Anda di halaman 1dari 15

MATERI

AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN 2

MODUL 3
Akuntansi Multinasional : Transaksi Mata Uang Asing
dan Instrumen Keuangan

Dosen Pengampu :
Wahyumi Ekawanti, S.E. , M.Si.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA
2023

1
Modul 3
Akuntansi Multinasional : Transaksi Mata Uang Asing
dan InstrumenKeuangan

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Bab ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan:
1. Tentang permasalahan akuntansi
2. Tentang transaksi mata uang asing
3. Mengelola risiko mata uang internasional dengan instrument
keuangan kurs forward
4. Memahami tentang pertimbangan tambahan

2
1. Pendahuluan

Perusahaan multinasional sering melakukan transaksi dengan


berbagai mata uang sebagai akibat dari kegiatan ekspor impor.
Perdagangan internasional dilakukan dengan menggunakan 6 mata uang
asing (dolar AS, pounsterling Inggris, dolar Kanada, yen Jepang, franc
Swiss dan euro Eropa).

2. Masalah Akuntansi
Transaksi mata uang asing (foreign currency transactions)
perusahaan meliputi penjualan, pembelian dan transaksi lain yang
menimbulkan transfer mata uang asing atau pencatatan piutang atau
utang yang nilainya akan dilunasi menggunakan mata uang asing.
Sehingga perusahaan akan membuat laporan keuangan yang
menggunakan mata uang rupiah pada saat pelaporan, maka transaksi
dalam bentuk mata uang lain harus disajikan kembali dalam (setara)
rupiah sebelum dicatat pada pembukuan dan dimasukkan dalam laporan
keuangan perusahaan.
Translasi adalah proses penyajian kembali transaksi mata uang
asing ke dalam (setara) nilai rupiah.
Contoh: Produsen mie instan Indnesia mempunyai entitas anak di
Kanada, Meksiko, Spanyol dan Nigeria. Entitas anak tersebut menyususn
laporan keuangan daam mata uang egara mereka; Nilai mata uang asing
dalam laporan keuangan entitas anak ini harus ditranslasikan atau
dijabarkan, yaitu disajikan kembali dala (setara) rupiah, sebelum
dikonsolidasikan dengan laporan keuangan entitas induk yang
menggunakan rupiah sebagai satuan mata uang pelaporan.

3. Kurs Mata uang Asing (foreign currency exchange rates)


Ditentukan setiap hari oleh broker mata uang asing yang bertindak
sebagai agen untuk individu atau negara yang memperdagangkan mata
uang asing.
A. Penentuan Kurs
Kurs mata uang dapat berubah sewaktu-waktu karena sejumlah faktor
ekonomi yang mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap
mata uang tersebut. Penurunan nilai suatu mata uang dicerminkan
oleh penurunan posisi mata uang negara tersebut relatif terhadap
mata uang negara lain. Faktor lain yang menyebabkan fluktuasi kurs
adalah laporan posisi keuangan pembayaran, perubahan suku bunga
dan tingkat investasi negara tersebut serta stabilitas dan proses tata
kelola (governance).

3
Contoh:
Jika Indonesai mempunyai rata-rata suku bunga yang lebh tinggi dari
pada AS, maka masyarakat internasional akan menginvestasikan
modalnya ke Indonesia, sehingga akan meningkatkan permintaan atas
rupiah relatif terhadap dolar AS. Akibatnya nilai rupiah meningkat
relatif terhadap dolar AS karena adanya peningkatan permintaan
rupiah.

B. Kurs Langsung dan Tidak Langsung


Nilai relatif suatu mata uang terhadap mata uang lainnya dapat
didihitung dengan dua (2) cara, yaitu:
Kurs Langsung (direct exchange rate-DER)
Adalah banyaknya unit mata uang local (local currency units-LCU)
yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing
(foreign urrency unit-FCU).

𝑁i𝑙𝑎i 𝑆e𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑅𝑢𝑝i𝑎ℎ


𝐷𝐸𝑅 =
1 𝐹𝐶𝑈

Kurs langsung paling sering digunakan dalam akuntansi untuk operasi


transaksi asing, karena akun-akun dalam mata uang asing harus
ditranslasikan dalam mata uang rupiah.
Contoh:
Jika dengan Rp.15.400 dapat diperoleh 1 dolar AS, kurs langsung dari
rupiah terhadap dolar AS adalah …..

𝑅𝑝. 15.400
𝐷𝐸𝑅 =
1
= RP.15.400

Kurs Tidak Langsung (indirect exchange rate-DER)


Adalah kebalikan dari kurs langsung.
1 𝐹𝐶𝑈
𝐼𝐸𝑅 =
𝑁i𝑙𝑎i 𝑆e𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑅𝑢𝑝i𝑎ℎ
Contoh:
Dari contoh di atas, maka:
1
𝐷𝐸𝑅 =
𝑅𝑝. 15.400
= 0,0000649
Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya unit mata uang asing yag
dapat diperoleh dengan 1 rupiah.

4
C. Perubahan Kurs
Mengacu pada semakin menguat atau melemahnya suatu mata uang
dibandingkan dengan mata uang yang lain.

Tabel. 1 kurs rupiah terhadap dolar AS


April 2011 Mei 2011 Januari Maret 2011
2011
Kurs langsung (Rupiah Rp9.027 Rp9.167 Rp9.032 Rp8.760
– setara dengan 1
dolar)
Kurs tidak langsung $0,0001109 $0,0001091 $0,0001107 $0,0001141
(Dolar per 1 rupiah)

Menguatnya Rupiah – Penurunan Kurs Langsung


Antara Januari 2011 sampai Maret 2011, kurs langsung turun dari
Rp9.032=$1 menjadi Rp8.760=$1, ini menunjukkan bahwa lebihsedikit
mata uang rupiah yang diperlukan untuk memperoleh $1. Ini berarti
nilai mata uang rupiah meningkat terhadap dolar (menguatnya
rupiah terhadap dolar).
Menguatnya rupiah berarti:
 Lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan untuk
memperoleh satu unit mata uang asing.
 Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang asing.

Dari tabel di atas, maka impor dari Amerika lebih murah untuk
konsumen di Indonesia pada bulan Maret dari pada bulan Januari
karena menguatnya nilai rupiah.

Contoh:
Perusahaan manufaktur Amerika menjual moil buatan Amerika
seharga $25.000. Hitung berapa nilai setara rupiahnya?

Nilai Setara Rupiah = Unit mata uang asing x Kurs langsung


Rp225.800.000 = $25.000 x Rp9.032

Nilai Setara Rupiah = Unit mata uang asing x Kurs langsung


Rp219.000.000 = $25.000 x Rp8.760

Meskipun nilai rupiah menguat dan akan menguntungkan bagi


perusahaan Indonesia yang membeli barang ke Amerika, namun
penguatan ini memberikan dampak negatif pada perusahaan Indonesia
yang akan mengekspor ke Amerika karena dianggap akan lebih mahal
bagi pelanggan Amerika.

5
Peningkatan biaya perolehan yang besar dapat menyebabkan
pelanggan Amerika memutuskan untuk tidak membeli barang dari
Indonesia. Oleh karena itu penjualan internasional perusahaan
Indonesia sangat dipengaruhi oleh perubahan kurs mata uang
asing.

Melemahnya Rupiah – Peningkatann Kurs Langsung


Antara April 2010 sampai Mei 2010, kurs langsung meningkat dari
Rp9.027=$1 menjadi Rp9.167=$1, ini menunjukkan bahwa lebih
banyak mata uang rupiah yang diperlukan untuk memperoleh $1. Ini
berarti nilai mata uang rupiah melemah terhadap dolar
(melemahnya rupiah terhadap dolar).
Melemahnya rupiah berarti:
 Lebih banyak mata uang rupiah yang diperlukan untuk
memperoleh satu unit mata uang asing.
 Satu rupiah memperoleh lebih sedikit unit mata uang asing.

Tabel 2. Hubungan antara mata uang, impor dan ekspor


April 2010 Mei 2010 Maret 2011
Kurs langsung(Rp/$) Rp9.027 Rp9.167 Rp8.760
Kurs tidak langsug ($/Rp $0,0001108 $0,0001091 $0,0001141

Antara Mei 2010 dan Maret 2011 (Menguatnya nilai rupiah)


Kurs langsung turun
Rupiah menguat (perlu lebih sedikit mata uang rupiah untuk memperoleh $1
Kurs tidak langsung meningkat
Dolar melemah (perlu lebih banyak dolar AS untuk memperoleh Rp1)
Impor ke Indonesia umumnya meningkat secara kuantitas
Barang luar negeri yang diimpor ke Indonesia lebih murah dalam rupiah
Ekspor dari Indonesia umumnya turun secara kuantitas
Barang ekspor Indonesia lebih mahal (perlu lebih banyak dolar)

Antara April 2010 dan Mei 2010 (Melemahnya nilai rupiah)


Kurs langsung meningkat
Rupiah melemah (perlu lebih banyak mata uang rupiah untuk memperoleh $1
Kurs tidak langsung turun
Dolar menguat (perlu lebih sedikit dolar AS untuk memperoleh Rp1)
Impor ke Indonesia umumnya turun secara kuantitas
Barang luar negeri yang diimpor ke Indonesia lebih mahal dalam rupiah
Ekspor dari Indonesia umumnya meningkat secara kuantitas
Barang ekspor buatan Indonesia lebih murah dalam dolar

Perubahan nilai mata uang secara internasional terhadap rupiah


mempengaruhi setiap konsumen yang membeli barang-barang impor.
Melemahnya rupiah berarti impor menjadi lebih mahal, sedangkan
menguatnya rupiah berarti impor menjadi lebih murah. Hal inilah saah
satu alasan mengapa pemerintah Indonesia membiarkan rupiah

6
melemah adalah untuk mengurangi defisit perdagangan. Eksportir
Indonesia dapat menjual barang-barang mereka dengan mudah ke luar
negeri, sehingga meningkatkan keuntungan. Impor akan berkurang
karena barang-barang luar negeri hargnya lebih tinggi, dan akan
meningkatkan permintaan untuk barang-barang domestik Indonesia.

D. Kurs Spot dan Kurs Kini dan Kurs Forward


PSAK 10 mengacu pada peggunaan kurs Spot maupun kurs kini
untuk mengukur operasi luar negeri.
Kurs Spot (spot rate) adalah kurs yang diguakan dalam penyerahan
segera suatu mata uang.
Kurs Kini (current rate) didefinisikan secara sederhana sebagai kurs
spot pada tanggal laporan posisi keuagan suatu entitas.
Kurs Forward (forward exchange rate) adalah kurs untuk pertukaran
mata uang di masa mendatang.
Kurs forward pada tanggal tertentu tidak sama dengan kurs spot pada
tanggal yang sama. Selisih antara kurs forward dan kurs spot pada
suatu tanggal tertentu dinamakan spread.

Contoh:
Diketahui bahwa kurs spot dari euro adalah Rp12.490 dan kurs
forward yang jatuh tempo 30 hari adalah Rp12.270.
Spread adalah selisih dari kedua nilai terseut yaitu Rp220.
Oleh Karen kurs forward nilainya lebih rendah dari kurs spot, maka hal
ini memberikan ekspektasi bahwa rupiah akan menguat terhadap euro
dalam 30 hari ke depan. Denga melalukan kontrak forward (forward
contract), perusahaan Indonesia tidak hanya memperoleh kesempatan
untuk menerima nilai tukar yang lebih baik, tetapi juga sekaligus
menghindari kemungkinan terjadinya rugi akibat nilai tukar. Hal ini
mengurangi risio bagi perusahaan Indonesia.

4. Transaksi Mata Uang Asing (foreign curreny transactions)


Adalah aktifitas ekonomi yang dinyatakan dalam mata uang selain dari
mata uang pencatatan suatu entitas.

Transaksi tersebut meliputi sebagai berikut:


1. Pembelian atau penjualan barang/jasa (impor atau ekspor) di mana
harganya dinyatakan dalam mata uang asing.
2. Utang atau piutang pinjaman dalam mata uang asing
3. Pembelian atau penjualan forward exchange contract
4. Pemelian atau penjualan unit mata uang asing.

7
Keuntungan atau Kerugian Transaksi Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing harus ditranslasikan ke dalam mata
uang pelaporan yang digunakan perusahaan, sehingga saldo akun yag
dinyatakan dalam mata uang selain mata uang pelaporan dari suatu
entitas harus disesuaikan. Hal inilah yang akan menimbulkan keuntungan
atau kerugian dari transaksi mata uang asing.

Kerugian atau Keuntungan transaksi mata uang asing disebabkan oleh


transaksi dalam mata uang asing dan dimasukkan dalam laporan laba
rugi periode berjalan, pada umumnya disajikan tersendiri dalam
“Keuntungan atau Kerugian Lain-lain”.

Jika keuntungan atau kerugian non moneter diakui dalam penghasilan


komprehensif lain, maka setiap komponen kurs dari keuntungan atau
kerugian pos nonmoneter diakui dalam laba rugi.

A. Trasaksi Ekspor Impor dala Mata Uang Asing


Akuntansi yang diharuskan untuk transaksi impor atau ekspor dalam
mata uang asing secara kredit adalah sebagai berikut:
1. Tanggal transaksi. Mencatat transaksi pembelian atau penjualan
pada nilai setara dolar AS menggunakan kurs langsung tunai pada
tanggal tersebut.
2. Tanggal laporan posisi keuangan. Menyesuaikan utang atau
piutang menjadi nilai setara rupiah pada akhir periode
menggunakan kurs langsung sekarang. Mengakui keuntungan atau
kerugian sebagai akibat perubahan kurs antara tanggal transaksi
dan laporan posisi keuangan.
3. Tanggal Penyelesaian. Pertama-tama menyesuaikan utang atau
piutang dalam mata uang asing untuk setiap perubahan kurs
antara tanggal laporan posisi keuangan (tanggal trasaksi jika
transaksi tersebut terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan)
dengan tanggal penyelesaian, mencatat setiap keuntungan atau
kerugian selisih kurs yang terjadi, kemudian mencatat
penyekesaian utang atau piutang dalam mata uang asing tersebut.

Contoh transaksi impor:


1. Pada tanggal 1 Oktber 2021, PT Induk, perusahaan Indonesia
memperoleh barang secara kredit dari Tokyo Industries,
perusahaan Jepang sebesar Rp160.000.000 atau 2.000.000 yen.
2. PT. Induk menyusunlaporan keuangan pada akhir tahun per 3
Desember 2021.
3. Penyelesaian utang dilakukan pada tanggal 1 April 2022.

8
Kurs spot langsung untuk nilai setara rupiah dari 1 yen adalah:
Tanggal Kurs Langsung
1 Oktober 2021(tanggal transaksi) Rp80
31 Desember 2021 (tanggal laporan keuangan) Rp90
1 April 2022 (tanggal penyelesaian) Rp86

Tabel 3. Perbandingan ayat jurnal pada perusahaan Indonesia untuk transaksi


pembelian dari luar negeri dalam rupiah dengan unit mata uang asing.
Jika didenominasi dalam Rupiah Jika didenominasi dalam Yen Jepang
1 Oktober 2021 (tanggal pembeian)
Persediaan Rp160.000.000 Persediaan 160.000.000
Utang Rp160.000.000 Utang Usaha (¥) 160.000.000
Usaha
Rp160.000.000 = ¥2.000.000xRp80 kurs spot
31 Desember 2021 (tanggal laporan posisi keuangan)
Tidak ada jurnal Rugi transaksi mata uang asing 20.000.000
Utang Usaha (¥) 20.000.000
Menyesuaikan utang dalam mata uang asing ke nilai
setara rupiah dan mengakui kerugian selisih kurs:
Rp180.000.000=¥2.000.000xRp90 (31 Des)
-160.000.000=¥2.000.000xRp80 (1 Okt)
20.000.000=¥2.000.000x(Rp90-Rp80)
1 April 2022 (tanggal penyelesaian)
Utang Usaha (¥) 8.000.000
Keuntungan transaksi mata 8.00.000
uang asing
Menyesuaikan utang dalam mata uang asing ke nilai
setara rupiah dan mengakui keuntungan selisih kurs:
Rp172.000.000=¥2.000.000xRp86 (1 April)
-180.000.000=¥2.000.000xRp90 (31 Des)
Rp20.000.000=¥2.000.000x(Rp86-Rp90)
Unit mata uang asing (¥) 172.00.000
Kas 172.000.000
Memperoleh FCU untuk meyelesaikan utang:
Rp172.000.000 = ¥2.000.000 x Rp86 (1 April)
Utang Usaha 160.000.000 Utang Usaha (¥) 172.000.000
Kas 160.000.000 Unit mata uang asing (¥) 172.000.000

5. Mengelola Risiko Mata Uang Internasional dengan Instrumen


Keuangan Kurs Forward Mata Uang Asing (Foreign Currency Forward
Exchange)

Perusahaan yang beroperasi secara internasional sering mengalami risiko


bisnis normal, tetapi juga mengalami risiko tambahan dari perubahankurs
mata uang asing. Sehingga perusahaan multinasional sering kali
menggunakan instrument derivatif, seperti kontrak nilai tukar/kurs
forward, opsi mata uang asing (foreign currency option) dan futures mata
uang asing (foreign currency futures).

9
Akuntansi untuk derivative dan aktivitas lindung nilai (hedging)
berpedoman pada dua standar PSAK 50 “Instrumen KeuanganPenyajian”;
dan PSAK 55 “Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran”.

Instrumen Keuangan (financial instrument) adalah uang tunai, bukti


kepemilikan atau kontrak yang:
1. Membebankan pada satu entitas atas kewajiban kontraktual untuk
menyerahkan uang tunai atau instrument lain,
2. Menyampaikan kepada entitas kedua atas hak kontraktual untuk
menerima uang tunai atau instrument keuangan lain.

Derivatif (derivative) adalah instrument keuangan atau kontrak lainnya


yang nilainya “berasal dari” beberapa item lain yang memiliki nilai
variabel dari waktu ke waktu.

Berdasarkan PSAK 55, Derivatif adalah suatu instrument keuangan yang:


 Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang
telah ditentukan (sering disebut dengan variabel yang mendasari),
antara lain: suku bunga, harga instrument keuangan, harga
komoditas, kurs, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat
kredit atau indeks kredit atau variabel lain. Untuk variabel
nonkeuangan, variabel tersebut tidak spesifik dengan pihak-pihak
dalam kontrak.
 Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi
awal neto dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan
jumlah yang diperlukan untuk kontrak serupa lain yang
diperkirakan akan menghasilkan dampak yang serupa akibat
perubahan faktor pasar.
 Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.

A. Derivatif yang Ditetapkan sebagai Tujuan Lindung Nilai


Derivatif dapat ditetapkan untuk tujuan lindung nilai atau mengurangi
risiko. Contohnya perusahaan dapat menandatangani kontrak forward
yang tidak mempunyai tujuan untuk saling menghapuskan nilai
apapun.
PSAK 55 memberikan persyaratan khusus untuk mengklasifikasikan
derivatif untuk tujuan lindung nilai.
Lindung nilai dapat digunakan untuk:
1. Risiko kurs mata uang asing dimana kurs mata uang berubah dari
waktu ke waktu.

10
2. Risiko tingkat bunga khususnya bagi perusahaan yang mepunyai
instrument utang kurs variabel
3. Risiko komoditas yang mempunyai harga komoditas berjangka
yang mungkin dapat berbeda dari harga spot.

Agar instrumen derivatif dapat memenuhi syarat sebagai instrument


lindug nilai, jika dan hanya jika, seluruh kriteria berikut terpenuhi:
1. Pada awal lindung nilai terdapat penandaan dan dokumentasi dari
hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen risiko entitas dan
strategi untuk melakukan lindung nilai.
2. Lindung nilai diharapkan efektif dapat saling hapus dengan
perubahan nilai wajar atau arus kas yang dapat diatribusikan pada
risiko yang akan dilindung nilai, dan strategi manajemen
risikoharus konsisten dengan dokumentasi awal untuk hubungan
lindung nilai tertentu.
3. Untuk lindung nilai arus kas, transaksi yang diperkirakan sebagai
subjek kindug nilai harus dapat memiliki kemungkinan yang sangat
tinggi dan harus menyajikan adanya eksposur terhadapvariasi arus
kas yang pada akhirnya dapat memengaruhi laba atau rugi.
4. Efektivitas lindung nilai harus dapat dihitung dengan andal, nilai
wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai dapat
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai dan nilai wajar dari
instrument lindung nilai tersebut dapat dihitung dengan andal.
5. Lindung nilai dinilai berdasarkan proses berkelanjutan dan nilai
pada bagian efektifnya ditentukan secara aktual sepanjang periode
pelaporan.

