Anda di halaman 1dari 12

Bank Umum

2.5.1 Pengertian Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatanya memberikan pelayanan jasa dalam lalu lintas perbayaran.

Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat

memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan

wilayah operasinya yang dapat dilakukan diseluruh wilayah Indonesia,

bahkan keluar negeri atau (cabang). Bank umum sering disebut bank

komersil(commercial bank).

2.5.2 Usaha Bank Umum

Dalam memberikan pelayanan kepada nasabah, bank berupaya

secara maksimal memenuhi keinginan nasabah, seperti:

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan,

dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

b. memberikan kredit

b. menerbitkan surat pengakuan hutang

c. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun

untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya :

 surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh

bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada

kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud

 surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang

masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam


perdagangan surat-surat dimaksud

 kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah

 Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

 obligasi

 surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun

 instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai

dengan 1 (satu) tahun

d. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun

untuk kepentingan nasabah

e. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau

meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan

surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek

atau sarana lainnya

f. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan

melakukan perhitungan dengan antar pihak ketiga

g. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

h. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain

berdasarkan suatu kontrak

i. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah

lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa

efek

j. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan

kegiatan wali amanat

k. menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain

berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia


l. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank

sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Usaha lain yang dilakukan bank umum yaitu :

a. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi

ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

b. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau

perusahaan di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal

ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring

penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk

mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan

berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik

kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia

d. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun

sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

dana pensiun yang berlaku.

2.5.3 Larangan Bank Umum

Diantara usaha usaha yang dilakukan ada kegiatan yang dilarang

dilakukan oleh Bank Umum :

a. melakukan penyertaan modal

b. melakukan usaha perasuransian

b. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha


2.5.4 Bentuk Hukum Bank Umum

a. Perseroan Terbatas

b. Koperasi

c. Perusahaan Daerah

2.5.5 Jenis Bank Umum

Berdasarkan statusnya bank umum dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Bank Devisa

Bank devisa adalah bank yang mendapat persetujuan atau

ditunjuk oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk dapat

melakukan kegiatan usaha bidang perbankan dalam valuta asing.

Bank devisa memiliki kelebihan yaitu bisa menawarkan jasa-jasa

bank yang berkaitan dengan mata uang asing tersebut.

Contohnya: transfer uang ke luar negeri, transaksi ekspor dan

impor, jual beli valuta asing dan lainnnya.

Bank yang termasuk bank devisa yaitu :

1) Bank Agroniaga, Tbk.

2) Bank Antardaerah

3) Bank Artha Graha Internasional, Tbk.

4) Bank BNI Syariah

5) Bank Bukopin, Tbk

6) Bank Bumi Arta, Tbk

7) Bank Central Asia Tbk.(BCA)

8) Bank Cimb Niaga, Tbk

9) Bank Danamon Indonesia Tbk

10) Bank Ekonomi Raharja, Tbk

11) Bank Ganesha


12) Bank Hana

13) Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk

14) Bank ICB Bumiputera Tbk

15) Bank ICBC Indonesia

16) Bank Index Selindo

17) Bank Internasional Indonesia Tbk

18) Bank Maspion Indonesia

19) Bank Mayapada International Tbk

20) Bank Mega, Tbk

21) Bank Mestika Dharma

22) Bank Metro Express

23) Bank Muamalat Indonesia

24) Bank Mutiara, Tbk

25) Bank Nusantara Parahyangan,Tbk

26) Bank OCBC NISP, Tbk

27) Bank Of India Indonesia, Tbk

28) Bank Permata Tbk

29) Bank SBI Indonesia

30) Bank Sinarmas, Tbk

31) Bank Syariah Mandiri

32) Bank Syariah Mega Indonesia

33) Bank UOB Indonesia (Dahulu Uob Buana)

34) Pan Indonesia Bank, Tbk

35) QNB Bank Kesawan Tbk

b. Bank Non Devisa


Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk

melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat

melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.

1) Anglomas Internasional Bank

2) Bank Andara

3) Bank Artos Indonesia

4) Bank Bca Syariah

5) Bank Bisnis Internasional

6) Bank Bri Syariah

7) Bank Fama Internasional

8) Bank Harda Internasional

9) Bank Ina Perdana

10) Bank Jabar Banten Syariah

11) Bank Jasa Jakarta

12) Bank Kesejahteraan Ekonomi

13) Bank Mayora

14) Bank Mitraniaga

15) Bank Multi Arta Sentosa

16) Bank Panin Syariah

17) Bank Pundi Indonesia, Tbk

18) Bank Royal Indonesia

19) Bank Sahabat Purba Danarta

20) Bank Sahabat Sampoerna

21) Bank Sinar Harapan Bali

22) Bank Syariah Bukopin

23) Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk


24) Bank Victoria International, Tbk

25) Bank Victoria Syariah

26) Bank Yudha Bhakti

27) Centratama Nasional Bank

28) Liman International Bank

29) Nationalnobu

30) Prima Master Bank

Berdasarkan kepemilikannya bank umum konvensional dibagi

menjadi :

a. Bank Umum Milik Negara, seperti:

