menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
Dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang
membutuhkan.
2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
Lembaga keuangan bukan bank ini tidak berarti lembaga keuangan ini
tidak melakukan kegiatan keuangan seperti halnya yang dilakukan oleh bank,
hanya saja lembaga keuangan bukan bank ini merupakan lembaga yang
memberikan jasa dalam hal keuangan namun bukan merupakan bank. Lembaga
keuangan bukan bank (LKBB) ini juga dapat menarik dana dari masyarakat
namun secara tidak langsung seperti lembaga pembiayaan yang terdiri dari
leasing, factoring, pembiayaan konsumen dan kartu kredit, perusahaan
perasuransian, dan sebagainya. Lembaga keuangan bukan bank dapat
digolongkan menjadi beberapa golongan yaitu;
1) Pasar Modal
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
2) Pasar Uang
Di Pasar Uang ini, masyarakat dapat menginvestasikan dana mereka
dan masyarakat juga memperoleh dana pinjaman untuk keperluan masyarakat
tersebut.
3) Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi ini memberikan dana pinjaman juga melayani penyimpanan
dana dari masyarakat.
4) Pegadaian
Perusahaan pegadaian ini meminjamkan dana kepada masyarakat
namun harus dengan jaminan tertentu. Pegadaian ini juga dapat berupa
pegadaian konvensional dan pegadaian syariah.
5) Leasing
Leasing adalah kegiatan pembiayaan dengan menyediakan barang
modal baik dengan hak opsi (finance lease) maupun tanpa hak opsi (operating
lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran.
6) Asuransi
Perusahaan asuransi yaitu perusahaan yang memberikan jasa dalam hal
pertanggungan. Perusahaan asuransi dapat berupa perusahaan asuransi
konvensional dan asuransi syariah.
7) Dana Pensiun
Perusahaan yang mengelola dana pensiun dari para pekerja suatu
perusahaan. Kedua bentuk lembaga keuangan tersebut memiliki perbedaan
yang dapat dilihat seperti tertera dalam tabel di bawah ini :

Tabel 1. Lembaga Keuangan


Lembaga Keuangan
Kegiatan
Bank Bukan Bank
 Secara langsung berupa  Hanya secara tidak
simpanan dana langsung dari
masyarakat (tabungan, masyarakat (terutama
giro, deposito). melalui kertas berharga,
Penghimpun Dana  Secara tidak langsung dan bias juga dari
dari masyarakat (kertas penyertaan,
berharga, penyertaan, pinjaman/kredit dari
pinjaman/kredit dari lembaga lain).
lembaga lain).
 Untuk tujuan modal  Terutama untuk tujuan
kerja, investasi, Investasi.
konsumsi.  Terutama kepada badan
Penyaluran Dana  Kepada badan usaha Usaha.
dan individu.  Terutama untuk jangka
 Untuk jangka pendek, menengah dan panjang.
menengah, dan
panjang.

B. Fungsi Bank di Indonesia


Sebagai lembaga intermediasi keuangan, bank memiliki fungsi utama dan
fungsi sampingan. Sesuai dengan tugasnya, fungsi utama bank dapat dikategorikan
menjadi :
1) Menghimpun dana dari masyarakat. Bank menghimpun dana dari masyarakat
melalui tabungan, deposito berjangka, giro ataupun bentuk simpanan lainnya.
Dengan penghimpun dana ini, bank menjamin keamanan uang masyarakat
tersebut sekaligus memberikan bunga untuk dana tersebut.
2) Menyalurkan dana kepada masyarakat. Setelah menghimpun dana dari
masyarakat, bank akan menyalurkan dana kepada pihak – pihak yang
membutuhkan melalui system kredit atau pinjaman. Dengan penyaluran dana
tersebut maka tujuan bank dalam pelaksanaan pembangunan nasional dapat
terpenuhi. Masyarakat yang membutuhkan dana dapat menyejahterakan
kehidupannya dan menghasilkan usaha yan mendukung pembangunan nasional.

Sedangkan fungsi sampingan dari bank termasuk layanan – layanan jasa bank
lainnya seperti :
1) Mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Selain menyalurkan dana,
sebagai intermediasi bank juga berfungsi sebagai pendukung kelancaran
mekanisme transaksi di masyarakat. Jasa yang ditawarkan untuk menunjang
fungsi ini termasuk transfer dana antar rekening dalam negeri, penyediaan
fasilitas pembayaran secara kredit seperti kartu kredit, jasa pembayaran tagihan,
sistem pembayaran elektronik, sarana penyaluran gaji karyawan ataupun
penghasilan lainnya.
2) Mendukung kelancaran transaksi internasional. Bank juga dibutuhkan untuk
memperlancar transaksi internasional. Kesulitan bertransaksi karena perbedaan
geografis, jarak, budaya dan sistem moneter antara dua pihak yang berbeda
negara akan selalu hadir. Kehadiran bank akan memudahkan penyelesaian
transaksi-transaksi tersebut dengan lebih mudah, cepat, dan murah. Bank
memastikan kelancarannya melalui jasa penukaran mata uang asing ataupun
transfer dana luar negeri untuk transaksi internasional.
3) Penciptaan uang. Uang yang diciptakan oleh bank ini merupakan uang giral
yang berarti alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Proses
penciptaan uang diregulasi oleh bank sentral untuk pengaturan jumlah uang yang
beredar karena dapat mempengaruhi ekonomi.
4) Sarana investasi. Kini bank juga dapat berfungsi sebagai sarana investasi
melalui jasa reksa dana atau produk investasi yang ditawarkan bank sendiri
seperti derivatif, emas, mata uang asing, saham.
5) Penyimpanan barang berharga. Fungsi bank yang telah tersedia dari dahulu
kala adalah penyimpanan barang berharga. Nasabah dapat menyimpan barang
berharganya seperti perhiasan, emas, surat-surat berharga, ataupun barang
berharga lainnya. Bank juga dapat menyewakan safe deposit box.

Fungsi Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara


pemilik modal dan pasar uang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari
investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran lembaga
keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana
uang dari individu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan, sehingga resiko dari
para investor ini beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana
tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan. Ini adalah
merupakan tujuan utama dari lembaga penyimpan dana untuk menghasilkan
pendapatan.
Jasa keuangan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk jasa yang
disediakan oleh industri keuangan. Jasa keuangan juga digunakan untuk merujuk pada
organisasi yang menangani pengelolaan dana. Bank, bank investasi, perusahaan
asuransi, perusahaan kartu kredit, perusahaan pembiayaan konsumen, dan sekuritas
adalah contoh-contoh perusahaan dalam industri ini yang menyediakan berbagai jasa
yang terkait dengan uang dan investasi. Jasa keuangan adalah industri dengan
pendapatan terbesar di dunia; pada tahun 2004. industri ini mewakili 20% kapitalisasi
pasar dari S&P 500.
C. Peranan Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan sebagai badan yang melakukan kegiatan-kegiatan di
bidang keuangan mempunyai peranan sehagai berikut:
1) Pengalihan Aset (Asset Transfer). Lembaga keuangan memiliki aset dalam
bentuk “janji—janji untuk membayar” atau dapat diartikan sebagai pinjaman
kepada pihak lain dengan jangka waktu yang diatur sesuai dengan kehutuhan
perninjam. Dana pembiayaan asset tersehut diperoleh dari tabungan masyarakat.
Dengan demikian lembaga keuangan sebcnarnya hanyalah mengalihkan atau
mernindahkan kewaiban penlinjam menjadi suatu aset dengan suatu jangka waktu
jattih letnpo sesuai keinginan penabung. Proses pengalihan kewajiban menjadi
suatu aset disebut transmutasi kekayaan atau asset transimutation.
2) Likuiditas (liquidity). Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk
rnemperoleh uang tunai pada saat dihutuhkan. Beberapa sekuritas sekunder dibeli
sektor usaha dan rumah tangga terutama dirnaksudkan untuk tujuan likuiditas.
Sekuritas sekunder seperti tabungan, deposito, sertifikat deposito yang diterbitkan
bank umum memberikan tingkat keamanan dan likuiditas yang tinggi, di samping
tambahan pendapatan.
3) Realokasi Pendapatan (income reallocation). Dalam kenyataannya di
niasyarakat banyak individu merniliki penghasilan yang memadai dan menyadari
bahwa di masa datang mereka akan pensiun sehingga pendapatannya jelas akan
berkurang. Untuk rnenghadapi masa yang akan dating tersebut mereka
menyisihkan atau inerealokasikan pendapatannya untuk persiapan di masa yang
akan datang. Untuk melakukan hal tersebut pada prinsipnya mereka dapat saja
niembeli atau menyimpan barang rnisalnya : tanah, rumah dan sebagainya,
namun pemilikan sekuritas sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan,
misalnya program tahungan, deposito, program pcnsiun, polis asuransi atau
saharn-saham adalah jauh lebih balk jika dihandingkan dengan alternatif pertama.
4) Transaksi (transaction) (Ycager & Seitz, 1 )89 : 5). Sekuritas sekunder yang
diterbitkan oleh lembaga intermediasi keuangan misalnya rekening giro,
tabungan, (deposito dan sebagainya, merupakan hagian dan sistem pembayaran.
Giro atau rekening tabungan tertentu yang ditawarkan bank pada prinsipnya dapat
berfungsi sebagai uang. Produk-produk tabungan tersebut dibeli oleh rumah
tangga dan unit usaha untuk memperrnudah mereka melakukan penukaran barang
dan jasa. Dalam hal tertentu, unit ekonomi membeli sekuritas sekunder (misalnya
giro) untuk mempermudah penyelesaian transaksi keuangannya sehari-hari.
Dengan demikian lembaga keuangan berperan sebagai lembaga perantara
keuangan yang menyediakan jasa-jasa untuk mempermudah transaksi moneter.

D. Faktor-Faktor Yang Mendorong Peningkatan Peranan Lembaga Keuangan


Ada beberapa faktor yang mendorong peningkatan peranan lembaga keuangan
(Rose & Frasser, 1988 : 13), yaitu:
1) Besarnya peningkalan pendapatan masyarakat kelas menengah Keluarga dan
individu dengan pendapatan yang cukup terutarna dan kalangan menengah
memiliki sejumlah bagian pendapatan untuk ditabung setiap tahunnya. Lembaga
keuangan menyediakan sarana yang menguntungkan untuk tabungan mereka.
2) Pesatnya perkembangan industri dan teknologi : Lembaga keuangan telah
memperlihatkan dan merniliki kemampuan untuk memenuhi sernua kebutuhan
modal dan dana sektor industri yang biasanya dalam jumlah besar yang
bersumber dan para penabung.
3) Besarnya denominasi instrumen keuangan menyebabkan sulitnya penabung kecil
memperoleh akses. Ada beberapa jenis surat berharga yang menarik dan
pinjaman di pasar uang tidak dapat dimasuki atau diperoleh penabung kecil
akibat denominasinya yang demikian besar. Namun demikian dengan
menghimpun dana dan banyak penabung, lembaga keuangan dapat memberikan
kesempatan bagi penabung kecil untuk memperoleh instrumen keuangan yang
menarik tersebut.
4) Skala ekonomi dan ruang lingkup dalam produksi dan distribusi jasa-jasa
keuangan Dengan mengkombinasikan sumber-sumber dalam memproduksi
berbagai jenis jasajasa keuangan dalam jumlah besar, maka biaya jasa per unit
dapat ditekan serendah mungkin, yang memberikan lembaga keuangan suatu
keunggulan kompetitif (competitif advantage) terhadap pihak-pihak lain yang
menawarkan jasa keuangan.
5) Lembaga keuangan menjual jasa-jasa likuiditas yang unik, mengurangi biaya
likuiditas bagi nasabahnya. Ketidakpastian arus kas unit usaha perusahaan dan
individu-individu, akan membahayakan kondisi mereka bila tidak dalam keadaan
likuid saat kas sangat dibutuhkan, sehingga dapat dikenakan denda (penalty cost).
Untuk inernenuhi kebutuhan tersebut lembaga keuangan menjual jasa-jasa
likuiditas, misalnya deposito.
6) Keuntungan jangka panjang Lembaga keuangan dapat memperoleh sumber dana
atau meminjam uang dan penabung dengan tingkat bunga yang relatif lebih
rendah kernudian meminjamkannya dengan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk
jangka waktu yang Iebih panjang kepada nasabah debitur, Keuntungan atau
spread antara biaya dana di satu pihak dan tingkat bunga kredit cenderung
bergerak bersamaan, naik atau turun.
7) Resiko yang lebih kecil: Pengawasan dan pengaturan pemerintah dan adanya
program asuransi menyebabkan risiko atas simpanan pada lembaga keuangan
menjadi lcbih kecil dan investasi lain.

E. Pengertian dan Ruang Lingkup Bank


Bank adalah sebuah tempat di mana uang disimpan dan dipinjamkan. Menurut
Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.
Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan
nilai dan perluasan kredit. Evolusi bank berawal dari awal tulisan, dan berlanjut
sampai sekarang di mana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan jasa
keuangan. Sekarang ini bank adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi
bank diberikan oleh otoriter supervisi keuangan dan memberikan hak untuk
melakukan jasa perbankan dasar, seperti menerima tabungan dan memberikan
pinjaman. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca atau uang. Biasanya bank
menghasilkan untung dari biaya transaksi atas jasa yang diberikan dan bunga dari
pinjaman.
F. Jenis – jenis Bank di Indonesia
Pengertian bank menurut Undang – undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagai badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk–bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Jenis–jenis bank dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek,
diantaranya jenis–jenis bank berdasarkan fungsinya, berdasarkan kepemilikannya,
berdasarkan statusnya, berdasarkan kegiatan operasionalnya, berdasarkan bentuk
badan usahanya hingga jenis bank menurut organisasinya.
Untuk lebih jelasnya, simak daftar jenis-jenis bank yang ada di Indonesia
lengkap beserta penjelasan singkat, tugas dan contohnya.
a) Jenis Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya
1. Bank Sentral
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi
yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut.
Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas
sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan.
Di Indonesia, fungsi bank sentral diselenggarakan oleh Bank
Indonesia. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini
mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan
jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang
merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan
dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.
2. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
adalalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh
wilayah.
Bank umum sering disebut bank komersil (commercial bank). Adapun
tugas umum bank yaitu :
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
2) Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman.
3) Menerbitkan uang melalui pembayaran kredit dan investasi.
4) Menawarkan jasa-jasa keuangan seperti kartu kredit, cek perjalanan,
ATM, transfer uang antar bank, dan lain sebagainya.
5) Menyediakan fasilitas untuk perdagangan antar negara/internasional.
6) Melayani penyimpanan barang berharga.
3. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank
umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan
perasuransian. Adapun tugas BPR yaitu:
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalambentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
2) Memberikan kredit.
3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip
Syariah,sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
4) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank
lain.

b) Jenis-Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya


1. Bank Milik Pemerintah. Bank pemerintah adalah bank yang sebagian atau
seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Contoh : Bank
Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan
Negara.
2. Bank Milik Swasta Nasional. Bank swasta adalah bank dimana sebagian
besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun
didirikan oleh swasta, pembagian keuntungannya juga untuk swasta nasional.
Bank swasta dibedakan menjadi 2 yaitu bank swasta nasional devisa dan
bank swasta nasional nondevisa. Contoh : Bank Muamalat, Bank Central
Asia, Bank Bumi Putra, Bank Danamon, Bank Duta, Bank Nusa
Internasional, Bank Niaga, Bank Universal, Bank Mega.
3. Bank Milik Koperasi. Bank milik koperasi adalah bank yang kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh :
Bank Umum Koperasi Indonesia.
4. Bank Milik Campuran. Bank campuran adalah bank yang kepemilikan
sahamnya bercampur antara pihak asing dan pihak swasta nasional. Saham
bank ini sebagian besar dimiliki oleh warga negara Indonesia. Contoh : Bank
ANZ Indonesia, Bank Commonwealth, Bank Agris, Bank BNP Paribas
Indonesia, Bank Capital Indonesia, Bank Chinatrust Indonesia, Bank DBS
Indonesia, Bank Mizuho Indonesia, Bank Rabobank International Indonesia,
Bank Resona Perdania, Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Bank Windu
Kentjana International.
5. Bank Milik Asing. Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di
luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya
dimiliki oleh pihak luar negeri. Contoh : Bank of America, Bangkok Bank,
Bank of China, Citibank, Deutsche Bank, HSBC, JPMorgan Chase, Standard
Chartered, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ.

c) Jenis-Jenis Bank Dilihat dari Statusnya


1. Bank Devisa. Adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri
atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.
2. Bank Non-Devisa. Adalah bank yang belum mempunyai izin untuk
melakukan kegiatan transaksi layaknya bank devisa. Jadi, bank non-devisa
hanya melakukan kegiatan transaksi hanya dalam batas-batas wilayah negara
yang terbatas.

d) Jenis-Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya


1. Bank Konvensional. Bank Konvensional adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran secara umum berdasarkan prosedur dan
ketentuan yang telah ditetapkan. Bank konvensional pada umumnya
beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana
masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro;
menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit
antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit
jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso,
kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat
berharga, bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.
2. Bank Syariah. Bank syariah ialah perbankan yang segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya. Berkaitan dengan bank syariah, ada dua konsep dalam
hukum agama Islam, yaitu: larangan penggunaan sistem bunga, karena bunga
(riba) adalah haram hukumnya. Sebagai pengganti bunga digunakan sistem
bagi hasil. Prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah :
1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah).
5) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

e) Jenis-Jenis Bank Menurut Bentuk Badan Usaha


1. Bank berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
2. Bank berbentuk Firma.
3. Bank berbentuk Koperasi.
4. Bank berbentuk Perusahaan Perseorangan.

f) Jenis-Jenis Bank Menurut Organisasinya


1. Unit banking, yaitu bank yang hanya memiliki satu organisasi dan tidak
memiliki cabang di daerah lain.
2. Branch banking, yaitu bank yang memiliki cabang-cabang didaerah lain.
3. Correspondency banking, yaitu bank yang dapat melakukan kegiatan
pemeriksaan dokumen ekspor-impor dan kegiatan utamanya di luar negeri.

G. Bentuk dan Produk-Produk Bank


Beberapa bentuk produk perbankan berupa pemberian kredit, pemberian jasa
pembayaran dan peredaran uang, serta bentuk jasa perbankan lainnya. Untuk
penjelasannya sebagai berikut:
1. Pemberian kredit dengan berbagai macam bentuk jaminan atau tanggungan
misalnya tanggungan efek.
2. Memberikan jasa-jasa dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang yang
terdiri:
a. Lalu lintas pembayaran dalam negeri seperti transfer, inkaso.
b. Lalulintas pembayaran luar negeri seperti pembukaan L/C (Letter of Credit)
yaitu surat jaminan bank untuk transaksi ekspor-impor.
3. Jasa-jasa perbankan lainnya yang meliputi:
a. Jual-beli cek perjalanan (travellers cheque)
b. Jual-beli uang kertas (bank note)
c. Mengeluarkan kartu kredit (Credit Card)
d. Jual-beli valuta asing.
e. Pembayaran listrik, telepon, gaji, pajak
f. Menyiapkan kotak pengaman simpanan (safe deposite box)
4. Bentuk-bentuk simpanan di Bank
a. Giro adalah simpanan pada bank yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran.
b. Deposito Berjangka adalah simpanan pada bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
c. Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat
diperdagangkan.
d. Tabungan adalah simpanan pada bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati.

