Anda di halaman 1dari 29

mutiara

Selasa, 25 Desember 2012

akuntansi lanjutan 1 bab 10

HUBUNGAN KANTOR PUSAT

DAN CABANG LUAR NEGERI (III)

CABANG CABANG DI LUAR NEGERI

Hubungan Kantor Pusat Cabang yaitu hubungan antara kantor pusat (utama) dengan kantor
pengembangan atau perwakilan yang skala usahanya lebih kecil dan merupakan bagian dari kantor pusat
yang tersebar di daerah-daerah lain.

Makin meluasnya hubungan perdagangan internasional, memungkinkan perusahaan memperluas


usahanya ke luar negeri dengan membuka atau mendirikan cabang-cabang di luar negeri. Dalam
hubungan internasional, tidak hanya dapat dinyatakan dalam mata uang dalam negeri (rupiah), namun
juga dapat dinyatakan dalam mata uang asing. Tetapi, dalam penyusunan laporan keuangan harus tetap
dijabarkan ke dalam kesatuan dalam negeri.

Masalah Nilai Kurs mata Uang

Nilai Kurs atau Rate of Exchange menyatakan hubungan nilai di antara satu kesatuan mata uang asing
dan kesatuan mata uang dalam negeri. Beberapa macam kurs yang dikenal di dalam dunia perdagangan
:

- Mint par rates of exchange : Nilai kurs yang didasarkan langsung atas nilai relatip emas murni
yang terdapat di dalam satu kesatuan mata uang tertentu.

- Free market rate of exchange : nilai kurs yang didasarkan atas hukum permintaan dan penawaran
yang berlaku.

- Official rate of exchange : Nilai kurs yang ditetapkan oleh pemerintah.

Nilai kurs yang menyatakan nilai tukar mata uang asing dan mata uang dalam negeri dapat dinyatakan
secara langsung atau tidak langsung.

- Nilai tukar langsung (direct quotation)


Nilai satu unit mata uang asing dalam persamaannya dengan nilai uang dalam negeri.

Contoh :

US $ 1, -- = Rp 415,00

A $ 1,-- = Rp 504,00

- Nilai tukar tidak langsung (indirect quotation)

Nilai kesatuan (satu unit) mata uang dalam negeri dalam persamaannya dengan mata uang asing.

Contoh :

Rp 1,00 = 0,000925

Rp 1,00 = 0,002410 US $

Kurs Rupiah untuk Uang Asing

Rupiah Exchange Rate for Foreign Currencies

Negara

(Country)

Mata uang

(Currency)

Currency per Rupiah

Rupiah per Currency Unit

Australia

China

Denmark

France

Italy

Japan
Malaysia

Saudi Arabia

Singapura

U. S. America

Dollar

Dollar

Krone

Franc

Lira

Yen

Dollar

Riyal

Dollar

Dollar

0,001982

0,096386

0,016819

0,012327

1,401206

0,742169

0,006794

0,009987

0,006794

0,050120

504,640000
10,720005

59,455390

81,122955

0,713671

1,437401

147,18639

100,126635

147,186390

19,951914

(Sumber : Laporan Mingguan (Weekly Report) Bank Indonesia No : 791, 15 Maret 1973. Diterbitkan
oleh : Urusan Ekonomi dan Statistik Bank Indonesia)

Kurs Mata Uang Asing Terhadap Rupiah

1 IDR

In IDR

USD-Dollar Amerika

AUD-Dolar Australia

BRL-Real Brazil

GBP-British Pound

CAD-Dolar Kanada

CNY-Cina RMB
DKK-Kroner Denmark

EUR-EURO

FRF-Frank Prancis

DEM-Mark Jerman

HKD-Dolar Hong Kong

INR-Rupee India

IDR-Indonesia Rupiah

ITL-Lira Italia

JPY-Yen Jepang

MYR-Ringgit Malaysia

NLG-Guilder Belanda

RUB-Rubel Rusia

SAR-Real Saudi

SGD-Dolar Singapura

ZAR-Rand Afrika Selatan

KRW-Won Korea Selatan

ESP-Peseta Spanyol

SEK-Kronor Swedia

CHF-Franc Swiss

NTD-Taiwan Dollar

THB-Baht Thailand

AED-Uni Emirat Arab

Dollar Amerika

Dollar Australia

Real brazil
British Pound

Dollar Canada

China RMB

Kroner Denmark

UERO

Frank prancis

Mark jerman

Dollar hongkong

Rupee india

Indonesia Rupiah

Lira italia

Yen jepang

Ringgit Malaysia

Guilder belanda

Rubel rusia

Real Saudi

Dollar singapura

Rand afrika selatan

Won korea selatan

Peseta spanyol

Kronor swedia

Franc swiss

Taiwan dollar

Bath Thailand

Uni emirat arab


0,0001

0,0001

0,0002

0,0001

0,0001

0,0007

0,0006

0,0001

0,0005

0,0002

0,0009

0,0054

0,1577

0,0085

0,0003

0,0002

0,0035

0,0004

0,0001

0,0009

0,125

0,0135

0,0007

0,0001
0,0033

0,0034

0,0004

10.000

10.000

5.000

10.000

10.000

1.428,57

1.666,67

10.000

2.000

5.000

1.111,11

185,19

6,34

117,65

3.333,33

5.000

285,71

2.500

10.000

1.111,11

8
74,07

1.428,57

10.000

303,03

294,12

2.500

Keterangan : IDR = Indonesia Rupiah

(Data diambil pada tanggal 21 September 2011, sumber : Jakarta)

Jual Beli dengan Pihak Luar Negeri

Dalam transaksi jual beli dengan luar negeri, harga beli atau harga jual barang-barang dapat dinyatakan
dalam mata uang asing atau mata uang dalam negeri. Namun dalam pembukuan terhadap transaksi-
transaksi tersebut tetap harus dinyatakan dengan satuan mata uang dalam negeri. Karena nilai mata
uang yang tidak menentu, menyebabkan adanya fluktuasi (naik-turun) nilai tukar dari suatu mata uang
terhadap mata uang lainnya, dapat menyebabkan salah satu pihak yang mengadakan transaksi akan
menderita rugi atau memperoleh laba dari perubahan kurs. Di dalam akuntansi, laba atau rugi karena
perubahan-perubahan kurs dicatat dalam rekening Selisih (beda) kurs yang terdapat 2 macam rekening
di dalamnya, yaitu :

- Laba selisih Kurs (Gain on currency exchange) : selisih yang menguntungkan

- Rugi Selisih Kurs (Loss on currency exchange) : selisih yang merugikan

Contoh :

Seorang exporter Indonesia mengirimkan barang-barang yang dijualnya kepada seorang pedagang di
India, dengan harga faktur Rp 5.500.000,00 kurs Rupee (RP) saat itu Rp 55,00. Jadi, pedagang dari India
yang membeli barang-barang dari exporter Indonesia akan mencatat transaksi itu sebagai pembelian
barang-barang seharga 100.000 RP (100.000 Rupee).

Tetapi pada saat pembayaran akan dilakukan oleh pedagang India, ternyata Kurs rupiah turun menjadi 1
Rupee = Rp 57,00. Dengan adanya perubahan ini, maka pedagang India akan mendapatkan laba,
sedangkan bagi exporter Indonesia, tidak akan berpengaruh apa-apa karena dia akan tetap mendapatkan
piutangnya sebesar Rp 5.500.000,00.

Namun sebaliknya, apabila dalam transaksi, exporter Indonesia menyatakan harga faktur sebesar
100.000 Rupee, maka exporter Indonesia akan mendapatkan keuntungan dengan adanya perubahan
kurs tersebut. Adapun pencatatan yang dilakukan oleh exporter Indonesia adalah sebagai berikut :
- Pada waktu pengiriman barang (kurs 1 RP = Rp 55,00)

Piutang dagang Valuta asing

(100.000 Rupee) Rp 5.500.000,00

Penjualan Rp 5.500.000,00

- Pada waktu penerimaan peneyelesaian pembayaran oleh pedagang India dengan mengirimkan
uang 100.000 RP, (kurs 1 RP = Rp 57,00)

Kas (100.000 RP) Rp 5.700.000,00

Laba selisih kurs Rp 200.000,00

Piutang dagang (Valuta asing) Rp 5.500.000,00

(Untuk rekening Piutang luar negeri, rekening piutangnya dibuat sendiri dan disebut dengan Piutang
V/A atau Piutang valuta Asing)

Masalah Penjabaran Nilai Mata Uang

Hampir semua kesatuan mata uang negara-negara besar di dunia sudah menggunakan sistem (mata
uang) desimal (decimal currency system), karena penjabarannya ke dalam mata uang tertentu relatif
lebih mudah.

Contoh :

Misal, 1.000.000 (Lira Italy) akan dijadikan Rupiah.

1 = Rp 0,710

- Jumlah Lira dinyatakan dalam Rupiah :

1.000.000 Lira X 0,710 = Rp 710.000,00

- Sebaliknya Rp 1.000.000,00 dapat dinyatakan dalam lira dengan perhitungan :

Rp 1.000.000,00 : 0,710 = 1.408.450,70 lira

Penjabaran Rekening Rekening yang Dinyatakan dalam Mata Uang Asing

Ketentuan-ketentuan umum untuk menjabarkan rekening-rekening mata uang asing ke dalam rupiah ini
di Indonesia telah diatur ke dalam Prinsip Akuntansi Indonesia.
Prinsip 1.3 dari Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan :

Perkiraan anak-anak perusahaan atau bagian perusahaan yang melakukan kegiatan di luar negeri, harus
dijabarkan dalam rupiah dengan kurs pertukaran yang sesuai. Kurs pertukaran supaya dicantumkan
dalam laporan keuangan

Rekening Rekening Neraca

- Aktiva lancar (Current Assets)

Kas, piutang, dan aktiva lancar yang lain harus dijabarkan dengan nilai kurs yang berlaku pada saat
penyusunan neraca. Persediaan barang-barang harus mengikuti ketentuan umum (Standard Rule) untuk
memilih harga pokok ata harga pasar mana yang lebih rendah (cost or market which ever is lower).

- Aktiva tetap

Harta tetap, investasi jangka panjang dan piutang jangka panjang harus dijabarkan dengan kurs yang
berlaku pada saat aktiva tersebut dibeli atau didirikan.

- Hutang lancar

- Hutang jangka panjang

- Modal saham

Rekening Rekening Rugi Laba

- Pendapatan dan Biaya-biaya

Rekening-rekening pendapatan dan biaya yang dinyatakan dalam mata uang asing harus dijabarkan
dengan kurs rata-rata (average rate of exchange).

- Penyusutan aktiva tetap

Penyusutan atau depresiasi aktiva tetap harus disusun atas dasar nilai kurs yang berlaku pada saat aktiva
yang bersangkutan tersebut dibeli, terjadi, atau didirikan (dibangun).

Berhubung dengan adanya ketentuan-ketentuan (pedoman) tersebut di atas, di dalam pelaksanaan


penjabaran saldo rekening-rekening pembukuan Kantor Cabang di luar negeri perlu diperhatikan hal-hal
berikut :

- Kurs yang digunakan untuk menjabarkan

Untuk mempermudah penyusunannya, biasanya di muka atau di belakang kurs yang dipakai untuk
menjabarkan sesuatu pos diberi tanda-tanda tertentu, antara lain berupa:
a. C = Current Rate

Nilai kurs pada akhir periode atau pada saat penyusunan laporan-laporan keuangan.

b. H = Historical Rate

Nilai kurs pada saat transaksi-transaksi tertentu diselesaikan, misalnya kurs pada saat aktiva tetap dibeli,
diperoleh, atau dibangun.

c. R = Reciprocal Acount

Menunjukkan nilai mata uang yang tertera di dalam rekening-rekening pada buku-buku di kantor pusat.

d. A = Average Rate

Kurs rata-rata yang sudah dihitung, misalnya kurs rata-rata bulanan, rata-rata tertimbang, dan lain-lain.

- Pos atau rekening penyusutan sebaiknya dipisahkan tersendiri di dalam Laporan Laba Rugi
Cabang.

Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang di Luar Negeri

Langkah-langkah di dalam penyusunan laporan keuangan gabungan antara Kantor Pusat dan Kantor
Cabang di luar negeri adalah sebagai berikut :

- Atas dasar laporan keuangan individual dari cabang (berupa Neraca dan laporan laba-rugi),
terlebih dahulu harus diadakan penjabaran terhadap saldo rekening-rekening pembukuan kantor cabang
menjadi saldo-saldo yang dinyatakan dalam mata uang dalam negeri yang dipakai kantor pusat
(penjabaran mengikuti pedoman tersebut di muka).