• Bank Mandiri

• BNI 46

• Bank Rakyat Indonesia

• Bank Tabungan Negara

b. Bank Umum Milik Swasta Asing, seperti:

• Bank Central Asia

• Bank Lippo

• Bank Niaga

• Bank Danamon

• Bank Internasional Indonesia

• Dll

Sedangkan bank umum syariah berdasarkan kepemilikannya

dibagi menjadi :

a. Bank Pemerintah Syariah, seperti:

• Bank BTN Syariah


• Bank Swasta Nasional Devisa, seperti:

• Bank BNI Syariah

• Bank Mega Syariah

• Bank Muamalat Indonesia

• Bank Syariah Mandiri

b. Bank Swasta Nasional Non Devisa, seperti:

• Bank BCA Syariah

• Bank BJB Syariah

• Bank BRI Syariah

• Panin Bank Syariah

• Bank Syariah Bukopin

• Bank Victoria Syariah

c. Bank Campuran, seperti:

• Bank Maybank Syariah Indonesia

d. Bank Pembangunan Daerah, seperti:

• Bank Nagari Syariah

• Bank BPD Aceh Syariah

• Bank DKI Syariah

• Bank Kalbar Syariah

• Bank Kalsel Syariah

• Bank NTB Syariah

• Bank Riau Kepri Syariah

• Bank Sumsel Syariah

• Bank Sumut Syariah

• Bank Kaltim Syariah

2.6 Bank Perkreditan Rakyat


2.6.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Pengertian BPR menurut UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992

adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam

bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.

Adanya perkembangan lembaga keuangan BPR pasca UU Perbankan

Nomor 7 Tahun 1992 tersebut dan kondisi lembaga keuangan pada

umumnya terutama pada masa dan pasca krisis moneter tahun 1997,

maka pengertian BPR mengalami perubahan dengan munculnya UU

Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1. Dalam UU Perbankan

Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 disebutkan bahwa BPR adalah lembaga

keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan

kegiatan bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro,

kegiatan valas, dan perasuransian.

2.6.2 Tujuan Bank Perkreditan Rakyat

Dalam melaksanakan usahanya BPR memiliki tujuan sebagai

berikut :

a. Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan jasa pelayanan perbankan

bagi masyarakat pedesaan

b. Menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan

sehingga para petani, nelayan dan para pedagang kecil di desa

dapat terhindar dari lintah darat, pengijon dan Pelepas uang

c. Melayani kebutuhan modal dengan prosedur pemberian kredit


yang mudah dan sesederhana mungkin sebab yang dilayani

adalah orang – orang relative rendah pendidikannya

b. Ikut serta mobilisasi modal untuk keperluan pembangunan dan

turut membantu rakyat dalam berhemat dan menabung dnegan

menyediakan tempat yang dekat, aman, dan mudah untuk

menyimpan uang bagi penabung kecil

2.6.3 Usaha Bank Perkreditan Rakyat

Kegiatan usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan

menyalurkan dana dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang

diperoleh dari spread effect dan pendapatan lain. Adapun usaha-usaha

BPR adalah:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya

yang dipersamakan dengan itu.

b. Memberikan kredit

c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi

hasil sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan Peraturan

Pemerintah.

d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia

(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan

pada bank lain.

2.6.4 Larangan Bank Perkreditan Rakyat

Agar peranan BPR sebagai penghimpun dan penyalur dana

khususnya untuk kelompok masyarakat berpendapatan rendah dan

kelompok pengusaha ekonomi lemah yang belum mampu melakukan

akses ke lembaga keuangan yang sudah ada dapat optimal, maka BPR
dilarang melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:

a. Menerima simpanan berupa giro

b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.

c. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking

dan concern terhadap layanan kebutuhan masyarakat menengah

ke bawah.

d. Melakukan usaha perasuransian

e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang

dimaksud dalam usaha BPR

2.6.5 Bentuk Hukum Bank Perkreditan Rakyat

a. Perusahaan Daerah

b. Koperasi

c. Perseroan Terbatas

d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

2.6.6 Jenis Bank BPR

Menurut UU Perbankan No 10 tahun 1998, BPR dikelompokkan

menjadi 3 jenis diantaranya:

a. BPR Badan Kredit Desa, terdiri dari :

 Bank Desa

 Lumbung Desa

b. BPR Bukan Badan Kredit Desa, terdiri dari :

 BPR eks LDKP

 Bank Pasar

 BKPD (Bank Karya Produksi Desa)

 Bank Pegawai

c. LDKP (Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan)

Anda mungkin juga menyukai