Anda di halaman 1dari 58

AKUNTANSI MULTINASIONAL

TRANSAKSI MATA UANG ASING


DAN
INSTRUMEN KEUANGAN
ENTITAS MULTINASIONAL
• Perusahaan multinasional (multinational
enterprises-MNEs) yang memiliki transaksi usaha
internasional harus menyetujui penggunaan mata
uang asing.
• Salah satu implikasinya adalah munculnya
keuntungan atau kerugian akibat perubahan kurs.
• Ada sekitar 150 jenis mata uang di seluruh dunia,
namun yang umumnya digunakan adalah 6 mata
uang yaitu : dolar AS, poundsterling Inggris, dolar
Kanada, euro Eropa, yen Jepang dan franc Swiss.
PERMASALAHAN AKUNTANSI
• Akuntan harus dapat mencatat dan melaporkan
transaksi yang melibatkan pertukaran dolar AS dan
mata uang asing lainnya.
• Transaksi mata uang asing perusahaan Indonesia
meliputi pencatatan piutang dan utang yang nilainya
akan dilunasi (didenominasikan) dalam mata uang
asing.
• Karena rupiah digunakan sebagai mata uang
pelaporan, maka transaksi dalam mata uang asing
harus disajikan kembali (setara dengan Rp) sebelum
dicatat dan dilaporkan dalam LK.
• Proses penyajian kembali transaksi mata uang asing
dalam setara nilai rupiah disebut “penjabaran atau
translasi”
KURS MATA UANG ASING
• Sebelum 1972, logam emas digunakan sebagai
standar mata uang karena nilainya tetap secara
internasional.
• Namun, pada 1972 sebagian besar negara telah
menandatangani suatu perjanjian yang
memperbolehkan nilai mata uang mereka
mengambang sesuai permintaan dan penawaran
terhadap mata uang tsb.
• Kurs mata uang asing (foreign currency exchange
rates) ditentukan setiap hari oleh pedagang mata
uang asing yang bertindak sebagai agen atau
negara yang memperdagangkan mata uang asing.
PENENTUAN KURS
• Kurs mengalami perubahan tergantung pada
permintaan dan penawaran atas mata uang tersebut.
• Faktor lain yang menyebabkan fluktuasi kurs adalah
neraca pembayaran, perubahan suku bunga, tingkat
investasi, proses tata kelola (governance) dan stabilitas
negara tsb.
• Contoh : jika rata-rata suku bunga Indonesia lebih
tinggi dari AS, maka masyarakat internasional akan
berinvestasi di Indonesia sehingga permintaan atas Rp
cenderung meningkat. Implikasinya adalah terjadi
peningkatan nilai Rp terhadap $ AS.
• Nilai relatif suatu mata uang terhadap mata uang
lainnya dapat dinyatakan dalam 2 cara, yaitu :
KURS LANGSUNG
• Kurs langsung (direct exchange rate-DER) adalah
banyaknya unit mata uang lokal (local currency units-
LCUs) yang diperlukan untuk memperoleh satu unit
mata uang asing (foreign currency unit-FCU). Artinya
besarnya nilai Rp untuk memperoleh 1 unit mata uang
asing.
• DER = nilai setara rupiah
1 FCU
• Jika dengan Rp 9.200-, dapat diperoleh $ 1 , maka
besarnya rasio kurs langsung sbb :
• DER = Rp 9.200
$1
= Rp 9.200
KURS TIDAK LANGSUNG
• Kurs tidak langsung (indirect exchange rate-
IER) adalah kebalikan dari kurs langsung, yaitu
banyaknya unit mata uang asing yang dapat
diperoleh dengan satu unit mata uang lokal.
• IER = 1 FCU
nilai setara rupiah
= 1
Rp 9.200
= $ 0,0001087
PENENTUAN KURS
• Perlu diingat bahwa kurs langsung berbanding
terbalik dengan kurs tidak langsung.
• Jika kurs tidak langsung diketahui, maka kurs
langsung dapat mudah dihitung dengan
membalik perhitungan kurs tidak langsung.
• Contoh : jika diketahui kurs tidak langsung
sebesar $ 0,0001087 ($ 0,0001087 / Rp1) maka
perhitungan kurs langsung menjadi (Rp 1 / $
0,0001087) = Rp 9.200 dan sebaliknya.
• Pembilang adalah kunci dalam mengidentifikasi
jenis kurs. Untuk kurs langsung, rupiah sebagai
pembilang dan untuk kurs tidak langsung, mata
uang asing sebagai pembilang.
PERUBAHAN KURS
• Perubahan kurs mengacu pada semakin
menguat atau melemahnya suatu mata uang
dibandingkan dengan mata uang yang lain.
• Contoh : perubahan kurs rupiah terhadap
dolar AS sbb :
Jenis Kurs 1 Januari 2005 1 Juli 2005 1 Januari 2006 1 Juli 2006
Kurs langsung Rp 9.350 Rp 9.200 Rp 9.180 Rp 9.280
Kurs tidak langsung $ 0,0001070 $ 0,0001087 $ 0,0001089 $ 0,0001078
MENGUATNYA RUPIAH –
PENURUNAN KURS LANGSUNG
• Bandingkan kurs langsung pada tanggal 1 Jan 2005
dengan 1 Juli 2005.
• Kurs langsung mengalami penurunan dari Rp 9.350 = $
1 menjadi Rp 9.200 = $ 1. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin sedikit rupiah yang diperlukan untuk
memperoleh $ 1.
• Artinya adalah nilai rupiah meningkat terhadap dolar
AS. Hal ini diistilahkan sebagai menguatnya rupiah
terhadap dolar AS.
• Yang perlu diingat bahwa menguatnya rupiah berarti :
 Lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan untuk
memperoleh 1 uint mata uang asing.
 Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang
asing.
Ilustrasi menguatnya Rp
• Jika Perusahaan Amerika menjual mobil
buatannya seharga $ 25.000, maka jumlah rupiah
yang diperlukan untuk membeli mobil tersebut
pada 1 Jan dan 1 Juli 2005 sbb :
• Nilai setara Rp = FCU x kurs langsung
= $ 25.000 x Rp 9.350
= Rp 233.750.000 ( 1 Jan 2005)
• Nilai setara Rp = FCU x kurs langsung
= $ 25.000 x Rp 9.200
= Rp 230.000.000 (1 Juli 2005)
Ilustrasi menguatnya Rp
• Menguatnya nilai rupiah akan menguntungkan
jika perusahaan indonesia membeli produk dari
luar negeri (impor).
• Sebaliknya menguatnya nilai rupiah dapat
berdampak negatif jika perusahaan indonesia
yang menjual produk di luar negeri (ekspor).
• Jika perusahaan Indonesia menjual mesin buatan
Indonesia seharga Rp 100.000.000 maka
banyaknya unit mata uang asing yang diperlukan
untuk membeli mesin tersebut sbb :
Ilustrasi menguatnya Rp
• Nilai setara $ = unit Rp x kurs tidak langsung
= Rp 100.000.000 x $ 0,0001070
= $ 10.700 ( 1 Jan 2005)
• Nilai setara $ = unit Rp x kurs tidak langsung
= Rp 100.000.000 x $ 0,0001087
= $ 10.870 ( 1 Juli 2005)
• Meningkatnya biaya perolehan mesin dapat
menyebabkan pelanggan Amerika enggan untuk
membeli mesin buatan Indonesia.
MELEMAHNYA RUPIAH –
PENINGKATAN KURS LANGSUNG
• Bandingkan kurs langsung pada tanggal 1 Juli 2005
dengan 1 Juli 2006.
• Kurs langsung mengalami peningkatan dari Rp 9.200 =
$ 1 menjadi Rp 9.280 = $ 1. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin banyak rupiah yang diperlukan untuk
memperoleh $ 1.
• Artinya adalah nilai rupiah melemah terhadap dolar
AS. Hal ini diistilahkan sebagai melemahnya rupiah
terhadap dolar AS.
• Yang perlu diingat bahwa melemahnya rupiah berarti :
 Lebih banyak mata uang rupiah yang diperlukan untuk
memperoleh 1 uint mata uang asing.
 Satu rupiah memperoleh lebih sedikit unit mata uang
asing.
Hubungan antara Mata uang dengan Kurs
1 Januari 2005 1 Juli 2005 1 Juli 2006
Kurs langsung (Rp/$) Rp 9.350 Rp 9.200 Rp 9.280
Kurs tidak langsung ($/Rp) $ 0,0001070 $ 0,0001087 $ 0,0001078
Antara 1 Jan 2005 dan 1 Juli 2005 - Rupiah menguat :
• kurs langsung turun - Rupiah menguat, artinya bahwa lebih sedikit rupiah yang
perlukan untuk memperoleh 1 dolar
• kurs tidak langsung meningkat – Dolar melemah, artinya bahwa lebih banyak dolar
yang diperlukan untuk memperoleh 1 rupiah.
• impor ke Indonesia umumnya meningkat secara kuantitatif, karena barang impor
menjadi lebih murah dalam rupiah (Rp 1 dapat memperoleh lebih banyak barang).
• Ekspor dari Indonesia umumnya turun secara kuantitas, karena barang ekspor menjadi
lebih mahal (perlu lebih banyak dolar untuk memperoleh barang)
Antara 1 Juli 2005 dan 1 Juli 2006 - Rupiah melemah :
• kurs langsung meningkat – Rupiah melemah, artinya bahwa lebih banyak rupiah yang
perlukan untuk memperoleh 1 dolar
• kurs tidak langsung turun – Dolar menguat, artinya bahwa lebih sedikit dolar yang
diperlukan untuk memperoleh 1 rupiah.
• impor ke Indonesia umumnya turun secara kuantitatif, karena barang impor menjadi
lebih mahal dalam rupiah.
