AKN D P2
BLK TM 2
1. Salah satu tugas dari Otoritas Jasa Keuangan adalah ....
a. Mengatur dan mengawasi jasa keuangan pada Lembaga Keuangan Bukan Bank, kh
ususnya yang berhubungan dengan pembayaran kegiatan ekspor impor
b. Mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan
c. Mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan dalam peredaran alat-alat pemba
yaran luar negeri
d. Mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan pada lembaga keuangan bukan b
ank dan bank
e. Mengatur dan mengawasi jasa keuangan di sektor nonbank
2. Fungsi utama bank sebagai lembaga keuangan adalah .....
a. Menciptakan rung giral
b. Menjadi perantara kredit
c. Melancarkan transaksi
d. Menghimpun dana masyarakat
e. Melancarkan pembayaran utang
3. Kebilakan bank sentral untuk membeli dan menjual surat-surat berharga kepada masya
rakat sebagai usaha untuk mengatur kesinambungan arus uang dan arus barang disebut
politik ....
a. Pasar terbuka
b. Diskonto
c. Kredit ketat/ selektif
d. Cadangan kas
e. Sanering
4. Kebijakan yang dapat dijalankan pemerintah untuk mengurangi infasi adalah
a. Mempermudah syarat kredit
b. Membeli obligasi dan mencetak uang baru
c. Menurunkan cadangan kas
d. Menurunkan tingkat suku bunga bank
e. Menjual saham kepada masyarakat
5. UU yang membahas mengenai OJK adalah ....
a. UU Nomor 21 tahun 2008
b. UU Nomor 8 tahun 2008
c. UU Nomor 12 tahun 2000
d. UU Nomor 23 tahun 1999
e. UU Nomor 21 tahun 2011
6. Berikut ini bukan merupakan tugas yang dilakukan OJK menurut UU No.21 tahun 201
1 adalah ....
a. Kegiatan jasa keuangan di sektor riil
b. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan
c. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal
d. Kegiatan jasa keuangan di sektor dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga
jasa keuangan
e. kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian
7. Kebijakan pemerintah melalui bank sentral dengan menaikkan dan menurunkan suku b
unga dinamakan ....
a. Pengawasan kredit ketat
b. Perubahan cadangan kas
c. Kebijakan diskonto
d. Politik pasar tertutup
e. operasi pasar terbuka
8. Berdasarkan kepemilikannya, maka bank-bank dapat dikelompokkan ke dalam bebera
pa ienis. Jenis-jenis bank tersebut adalah ...
a. Bank milik negara, bank milik swasta dan bank asing
b. Bank umum, bank pembangunan, dan bank tabungan
c. Bank tabungan dan bank pembangunan
d. Bank umum dan bank pembangunan
e. Bank tabungan, bank asing, dan bank nasional
9. Berikut ini adalah fungsi bank.
1) Menghimpun dana dari masyarakat
2) Memberikan pinjaman kepada masyarakat
3) Mengatur dan mengawasi bank
4) Memberikan jasa lalu lintas pembayaran
5) Menjaga kestabilan nilai rupiah
Yang termasuk fungsi Bank Perkreditan Rakyat adalah ....
a. 1 dan 2
b. 2 dan 4
c. 3 dan 4
d. 1 dan 5
e. 4 dan 5
10. Bank yang menciptakan uang melalui masyarakat yang dikumpulkan dalam bentuk gir
o disebut ....
a. Bank pelaksana
b. Bank sentral
c. Bank tabungan
d. Bank umum
e. Bank pembangunan
Essay
1. Jelaskan tugas OJK pengawasan mengenai terhadap lembaga keuangan, tugas OJK?
a. kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;
b. kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan
c. kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pe
mbiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya
d. perizinan untuk mendirikan bank, peresmian kantor bank, anggaran awal, r
encana kerja, kepemilikan serta kepengurusan dan sumber daya manusia, k
onsolidasi serta akuisisi bank, dan pencabutan izin atas usaha bank
e. kegiatan usaha bank, seperti: sumber dana, penyediaan dana serta aktivitas
di bidang jasa
f. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yaitu, likuiditas,
rentabilitas, rasio kecukupan modal minimum serta batas maksimum
pemberian kredit, solvabilitas, kualitas aset, pencadangan bank dan rasio
pinjaman terhadap simpanan
Regulasi besaran modal disetor untuk bank umum mengacu pada Peraturan Bank
Indonesia Nomor 7/15/PBI/2015 tentang Jumlah Modal Inti Minimum Bank
Umum. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa bank umum yang melakukan
kegiatan usaha secara konvensional harus memiliki modal minimum Rp 3 trilyun
dan untuk prinsip syariah sebesar Rp 1 trilyun. Sementara permodalan BPR
mengacu pada Peraturan OJK Nomor 20/POJK.03/2014 tentang BPR. Dari
peraturan tersebut, besaran modal disetor untuk mendirikan BPR dikelompokkan
menjadi empat kategori berdasarkan zona, yaitu: