Anda di halaman 1dari 4

NAMA : PRADA SAFA DIVANGGA PRAYER

NIM : 2102010114
KELAS : MANAJEMEN B

UTS BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

1. Bank dalam menjalankan usahanya memiliki peran sebagai “financial intermediary”


jelaskan apa maksudnya?
2. Bank central memiliki tugas dan fungsi menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
di Indonesia. Jelaskan Langkah apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam rangka
menjalankan kebijakan moneter tersebut?
3. Sebelum kredit di cairkan Bank akan melakukan survey dengan menggunakan analisis 5C.
jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis 5C tersebut?
4. Bank Syariah dalam pembiayaan untuk menginvestasi biasanya menggunakan akad
Mudharabah dan Musyarakah, jelaskan perbedaaan kedua akad tersebut bila ditinjau dari segi
resiko?

Jawaban :
1. Pengertian dari Financial Intermediary adalah suatu Lembaga keuangan yang bergerak
sebagai media penghubung antar beberapa pihak terkait lainnya. Lembaga ini berguna
sebagai lembaga perantara dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana
pada masyarakat. Financial intermediary ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu lembaga bank
dan lembaga keuangan non-bank. Lembaga keuangan bank ini sama seperti bank umum
lainnya, yakni bank perkreditan rakyat dan bank sentral. Sedangkan lembaga keuangan non-
bank contohnya seperti perusahaan sekuritas, pialang, reksadana, asuransi, dan lain
sebagainya.

2. Langkah yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam rangka menjalankan kebijakan
moneter tersebut ialah :

1. Operasi Pasar Terbuka

Operasi Pasar Terbuka adalah kegiatan bank sentral dalam melakukan jual beli surat-surat
berharga jangka pendek. Jika Bank Sentral menginginkan adanya penambahan jumlah uang
beredar di masyarakat, maka Bank Sentral akan membeli surat-surat berharga dari bank-bank
umum berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan dari Pemerintah (Surat Berharga
Negara/SBN) dan Surat Utang Negara/SUN).

Sebaliknya, jika Bank Sentral ingin mengurangi jumlah uang beredar yang ada di masyarakat,
maka akan menjual surat-surat berharga kepada bank umum dan masyarakat.

2. Giro Wajib Minimum (GWM)


Giro wajib minimum (GWM) adalah ketentuan bank sentral yang mewajibkan bank-bank
untuk memelihara sejumlah alat-alat likuid (reserve) sebesar persentase tertentu dari
kewajiban lancarnya.

Semakin kecil persentase tersebut, semakin besar kemampuan bank memanfaatkan


likuiditasnya (reserve-nya) untuk memberikan pinjaman dalam jumlah yang lebih besar.
Sebaliknya, semakin besar persentasenya, maka semakin berkurang kemampuan bank
untukmemberikan pinjaman.

Jika bank sentral menurunkan GWM, maka daya ekspansi kredit bank umum akan
meningkat, sehingga jumlah uang beredar bertambah. Sebaliknya, jika persentasenya
dinaikkan, maka daya ekspansi kredit bank umum menurun dan jumlah uang beredar
berkurang.

3. Fasilitas Diskonto

Fasilitas diskonto adalah kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada suatu bank dalam
rangka mengatasi kesulitan likuiditas yang disebabkan oleh ketidaksesuaian (mismatch)
pengelolaan dana yang bersifat sementara (discountwindow).

Jika Bank Sentral ingin menambah jumlah uang beredar yang ada di masyarakat, maka Bank
Sentral menurunkan tingkat diskonto dan suku bunga pinjaman yang diberikan kepada bank-
bank umum, sehingga biaya atau bunga yang harus dibayar oleh bank-bank umum menjadi
lebih murah.
Sebaliknya, jika Bank Sentral ingin mengurangi jumlah uang beredar yang ada di masyarakat,
maka Bank Sentral akan menaikkan tingkat diskonto dan suku bunga pinjaman yang
diberikan kepada bank-bank umum. Sehingga biaya atau bunga yang harus dibayar oleh
bank-bank umum menjadi lebih mahal.

4. Himbauan Moral

Bank Sentral dapat melakukan himbauan moral terhadap perbankan. Biasanya himbauan
moral merupakan pernyataan bank sentral (misalnya oleh Gubernur Bank Indonesia) yang
bersifat mengarahkan atau memberi informasi yang lebih bersifat makro.

Informasi tersebut untuk dijadikan masukan bagi bank-bank umum dalam pengelolaan aset
dan kewajibannya. Instrumen ini digunakan untuk mendukung efektifitas kebijakan moneter
lainnya yang dilakukan bank sentral.
Tidak dapat dipungkiri peranan uang dirasakan sangat penting dan tidak ada bagian
kehidupan manusia yang tidak terkait dengan uang. Namun demikian, jumlah uang yang
beredar di luar kendali dapat menimbulkan pengaruh yang buruk bagi perekonomian secara
keseluruhan.

Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorong kenaikan harga, dan
dalam jangka panjang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah uang beredar sangat rendah, maka kelesuan ekonomi
akan terjadi, yang pada akhirnya akan berdampak pada penurunan kesejahteraan masyarakat.

Kondisi tersebut melatarbelakangi otoritas moneter dalam membuat kebijakan pengendalian


jumlah uang beredar dalam perekonomian yang dikenal dengan kebijakan moneter.

3. Prinsip pemberian kredit dengan 5C dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Character

Yaitu data tentang kepribadian dari calon debitur seperti sifat – sifat pribadi, kebiasaan –
kebiasaanya, hobinya, cara hidupnya, keadaan dan latar belakang keluarganya. Analisis
karakter ini untuk mengetahui apakah calon debitur ini jujur dan berusaha memenuhi
kewajibannya, dengan istilah lain “willingness to pay”.

b. Capacity

Yaitu kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya uang dapat dilihat dari
pendidikannya, pengalaman mengelola usaha, sejarah perusahaan yang pernah dikelola.
Capacity ini merupakan ukuran dari ability to pay atau kemampuan dalam membayar hutang.

c. Collateral

Yaitu jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon debitur benar – benar tidak
bisa memenuhu kewajibannya. Jaminan ini diperhitungkan paling akhir, artinya apabila
masih adaa suatu kesangsian dalam pertimbangan – pertimbangan yang lain, maka bisa
menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.

d. Capital

Yaitu kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat
dari neraca, laporan rugi laba, struktur permodalan, ratio –ratio keuntungan. Dari kondisi ini
bank dapat menentukan berapa beasar dana yang dikeluarkan untuk kredit dan berapa besar
plafon yang diberikan.

e. Condition

Yaitu dalam pemberian kredit bank perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang
dikaitkan dengan prospek usaha calon debitur. Karena ada beberapa kegiatan usaha yang
sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi.

4. Perbedaan akad mudharabah dan akad musyarakah yaitu :


 Mudharabah = hanya satu pihak yang bertindak sebagai pemberi modal, keuntungan
dibagi antara dua pihak, dan kerugian ditanggung oleh pemilik modal.
 Musyarakah = akad kerja sama antara dua pihak atau lebih dalam usaha tertentu.
Setiap pihak memberikan kontribusi dana (modal). Keuntungan dan risiko ditanggung
bersama-sama sesuai dengan kesepakatan.

Anda mungkin juga menyukai