Hubungan Kantor Pusat Cabang yaitu hubungan antara kantor pusat (utama) dengan kantor
pengembangan atau perwakilan yang skala usahanya lebih kecil dan merupakan bagian dari kantor pusat
yang tersebar di daerah-daerah lain.
Nilai Kurs atau Rate of Exchange menyatakan hubungan nilai di antara satu kesatuan mata uang asing
dan kesatuan mata uang dalam negeri. Beberapa macam kurs yang dikenal di dalam dunia perdagangan
:
- Mint par rates of exchange : Nilai kurs yang didasarkan langsung atas nilai relatip emas murni
yang terdapat di dalam satu kesatuan mata uang tertentu.
- Free market rate of exchange : nilai kurs yang didasarkan atas hukum permintaan dan penawaran
yang berlaku.
Nilai kurs yang menyatakan nilai tukar mata uang asing dan mata uang dalam negeri dapat dinyatakan
secara langsung atau tidak langsung.
Contoh :
US $ 1, -- = Rp 415,00
A $ 1,-- = Rp 504,00
Nilai kesatuan (satu unit) mata uang dalam negeri dalam persamaannya dengan mata uang asing.
Contoh :
Rp 1,00 = 0,000925
Rp 1,00 = 0,002410 US $
Negara
(Country)
Mata uang
(Currency)
Australia
China
Denmark
France
Italy
Japan
Malaysia
Saudi Arabia
Singapura
U. S. America
Dollar
Dollar
Krone
Franc
Lira
Yen
Dollar
Riyal
Dollar
Dollar
0,001982
0,096386
0,016819
0,012327
1,401206
0,742169
0,006794
0,009987
0,006794
0,050120
504,640000
10,720005
59,455390
81,122955
0,713671
1,437401
147,18639
100,126635
147,186390
19,951914
(Sumber : Laporan Mingguan (Weekly Report) Bank Indonesia No : 791, 15 Maret 1973. Diterbitkan
oleh : Urusan Ekonomi dan Statistik Bank Indonesia)
1 IDR
In IDR
USD-Dollar Amerika
AUD-Dolar Australia
BRL-Real Brazil
GBP-British Pound
CAD-Dolar Kanada
CNY-Cina RMB
DKK-Kroner Denmark
EUR-EURO
FRF-Frank Prancis
DEM-Mark Jerman
INR-Rupee India
IDR-Indonesia Rupiah
ITL-Lira Italia
JPY-Yen Jepang
MYR-Ringgit Malaysia
NLG-Guilder Belanda
RUB-Rubel Rusia
SAR-Real Saudi
SGD-Dolar Singapura
ESP-Peseta Spanyol
SEK-Kronor Swedia
CHF-Franc Swiss
NTD-Taiwan Dollar
THB-Baht Thailand
Dollar Amerika
Dollar Australia
Real brazil
British Pound
Dollar Canada
China RMB
Kroner Denmark
UERO
Frank prancis
Mark jerman
Dollar hongkong
Rupee india
Indonesia Rupiah
Lira italia
Yen jepang
Ringgit Malaysia
Guilder belanda
Rubel rusia
Real Saudi
Dollar singapura
Peseta spanyol
Kronor swedia
Franc swiss
Taiwan dollar
Bath Thailand
0,0001
0,0002
0,0001
0,0001
0,0007
0,0006
0,0001
0,0005
0,0002
0,0009
0,0054
0,1577
0,0085
0,0003
0,0002
0,0035
0,0004
0,0001
0,0009
0,125
0,0135
0,0007
0,0001
0,0033
0,0034
0,0004
10.000
10.000
5.000
10.000
10.000
1.428,57
1.666,67
10.000
2.000
5.000
1.111,11
185,19
6,34
117,65
3.333,33
5.000
285,71
2.500
10.000
1.111,11
8
74,07
1.428,57
10.000
303,03
294,12
2.500
Dalam transaksi jual beli dengan luar negeri, harga beli atau harga jual barang-barang dapat dinyatakan
dalam mata uang asing atau mata uang dalam negeri. Namun dalam pembukuan terhadap transaksi-
transaksi tersebut tetap harus dinyatakan dengan satuan mata uang dalam negeri. Karena nilai mata
uang yang tidak menentu, menyebabkan adanya fluktuasi (naik-turun) nilai tukar dari suatu mata uang
terhadap mata uang lainnya, dapat menyebabkan salah satu pihak yang mengadakan transaksi akan
menderita rugi atau memperoleh laba dari perubahan kurs. Di dalam akuntansi, laba atau rugi karena
perubahan-perubahan kurs dicatat dalam rekening Selisih (beda) kurs yang terdapat 2 macam rekening
di dalamnya, yaitu :
Contoh :
Seorang exporter Indonesia mengirimkan barang-barang yang dijualnya kepada seorang pedagang di
India, dengan harga faktur Rp 5.500.000,00 kurs Rupee (RP) saat itu Rp 55,00. Jadi, pedagang dari India
yang membeli barang-barang dari exporter Indonesia akan mencatat transaksi itu sebagai pembelian
barang-barang seharga 100.000 RP (100.000 Rupee).
