PENDAHULUAN
1
bisnis. Kepentingan pihak-pihak eksternal serta kepentingan pihak-pihak internal
organisasi seringkali berbeda. Di satu pihak, manajemen perusahaan ingin
menyampaikan informasi mengenai pertanggunjawaban pengelolaan dana yang
berasal dari pihak luar, di lain pihak, pihak eksternal ingin memperoleh informasi
yang andal dari manajemen perusahaan. Konflik dalam sebuah internal audit akan
berkembang pada saat internal auditor mengungkapkan informasi tetapi informasi
tersebut oleh manajemen tidak ingin dipublikasikan kepada pihak eksternal atau
informasi tersebut dibatasi. Kondisi ini akan sangat menyulitkan internal auditor
karena harus berhadapan dengan kepentingan manajemen internal. Independensi,
integritas serta tanggung jawab internal auditor terhadap profesi dan masyarakat
akan dipertaruhkan dengan menempatkan internal auditor sebagai bagian dari
kepentingan manajemen internal organisasi. Contoh yang kongkrit adalah internal
auditor suatu bank memiliki kewajiban untuk melaporkan hasil auditnya kepada
Bank Indonesia sebagai regulator secara periodik. Itu artinya laporan tersebut akan
berpotensi dipengaruhi oleh kepentingan manajemen bank yang bersangkutan agar
tidak membawa dampak merepotkan manajemen karena adanya sanksi dari Bank
Indonesia.
2
Pengaruh terhadap independensi internal auditor terkadang tidak bersifat
langsung terhadap hasil audit yang dihasilkan oleh internal auditor. Namun
demikian intervensi tersebut dapat mempengaruhi kinerja internal audit termasuk
mempengaruhi internal auditor dalam menetapkan ruang lingkup dan metodologi
auditnya. Contohnya adalah dalam kondisi internal audit merupakan salah satu
departemen/divisi di dalam perusahaan. Kondisi tersebut menempatkan pimpinan
internal auditor juga berperan sebagai pimpinan departemen/divisi. Peranan ini
kemungkinan besar memiliki keterbatasan wewenang dan tanggung jawab yang
hampir sama dengan pimpinan departemen/divisi yang lain. Pimpinan Departemen
SDM dan Pesonalia misalnya, dapat memutasikan atau memindahkan karyawan
Departemen Internal Audit (dalam hal ini adalah internal auditor) ke departemen
lainnya. Demikian pula sebaliknya, karyawan di departemen yang dianggap kurang
qualified di bidang tersebut ditempatkan sebagai internal auditor.
Peranan fungsi audit intern di dunia perbankan di Indonesia dipertegas oleh
Bank Indonesia selaku regulator melalui Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern
Bank (SPFAIB) yang wajib dilaksanakan sejak 1 Januari 1996 serta telah dilakukan
pemutakhirannya melalui Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20
September 1999. Peraturan tersebut antara lain mewajibkan pelaksanaan kaji ulang
atau review oleh pihak eksternal yang independen dan kompeten terhadap
pelaksanaan fungsi audit intern-yang dilaksanakan oleh SKAI bank. Salah satu
aspek utama yang harus dilakukan kaji ulang terhadap pelaksanaan fungsi SKAI ini
adalah peranan komisaris dan direksi terhadap berjalannya fungsi SKAI.
Peranan komisaris dan direksi sebagai aspek utama yang mendasar juga
ditekankan dalam PBI No. 11/ 25 /PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 sebagai perubahan
PBI 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi
Bank Umum. Sesuai peraturan tersebut, aspek pertama dalam penerapan
manajemen risiko adalah pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi. Begitu
esensial dan pentingnya peranan komisaris dan direksi ini di dalam struktur
pengendalian intern, manajemen risiko serta penyelenggaraan fungsi audit intern.
3
Lalu bagaimana aspek peranan komisaris dan direksi terhadap fungsi SKAI ini
dikaji ulang?
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Institute of Internal Audit (IIA) sebagai ikatan internal auditor di Amerika
yang dibentuk pada tahun 1941 merumuskan definisi internal audit sebagai
berikut:
Internal Auditing is an independent, objective assurance and consulting activity
designed to add value and improve an organizations operations. It helps an
organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined
approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control,
and governance processes.
