1. Ketergantungan pada pasar internasional dalam kegiatan jual beli produk dan jasa.
2. Dampak kegiatan ekspor impor pada perekonomian Indonesia serta pengaruh aliran
modal antarnegara besar di dunia.
→ Laporan keuangan menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporan, maka transaksi
dalam mata uang lain harus disajikan kembali dalam bentuk rupiah sebelum dicatat di
pembukuan dan dimasukkan dalam laporan keuangan perusahaan.
→ Proses penyajian kembali transaksi mata uang asing dalam nilai rupiah disebut sebagai
penjabaran atau translasi (translation).
➢ Kurs langsung dapat dipandang sebagai besarnya rupiah untuk memperoleh satu unit mata
uang asing.
➢ Rasio dari kurs langsung dinyatakan sebagai berikut, dengan LCU, yaitu rupiah sebagai
pembilang :
nilai setara Rupiah
DER =
1 FCU
→ jika Rp. 9.200,- dapat diperoleh US $ 1, maka kurs rupiah terhadap dolar AS adalah sebesar
Rp. 9.200,-
= Rp. 9.200,-
$ 1
2. Kurs Tidak Langsung
Kurs tidak Langsung (Indirect Exchange Rate – IER) adalah : kebalikan dari Kurs
Langsung.
1 FCU 1
IER = → = $ 0.0001087
nilai setara Rupiah Rp. 9.200
artinya : banyak unit mata uang asing yang dapat diperoleh dengan Rp. 1,-.
Perubahan Kurs
Perubahan kurs mengacu pada semakin menguat atau melemahnya suatu mata uang
dibandingkan dengan mata uang yang lain.
Kurs Langsung (setara rupiah dari 1 FCU) Rp. 9.350 Rp. 9.200 Rp. 9.150 Rp. 9.280
Kurs Tidak Langsung (FCU per Rp. 1,-) $ 0,0001070 $ 0,0001087 $ 0,0001089 $ 0,0001078
Menguatnya uang rupiah pada tanggal 1 Juli 2005 dibandingkan 1 Januari 2005.
▪ Lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata
uang asing.
▪ Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang asing
Contoh :
Perusahaan di Amerika menjual mobil seharga $ 25,000 pada tanggal 1 Januari 2005, maka nilai
setara rupiah adalah : Rp. 233.750.000,- ($ 25.000 x Rp. 9.350,-)
Antara 1 Januari dan 1 Juli 2005, kurs turun saat dollar menguat relatif , maka nilai rupiah setara
$ 25,000 adalah Rp. 230.000.000,- ( $ 25,000 x Rp. 9.200,-)
Perusahaan di Indonesia menjual mesin buatan Indonesia seharga Rp. 100.000.000,- pada
tanggal 1 Januari 2005, maka nilai dolar relatif = $ 10.700 (Rp. 100.000.000,- x S 0.0001070)
Pada tanggal 1 Juli 2005, setelah terjadi penguatan dolar, mesin akan membebankan pelanggan
di Amerika sebesar $ 10,870 ( Rp. 100.000.000,- x $ 0.0001087)
Antara tanggal 1 Juli 2005 dan 1 Juli 2006, kurs langsung meningkat .
Tanggal 1 Juli 2005 → $ 1 = Rp. 9.200,-
Kurs Langsung
Tanggal 1 Juli 2006 → $ 1 = Rp. 9.280,-
atau :
Tanggal 1 Juli 2005 → Rp. 1,- = $ 0.0001087
Kurs Tidak Langsung
Tanggal 1 Juli 2006 → Rp. 1,- = $ 0. 0001078
Pada 1 Juli 2006, terjadi peningkatan nilai dolar AS dibandingkan 1 Juli 2005, berarti nilai rupiah
melemah :
▪ Lebih banyak mata uang Indonesia yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang
asing.
▪ Satu rupiah memperoleh lebih sedikit unit mata uang asing.
Hubungan antara Mata Uang dan Kurs
• Kurs masa depan pada tanggal tertentu tidak sama dengan kurs spot pada tanggal yang
sama. Selisihnya dinamakan spread.
• Ekspektasi yang berbeda terhadap nilai kurs di masa depan menentukan tingkat kurs
tersebut, sehingga spread memberikan informasi tentang kemungkinan penguatan atau
pelemahan dari suatu mata uang.
TRANSAKSI MATA UANG ASING
Transaski mata uang asing ( foreign currency transactions) adalah :
aktivitas ekonomi yang dinyatakan dalam mata uang selain dari mata uang
pencatatan suatu entitas.
Transaksi tersebut meliputi :
1. Pembelian atau penjualan barang/ jasa (impor/ekspor), dimana harganya dinyatakan dalam
mata uang asing.
2. Utang atau piutang pinjaman dalam mata uang asing
3. Pembelian atau penjualan kontrak kurs masa depan
4. Pembelian atau penjualan unit mata uang asing
➢ Salah satu pihak dalam transaksi mata uang asing harus menukarkan mata uangnya sendiri
dengan mata uang negara lain.
➢ Untuk tujuan laporan keuangan , transaksi dalam mata uang asing harus ditransalasikan ke
dalam mata uang pelaporan yang digunakan perusahaan.
➢ Pada setiap tanggal neraca – interim – tahunan , saldo akun yang dinyatakan dalam mata
uang selain mata uang pelaporan dari suatu entitas harus disesuaikan untuk mencerminkan
perubahan kurs selama periode tersebut, sejak tanggal neraca terakhir atau sejak tanggal
transaksi mata uang asing, jika transaksi tersebut terjadi pada periode yang bersangkutan.
➢ Penyesuaian dalam nilai setara rupiah ini merupakan keuntungan atau kerugian transaksi
mata uang asing (foreign currency transactions gain or loss) untuk entitas tersebut pada saat
kurs berubah.
Contoh :
Suatu perusahaan di Indonesia memperoleh € 5.000 dari bank pada tanggal 1 Januari 20X1,
untuk digunakan dalam pembelian barang di masa depan suatu perusahaan di Jerman. Kurs
langsung sebesar Rp. 14.200,- = € 1, sehingga perusahaan akan membayar bank sebesar Rp.
71.000.000,- → (€ 5.000 x Rp. 14.200,.-)
Ayat jurnal penyesuaian untuk menyiapkan laporan keuangan pada tanggal 1 Juli 20X1 :
(2) dr. Kerugian Transaksi Mata Uang Asing 500.000
cr. Unit Mata Uang Asing (€) 500.000
(mencatat keugian transaksi mata uang asing).
→ Kerugian transaksi mata uang asing tersebut (Rugi Kurs), dicantumkan dalam laporan laba
rugi periode berjalan dan disajikan terpisah dalam Keuntungan dan Kerugian Lain-lain pada
tanggal neraca, setara dengan rupiah pada tanggal tersebut.
→ Perusahaan Indonesia , menggunakan rupiah sebagai mata uang utama dalam melakukan fungsi keuangan
dan operasi utama, yaitu sebagai mata uang fungsional (functional currency).
→ Perusahaan Indonesia menyiapkan laporan keuangannya dalam rupiah, sebagai mata uang pelaporan
(reporting currency).
→ Setiap transaksi yang dinyatakan dalam mata uang selain rupiah, memerlukan translasi menjadi nilai
setara rupiah.
Transaksi Ekspor Impor dalam Mata Uang Asing
➢ Utang piutang yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dengan entitas luar negeri
harus diukur dan dicatat dalam mata uang yang digunakan untuk pencatatan akuntansinya –
yaitu rupiah.
➢ Kurs yang relevan bagi penyelesaian transaksi dalam suatu mata uang asing adalah kurs spot
(spot rate) pada tanggal penyelesaian.
➢ Pada saat transaksi diselesaikan, utang piutang dalam unit mata uang asing harus
disesuaikan dengan nilai setara rupiah saat itu.
➢ Jika laporan keuangan disusun sebelum utang atau piutang dalam mata uang asing
tersebut dilunasi, maka saldo akun utang piutang tersebut harus disesuaikan pada tanggal
laporan posisi keuangan dalam rupiah menggunakan kurs kini (current rate) pada tanggal
posisi keuangan.
Gambaran umum atas akuntansi yang diharuskan untuk transaksi impor atau ekspor dalam mata
uang asing secara kredit adalah :
1. Tanggal transaksi.
mencatat transaksi pembelian atau penjualan pada nilai setara dolar AS
menggunakan kurs langsung tunai pada tanggal tersebut.
2. Tanggal laporan posisi keuangan.
menyesuaikan utang atau piutang menjadi nilai setara rupiah pada akhir periode
menggunakan kurs langsung sekarang. Mengakui keuntungan atau kerugian sebagai
akibat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal laporan posisi keuangan..
3. Tanggal penyelesaian.
menyesuaikan utang atau piutang untuk setiap perubahan mata uang asing antara
tanggal neraca (atau tanggal transaksi, jika transaksi tersebut terjadi setelah tanggal
neraca) dengan tanggal pelunasan, mencatat keuntungan atau kerugian selisih kurs
yang terjadi, kemudian mencatat pelunasan utang atau piutang dalam mata uang
asing tersebut.
Figur 11-3 mengilustrasikan ayat jurnal yang digunakan untuk mengukur dan mencatat
pembelian barang dari pemasok luar negeri, baik dalam mata uang lokal maupun dalam mata
uang asing.
Perusahaan Indonesia akan mengalami keuntungan atau kerugian mata uang asing hanya jika
transaksi tersebut dinyatakan dalam mata uang asing.
Jika transaksi menggunakan rupiah, tidak ada perlakuan akuntansi khusus ataupun penyesuaian
kurs yang diperlukan.
Informasi berikut ini menggambarkan kasus tersebut :
1. Pada tanggal 1 Oktober 20X1, PT. Induk sebuah perusahaan Indonesia memperoleh barang
secara kredit dari Tokyo Industries, perusahaan Jepang sebesar Rp. 160.000.000,- atas
2.000.000 yen.
2. PT. Induk menyusun laporan keuangan pada akhir tahun 31 Desember 20X1 .
3. Pelunasan utang dilakukan pada tanggal 1 April 20X2.
Kurs tunai langsung untuk nilai setara nilai rupiah dari 1 yen adalah sebagai berikut :
Tanggal Kurs
1 Oktober 20X1 (tanggal transaksi) Rp. 80,-
31 Desember 20X1 (tanggal neraca) 90,-
1 April 20X2 (tanggal pelunasan) 86,-
Utang Usaha ( ¥ )
20X1
1 Okt. 160 juta ( 2 juta yen x Rp. 80)
20X2 31 Des. 20 juta ( 2 juta yen x Rp.[(80 –Rp.90,-)]
1 Apr. [2 juta yen x (Rp. 90 – Rp. 86)] = Rp. 8 juta 31 Des. 180 juta Saldo ( 2 juta yen x Rp. 90,-)
1 Apr. pelunasan
( 2 juta yen x Rp. 86,-) = Rp. 172 juta
2 Apr. 0 Saldo.