Anda di halaman 1dari 8

TRANSAKSI PEMBAYARAN

A. Pengertian Bank

Semua orang mengetahui bahwa setiap kegiatan usaha (bisnis) tidak lepas dari uang. Uang
berperang sangat besar, terutama dalam hal pembayaran dan penerimaan. Uang juga digunakan untuk
modal investasi dan modal kerja. Jadi, uang dibutuhkan mulai dari menjalankan usaha sampai
perusahaan berhenti.
Uang yang digunakan untuk berbagai kegiatan usaha selalu berkaiatan erat dengan transaksi, baik
transaksi pembayaran mauoun penerimaan (cek dan bilyet giro). Untuk melakukan transaksi antara
perusahaan dengan berbagai pihak yang terlibat, diperlukan lembaga yang mampu menjadi jembatan
atau perantara, yaitu bank atau lembaga keuangan lainnya. Jadi, untuk mengatasi masalah keuangan
perusahaan harus berurusan dengan bank atau lembaga keuangan.
Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki tugas sebagai perantara keuangan nasabah.
Tugas bank sebagai perantara keuangan pelanggan memang beragam, mulai dari menciptakan uang
sampai dengan mengelola uang. Secara garis besar berikut ini tugas-tugas suatu bank, yaitu :
1. Menciptakan atau mengeluarkan dan mengedarkan uang (bank sentral), di Indonesia dipegang
oleh bank Indonesia.
2. Menampung uang nasabah dalam bentuk simpanan (rekening) giro, tabungan, dan deposito
(oleh bank umum)
3. Melayani jasa pinjaman (kredit)
4. Melayani jasa pembayaran, penagihan (inkaso), dan pengiriman uang (transfer)
5. Memberikan jaminan (bank garansi) kepada nasabah terutama jaminan keuangan kepada pihak
lain dan
6. Kegiatan lainnya
Karena begitu besarnya peranan bank, bagi seorang pengusaha diharapkan untuk mengenal uang
dan bank serta segala sesuatu yang berhubungan dengan keduanya.
Bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah :
Badan usaha yang menghimpundana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dana tau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
Bank juga diartikan sebagai Lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan
jasa-jasa bank lainnya.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang
memiliki kegiatan sebagai berikut.
1. Menghimpun Dana (funding)
Bank menghimpun dana (funding) dari masyarakat dengan cara menerima uang dari
masyarakat dalam bentuk simpanan. Dalam hal ini bank merupakan tempat menyimpan uang
dan tempat berinvestasi. Masyarakat menyimpan uang dengan tujuan untuk keamanan
uangnya. Sementara itu, investrasi dilakukan dengan harapan memperoleh bunga dari hasil
simpanannya. Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan transaksi pembayarannya. Untuk
memenuhi tujuan di atas, baik untuk mengamankan uang maupun melakukan investasi, bank
menyediakan saraana yang disebut dengan simpanan.
Jenis simpanan yang ditawarkan sangat bervariasi tergantung dari bank yang bersangkutan.
Secara umum jenis simpanan yang ada di bank terdiri dari simpanan giro (demand deposit),
dan simpanan tabungan (saving deposit), dan simpanan deposito (time deposit).
2. Menyalurkan Dana (Lending)
Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat berarti memberikan pinjaman (kredit) kepada
masyarakat. Dengan kata lain, bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkan.
Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai dengan keinginan
nasabah.
Sebelum kredit diberikan, bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak
diberikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan agar bank terhindar dari kerugian akibat tidak
dikembalikannya pinjaman yang disalurkan bank dengan berbagai sebab. Jenis kredit yang
biasa diberikan oleh hampir semua bank adalah kredit investasi, kredit mdal kerja, atau kredit
perdagangan.
3. Memberikan Jasa-jasa Bank Lainnya (servies)
Memberikan jasa-jasa bank lainnya (servies) seperti pengiriman uang (transfer), penagihan
surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga
yang berasal deposit box, bank garasi dan referensi bank, bank notes, trallers chequ, kartu
kredit, dan jasa-jasa lainnya. Jasa-jasa bank lainnya ini merupakan jasa pendukung dari
kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dan menyalurkan dana.

B. Jenis-jenis Bank

Di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti yang diatur dalam Undang-
Undang Perbankan. Jenis perbankan sebelum keluar Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
dengan sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967. Namun, kegiatan utama atau
pokok bank sebagai lembaga keuangan yang mengimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
dana tidak berbeda, bahkan bertambah padat dan berkembang.
Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi dan kepemilikannya. Dari segi fungsi,
perbedaannya terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan serta
jagkauan wilayah operasinya. Sementara dari segi kepemilikian perusahaan, perbedaan dapat
dilihat dari segi kepemilikan sahamnya.
Perbedaan lainnya adalah dari segi nasabah yang mereka layani, apakah masyarakat luas atau
masyarakat dalam lokasi tertentu (kecamatan). Jenis perbankan juga dapat dibedakan dari cara
menentukan harga jual dan harga beli atau cara mencari keuntungan.
Jenis perbankan ditinjau dari berbagai segi adalah sebagai berikut.
1. Dilihat dari segi Fungsinya
Dilihat dari segi fungsinya perbankan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Bank Umum dan
Bank Perkreditan Rakyat.
Peengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut.
a) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksnakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti
dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Wilayah operasinya dapat
dilakukan diseluruh wilayah Indonesia, bahkan ke luar negeri (cabang). Bank
umum sering disebut bank komersial (commercial bank).
b) Bank Perkereditan Rakyat (BPR)
Bank BPR adalah bank bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip Syariah. Dalam kegiatan BPR tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa-jasa perbankan yang
ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa
umum.
2. Dilahat dari segi kepemilikannya
Disamping dapat dilihat dari segi fungsinya, bank juga dapat dilihat segi
kepemilikannya, siapa saja pemilik bank tersebut. Kepemilikian ini dapat dilihat dari akte
pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan adalah sebagai berikut.
a) Bank milik pemerintah
Bank milik pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun
modalnya sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia sehingga seluruh
keuntungan bank ini dimiliki Indonesia dewasa ini antara lain:
1) Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
2) Bank Rakyat Indonesia (BRI)
3) Bang Tabungan Negara (BTN)
4) Bank Mandiri
Disamping itu, terdapat pula Bank Pemerintah Daerah (BPD) di daerah tingkat
I dan tingkat II masing-masing provinsi. Modal BPD sepenuhnya dimiliki oleh
pemuda masing-masing tingkatan contoh BPD yang ada dewasa ini adalah:
1) BPD DKI Jakarta
2) BPD Jawa Barat
3) BPD Jawa Tengah
4) BPD DI Yogyakarta
5) BPD Riau
6) BPD Sumsel
7) BPD Jawa Timur
8) BPD Selsel
9) BPD Bali
10) BPD NTB
11) BPD Papua
12) BPD lainnya.

b) Bank milik swasta nasional


Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Hal ini dapat diketahui dari akte
pendirinya. Bank ini didirikan oleh pihak swasta sepenuhnya, pembagian
keuntungannya pun untuk swasta pula. Contoh bank milik swasta nasional antara
lain:
1) Bank Bumi Putra
2) Bank Central Asia
3) Bank Internasional Indonesia
4) Bank Lippo
5) Bank Mega
6) Bank Muamalat
7) Bank Niaga
8) Bank Permata
9) Bank swasta lainnya
c) Bank milik koperasi
Bank milik koperasi merupakan bank yang saham-sahamnya dimiliki oleh
perusahaan yang berbadan hokum koperasi. Contoh bank jenis ini adalah Bank
Umum Koperasi Indonesia (bank Bukopin).
d) Bank milik asing
Bank milik asing merupakan bank yang kepemilikannya 100 persen oleh pihak
asing atau luar negeri di Indonesia. Bank jenis imi merupakan cabang dari bank
yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing. Contoh
bank asing antara lain:
1) ABN AMRO bank
2) American Express Bank
3) Bank of America
4) Bank of Tokyo
5) Bangkok Bank
6) City Bank
7) Chase Manhattan Bank
8) Deutsche Bank
9) European Asia Bank
10) Hongkong Bank
11) Standard Chartered Bank
e) Bank milik campuran
Bank milik campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh dua pihak,
dalam negeri dan luar negeri. Saham bank campuran dimiliki oleh pihak swasta
nasional. Komposisi kepemilikan saham secara mayoritas dipegang oleh warga
negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain:
1) Bank Finconesia
2) Bank Merincorp
3) Bank PDFCI
4) Bank Sakura Swadarma
5) Ing Bank
6) Inter Pacifik Bank
7) Mitsubishi Buana Bank
8) Parias BBD Indonesia
9) Sumitomo Niaga Bank
10) Sanwa Indonesia Bank