H. Pengenalan system keuangan di Indonesia


Sistem keuangan, yang terdiri dari otoritas keuangan, sistem perbankan, dan
sistem lembaga keuangan bukan bank, pada dasarnya merupakan tatanan dalam
perekonomian suatu negara yang memiliki peran utama dalam menyediakan fasilitas
jasa-jasa keuangan. Fasilitas jasa keuangan tersebut diberikan oleh lembaga-lembaga
keuangan, termasuk pasar uang dan pasar modal. Karakteristik dari sektor keuangan
yang paling dominan yang dapat kita amati ialah begitu cepatnya perubahan yang
terjadi di dalamnya seiring dengan pesatnya perkembangan di bidang ekonomi.
Kebijakan di bidang keuangan, moneter, dan perbankan dari waktu ke waktu
perlu dilakukan penyesuaian mengikuti dinamika ekonomi sebagai dampak dari
globalisasi dimana perubahan yang terjadi pada ekonomi suatu negara, terutama
negaranegara maju, pasti akan berdampak pula pada perekonomian negara lain,
terutama pada kegiatan pada bursa saham suatu negara. Sistem keuangan merupakan
salah satu rancangan yang paling krusial dalam waktu modern ini. Kita tidak dapat
membayangkan, apabila semua aktivitas keuangan antara suatu lembaga dengan
lembaga keuangan lain, maupun antara suatu negara dengan negara lain, dilakukan
tanpa adanya mediasi suatu sistem keuangan yang baik, maka semua transaksi-
transaksi keuangan yang terjadi akan amburadul atau tidak akan dapat menyenangkan
semua pihak disebabkan tidak terkoordinasi dengan baik. Sistem pembayaran dan
intermediasi tidak mungkin akan terlaksana tanpa adanya sistem keuangan.
Sistem keuangan dapat diartikan sebagai kumpulan institusi, pasar, ketentuan
perundangan, peraturan-peraturan, dan teknik-teknik dimana surat berharga
diperdagangkan, tingkat bunga ditetapkan, dan jasa-jasa keuangan (financial services)
dihasilkan serta ditawarkan ke seluruh bagian dunia (Peter S. Rose, 7th edition 2000).
Jadi, dapat diartikan bahwa sistem keuangan merupakan kumpulan lembaga-lembaga
keuangan (bank, lembaga asuransi, dan sebagainya), berbagai kebijakan
pemerintahdalam bidang ekonomi keuangan, yang disusun sedemikian rupa untuk
memperlancar segala transaksi keuangan yang berlangsung, yang mendukung
terjadinya transaksi-transaksi keuangan di suatu negara, demi kemajuan
perekonomian negara tersebut.
Tugas utama sistem keuangan dalam perekonomian modern adalah
memindahkan dana dari penabung kepada peminjam yang membutuhkan dana,
dimana dana tersebut akan dipergunakan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa
serta melakukan investasi dalam bentuk peralatan-peralatan baru sehingga
perekonomian dapat tumbuh dan pada akhirnya akan meningkatkan standar
kehidupan. Tanpa suatu sistem keuangan, kekuatan dan kemampuan sektor usaha
maupun rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya maupun dalam berinvestasi
akan berkurang. Sementara itu, pemilik dana yang berlebih tidak akan dapat
mengoptimalkan pendapatan dari dana mereka yang berlebih tersebut dan akan
membuat semakin banyaknya idle money atau uang yang tidak dipergunakan (uang
menganggur).
Sistem keuangan dalam perekonomian memiliki sekurang-kurangnya 6 fungsi
pokok, yaitu:
1. Fungsi tabungan (savings function). Sistem keuangan menyediakan suatu
mekanisme dan instrumen tabungan, misalnya: obligasi, saham dan instrumen
lain yang diperjualbelikan di pasar uang dan pasar modal yang dapat memberikan
pendapatan bagi pemiliknya. Dana dari kepemilikan instrumen-instrumen
tersebut pada akhirnya dapat dipergunakan kembali untuk melakukan investasi
dalam produksi barang dan jasa yang pada akhirnya dapat memacu kegiatan
perekonomian lebih baik lagi.
2. Fungsi kekayaan (wealth function). Suatu sistem keuangan menyediakan
instrumen keuangan yang dapat menyimpan dana yang berlebih dari masyarakat
dalam bentuk obligasi, saham, surat utang negara, dan instrumen lain, dimana
nilai instrumen-instrumen ini tidak akan berkurang malah akan memberikan
pendapatan yang tidak sedikit bagi pemiliknya. Bandingkan apabila uang yang
dimiliki dipergunakan untuk membeli mobil sebagai pilihan dalam menyimpan
harta, nilai mobil tersebut akan berkurang dari waktu ke waktu akibat mengalami
penyusutan.
3. Fungsi likuiditas (liquidity function). Kekayaan yang disimpan dalam bentuk
instrumen keuangan dapat dikonversi menjadi kas atau uang tunai dengan cepat
dan resiko yang kecil, apabila sang pemilik instrumen membutuhkan uang tunai.
Uang yang disimpan di bank dapat mengalami penurunan nilai akibat terjadinya
inflasi, dan juga hasil yang diberikan dari tabungan dana di bank relatif kecil bila
dibandingkan dengan instrumen keuangan di pasar-pasar keuangan.
4. Fungsi kredit (credit function). Pasar keuangan disamping menyediakan
likuiditas dan memfasilitasi arus dana tabungan, juga menyediakan fasilitas kredit
untuk membiayai kebutuhan konsumsi dan investasi. Konsumen membutuhkan
kredit untuk membeli barang-barang, misalnya rumah dan mobil. Sedangkan
sektor usaha membutuhkan kredit untuk membiayai produksi dan investasi yang
dilakukan.
5. Fungsi pembayaran (payment function). Sistem keuangan juga menyediakan
instrumen untuk melakukan mekanisme pembayaran atas transaksi barang dan
jasa. Instrumen yang biasa digunakan antara lain: cek, giro, kartu kredit dan kartu
debit. Jasa-jasa yang ditawarkan oleh pihak bank dewasa ini sangat bervariasi
dalam hal jasa pembayaran, misalnya: kliring, transfer elektronik, phone banking,
dan banyak lagi. Mekanisme pembayaran atau transfer secara online menjadi
suatu trend baru yang dilakukan oleh pihak perbankan, dan juga dapat menjadi
suatu alternatif bagi perbankan dalam memperoleh pendapatan dan meningkatkan
fee base income mereka.
6. Fungsi resiko (risk function). Sistem keuangan dewasa ini
memberikan/menawarkan proteksi terhadap jiwa, kesehatan, harta, dan resiko
kerugian terhadap semua unit usaha dan konsumen. Polis asuransi diberikan oleh
perusahaan asuransi yang memberikan proteksi terhadap kemungkinan hilangnya
penghasilan nasabah mereka.