• Ekspor dari Indonesia umumnya naik secara kuantitas, karena barang ekspor menjadi
lebih murah dalam rupiah.
Psak 10 mata uang fungsional
• Lingkungan ekonomi utama dimana entitas
beroperasi adlh lingkungan entitas tsb
utamanya menghasilkan dan mengeluarkan
kas. Entitas mempertimbangkan faktor berikut
dlm menentukan mata uang fungsional
• A. mata uang
• B. mata uang
Mata uang
• Yang paling mempengaruhi harga jual barang dan
jasa menjadi mata uang yang harga jual barang dan
jasa didenominasikan dan siselesaikan
• Dari negara yang berkekuatan persaingan dan
peraturannya sbgn besar menentukan harga jual
barang dan jasa entitas
• Mata uang yang paling mempengaruhi btk, bb, dan
beban lain dr pengadaan barang atau jasa (mata uang
seringkali menjadi mata uang yg mana by tsb
didenominasikan dan diselesaikan)
KURS TUNAI (SPOT RATE) DAN
KURS SEKARANG (CURRENT RATE)
• PSAK 10 mengacu pada penggunaan kurs
tunai maupun kurs sekarang untuk mengukur
operasi luar negeri.
• Kurs tunai adalah kurs yang digunakan dalam
penyerahan segera suatu mata uang.
• Kurs sekarang adalah kurs tunai pada tanggal
neraca suatu entitas.
KURS MASA DEPAN
(FORWARD EXCHANGE RATE)
• Kurs masa depan adalah kurs untuk pertukaran mata
uang di masa mendatang.
• Kurs masa depan pada suatu tanggal tertentu tidak
sama dengan kurs tunai pada tanggal yang sama.
• Selisih antara kurs masa depan dengan kurs tunai pada
suatu tanggal tertentu disebut “spread”.
• Spread memberikan informasi tentang kemungkinan
menguatnya atau melemahnya dari suatu mata uang.
• Contoh : Jika kurs tunai dari euro adalah Rp 14.860 dan
kurs masa depan yang jatuh tempo 30 hari adalah Rp
13.870, maka besarnya spread adalah Rp 990.
• Karena kurs masa depan lebih rendah dari kurs tunai
maka hal ini memberikan harapan bahwa rupiah akan
menguat terhadap euro dalam 30 hari ke depan.
TRANSAKSI MATA UANG ASING
• Transaksi mata uang asing adalah aktivitas
ekonomi yang dinyatakan dalam mata uang
selain dari mata uang pencatatan suatu entitas.
Transaksi tersebut meliputi :
1. Pembelian atau penjualan barang atau jasa
(impor atau ekspor) di mana harganya
dinyatakan dalam mata uang asing.
2. Utang atau piutang pinjaman dalam mata uang
asing.
3. Pembelian atau penjualan kontrak kurs masa
depan.
4. Pembelian atau penjualan unit mata uang asing.
TRANSAKSI MATA UANG ASING
• Untuk tujuan penyusunan LK, transaksi dalam
mata uang asing harus ditranslasikan ke dalam
mata uang pelaporan yang digunakan
perusahaan.
• Saldo akun yang dinyatakan dalam mata uang
asing harus disesuaikan untuk mencerminkan
perubahan kurs selama periode tersebut.
• Penyesuaian ini dapat menimbulkan keuntungan
atau kerugian transaksi mata uang asing (foreign
currency transaction gain or loss) untuk entitas
tsb pada saat kurs berubah.
ilustrasi
• Jika Pada tanggal 1 Januari 2012 perusahaan
Indonesia membeli € 5.000 dari bank yang akan
digunakan untuk membeli barang di masa depan.
Kurs langsung sebesar Rp 14.200 = € 1, maka
jumlah rupiah yang diperlukan adalah sbb :
• Nilai setara Rp = FCU x kurs langsung
= € 5.000 x Rp 14.200
= Rp 71.000.000 ( 1 Jan 2012)
• Jurnal pada 1 Januari 2012 :
Unit mata uang asing (€) 71.000.000
Kas 71.000.000
ilustrasi
• Jika Pada tanggal 1 Juli 2012 kurs langsung mengalami penurunan
menjadi Rp 14.100 = € 1, maka jumlah rupiah yang diperlukan
adalah sbb :
• Nilai setara Rp = FCU x kurs langsung
= € 5.000 x Rp 14.100
= Rp 70.500.000 ( 1 Juli 2012)
• Artinya bahwa pada 1 Juli 2012, rupiah menguat terhadap euro
karena semakin sedikit jumlah rupiah yang diperlukan untuk
memperoleh 1 euro.