B. Forward Exchange Contract


Perusahaan yang beroperasi di mancanegara sering kali menggunakan
forward exchange contract dengan pedagang perantara/broker mata
uang asing untuk menukarkan berbagai mata uang pada kurs dan
tanggal tertentu dimasa yang akan datang. Forward exchange contract
ini diperoleh dari broker mata uang asing. Biasanya kontrak ditulis
untuk salah satu mata uang internasional utama.

Kontrak ini tersedia untuk hamper setiap periode waktu sampai


dengan 12 bulan ke depan, tetapi kebanyakan untuk periode waktu
yang relative singkat, antara 30 sampai 180 hari. Forward exchange
contract dapat berupa perolehan mata uang asing atau penyerahan

11
mata uang asing pada tanggal tertentu dimasa akan datang atau yang
disebut sebagai tanggal kedaluwarsa (expertion date).

Dalam transaksi lindung nilai, jika kurs forward lebih tinggi daripada
kurs spot, maka selisih antara kedua kurs ini disebut premi atas
forward exchange contract (premium on the forward exchange
ontract); ini berarti mata uang asing akan dijual pada harga yang lebih
tinggi (harga premium), jika kurs forward lebih rendah daripada kurs
spot, maka selisihnya ini disebut diskon atas forward exchange
contract (discount on the forward exchange ontract); ini berarti mata
uang asing akan dijual pada harga yang lebih rendah (harga diskon).

C. Matrik Valuta Asing


Tabel 4 Hubungan antara perubahan kurs, keuntungan dan kerugian
selisih kurs yang dihasilkan
Perubahan Kurs Langsung
Transaksi atau Akun yang Peningkatan Kurs Penurunan Kurs
Didenominasi dalam Unit Mata Uang (Rupiah melemah) (Rupiah menguat)
Asing
Posisi asset moneter neto, sebagai
contoh: Keuntungan Kerugian Selisih
1) Unit Mata Uang Asing Selisih Kurs Kurs
2) Piutang Usaha
3) Piutang Mata Uang Asing dari
Broker
Posisi liabilitas moneter neto,
sebagai contoh: Kerugian Selisih Keuntungan
1) Utang Usaha Kurs Selisih Kurs
2) Utang Obligasi
3) Utang Mata Uang Asing Broker
Contoh:
Jika perusahaan mempunyai piutang usaha yang didenominasi dalam
mata uang asing, maka posisi aset moneter neto yang terkena eksposur
mengakibatka pengakuan keuntungan selisih kurs jika kurs langsung
mengalami kenaikan dan pengakuan kerugian selisih kurs jika kurs
langsung mngalami penurunan.
Jika perusahaan saling menghapuskan asset yang didenominasi dalam
mata uang asing dengan liabilitas yang juga didenominasi daam mata
uang asing, maka perusahaan telah melindungi dirinya dari setiap
perubahan kurs karena setiap keuntungan selisih kurs saling
menghapuskan dengan kerugian selisih kurs yang sama.

12
6. Pertimbangan Tambahan
A. Catatan tentang Pengukuran Efektivitas Lindung Nilai
PSAK 55 menyatakan bahwa, di setiap awal transaksi lindung nilai,
perusahaan harus mendefinisikan metode yang akan digunakan untuk
mengukur efktivitas lindung nilai. Efektivitas (effectiveness) berarti
bahwa akan ada perkiraan saling menghapuskan, dan kisaran 80%
sampai 125%, dari perubahan nilai wajar arus kas atau perubahan
nilai wajar untuk resiko yang dilindung nilai. Efektivitas harus dinilai
setidaknya setiap tiga bulan dan pada saat perusahaan melaporkan
laporan keuangan atau laba. Perusahaan dapat memutuskan untuk
memilih dari beberapa pengukuran yang berbeda untuk menilai
efektivitas lindung nilai.
Nilai intristik dari derivatif (intrisic value of a derivative) adalah
nilai yang berkaitan dengan perubahan nilai dari item yang mendasari.
Nilai waktu dari derivative (time value of a derivative) adalah nilai
yang berkaitan dengan nilai yang diberikan pada kesempatan untuk
memiliki derivatif terbuka pada periode waktu tertentu. Nilai waktu
berakhir (time value expires) selama jangka waktu derivative dan
menjadi nol pada tanggal jatuh tempo derivatif. Jika perusahaan
menggunakan harga spot untuk mengukur efektivitas lindung nilai,
maka setiap perbedaan antara harga spot dan harga forward tidak
dimasukkan dalam penilaian efektivitas lindung nilai dan termasuk
dalam laba.

B. Alokasi Pajak Antar Periode atas Keuntungan (Kerugian Uang Asing)


Perbedaan temporer pengakuan keuntungan atau kerugian mata uang
asing antara akuntansi pajak dan akuntansi GAAP mengharuskan
alokasi pajak antar periode. Umumnya, metode akrual mengakui
pengaruh perubahan kurs pada periode perubahan yang berbeda dari
pemilihan umum yang berlaku untuk pengakuan keuntungan selisih
kurs untuk tujuan pajak pada periode terjadinya konversi dari item
yang didenomisasikan dalam mata uang asing. Perbedaan temporer
diakui sesuai dengan PSAK 46, ‘’Pajak Penghasilan’’.

C. Lindung Nilai Investasi Neto pada Entitas Asing


Risiko kurs dari transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing
dapat saling menhapuskan. Konsep yang sama berlaku untuk
perusahaan Indonesia yang mengganggap investasi neto pada entitas
asing sebagai komitmen jangka panjang yang menyebabkan
perusahaan terkena eksposur risiko mata uang asing. Sejumlah alat
manajemen laporan posisi keuangan tersedia bagi perusahaan

13
Indonesia untuk lindung nilai investasi neto dalam afilasi asing.
Manajemen dapat menggunakan forward exchange contract,
komitmen mata uang asing lainnya, atau beberapa perjanjian
pendanaan antar perusahaan tertentu, termasuk transaksi antar
perusahaan.

PSAK 55 menetapkan bahwa untuk instrument keuangan derivatif


yang ditetapkan sebagai lindung nilai mata uang asing yang terkena
ekspour dari investasi neto dalam operasi asing, maka bagian dari
perubahan niai wajar yang setara dengan keuntungan atau kerugian
transaksi mata uang asing akan dilaporkan dalam penghasilan
komprehensif lain. Bagian dari penghasilan komprehensif laintersebut
dihasilkan dari lindung nilai investasi neto pada operasi asing akan
menjadi bagian dari penyesuaian translasi kumulatif dalam
pengahasilan komprehensih lain yang diakumulasi.

7. Definisi dan Deskripsi


Instrumen keuangan derivatif (derivative finansial instrument) adalah
instrument yang nilainya berdasarkan ‘’derivasi dari ‘’ nilai sesuatu yang
lain (variabel pokok yang mendasari). Variabel pokok yang mendasari
dapat merupakan nilai dari instrument keuangan lainnya, komoditas,
indesk , asset atau instrument utang. Contoh dari instrument keuangan
derivatf meliputi kontrak berjangka, kontrak forward, swap dan kontrak
opsi, pagu suku bunga (interes- rate caps ) dan ekomitmen utang dengan
tingkat bunga tetap.

8. Kontrak Forward dan Kontrak Berjangka


Kontrak forward ( forward contract) adalah perjanjian antara pembeli
dan penjual yang mensyaratkan penyerahan beberapa komoditas yang
ditentukan dimasa mendatang dengan haraga yang disepakati saat ini
(harga pelaksanaan).

Kontrak berjangka (futures contract) memiliki termin kontrak yang telah


distandardisasi, diperdagangkan di bursa yang terorganisasi, dan para
pedagang harus merealisasikan kerugian atau keuntungan
perdangangan setiap hari. Kontrak berjangka adalah kontrak antara dua
pihak pembeli dan penjual untuk membeli atau menjual sesuatu pada
masa mendatang yang telah ditetapkan, yang disebut kedaluarsa
(expiration date).

14
9. Ketentuan Pelaporan dan Pengungkapan: Tentang Nilai Wajar dari
Instument
PSAK 60 ‘’instrumen keuangan : pengunkapan ‘’, mengharuskan
pengungkapan informasi terkait degan semua instrument keuangan.
Mengharuskan pengungkapan informasi sehubungan dengan nilai wajar
saat ini dari instrument keuangan.

Pengungkapan yang diharuskan oleh PSAK 10 :


1. Adalah signifikansi keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan
entitas.
2. Sifat dan cakupan risiko yang timbul dari instrument keunagan yang
mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode
pelaporan, dan bagaiman entitas mengelola risiko tersebut.

Selamat Belajar

15

Anda mungkin juga menyukai