Kesimpulan

1. Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok


Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui
kegiatan-kegiatan di bidang keuangan nienarik uang dan masyarakat dan
menyalurkan uang tersehut kembali ke masyarakat. Lembaga keuangan
menyalurkan kredit kepada nasabab atau menginvestasikan dananya dalam surat
berharga di pasar keuangan (flnansial market). lembaga keuangan juga
menawarkan bermacam – macam jasa keuangan mulai dan perlindungan asuransi,
menjual program pensiun sampai dengan penyimpanan barang-barang berharga
dan penyediaan suatu mekanisme untuk pembayaran dana dan transfer dana.
2. Di Indonesia lembaga keuangan dibagi dalam 2 kelompok yaitu lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.
3. Sebagai lembaga intermediasi keuangan, bank memiliki fungsi utama dan fungsi
sampingan. Sesuai dengan tugasnya, fungsi utama bank dapat dikategorikan
menjadi : menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada
masyarakat.
4. Sedangkan fungsi sampingan dari bank termasuk layanan – layanan jasa bank
lainnya seperti : mendukung kelancaran mekanisme pembayaran, mendukung
kelancaran transaksi internasional, penciptaan uang, sarana investasi, dan
penyimpanan barang berharga.
5. Peranan Lembaga keuangan sebagai badan yang melakukan kegiatan-kegiatan di
bidang keuangan mempunyai peranan sehagai berikut: pengalihan aset (Asset
Transfer), likuiditas (liquidity), realokasi pendapatan, transaksi (transaction).

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Kasmir, SE., MM.,. 2017. Manajemen Perbankan, Edisi Revisi ke 13, Penerbit Ra
jawali Press.
Drs. Selamet Riyadi, M.Si.,. 2017. ”Banking Assets and Liability Management”,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Latumaerisa, Julius. 2017. Manajemen Bank Umum, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta, 2014.
Sigit Triandaru, A. Totok Budi Santoso. 2017. Bank & Lembaga Keuangan Lain,
Edisi 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Website http://www.bi.go.id, , http://www.ojk.go.id.

Anda mungkin juga menyukai