Internal audit adalah aktivitas independen, keyakinan obyektif dan
konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan
operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya
dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan
pengendalian dan proses tata kelola.
5
dari masyarakat luas. Dengan penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal
Bank (SPFAIB) diharapkan fungsi tersebut dapat berjalan dengan benar dan sesuai
dengan ukuran minimal yang harus dipatuhi oleh semusa Bank Umum di Indonesia.
Dengan SPFAIB juga diharapkan juga adanya penjabaran dari misi, kewenangsn,
interdependensi, dsan ruang lingkup dari audit internal.
6
Dewan Komisaris harus menjamin agar SKAI dapat melaksanakan tugas secara
Independen. Dalam hal ini Dewan Komisaris wajib melakukan review atas
perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit
dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses
pelaporan keuangan. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat Dewan Komisaris
berperan sebagai wakil dari Pemegang Saham.
7
1. Mereview proses perencanaan audit intern;
2. Mereview pelaksanaan audit;
3. Melakukan pemantauan atas tindak lanjut hasil audit;
4. Mereview menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan
proses pelaporan keuangan.
SKAI merencanakan audit intern bukan hanya sebatas rencana audit tahunan,
namun juga sampai dengan rencana individual audit saat akan dilaksanakan.
Komite audit sebagai representasi komisaris memiliki kewajiban untuk mereview
apakah proses perencanaan ini cukup memadai untuk mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan terhadap fungsi SKAI. Bukan mustahil SKAI menyusun
rencana audit tahunan yang monoton dari periode ke periode secara sama tanpa
landasan penetapan sasaran audit yang jelas. Bahkan pelaksanaannya pun tanpa
perencanaan yang memadai. Apabila SKAI dapat melakukan audit terhadap kinerja
pencapaian business plan auditee-nya, lalu siapa yang melakukan review terhadap
audit plan SKAI sendiri.
Dalam pelaksanaan audit, SKAI dapat melakukan audit terhadap auditee sejauh
mana kepatuhannya terhadap kebijakan, prosedur dan peraturan yang berlaku.
Komisaris melalui komite audit juga memiliki kewajiban untuk mereview apakah
SKAI juga telah melaksanakan fungsinya sesuai dengan kebijakan, prosedur dan
peraturan yang berlaku. Suatu hal yang ironis apabila SKAI memiliki egoisme
terhadap auditee untuk mematuhi kebijakan, prosedur (standar operating
procedures/SOP) dan peraturan yang berlaku sementara SKAI tidak melakukan hal
yang sama.
8
2.4 Permasalahan Independensi Internal Auditor
Pengaruh ini dapat berasal dari manajemen atau dari kepentingan pribadi
internal auditor. Sebagai contoh misalnya direktur perusahaan memberikan batasan
terhadap internal auditor untuk tidak mengakses data atau melakukan pemeriksaan
terhadap penggajian karyawan. Pembatasan ini merupakan pembatasan terhadap
independensi internal auditor, namun apabila hal tersebut tidak dipatuhi maka sama
halnya internal auditor akan menghadapi konsekwensi sanksi sebagai karyawan.
Sebaliknya, bila internal auditor memiliki akses terhadap data penggajian tersebut
akan berpotensi munculnya kepentingan pribadi internal auditor sebagai karyawan
perusahaan.
9
organisasi seringkali berbeda. Di satu pihak, manajemen perusahaan ingin
menyampaikan informasi mengenai pertanggunjawaban pengelolaan dana yang
berasal dari pihak luar, di lain pihak, pihak eksternal ingin memperoleh informasi
yang andal dari manajemen perusahaan. Konflik dalam sebuah internal audit akan
berkembang pada saat internal auditor mengungkapkan informasi tetapi informasi
tersebut oleh manajemen tidak ingin dipublikasikan kepada pihak eksternal atau
informasi tersebut dibatasi.
10
Pengaruh terhadap independensi internal auditor terkadang tidak bersifat
langsung terhadap hasil audit yang dihasilkan oleh internal auditor. Namun
demikian intervensi tersebut dapat mempengaruhi kinerja internal audit termasuk
mempengaruhi internal auditor dalam menetapkan ruang lingkup dan metodologi
auditnya. Contohnya adalah dalam kondisi internal audit merupakan salah satu
departemen/divisi di dalam perusahaan. Kondisi tersebut menempatkan pimpinan
internal auditor juga berperan sebagai pimpinan departemen/divisi.
11
Salah satu fungsi manajemen adalah pengendalian (Controlling). Di sinilah
fungsi keberadaan SKAI yang bertanggung jawab membantu manajemen bank
untuk memastikan bahwa internal control cukup memadai dan telah berjalan
sebagaimana mestinya. Beberapa literatur menyatakan berbagai tanggung jawab
audit intern yang antara lain harus membantu pimpinan/direksi dan dewan
pengawas dengan cara melakukan pemeriksaan, evaluasi, pelaporan dan
memberikan rekomendasi perbaikan mengenai tingkat kecukupan internal control
dan efektivitas proses pengelolaan risiko.
12
Karena menjadi auditor bank oleh sebagian orang dianggap tidak memiliki
karir sebaik di bidang-bidang perbankan lainnya misal
pemasaran/marketing.
1. Supervisi yang harus dilakukan oleh Supervisor Tim Audit SKAI terhadap
pelaksanaan audit dari seluruh anggota tim dalam pelaksanaannya banyak
menghadapi permasalahan. Baik karena ketidak pahaman, kemampuan
untuk melakukan supervisi yang lemah, perencanaan kerja audit yang
kurang terkoodinir, atau sebab-sebab lainnya. Padahal supervisi sangat
13
diperlukan untuk memperoleh kualitas audit yang baik. Supervisi terhadap
pekerjaan Auditor Intern harus dilakukan secara berkesinambungan untuk
memastikan adanya kepatuhan terhadap standar audit, kebijakan, prosedur
dan program audit yang telah disusun. Masalah supervisi pelaksanaan
pekerjaan audit oleh auditor SKAI bank meliputi banyak aspek. Baik dari
segi manajemen tim audit itu sendiri, sampai pada cara kerja,
pengadmisntrasian kertas kerja sampai dengan laporan itu dibuat yang
kesemuanya seharusnya mengacu pada standar yang ditetapkan yakni
SPFAIB. Dalam pelaksanaanya para auditor pemula sering terjebak pada
pekerjaan audit yang tidak material sehingga justru persoalan yang
signifikan dan material terabaikan, atau bahkan ketika jangka waktu audit
mendekati selesai baru dilakukan auditnya. Hal ini diperlukan suatu
supervisi dari para auditor senior untuk mengarahkan serta menunjukan
areal mana yang perlu konsentrasi dengan memperhatikan aspek risiko dari
transaksinya.
2. Review Intern. Auditor intern juga harus melakukan review secara
berkesinambungan atas kualitas pekerjaan audit yang mereka hasilkan.
Kualitas pekerjaan auditor akan tampak dari Laporan Hasil Audit yang
disampaikan. Secara terus menerus hal ini dievaluasi dengan cara mereview
laporan itu. Analisis temuan untuk menemukan suatu sebab yang paling
dasar dari adanya penyimpangan adalah hal yang paling penting. Jadi bukan
hanya penyimpangan atau temuan saja yang diberikan komentar. Tapi justru
menemukan sebab yang paling dasar adalah obat yang paling mujarab untuk
perbaikan selanjutnya. Cara kerja dan administrasi audit, penyusunan kertas
kerja, internal audit questioner yang dibuat auditor untuk bahan penyusunan
laporan perlu juga ditelaah secara mendalam oleh senior auditor terhadap
anggota tim auditnya. Kegiatan seperti ini seharusnya berjalan
berkelanjutan.
14
2.6 Review Ekstern Terhadap SKAI
Untuk menilai mutu audit yang dilakukan oleh Satuan Kerja Audit Intern,
maka fungsi audit internal bank harus direview oleh lembaga eksternal sekurang-
kurangnya sekali dalam 3 tahun. Review ini harus dilaksanakan oleh lembaga
ekstern yang memiliki kompetensi dan independensi dan tidak mempunyai
pertentangan kepentingan.Yang bisa melakukannya oleh salah satu dari ;
Laporannya harus memuat pendapat tentang hasil kerja satuan kerja audit intern
dan kepatuhannya terhadap SPFAIB serta perbaikan yang mungkin dilakukan dan
hasil dari review tersebut harus disampaikan ke Bank Indonesia. Adapun pendapat
dari team review ekstern akhirnya akan berupa simpulan kriteria sebagai berikut:
15
1. Evaluasi kepatuhan Satuan Kerja Audit Intern bank terhadap SPFAIB,
meliputi penilaian kebijakan dan prosedurnya.