3. Diliat dari Segi Status


Jenis bank yang ketiga adalah dilihat dari segi status bank tersebut. Jenis ini dilihat dari
segi kemampuannya melayani masyarakat , terutama bank umum. Pembagian jenis ini
disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank.
Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani
masyarakat, baik dari segi jumlah produk, modal, maupun kualitas pelayanannya. Untuk
memperoleh status tertentu diperlukan penilaian-penilaian dengan sebagai berikut.
Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut.
a) Bank devisa
Bank devisa merupakan bank bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar
negeri atau berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Contoh
transaksi ke luar negeri adalah transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri,
travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit (L/C), dan
transaksi luar negeri lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan
oleh Bank Indonesia.
b) Bank nondevisa
Bank devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti
hal bank devisa. Bank nondevisa merupakan kebalikan dari bank devisa, tansaksi
yang dilakukan masih dalam batas-batas negara (dalam negeri).

4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga


Dilihat dari cara menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli, bank terbagi
ke dalam 2 kelompok besar. Di Indonesia pada mulanya hanya ada satu jenis bank, namun
hadirnya bank Syariah sejak tahun 1990-an telah menambahkan jenis bank. Jadi dilihat dari
cara menentukan harga, bank dibagi menjadi dua jenis berikut.

a) Bank berdasarkan prinsip konvensional (Barat)


Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang
berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari asal mula bank
di Indonesia yang dibawa oleh kolonia Belanda. Dalam mencari keuntungan dan
menentukan harga, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan 2
metode berikut.
1) Bank menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan, seperti giro,
tabungan, maupun depositi. Harga untuk produk pinjaman (kredit) pun
ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini
dikenal dengan istilah spread based.
2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional (barat0
menggunakan atau menerapkan berbagai biaya dalam nominal atau presentase
tertentu. System pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
b) Bank berdasarkan prinsip Syariah (Islam)
Bank berdasarkan prinsip Syariah belum lama bekembang di Indonesia,
namun sudah menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan sejak
kehadirannya. Jumlah bank Syariah saat ini sekitar 400kantor cabang. Keluarnya
fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menghaamkan bunga bank
konvensional tahun 2003 lalu memperkuat kedudukan bank Syariah.
Bank yang menentukan harga produknya berdasarkan prinsip Syariah sangat
berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank dengan pihak lain
untuk menyimpan dana, pembiayaan usaha, atau kegiatan perbankan lainnya
berdasarkan hokum Islam.
Penentuan harga atau pengambilan keuntungan bagi bank yang berdasarkan
prinsip Syariah adalah sebagai berikut.
1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)
3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
5) Dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang
disewakan dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)
Penentyusn biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan prinsip
Syariah juga disesuaikan dengan Syariah islam. Dasar hokum penentuan harga
atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip Syariah adalah Alquran dan sunnah
Rasul. Bank berdasarkan prinsip Syariah mengharamkan penggunaan harga
produknya dengan bunga tertentu karena Bungan adalah riba.

C. Pengertian Simpanan

Simpanan adalah uang nasabah dititipkan atau diinvestasikan ke bank. Kata lain dari simpanan
adalah rekening atau account. Si pemilik dana disebut penyimpan dana akan diberikan imbalan jasa
atas dana yang disimpan di bank tersebut. Imbalan jasa ini disebut bunga bagi bank konvensional
(Barat) dan bagi hasil bagi bank Islam (syariah). Besarnya imbalan jasa atau bunga atau bagi hasil
tergantung dari kebijakan masing-masing bank.
Keuntungan menyimpan uang di bank adalah pertama memperoleh jasa baik berupa bunga
maupun bagi hasil. Kedua, uang yang disimpan di bank akan aman dari kehilangan atau kerusakan.
Ketiga, memudahkan pembayaran dengan menggunakan pendebatan secara otomatis, misalnya
untuk membayar listrik, telepon atau air, atau melakukan pembayaran dengan cek atau bilyet giro
atau menggunakan kartu kredit. Terakhir, dengan menggunakan ATM pengambilan uang menjadi
mudah.