• Dengan memiliki euro selama euro tersebut melemah, maka
perusahaan mengalami kerugian transaksi mata uang asing
(kerugian kurs) sebesar Rp 500.000 (Rp 71.000.000 – Rp
70.500.000)
• Jurnal pada 1 Juli 2012 :
Kerugian transaksi mata uang asing 500.000
Unit mata uang asing (€) 500.000
Transaksi Ekspor Impor Dalam Mata Uang Asing
• Utang dan piutang dengan entitas luar negeri harus
diukur dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
• Kurs yang relevan untuk penyelesaian transaksi
dalam suatu mata uang asing adalah kurs tunai pada
tanggal penyelesaian.
• Jika LK disusun sebelum utang atau piutang dalam
mata uang asing tersebut dilunasi, maka saldo utang
atau piutang tersebut harus disesuaikan pada
tanggal neraca dalam setara rupiah dengan
menggunakan kurs sekarang pada tanggal neraca.
Transaksi Ekspor Impor Dalam Mata Uang Asing
• Gambaran umum atas akuntansi yang diharuskan untuk transaksi
impor atau ekspor dalam mata uang asing adalah sbb :
1. Tanggal transaksi, yaitu mencatat transaksi pembelian atau
penjualan pada nilai setara dolar AS menggunakan kurs langsung
tunai pada tanggal tersebut.
2. Tanggal neraca, yaitu menyesuaikan utang atau piutang menjadi
nilai setara rupiah pada akhir periode menggunakan kurs langsung
sekarang. Kemudian mengakui keuntungan atau kerugian sebagai
akibat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan neraca.
3. Tanggal pelunasan, yaitu a) menyesuaikan utang atau piutang
untuk setiap perubahan mata uang asing antara tanggal neraca
(atau tanggal transaksi jika transaksi tersebut terjadi setelah
tanggal neraca) dengan tanggal pelunasan, b) mencatat keuntungan
atau kerugian yang terjadi dan c) mencatat pelunasan utang atau
piutang dalam mata uang asing tersebut.
Ilustrasi Transaksi Pembelian dari LN
1. Pada tgl 1 Oktober 2012, PT Induk milik perusahaan
Indonesia memperoleh barang secara kredit dari Tokyo
Industries Jepang sebesar Rp 160.000.000 atau 2.000.000
yen.
2. PT induk menyusun LK pada 31 Desember 2012.
3. Pelunasan utang dilakukan pada tanggal 1 April 2013.
4. Kurs tunai langsung untuk nilai setara rupiah dari 1 yen
adalah sbb :
Tanggal Kurs Langsung
1 Oktober 2012 (tanggal transaksi) Rp 80
31 Desember 2012 (tanggal neraca) Rp 90
1 April 2013 (tanggal pelunasan) Rp 86
Pembahasan Penting dari Ilustrasi
• Perusahaan Indonesia akan mengalami keuntungan
atau kerugian akibat perubahan kurs hanya jika
transaksi tersebut dinyatakan dalam mata uang asing
(dlm hal ini adl yen).
• Akun-akun yang berkaitan dengan dengan kewajiban
dalam mata uang asing harus dinilai dengan kurs
tunai.
• Untung atau rugi akibat perubahan kurs diakui pada
periode berjalan.
• Jika transaksi dinyatakan dalam rupiah, maka tidak
ada perlakuan akuntansi khusus ataupun
penyesuaian kurs yang diperlukan.
Jika Transaksi dinyatakan dalam Yen
• Tanggal 1 Oktober 2012 (Tanggal pembelian)
mencatat pembelian dalam pembukuan PT Induk sbb :
Persediaan 160.000.000
Utang usaha (¥) 160.000.000*
*(¥ 2.000.000 x Rp 80)
• Tanggal 31 Desember 2012 (Tanggal neraca)
mencatat penyesuaian utang dalam mata uang asing dalam setara rupiah
dengan mengakui untung atau rugi selisih kurs sbb:
Rugi transaksi mata uang asing 20.000.000
Utang usaha (¥) 20.000.000*
* kurs tunai 31 Des = Rp 90 x ¥ 2.000.000 = Rp 180.000.000
kurs tunai 1 Okt = Rp 80 x ¥ 2.000.000 = Rp 160.000.000
selisih kurs = Rp 10 x ¥ 2.000.000 = Rp 20.000.000
Jika Transaksi dinyatakan dalam Yen
• Tanggal 1 April 2013 (Tanggal penyelesaian)
mencatat penyesuaian utang dalam mata uang asing dalam setara rupiah
dengan mengakui untung atau rugi selisih kurs sbb:
Utang usaha (¥) 8.000.000
Keuntungan transaksi mata uang asing 8.000.000*
* kurs tunai 1 April = Rp 86 x ¥ 2.000.000 = Rp 172.000.000
kurs tunai 31 Des = Rp 90 x ¥ 2.000.000 = Rp 180.000.000
selisih kurs = Rp 4 x ¥ 2.000.000 = Rp 8.000.000
mencatat FCU untuk menyelesaikan utang sbb :
Unit mata uang asing (¥) 172.000.000
Kas 172.000.000*
* kurs tunai 1 April = Rp 86 x ¥ 2.000.000 = Rp 172.000.000
mencatat penyelesaian/pembayaran utang sbb :
Utang usaha (¥) 172.000.000
Unit mata uang asing (¥) 172.000.000
Jika Transaksi dinyatakan dalam
Rupiah
• Tanggal 1 Oktober 2012 (Tanggal pembelian)
mencatat pembelian dalam pembukuan PT Induk sbb :
Persediaan 160.000.000
Utang usaha 160.000.000*
*(¥ 2.000.000 x Rp 80)
• Tanggal 31 Desember 2012 (Tanggal neraca)
tidak perlu jurnal penyesuaian, karena tidak mengalami resiko
perubahan kurs mata uang asing.
• Tanggal 1 April 2013 (Tanggal Penyelesaian)
Utang usaha 160.000.000
Kas 160.000.000
Akun T (T – account)
• Pemahaman revaluasi dapat lebih mudah
dengan melihat prosesnya dari perspektif
akun T sbb :
Utang usaha (¥)
2012
1 Okt (¥ 2.000.000 x Rp 80) = Rp 160.000.000
31 Des (Rp melemah) (¥ 2.000.000 x Rp 10) = Rp 20.000.000
31 Des (Saldo) (¥ 2.000.000 x Rp 90) = Rp 180.000.000
2013
1 April (Rp menguat) :
(¥ 2.000.000 x Rp 4) = Rp 8.000.000
1 Arpil (pelunasan) :
(¥ 2.000.000 x Rp 86) = Rp 172.000.000
2 April 2013 0 (saldo)
Latihan hal 58
1. L11 – 1 Kurs
2. L11 – 6 transaksi dengan perusahaan asing
3. L11 – 7 transaksi pembelian dari perusahaan
asing
Mengelola risiko mata uang internasional dengan
instrumen keuangan : Pertukaran mata uang masa
depan (Foreign Currency Forward Exchange)

• Entitas multinasional mengelola risiko mata uang asing mereka


dengan menggunakan beberapa instrumen keuangan, al :
1. Kontrak masa depan dalam mata uang asing (foreign currency –
denominated forward exchange contract)
2. Opsi mata uang asing (foreign currency option)
3. Mata uang asing berjangka (foreign currency futures)
• Namun yang lebih banyak digunakan adalah Kontrak masa depan
dalam mata uang asing.
• Akuntansi untuk derivatif dan aktivitas lindung nilai (hedging)
berpedoman pada PSAK 50 tentang instrumen keuangan :
penyajian & pengungkapan dan PSAK 55 tentang instrumen
keuangan : pengakuan dan pengukuran.
Instrumen Keuangan
• Instrumen keuangan (financial instrument) adalah kontrak yang
akan meningkatkan nilai aset dari suatu entitas dan instrumen
utang atau ekuitas pada entitas lain.
• Contohnya al : bukti kepemilikan, wesel bayar, dan wesel tagih.
• Derivatif adalah suatu instrumen keuangan yang :
 Memiliki satu atau lebih variabel pokok yang mendasarinya
(underlying) dan satu atau lebih jumlah nosional ( notional
amount) yang menentukan persyaratan instrumen keuangan
tersebut. Underlying adalah variabel keuangan atau variabel
fisik yang mempunyai perubahan yang dapat dipantau atau
diverifikasi secara objektif. Contohnya : kurs mata uang, harga
komoditas, indeks atau tingkat harga. Sedangkan Jumlah
nosional adalah banyaknya unit mata uang, saham, ukuran
kapasitas, berat, atau unit lain yang ditetapkan dalam instrumen
keuangan.
Derivatif

 Tidak memerlukan investasi bersih awal atau


jikapun ada, maka nilainya lebih kecil daripada
yang diperlukan untuk jenis kontrak yang
diharapkan mempunyai tanggapan yang
serupa pada perubahan faktor pasar.
 Persyaratan perjanjian mengharuskan adanya
settlement (pelunasan) pada tanggal tertentu
di masa yang akan datang.
Derivatif yang digunakan sebagai lindung nilai
• Derivatif dapat ditujukan untuk melindungi nilai atau
mengurangi risiko.
• Namun, beberapa perusahaan menggunakan derivatif
bukan untuk melindungi nilai melainkan untuk spekulasi.
• Lindung nilai dapat digunakan untuk mengurangi :
a) risiko kurs mata uang asing di mana kurs mata uang
berubah setiap saat;
b) risiko tingkat bunga, khususnya perusahaan yang
mempunyai instrumen utang yang bersifat variabel;
c) risiko komoditas di mana harga masa depan
komoditas dapat berbeda dari harga tunai.
Derivatif yang digunakan sebagai lindung nilai
• PSAK 55 memberikan persyaratan spesifik dalam
pengklasifikasian derivatif sebagai suatu aktivitas lindung nilai
yaitu jika dan hanya jika seluruh kriteria berikut terpenuhi :
1. Dokumentasi yang cukup harus disajikan pada awal jangka
waktu lindung nilai dan hal-hal yang dilindungi, serta
efektivitas lindung nilai tersebut akan dievaluasi secara
berkesinambungan.