Tetapi pada saat pembayaran akan dilakukan oleh pedagang India, ternyata Kurs rupiah turun menjadi 1
Rupee = Rp 57,00. Dengan adanya perubahan ini, maka pedagang India akan mendapatkan laba,
sedangkan bagi exporter Indonesia, tidak akan berpengaruh apa-apa karena dia akan tetap mendapatkan
piutangnya sebesar Rp 5.500.000,00.
Namun sebaliknya, apabila dalam transaksi, exporter Indonesia menyatakan harga faktur sebesar
100.000 Rupee, maka exporter Indonesia akan mendapatkan keuntungan dengan adanya perubahan
kurs tersebut. Adapun pencatatan yang dilakukan oleh exporter Indonesia adalah sebagai berikut :
- Pada waktu pengiriman barang (kurs 1 RP = Rp 55,00)
Penjualan Rp 5.500.000,00
- Pada waktu penerimaan peneyelesaian pembayaran oleh pedagang India dengan mengirimkan
uang 100.000 RP, (kurs 1 RP = Rp 57,00)
(Untuk rekening Piutang luar negeri, rekening piutangnya dibuat sendiri dan disebut dengan Piutang
V/A atau Piutang valuta Asing)
Hampir semua kesatuan mata uang negara-negara besar di dunia sudah menggunakan sistem (mata
uang) desimal (decimal currency system), karena penjabarannya ke dalam mata uang tertentu relatif
lebih mudah.
Contoh :
1 = Rp 0,710
Ketentuan-ketentuan umum untuk menjabarkan rekening-rekening mata uang asing ke dalam rupiah ini
di Indonesia telah diatur ke dalam Prinsip Akuntansi Indonesia.
Prinsip 1.3 dari Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan :
Perkiraan anak-anak perusahaan atau bagian perusahaan yang melakukan kegiatan di luar negeri, harus
dijabarkan dalam rupiah dengan kurs pertukaran yang sesuai. Kurs pertukaran supaya dicantumkan
dalam laporan keuangan
Kas, piutang, dan aktiva lancar yang lain harus dijabarkan dengan nilai kurs yang berlaku pada saat
penyusunan neraca. Persediaan barang-barang harus mengikuti ketentuan umum (Standard Rule) untuk
memilih harga pokok ata harga pasar mana yang lebih rendah (cost or market which ever is lower).
- Aktiva tetap
Harta tetap, investasi jangka panjang dan piutang jangka panjang harus dijabarkan dengan kurs yang
berlaku pada saat aktiva tersebut dibeli atau didirikan.
- Hutang lancar
- Modal saham
Rekening-rekening pendapatan dan biaya yang dinyatakan dalam mata uang asing harus dijabarkan
dengan kurs rata-rata (average rate of exchange).
Penyusutan atau depresiasi aktiva tetap harus disusun atas dasar nilai kurs yang berlaku pada saat aktiva
yang bersangkutan tersebut dibeli, terjadi, atau didirikan (dibangun).
Untuk mempermudah penyusunannya, biasanya di muka atau di belakang kurs yang dipakai untuk
menjabarkan sesuatu pos diberi tanda-tanda tertentu, antara lain berupa:
a. C = Current Rate
Nilai kurs pada akhir periode atau pada saat penyusunan laporan-laporan keuangan.
b. H = Historical Rate
Nilai kurs pada saat transaksi-transaksi tertentu diselesaikan, misalnya kurs pada saat aktiva tetap dibeli,
diperoleh, atau dibangun.
c. R = Reciprocal Acount
Menunjukkan nilai mata uang yang tertera di dalam rekening-rekening pada buku-buku di kantor pusat.
d. A = Average Rate
Kurs rata-rata yang sudah dihitung, misalnya kurs rata-rata bulanan, rata-rata tertimbang, dan lain-lain.
- Pos atau rekening penyusutan sebaiknya dipisahkan tersendiri di dalam Laporan Laba Rugi
Cabang.
Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang di Luar Negeri
Langkah-langkah di dalam penyusunan laporan keuangan gabungan antara Kantor Pusat dan Kantor
Cabang di luar negeri adalah sebagai berikut :
- Atas dasar laporan keuangan individual dari cabang (berupa Neraca dan laporan laba-rugi),
terlebih dahulu harus diadakan penjabaran terhadap saldo rekening-rekening pembukuan kantor cabang
menjadi saldo-saldo yang dinyatakan dalam mata uang dalam negeri yang dipakai kantor pusat
(penjabaran mengikuti pedoman tersebut di muka).
- Proses penjabaran terhadap saldo rekening pembukuan cabang, sebaiknya dimulai dengan
mengambil dari angka-angka yang terdapat pada neraca saldo yang dipakai sebagai dasar penyusunan
neraca lajur.
- Apabila hasil penjabaran terhadap rekening saldo rekening pembukuan secara keseluruhan tidak
seimbang (antara jumlah debit dan kredit tidak sama), maka selisihnya ditampung dalam rekening
Penyesuaian Kurs. Saldo selisih penyesuain kurs tersebut nantinya akan diperhitungkan sebagai laba
atau rugi penyesuaian kurs.
- Sesudah proses penjabaran terhadap saldo rekening pembukuan cabang selesai, kemudian
menyusun daftar lajur gabungan atau working papers.
- Berdasar dari daftar lajur gabungan tersebut, baru disusun Neraca dan Perhitungan Rugi Laba
gabungan antara Kantor Pusat dan Kantor Cabang.
Contoh :
Suatu perusahaan export dan import di Jakarta bernama SERBA COCOK & CO Ltd. mempunyai cabang
di New York, A. S. Berikut ini adalah Neraca Saldo per 31 Desember 1980 dari Serba Cocok & Co. Ltd.,
dan cabangnya di New York :
Rekening Rekening
Kantor Pusat
(Indonesia Rp)
(US. A. $)
Kas
Piutang dagang
perlengkapan kantor
Gedung
Hutang dagang
Laba ditahan
Kantor pusat Jakarta
Penjualan
Pembelian
Biaya penjualan
500.000,00
1.500.000,00
2.400.000,00
1.250.000,00
550.000,00
400.000,00
4.000.000,00
-
5.250.000,00
420.000,00
600.000,00
120.000,00
900.000,00
600.000,00
100.000,00
7.500.000,00
1.000.000,00
4.650.000,00
2.000.000,00
-
-
1.000,00
2.500,00
300,00
1.100,00
4.500,00
5.000,00
800,00
800,00
2.200,00
800,00
6.000,00
6.500,00
-
16.870.000,00
16.870.000,00
15.500,00
15.500,00
Informasi tambahan :
Kantor cabang New York membeli gedung dan alat-alat perlengkapan kantor pada 30 Juni 1980, kurs
yang berlaku saat itu $ 1.00 = Rp 400,00. Baik kantor pusat maupun kantor cabang mengadakan
penyusutan alat-alat perlengkapan kantor sebesar 20% setahun. Beban penyusutan dialokasikan dengan
jumlah yang sama kepada biaya penjualan dan biaya umum administrasi.
Tingkat kurs dollar yang berlaku selama tahun 1980 adalah sebagai berikut :
Berdasarkan data tersebut di atas, maka penjabaran neraca saldo cabang New York USA dari mata uang
dollar ($) menjadi mata uang rupiah (Rp) adalah sebagai berikut :
Keterangan :
( R ) = Reciprocal Account atau jumlah (nilai) rekening timbal balik, harus sesuai dengan saldo
rekening-rekening reciprocal di Kantor Pusat
Rekening Rekening
Neraca Saldo
Kurs Penjabaran
Neraca Saldo
(Rp)
Kas
Piutang dagang
Gedung
Hutang dagang
Penjualan
1000
2000
300
1100
4500
5000
800
800
410 (C)
2200
800
6000
6500
410 (C)
410 (C)
410 (C)
400 (H)
400 (H)
410 (C)
410 (C)
200000 (R)
400 (A)
2000000(R)
400 (A)
400 (H)
400 (A)
400 (H)
410000
820000
123000
440000
1800000
2000000
320000
320000
902000
328000
2400000
2600000
-
-
15500
15500
6233000
6233000
3000
6233000
6233000
2000
400 (H)
800000
800000
Apabila selisih penyesuaian kurs menunjukkan saldo sebelah Debit berarti merugikan, dan apabila
menunjukkan saldo sebelah kredit berarti menguntungkan.
PenjualanRp 7.250.000,00
Pembelian Rp 5.250.000,00
Rp 6.500.000,00
Rp 4.200.000,00
Rp 1.660.000,00
Rp 1.390.000,00
Kas Rp 910.000,00
Alat-alat perlengkapan :
Kantor Rp 840.000,00
Akumulasi
Penyusutan Rp 120.000,00
Rp 720.000,00
Gedung Rp 5.800.000,00
Akumulasi
Penyusutan Rp 900.000,00
Rp 4.900.000,00
Rp11.823.000,00
Dibayar Rp 428.000,00
Rp11.823.000,00
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
PROGDI AKUNTANSI
2011
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, kami ucapkan atas ucap syukur kami dengan terselesaikannya makalah
ini. tanpa adanya ridho dan karunia dari Nya, kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG LUAR NEGERI (III) ini kami
susun guna menyelesaikan tugas mata kuliah AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 pada semester 5 ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik materi
maupun cara penulisannya. Kami berharap, semoga materi di dalam makalah yang telah kami susun ini,
meskipun kecil artinya, namun dapat bermanfaat untuk menambah ilmu bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
1. Yunus, Hadori dan Harnanto. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.
2. www.riyatnoke.wordpress.com
3. www.google.com
Berbagi
1 komentar:
Balas
Beranda
halooooooo
Foto saya
teacha widyanto