Jenis simpanan yang ada di bank ada berbagai macam. Namun, secara garis besar jenis
simpanan yang ada di bank konvensional (Barat) dibagi dalam tiga kelompok berikut.
1. Simpanan Giro (Demand Deposit)
Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan
menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan diberikan
bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang
bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh para usahawan, baik untuk perorangan
maupun perusahaannya. Bagi bank, jasa giro merupakan dana murah karena bunga yang
diberikan kepada nasabah lebih rendah daripada bunga simpanan lainnya.
2. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
Tabungan merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan
persyaratannya yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan menggunakan
buku tabungan, slip penarikan, kuitansi, atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) .
Pemegang rekening tabungan akan diberi bunga tabungan yang merupakan jasa atas
tabungannya. Sama halnya dengan rekening giro, besarnya bunga tabungan tergantung dari
bank yang bersangkutan. Dalam praktiknya bunga tabungan lebih besar dibanding jasa
giro.
3. Simpanan Depositi (Time Deposit)
Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo).
Penarikannya pun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Namun, saat ini sudah ada bank
yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Jenis
deposito pun beragam sesuai dengan keinginan nasabah, yaitu deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan deposit on call.
Sementara itu, jenis simpanan yang ada di Bank Syariah (Islam) sedikit berbeda dengan bank
konvensial terutama dalam hal pemberian imbalan jasa. Jika imbalan jasa dalam bank konvensional
disebut bunga, dalam bank syariah disebut sebagai bagi hasil.
Jenis simpanan (Al-wadiah) yang ada di Bank Syariah adalah sebagai berikut.
1. Rekening Giro wadiah di mana nasabah pemilik modal akan diberikan bonus dari
pendapatan bank biasanya (tergantung bank) sebesar 30% dari rata-rata saldo giro minimal
tertentu.
2. Rekening tabungan diberikan dengan sistem bagi hasil. Perbandingan bagi hasil (nisbah)
antara bank dengan nasabah biasanya 40-60 persen dari pendeapatan bank dan untuk
nasabah dihitung dari rata-rata saldo tabungan tertentu.
3. Rekening deposito juga diberikan dengan sistem bagi hasil. Perbandingan bagi hasil
(nisbah) antara bank dengan nasabah biasanya 45-55 persen dari pendapatan bank dan
untuk nasabah dihitung dari rata-rata saldo per bulan.

D. Pengertian Sarana Penarika

Sarana penarikan adalah alat untuk menarik uang yang disimpan di berbagai rekening di bank.
Masing-masing jenis rekening memiliki sarana penarikan yang berbeda. Berikut ini sarana
penarikan untuk masing-masing rekening.
Sarana penarikan untuk Rekening Giro adalah sebagai berikut.
1. Cek (Cheque)
Cek merupakan surat perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang seperti yang tertera
di dalam cek tersebut.
Bank akan membayar kepada nasabah selama cek tersebut memenuhi syarat yang
dipersyaratkan oleh bank. Syaratnya antara lain dana terpenuhi, kondisi cek dalam keadaan
baik, tanda tangan sama dengan spicemen (contoh tanda tangan). Cek terdiri dari beberapa
jenis, yaitu cek atas unjuk, cek atas nama, cek silang, cek mundur, dan cek kosong
2. Bilyet Giro (BG)
BG merupakan surat perintah kepada bank untuk memindah bukukan sejumlah uang seperti
yang tertera di dalam BG kepada nama atau nomor rekening yang tertera dalam BG pada
tanggal seperti yang diperintahkan dalam BG. Pencairan BG tidak dapat ditunaikan, tetapi
melalui pemindah bukuan.
Sarana penarikan untuk rekening atau simpanan tabungan adalah sebagai berikut.

1. Buku Tabungan dan Slip Penarikan


Buku tabungan merupakan buku yang diberikan kepada si penabung sebagai bukti pemilik
tabungan. Buku ini berisi catatan nasabah selama melakukan transaksi dengan bank. Sementara
itu, slip penarikan merupakan alat bukti penarikan atau bukti penarikan yang dilakukan
nasabah. Biasanya baik penarikan maupun penyetoran menggunakan slip dan buku tabungan.
2. Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
Selain diberi buku tabungan, nasabah juga diberi kartu ATM. Kartu ini berfungsi untuk
melakukan penarikan uang tunai di berbagai tempat, seperti supermarket, swalayan, hotel, atau
tempat lainnya. Di samping itu, dapat juga digunakan untuk melakukan transfer melalui
pendebetan atau lainnya.
3. Sarana penarikan untuk deposito adalah menggunakan bilyet deposito, baik untuk depositi
berjangka maupun sertifikat deposito.

Anda mungkin juga menyukai