2. Lindung nilai harus sangat efektif dalam mengkompensasi
seluruh perubahan nilai wajar maupun arus kas yang
dihubungkan dengan nilai yang dilindungi, dan seluruh
strategi manajemen untuk melakukan lindung nilai tersebut
secara konsisten harus didokumentasikan selama jangka
waktu lindung nilai.
Derivatif yang digunakan sebagai lindung nilai
3. Untuk lindung nilai arus kas, transaksi yang diperkirakan
sebagai subjek lindung nilai harus dapat memiliki
kemungkinan yang sangat tinggi dan harus menunjukkan
adanya eksposur yang tinggi pada arus kas yang dapat
menyebabkan timbulnya untung dan rugi akibat risiko
tersebut.
4. Efektivitas lindung nilai harus dapat dihitung dengan
meyakinkan, seperti lindung nilai atas nilai wajar atau arus kas
harus dapat dihubungkan dengan risiko lindung nilai dan
instrumen lindung nilai tsb dapat dihitung dengan tepat.
5. Lindung nilai ditentukan secara berkesinambungan dan nilai
pada bagian efektifnya ditentukan secara aktual sepanjang
periode pelaporan keuangan.
Derivatif sebagai lindung nilai diatur dalam
PSAK 55
1. Lindung nilai atas nilai wajar (fair value hedges) digunakan untuk
melindungi risiko perubahan nilai wajar dari kewajiban atau aset
atau komitmen yang belum diakui untuk membeli atau menjual
aset pada harga tetap atau porsi tertentu yang dikaitkan dengan
risiko tertentu dan dapat menyebabkan timbulnya keuntungan
atau kerugian.
2. Lindung nilai arus kas (cash flow hedges) digunakan untuk
melindungi risiko perubahan arus kas yang diantisipasi, yang
masuk atau keluar dari perusahaan, untuk aset dan kewajiban
yang diakui atau transaksi yang diperkirakan sangat pasti terjadi
dan dapat mempengaruhi laba dan rugi.
3. Lindung nilai dari investasi bersih operasi di luar negeri. Derivatif
yang ditujukan sebagai lindung nilai untuk jenis risiko mata uang
asing ini mempunyai keuntungan atau kerugian yang dilaporkan
dalam pendapatan komprehensif lainnya.
Mengelola posisi kewajiban bersih
yang terkena eksposur
• Pada tanggal 1 oktober 2011, PT induk membeli barang
dagangan secara kredit dari tokyo indistries dengan nilai
2.000.000 yen
• Transaksi tersebut di denominasi dalam yen dan PT Induk
menghapuskan resikko dalam kewajiban mata uang asingnya
dengan kontrak pertukaran untuk memperoleh 2.000.000 yen
dari pedagang mata uang asing
• jangka waktu kontrak pertukaran mata uang asing dengan
periode pertukaran 6 bln yang diberikan oleh tokyo industries
• Tanggal akhir tahun PT INDuk adalah 31 Desember 2011
sementara hutang akan dilunasi 1 April 2012.
tanggal 1) Nilai setara rupiah dalam 1 Yen
Kurs tunai Kurs masa depan
1 oktober 2011 (tgl Rp 80 85 ( 180 hari)
transaksi)
31 des ( tanggal neraca) 90 87 ( 90 hari)
1 april 2012( tanggal 86
penyelesaian)
Jika Transaksi dinyatakan dalam Yen
• Tanggal 1 Oktober 2012 (Tanggal pembelian)
mencatat pembelian dalam pembukuan PT Induk sbb :
Persediaan 160.000.000
Utang usaha (¥) 160.000.000*
• Piutang mata uang asing dari broker (¥) 170.000.000
utang rupiah ke broker 170.000.000
*(¥ 2.000.000 x Rp 85) kurs masa depan
• Tanggal 31 Desember 2012 (Tanggal neraca)
mencatat penyesuaian utang dalam mata uang asing dalam setara rupiah dengan
mengakui untung atau rugi selisih kurs sbb:
Piutang mata uang asing dari broker (¥) 4.000.000
keuntungan transaksi mata uang asing 4.000.000
KeRugian transaksi mata uang asing 20.000.000
Utang usaha (¥) 20.000.000*
* kurs tunai 31 Des = Rp 90 x ¥ 2.000.000 = Rp 180.000.000
kurs tunai 1 Okt = Rp 80 x ¥ 2.000.000 = Rp 160.000.000
selisih kurs = Rp 10 x ¥ 2.000.000 = Rp 20.000.000
• Kerugian transaksi MUA 2.000.000
Piutang mata uang asing dari broker (¥)
2.000.000
Jika Transaksi dinyatakan dalam Yen
• Tanggal 1 April 2013 (Tanggal penyelesaian)
mencatat penyesuaian utang dalam mata uang asing dalam setara rupiah dengan
mengakui untung atau rugi selisih kurs sbb:
Utang usaha (¥) 8.000.000
Keuntungan transaksi mata uang asing 8.000.000*
* kurs tunai 1 April = Rp 86 x ¥ 2.000.000 = Rp 172.000.000
kurs tunai 31 Des = Rp 90 x ¥ 2.000.000 = Rp 180.000.000
selisih kurs = Rp 4 x ¥ 2.000.000 = Rp 8.000.000
mencatat FCU untuk menyelesaikan utang sbb :
Utang rupiah ke broker 170.000.000
kas 170.000.000
Unit mata uang asing (¥) 172.000.000
Kas 172.000.000*
* kurs tunai 1 April = Rp 86 x ¥ 2.000.000 = Rp 172.000.000
mencatat penyelesaian/pembayaran utang sbb :
Utang usaha (¥) 172.000.000
Unit mata uang asing (¥) 172.000.000
Ilustrasi lindung nilai atas nilai
wajar mata uang asing
1. Pada tgl 1 Agustus 2011, PT Induk membuat kontrak dengan
Tokyo Industries untuk membeli barang yang dipesan khusus.