- Proses penjabaran terhadap saldo rekening pembukuan cabang, sebaiknya dimulai dengan
mengambil dari angka-angka yang terdapat pada neraca saldo yang dipakai sebagai dasar penyusunan
neraca lajur.

- Apabila hasil penjabaran terhadap rekening saldo rekening pembukuan secara keseluruhan tidak
seimbang (antara jumlah debit dan kredit tidak sama), maka selisihnya ditampung dalam rekening
Penyesuaian Kurs. Saldo selisih penyesuain kurs tersebut nantinya akan diperhitungkan sebagai laba
atau rugi penyesuaian kurs.

- Sesudah proses penjabaran terhadap saldo rekening pembukuan cabang selesai, kemudian
menyusun daftar lajur gabungan atau working papers.

- Berdasar dari daftar lajur gabungan tersebut, baru disusun Neraca dan Perhitungan Rugi Laba
gabungan antara Kantor Pusat dan Kantor Cabang.
Contoh :

Suatu perusahaan export dan import di Jakarta bernama SERBA COCOK & CO Ltd. mempunyai cabang
di New York, A. S. Berikut ini adalah Neraca Saldo per 31 Desember 1980 dari Serba Cocok & Co. Ltd.,
dan cabangnya di New York :

Rekening Rekening

Kantor Pusat

(Indonesia Rp)

Cabang New York

(US. A. $)

Kas

Piutang dagang

Kantor cabang New York

Persedian barang dagang per 31 Desember 1979

Biaya dibayar di muka

perlengkapan kantor

Akumulasi penyusutan perlengkapan kantor

Gedung

Akumulasi penyusutan gedung

Hutang dagang

Biaya yang masih harus dibayar

Modal saham Rp 1.000,00

Laba ditahan
Kantor pusat Jakarta

Penjualan

Pengiriman barang ke cabang

Pembelian

Pengiriman barang dari kantor pusat

Biaya penjualan

Biaya administrasi dan umum

500.000,00

1.500.000,00

2.400.000,00

1.250.000,00

550.000,00

400.000,00

4.000.000,00

-
5.250.000,00

420.000,00

600.000,00

120.000,00

900.000,00

600.000,00

100.000,00

7.500.000,00

1.000.000,00

4.650.000,00

2.000.000,00

-
-

1.000,00

2.500,00

300,00

1.100,00

4.500,00

5.000,00

800,00
800,00

2.200,00

800,00

6.000,00

6.500,00

-
16.870.000,00

16.870.000,00

15.500,00

15.500,00

Informasi tambahan :

Kantor cabang New York membeli gedung dan alat-alat perlengkapan kantor pada 30 Juni 1980, kurs
yang berlaku saat itu $ 1.00 = Rp 400,00. Baik kantor pusat maupun kantor cabang mengadakan
penyusutan alat-alat perlengkapan kantor sebesar 20% setahun. Beban penyusutan dialokasikan dengan
jumlah yang sama kepada biaya penjualan dan biaya umum administrasi.

Persediaan barang-barang pada 31 Desember 1980 adalah sebagai berikut :

Kantor pusat Rp 1.500.000,00

Cabang New York $ 2,000.00

(kurs Rp 400,00, harga pokok dari kantor pusat = Rp 800.000,00)

Tingkat kurs dollar yang berlaku selama tahun 1980 adalah sebagai berikut :

1 Januari 1980 Rp 395,00 kurs rata-rata tahunan = Rp 400,00

31 Desember 1980 Rp 410,00

Berdasarkan data tersebut di atas, maka penjabaran neraca saldo cabang New York USA dari mata uang
dollar ($) menjadi mata uang rupiah (Rp) adalah sebagai berikut :

Keterangan :

(C) = Current Rate atau kurs pada saat tanggal neraca

(H) = Historical Rate atau kurs pada saat terjadinya transaksi.

( R ) = Reciprocal Account atau jumlah (nilai) rekening timbal balik, harus sesuai dengan saldo
rekening-rekening reciprocal di Kantor Pusat

(A) = Average Rate atau kurs rata-rata selama satu periode


SERBA COCOK & CO. LTD.