2. Menilai kualitas operasional Satuan Kerja Audit Intern.
3. Memberikan rekomendasi untuk peningkatan fungsi audit intern.
No PERTANYAAN 1 2 3 4
Independensi (SPFAIB bab I.3)
1 Apakah penempatan SKAI dalam organisasi
sudah objektif
2 Obyektivitas dari para internal auditor
Kecakapan Profesional (SPFAIB-bab II)
3 Kecakapan teknis auditor intern
4 Profesionalisme dari auditor intern
5 Keterampilan berkomunikasi dari para auditor
intern
Lingkup dari pekerjaan (SPFAIB-Bab IV)
6 Mancakup seluruh areal kerja bank
7 Memberitahukan kepada Anda tentang tujuan
dan lingkup audit internnya
8 Menyampaikan kepada Anda saran-saran pada
area audit yang dilakukannya
Kinerja dari Pelaksanaan Auditnya (SPFAIB-
BabV)
9 Feedback kepada Anda tentang temuan audit
selama audit berlangsung
10 Jangka waktu dari audit
11 Lamanya waktu penyusunan laporan audit
12 Akurasi dari temuan audit
13 Nilai/kulaitas dari temuan audit
14 Klarifikasi dari laporan audit
16
15 Manfaat dari audit intern tersebut
16 Langkah tindak lanjut SKAI
17 Manajemen SKAI (SPFAIB bab III)
18 Anda mengerti tujuan dan manfaat dari
pekerjaaan
19 Ke-efektifan dari manajemen
20 Apa yang Anda sukai dari pelaksanaan audit
intern selama ini.........
22 Apa yang paling Anda tidak sukai dari
pelaksanaan audit intern selama ini........
23 Komentar tambahan lainnya .........
Keterangan : Baik Sekali: 4, Baik : 3, Kurang Baik : 2 , Buruk : 4
Ada beberapa bank yang melakukan desentralisai fungsi dari internal audit,
misalnya di kantor-kantor cabang terdapat institusi yang melakukan review dari
internal control. Kegiatan ini juga perlu dilakukan review, Hal ini harus nampak
dalam internal audit charter, ada dalam buku pedoman serta sistem dan
prosedurnya. Kegiatan departemen yang melakukan review terhadap internal
control ini termasuk yang harus direview secara periodik. Serta dilihat bagaimana
hubungannya dengan SKAI. Apakah hal-hal yang dikerjakan dalam kaitan ini
17
masih sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam SPFAIB. Efesiensi yang
diinginkan dari adanya perluasan bagian ini, adalah untuk meningkatkan kualitas,
atau karena luasnya organisasi. Yang penting adalah meyakinkan kecukupan dan
fungsi penilaian internal control ini berjalan. Review compliance dari program
internal control ini merupakan tambahan dari review ekstern untuk menilai kinerja
keseluruhan. Perluasan dari program internal control ini dapat menggantikan juga
ketergantungan yang tinggi kepada dokumentasi formal dari charter, sistem dan
prosedur dan struktur organisasi, tentunya juga diharapkan melahirkan efektifitas
internal review terhadap departemen tersebut.
Self study report merupakan informasi berharga untuk team review Ini perlu
disiapkan dengan supervisi dari kepala SKAI berkisar 2 sampai 3 minggu sebelum
dilakukan review ekstern dilakukan. Laporan ini meliputi ; dokumen dasar, laporan
keuangan, policy manual, dan sebagainya., data statistik tentang organisasi dan
bagian-bagiannya. Diskusi tentang departemen-departemen (objektives, lingkup
audit, personil, dan sebagainya), Serta data lainnya. Laporan ini disampaikan
kepada team review. Review ini mencakup seluruh kegiatan dari satuan kerja audit
intern bank. meliputi ;
18
a. Membandingkan anggaran dengan realisasi pengeluaran, serta
mendiskusikan bila ada perbedaan yang signifikan dengan kepala
satuan kerja audit intern
b. Memberi catatan bila ada perbedaan jumlah signifikan antara dua
anggaran tahunan dan mendiskusikan dengan kepala satuan keja
audit intern.