Pembuatan dan pengiriman barang tersebut akan
memerlukan waktu 60 hari (1 Oktober 2011). Harga kontrak
adalah 2.000.000 yen yang akan dibyar tanggal 1 April 2012
(180 hari setelah pengiriman barang).
2. Tanggal 1 Agustus 2011, PT induk melakukan lindung nilai
atas komitmen utang mata uang asing dengan kontrak masa
depan untuk menerima 2.000.000 yen dalam 240 hari (60
hari + 180 hari). Kurs masa depan untuk kontrak masa depan
240 hari adalah Rp 83 untuk 1 yen. Jadi tujuan kontrak masa
depan 240 hari ini ada 2, yaitu :
Ilustrasi lindung nilai atas nilai
wajar mata uang asing
• Untuk lindung nilai komitmen mata uang asing
yang dapat diidentifikasi (60 hari)
• Untuk lindung nilai atas posisi kewajiban
bersih yang terkena eksposur dalam mata
uang asing.
Kurs yang relevan adalah sbb :
Tanggal Nilai setara rupiah dari 1 yen
Kurs tunai Kurs masa depan
1 Agustus 2011 Rp 75 Rp 83 (240 hari)
1 Oktober 2011 Rp 80 Rp 85 (180 hari)
Jurnal
• 1 Agustus 2011 : tanda tangan kontrak masa depan untuk
menerima 2.000.000 yen dalam 240 hari.
Piutang mata uang asing dari broker (¥) 166.000.000
Utang rupiah ke Broker 166.000.000*
* (¥ 2.000.000 x Rp 83)
• 1 Oktober 2011 : kontrak masa depan dinilai kembali sesuai dengan
nilai wajarnya, menggunakan kurs masa depan pada tgl tersebut.
Piutang mata uang asing dari broker (¥) 4.000.000
keuntungan transaksi mata uang asing 4.000.000*
* ¥ 2.000.000 x Rp (85 - 83)
• 1 Oktober 2011 mencatat kerugian dari aspek instrumen keuangan
dari komitmen.
Kerugian transaksi mata uang asing 4.000.000
komitmen 4.000.000
Jurnal
• Akun komitmen adalah akun temporer selama jangka waktu
komitmen yang belum diakui.
• Ingat bahwa keuntungan transaksi mata uang asing sebesar
Rp 4.000.000-, dihapus terhadap kerugian transaksi mata
uang asing sejumlah yang sama, sehingga tidak ada
pengaruhnya terhadap laba.
• 1 Oktober 2011 menerima barang dan mencatat pembelian
persediaan dan hutang usaha menggunakan kurs tunai.
Persediaan 156.000.000
Komitmen 4.000.000
Utang usaha (¥) 160.000.000*
* ¥ 2.000.000 x Rp 80 (kurs tunai 1 okt)
Pembahasan penting dari ilustrasi
• Jurnal 1 Agustus 2011 untuk mencatat
penandatanganan kontrak masa depan yang
digunakan untuk lindung nilai komitmen mata
uang asing yang dapat diidentifikasi yang tidak
dapat dibatalkan.
• Jurnal 1 Oktober untuk mencatat kontrak masa
depan dan komitmen utang dengan lindung nilai.
Dan ketika menerima barang, mencatat utang
usaha dalam yen menggunakan kurs tunai
sekarang
Lindung nilai arus kas mata uang
asing
• Terdapat perbedaan perlakuan akuntansi untuk
lindung nilai arus kas dengan nilai wajar
• Untuk lindung nilai arus kas merupakan
transaksi yang diperkirakan namun tidak
dijamin (tidak terikat).
• Bagian efektif dari perubahan nilai wajarnya
diakui dalam pendapatan komprehensif.
• Tidak ada akun komitmen dalam transaksi yang
diperkirakan.