Cabang New York, USA

Neraca Saldo yang Dijabarkan Dalam Rupiah

Per 31 Desember 1980

Rekening Rekening

Neraca Saldo

Kurs Penjabaran

Neraca Saldo

(Rp)

Kas

Piutang dagang

Biaya yang dibayar di muka

Alat perlengkapan kantor

Gedung

Hutang dagang

Biaya yang masih harus dibayar

Kantor pusat Jakarta

Penjualan

Pengiriman barang-barang dari pusat


Biaya penjualan

Biaya administrasi dan umum

1000

2000

300

1100

4500

5000

800

800

410 (C)

2200
800

6000

6500

410 (C)

410 (C)

410 (C)

400 (H)

400 (H)

410 (C)

410 (C)

200000 (R)

400 (A)

2000000(R)

400 (A)

400 (H)

400 (A)

400 (H)

410000
820000

123000

440000

1800000

2000000

320000

320000

902000

328000

2400000

2600000

-
-

15500

15500

6233000

6233000

Selisih penyesuaian kurs (exchange adjustment)

3000

6233000

6233000

Persediaan barang akhir (barang-barang dari kantor pusat)


2000

2000

400 (H)

800000

800000

Selisih Penyesuaian Kurs

Apabila selisih penyesuaian kurs menunjukkan saldo sebelah Debit berarti merugikan, dan apabila
menunjukkan saldo sebelah kredit berarti menguntungkan.

Serba Cocok & Co, Ltd.

Perhitungan Rugi & Laba Gabungan Kantor Pusat dan Cabang

Per 31 Desember 1980

PenjualanRp 7.250.000,00

Harga Pokok Penjualan

Persediaan Barang Dagang awal Rp 1.250.000,00

Pembelian Rp 5.250.000,00

Rp 6.500.000,00

Persediaan Barang Dagang akhir Rp 2.300.000,00

Rp 4.200.000,00

Laba Kotor.Rp 3050.000,00


Biaya Penjualan Rp 740.000,00

Biaya Administrasi & Umum Rp 920.000,00

Rp 1.660.000,00

Rp 1.390.000,00

Selisih Penyesuaian Kurs...Rp 3.000,00

Laba BersihRp 1.393.000,00

Serba Cocok & Co. Ltd.

Neraca Gabungan kantor Pusat dan Cabang, New York

Per 31 Desember 1980

Kas Rp 910.000,00

Piutang dagang Rp 2.320.000,00

Persediaan barang dagang Rp 2.300.000,00

Biaya yang dibayar di mukaRp 673.000,00

Alat-alat perlengkapan :

Kantor Rp 840.000,00

Akumulasi

Penyusutan Rp 120.000,00

Rp 720.000,00
Gedung Rp 5.800.000,00

Akumulasi

Penyusutan Rp 900.000,00

Rp 4.900.000,00

Rp11.823.000,00

Hutang dagang Rp 1.502.000,00

Biaya yang masih harus

Dibayar Rp 428.000,00

Modal saham Rp 7.500.000,00

Laba yang ditahan Rp 2.393.000,00

Rp11.823.000,00

HUBUNGAN KANTOR PUSAT


LOGO BIRU UMM.bmpDAN CABANG LUAR NEGERI (III)

DISUSUN OLEH :

1. Septi Purwanti (08.0102.0015)

2. Aktining Dwi H (08.0102.0118)

3. Hadianti Deliana (09.0102.0121)

4. Tika Listanti (09.0102.0122)

FAKULTAS EKONOMI

PROGDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2011

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, kami ucapkan atas ucap syukur kami dengan terselesaikannya makalah
ini. tanpa adanya ridho dan karunia dari Nya, kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG LUAR NEGERI (III) ini kami
susun guna menyelesaikan tugas mata kuliah AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 pada semester 5 ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik materi
maupun cara penulisannya. Kami berharap, semoga materi di dalam makalah yang telah kami susun ini,
meskipun kecil artinya, namun dapat bermanfaat untuk menambah ilmu bagi pembaca.

Magelang, September 2011

Penulis

DAFTAR PUSTAKA

1. Yunus, Hadori dan Harnanto. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.

2. www.riyatnoke.wordpress.com

3. www.google.com

teacha widyanto di 01.18

Berbagi

1 komentar:

Yanti Wiyati5 Agustus 2017 21.29

terimakasih bermanfat sekali dalam tigas paper saya

Balas

Beranda

Lihat versi web

halooooooo

Foto saya

teacha widyanto

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai