PERMASALAHAN AKUNTANSI
Akuntan harus dapat mencatat dan mealaporkan transaksi yang melibatkan pertukaran dolar
AS dan mata uang asing. Transaksi mata uang asing (foreign currency transaction) perusahaan
indonesia meliputi penjualan, pembelian dan transaksi lain yang menimbulkan perpindahan
mata uang asing atau pencatatan piutang atau utang yang didemomikasikan-yaitu yang nilainya
akan dilunasi-dalam suatu mata uang asing. Oleh karena laporan keuangan dari hampir semua
perusahaan indonesia menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporan, maka transaksi
dalam mata uang lain harus disajikan kembali dalam (setara) rupiah sebelum dicatat di
pembukuan dan dimasukan dalam laporan keuangan perusahaan. Proses penyajian kembali
transaksi mata uang asing dalam (setara) nilai rupiah disebut sebagai penjabaran atau translasi
(translation).
Selain itu, banyak perusahaan besar di Indonesia yang mempunyai operasi multinasional,
seperti adanya anak perusahaan atau cabang di luar negri. Sebagai contoh, produsen mie instan
indonesia mempunyai anak perusahaan di Kanada, Meksiko, Spanyol dan Nigeria. Anak
perusahaan tersebut menyusun laporan keuangan dalam mata uang negara mereka; sebagai
contoh, anak perusahaan di Meksiko melaporkan operasinya dalam peso. Nilai mata uang asing
dalam laporan keuangan anak perusahaan ini harus ditranslasikan atau dijabarkan, yaitu
disajikan kembali dalam (setara) rupiah, sebelum dikonsolidasikan dengan laporan keuangan
induk perusahaan yang menggunakan rupiah sebagai satuan mata uang pelaporan.
Bab ini menjelaskan prosedur akuntansi untuk pencatatan dan pelaporan transaksi dalam mata
uang asing. PSAK 10, “Transaksi Mata Uang Asing”, diterbitkan pada 1994 mengatur prosedur
akuntansi untuk piutang dan utang dagang dengan mata uang asing. PSAK 50 “Instrumen
Keuangan: penyajian dan pengungkapan” dan PSAK 55, “Instrumen Keuangan: pengakuan
dan pengukuran” diterbitkan pada 2006, mengatur prosedur akuntansi untuk instrumen
keuangan khususnya transaksi derivatif dengan tujuan melakukan lindung nilai (hedging).
1.2. KURS MATA UANG ASING
Kurs mata uang asing (foreign currency exchange rates) ditentukan setiap hari oleh pedagang
mata uang asing yang bertindak sebagai agen untuk indiuvidu atau negara yang
memperdagangkan mata uang asing. Beberapa negara, seperti cina, menetapkan kurs tetap
resmi dan kurs tetap untuk dividen yang dikirimkan ke luar negri. Kurs resmi ini dapat berubah
sewaktu-waktu dan perusahaan yang beroperasi di luar negri perlu berkomunikasi dengan
pemerintah negara tersebut untuk memastikan bahwa perusahaanya telah memenuhi setiap
ketentuan pemabtasan pertukaran mata uang.
a. Penentuan Kurs
Mata uang uang negara mirp dengan komoditas lain dan kursnya berubah karena sejumlah
faktor ekonomi yang memengaruhi permintaan dan penawaran terhadap mata uang tersebut.
Faktor lain yang menyebabkan fluktuasi kurs adalah neraca pembayaran, perubahan suku
bunga, tingkat investasi negara dan stabilitas dan proses tata kelola (govermance).
b. Kurs Langsung dan Tidak Langsung
Kurs Langsung (direct exchange-DER)
Kurs langsung adalah banyaknya unit mata uang lokal (local currency units –LCUs) yang
diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing (foreign currency unit – FCU). Dari
sudut pandang entitas Indonesia, kurs langsung dapat dipandang sebagai besarnya rupiah untuk
memperoleh satu unit mata uang asing. Rasio kurs langsung sbb:
DER =
Kurs langsung paling sering digunkan dalam akuntansi untuk operasi dan transaksi asing sebab
akun-akun dalam mata uang asing harus ditranslasikan dalam nilai setara rupiah. Contoh: jika
dengan Rp 9.200 dapat diperoleh 1 dolar AS, kurs langsung dari rupiah terhadap dolar AS
adalah sebesar Rp 9.200 , seperti ditunjukan sebagai berikut.
DER = = Rp. 9.200
Kurs Tidak Langsung (indirect exchange rate-IER)
Kurs tidak langsung adalah kebalikan dari kurs langsung. Kurs tidak langsung menunjukan
banyaknya unit mata uang asing yang dapat diperoleh dengan 1 rupiah. Surat kabar bisnis dan
orang yang bepergian ke luar Indonesia seringkali menggunakan kurs tidak langsung. Kurs
langsung berbanding terbalik dengan kurs tidak langsung dan bahwa keduanya menyatakan
hubungan ekonomis yang sama antara kedua mata uang. Rasio kurs tidak langsung sbb:
IER =
Mata uang terminology (term currency) merupakan pembilang dalam perhitungan rasio kurs
sedangkan mata uang dasar (base currency) merupakan penyebut. Pembilang adalah kunci kurs
dalam mengidentifikasikan jenis kurs.
Contoh: jika dengan Rp 9.200 dapat diperoleh 1 dolar AS, kurs langsung dari rupiah terhadap
dolar AS adalah sebesar Rp 9.200 , seperti ditunjukan sebagai berikut.
IER = = Rp. $0,0001087
c. Perubahan Kurs
Perubahan kurs mengacu pada semakin menguat atau melemahnya suatu mata uang
dibandingkan dengan mata uang yang lain.
Menguatnya Rupiah – Penurunan Kurs Langsung
Menguatnya rupiah berarti :
1. Lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
2. Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang asing.
Contoh: suatu perusahaan manufaktur AS menjual mobil buatan Amerika seharga $25.000.
Untuk menentukan nilai setara rupiah dari $25.000 pada tanggal 1 Januari 2011, digunakan
perhitungan sbb:
Nilai setara rupiah = unit mata uang asing x kurs langsung
Rp 233.750.000 = $ 25.000 x Rp 9.350
Menguatnya rupiah menguntungkan perusahaan Indonesia yang membeli barang dari negara
lain, penguatan ini mempunyai dampak negatif pada perusahaan Indonesia yang menjual
produk di negara tersebut. Ekspor Indonesia ke AS akan lebih mahal bagi pelanggan AS.
Contoh: perusahaan manufaktur Indonesia menjual mesin buatan Indonesia seharga Rp
100.000.000. Untuk menentukan nilai setara mata uang asing (dolar) dari Rp 100.000.000 pada
tanggal 1 Januari digunakan perhitungan berikut:
Nilai setara mata uang asing = unit rupiah Indonesia x kurs tidak langsung
$ 10.700 = Rp 100.000.000 x $ 0,0001070
Melemahnya Rupiah – Peningkatan Kurs Langsung
Melemahnya rupiah berarti:
1. Lebih banyak mata uang Indonesia diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
2. Satu rupiah memperoleh lebih sedikit unit mata uang asing.
Kurs Tunai (Spot Rate) dan Kurs Sekarang (Current Rate)
Kurs tunai (spot rate) adalah kurs yang digunakan dalam penyerahan segera suatu mata uang.
Kurs sekarang (current rate) didefinisikan secara sederhana sebagai kurs tunai pada tanggal
neraca suatu entitas.
Kurs Masa Depan (Forward Exchange Rate)
Kurs masa depan (forward exchange rate) yaitu kurs untuk pertukaran mata uang di masa
mendatang. Selisih antara kurs masa depan dan kurs tunai pada suatu tanggal tertentu
dinamakan spread. Spread memberikan informasi tentang kemungkinan penguatan atau
pelemahan dari suatu mata uang.
1.3. TRANSAKSI MATA UANG ASING
Transaksi mata uang asing (foreign currency transaction) adalah aktivitas ekonomi yang
dinyatakan dalam mata uang selain dari mata uang pencatatan suatu entitas. Transaksi tersebut
meliputi:
1. Pembelian atau penjualan barang/jasa (impor atau ekspor), dimana harganya dinyatakan
dalam mata uang asing.
2. Utang atau piutang pinjaman dalam mata uang asing.
3. Pembelian atau penjualan kontrak kurs masa depan.
4. Pembelian atau penjualan unit mata uang asing
Untuk tujuan laporan keuangan, transaksi mata uang asing harus ditranslasikan ke dalam mata
uang pelaporan yang digunakan perusahaan. Pada setiap tanggal neraca baik interim maupun
tahunan, saldo akun yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang pelaporan dari suatu
entitas harus disesuaikan untuk mencerminkan perubahan kurs selama periode tersebut sejak
tanggal neraca terakhir atau sejak tanggal transaksi mata uang asing jika transaksi tersebut
terjadi pada periode yang bersangkutan.
Contoh: PT ABC memperoleh € 5.000 dari bank pada 1 Januari 2012, untuk digunakan dalam
pembelian barang di masa depan suatu perusahaan Jerman. Kurs langsung sebesar Rp 14.200
= €1. Maka perusahaan harus membayar bank sebesar Rp 71.000.000 hitunganya sbb:
Nilai setara euro = unit mata uang asing x kurs langsung
Rp 71.000.000 = € 5.000 x Rp 14.200
Jurnalnya sbb:
Unit mata uang asing (€) 71.000.000
Kas 71.000.000
Pada tanggal 1 Juli 2012, kurs sebesar Rp 14.100 menjadi setara dengan € 1. Kurs langsung
mengalami penurunan mencerminkan rupiah menguat. Dengan memiliki euro selama euro
tersebut melemah, maka perusahaan mengalami kerugian transaksi mata uang asing sbb: Nilai
setara euro dari € 5.000 pada tanggal 1 Januari = € 5.000 x Rp 14.200 = Rp 71.000.000 Nilai
setara euro dari € 5.000 pada tanggal 1 Juli = € 5.000 x Rp 14.100 = Rp 70.500.000 Kerugian
transaksi mata uang asing = Rp 500.000
Jurnalnya:
Kerugian transaksi mata uang asing 500.000
Unit mata uang asing (€) 500.000
Transaksi Ekspor Impor dalam Mata Uang Asing
Utang dan piutang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dengan entitas luar negri harus
diukur dan dinyatakan dalam mata uang asing harus diukur dan dicatat oleh entitas AS dalam
mata uang yang digunakan untuk pencatatan akuntansinya-yaitu rupiah. Kurs yang relevan bagi
penyelesaian transaksi dalam suatu mata uang asing adalah kurs tunai (spot rate) pada tanggal
penyelesaian. Gambaran umum atas akuntansi yang diharuskan untuk transaksi impor atau
ekspor dalam mata uang asing secara kredit sebagai berikut:
1. Tanggal transaksi → mencatat transaksi pembelian atau penjualan pada nilai setara dolar AS
menggunakan kurs langsung tunai pada tanggal tersebut.
2. Tanggal neraca → menyesuaikan utang atau piutang menjadi nilai setara rupiah pada akhir
periode menggunakan kurs langsung sekarang. Mengakui keuntungan atau kerugian sebagai
akibat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan neraca.
3. Tanggal pelunasan → pertama-tama menyesuaikan utang atau piutang untuk setiap perubahan
mata uang asing antara tanggal neraca (atau tanggal transaksi jika transaksi tersebut terjadi
setelah tanggal neraca) dengan tanggal pelunasan, mencatat keuntungan atau kerugian yang
terjadi, kemudian mencatat pelunasan utang atau piutang dalam mata uang asing tersebut.
Ilustrasi Transaksi Pembelian dari Luar Negri
1. Pada tanggal 1 Oktober 2012, PT ABC memperoleh barang secara kredit dari Tokyo
Industries sebesar Rp 160.000.000 atau 2.000.000 yen.
2. PT ABC menyusun laporan keuangan pada 31 Desember 2012.
3. Pelunasan utang dilakukan pada tanggal 1 April 2013.
4. Kurs tunai langsung untuk nilai setara dolar AS dari 1 yen adalah sbb:
Tanggal Kurs langsung
1 Oktober 2012 (tanggal transaksi) Rp 80
31 Desember 2012 (tanggal neraca) Rp 90
1 April 2013 (tanggal pelunasan) Rp 8
Buatlah jurnal dan hitungannya! Jika kontrak pembelian dinyatakan dalam dolar, maka entitas
asing (Tokyo Industries) akan menanggung resiko kurs mata uang asing. Jika transaksi
dinyatakan dalam yen, maka PT ABC akan terbuka terhadap kemungkinan keuntungan dan
kerugian kurs.