Asumsikan menggunakan ilustrasi
lindung nilai atas nilai wajar
• 1 Agustus 2011 mengakui kontrak masa depan pada kurs masa depan.
Piutang mata uang asing dari broker (¥) 166.000.000
Utang rupiah ke Broker 166.000.000*
* (¥ 2.000.000 x Rp 83)
• 1 Oktober 2011 : menerima persediaan yang merupakan transaksi
diperkirakan dan mengakui utang usaha valas menggunakan kurs tunai.
Piutang mata uang asing dari broker (¥) 4.000.000
Pendapatan komprehensif lainnya 4.000.000*
* ¥ 2.000.000 x Rp (85 - 83)
Persediaan 160.000.000
Utang usaha (¥) 160.000.000*
* ¥ 2.000.000 x Rp 80 (kurs tunai 1 okt)
Matriks mata uang asing
Perubahan kurs langsung
Peningkatan kurs (Rp Penurunan kurs (Rp
melemah) menguat)
Transaksi atau akun
didenominasi dalam Unit
mata uang asing :
a. Posisi aset moneter
bersih, contoh :
1. Unit mata uang asing Keuntungan selisih kurs Kerugian selisih kurs
2. Piutang usaha
3. Piutang mata uang
asing dari broker
b. Posisi kewajiban
moneter bersih, cotoh :
1.Utang usaha Kerugian selisih kurs Keuntungan selisih kurs
2.Utang obligasi
3.Utang mata uang asing
dari broker
Spekulasi di pasar mata uang asing
• Substansi ekonomi dari spekulasi mata uang asing
adalah memberikan risiko mata uang asing kpd investor
dgn mana investor berharap laba
• Kurs utk penilaian akun terkait dgn mata uang asig
spekulatif adalah kurs masa depan selama jgk wkt
kontrak.
• Keuntungan atau kerugian dari kontrak masa depan
spekulatif dihitung dgn menentukan perbedaan antara
kurs masa depan pd tgl kontrak (atau tanggal penilaian
sebelumnya) dgn kurs masa depan yg tersedia selama
jgk wkt kontrak. Kontrak masa depan digunakan utk
menilai kontrak masa depan.
Spekulasi dgn kontrak masa depan
• pada tanggal 1 Oktober 2001, PT induk melakukan kontrak
masa depan 180 hari untuk menyerahkan € 4000 pada kurs
masa depan Rp 14.740= €1, saat kurs tunai adalah Rp 14.700=
€1. Oleh karenanya, kontrak masa depan akan menyerahkan
€ 4.000 dan menerima Rp 58.960.000 (€4.000 x Rp 14.740).
• Pada tanggal 31 desember 2001 tanggal neraca kurs masa
depan utk kontrak masa depan 90 hari adalah Rp 14780= €1.
dan kurs tunai adalah Rp 14.750 = € 1.
• Pada tanggal 1 April 2002, perusahaan membeli € 4.000 di
pasar dan menyerahkan euro ke broker , menerima harga
kontrak masa depan yg disetujui Rp 58.960.000. Pada tanggal
tsb kurs tunai Rp 14.770= €1.
Ilustrasi kurs langsung
Tanggal
Kurs tunai Kurs masa depan
1 Oktober 2001 Rp 14.730 Rp 14.740 (180 hari)
31 Desember 2001 Rp 14.750 Rp 14.780 (90 hari)

1 April 2002 Rp 14.770


Ayat jurnal
• 1 oktober 2001
Piutang rupiah dari broker 58.960.000
utang mata uang asing ke broker(€ ) 58.960.000
Melakukan kontrak pertukaran mata uang asing spekulatif
€ 4000 X 14.740= 58.960.000 kurs masa depan 180 hari.
• 31 Desember 2001
Kerugian transaksi mata uang asing 160.000
utang mata uang asing ke broker (€ ) 160.000
Mengakui kerugian spekulatif atas kontrak masa depan utk
perbedaan antara masa depan 180 hari awal dan kurs masa
depan selama jagka waktu kontrak 90 hari: € 4000 X 14.780-
14.740)= 160.000
• 1 april 2002
Utang mata uang asing ke broker (€ ) 40.000
keuntungan transaksi mata uang asing 40.000
Menilai kembali utang mata uang asing ke kurs tunai pada akhir
jangka waktu kontrak: € 4000 X 14.780- 14.770)= 40.000
• unit Mata uang asing (€ ) 59.080.000
kas 59.080.000
Membeli unit mata uang asing dari pasar pada saat kurs tunai
adalah Rp 14.770= € 1. 59.080.000= € 4000 X 14.770
• Unit mata uang asing ke broker (€ ) 59.080.000
unit mata uang asing (€ ) 59.080.000
Menyerahkan unit mata uang asing ke broker dalam pelunasan
kontrak masa depan. 59.080.000= € 4000 X 14.770
• Kas 58.960.000
piutang rupiah dari broker 58.960.000
Menerima rupiah dari broker sesuai kontrak.

Anda mungkin juga menyukai