C. Review Profesionalisme auditor intern. Profesionalisme para auditor intern
perlu di telaah. Untuk itu direview dan evaluasi latar belakang pendidikan
dari staff audit, pendidikan berkelanjutan (continuing proffesional
education) dan penilaian kinerjanya. Bagaimana internal auditors mematuhi
ketentuan tentang tanggung jawab terhadap profesi. Bagaimana personil
satuan kerja audit intern memahami kode etik SPFAIB Bab. II. 3.2. Etika
Auditor Intern. Review dan evaluasi fasilitas yang tersedia untuk referensi
dan kepustakaan satuan kerja audit intern. Bagaimana organisasi
mengadopsi suatu kebijakan untuk memastikan bahwa kepala satuan kerja
audit intern mengetahui dengan cepat orang yang dicurigai melakukan
kecurangan. Bagaimana auditor intern mematuhi tanggung jawabnya dalam
kaitan menghalangi, mendeteksi, memeriksa dan melaporkan kecurangan.
Evaluasi pelaksanaan supervisi untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan
proses lanjutan. Selanjutnya disimpulkan apakah konsistensi dan kecukupan
dari supervisor tersebut.
D. Review Ruang Lingkup Pekerjaan auditor intern. Review dan evaluasi
rencana kerja jangka panjang satuan kerja audit intern dan
mengkonfirmasikan bagaimana cara mendifinisikan, mengukur, dan
pemberian persetujuan manajemen/direksi atas rencana tersebut. Lihat
hubungan rencana kerja SKAI dengan rencana operasi bank yang spesifik
beserta anggarannya. Untuk itu digunakan Analisa risiko dan audit planning
program. Kemudian ditaksir progress dari satuan kerja audit intern dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut. Evaluasi dengan standar SPFAIB Bab
IV.1 & 2 dapat dicapai (tentang ruang lingkup)
19
E. Review tentang Specialized Audit Skill. Review dilakukan untuk
meyakinkan bahwa SKAI memiliki pengetahuan mengenai ilmu yang
berkaitan dengan kegiatan perbankan seperti ilmu ekonomi, ilmu hukum,
perpajakan dan masalah-masalah keuangan, metode kuantitatif/statistik dan
memahami prinsip-prinsip Pengolahan Data Elektronik. Dalam
penerapannya, masing-masing Auditor Intern tidak perlu memahami
seluruh bidang di atas, akan tetapi SKAI secara keseluruhan harus
mempunyai personil yang memahami disiplin ilmu di atas.
1.Self Study Report yang lengkap dari satuan kerja audit intern dan dilakukan
verifikasi oleh team.
6.Temuan awal dan hal-hal untuk pertimbangan lebih jauh (findings &
recommendations) dilengkapi oleh team setelah; Review audit, Verifikasi
dari Self Study, Wawancara dan Review dari kesimpulan auditee survey
dilakukan Proses Evaluasi.
1. Fully Complies
2. Adequately Complies
3. Does Not Complies.
20
2. Apakah panduan audit intern dan internal audit charter telah memadai dan
mengacu pada standar SPFAIB?
3. Apakah sisdur panduan audit intern dan ketentuan internal audit charter
sesuai?
4. Apakah deviasi dari formal sisdur (panduan audit intern) dan internal audit
charter, signifikan dan seberapa serius terhadap SKAI dalam melaksanakan
tanggung jawabnya ?
BAB III
PENUTUP
Simpulan
21
tersebut.Pertanyaan terakhir akan ditujukan kepada manajemen bank. Apakah saat
ini dan untuk yang akan datang tidak merasakan manfaat dan tidak membutuhkan
keberadaan, fungsi, tugas dan peranan SKAI? Apabila ya, maka review oleh pihak
ekstern hanya merupakan biaya untuk memenuhi ketentuan SPFAIB Bank
Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
http://internalaudit-karmacon.blogspot.co.id/2010/02/review-ekstern-terhadap-
kinerja-satuan.html
https://roufique.wordpress.com/tag/skai/
22