Anda di halaman 1dari 13

“Akuntansi Internasional”

Pertemuan 7
Translasi Mata Uang Asing
Translasi Mata Uang Asing
Sering kali laporan keuangan yang disajikan oleh anak perusahaan berbeda dengan induk
perusahaan. Oleh karena itu diperlukan penyajian kembali dengan menyesuaiakan mata
uang lokal terhadap mata uang asing. Proses ini disebut sebagai Translasi Mata Uang
Asing. Translasi menimbulkan permasalahan dalam pelaporan akuntansi internasional,
yaitu memunculkan keuntungan dan kerugian atas kurs mata uang asing.Pengaruh atas
perubahan nilai mata uang asing akan menimbulkan risiko ekonomi apabila perubahan
tersebut terjadi pada penjualan dan biaya masa depan. Bartov dan Bodner berpendapat
bahwa terdapat pengaruh perubahan nilai mata uang asing dan pengembalian saham
(Lewis, 2003). Hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan multinasional karena seringkali
nilai yang dilaporkan dalam laporan konsolidasi mengakibatkan performa perusahaan
menjadi terlihat buruk akibat nilai mata uang lokal yang lebih rendah terhadap mata uang
asing, walaupun dalam kenyataannya performa perusahaan berada di tren yang positif.
Translasi Mata Uang Asing
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari
satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan
untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan
pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global,
dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak
perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.

Alasan dilakukannya translasi mata uang asing, diantaranya :


1. Mencatat transaksi mata uang asing.
2. Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang.
3. Berkomunikasi dengan peminat saham asing.
Translasi Mata Uang Asing
Translasi merupakan bagian dari konversi mata uang asing, yang membedakan adalah konversi
merupakan kegiatan fisik pertukaran mata uang asing terhadap mata uang domestik. Di dalam
translasi mata uang asing terdapat istilah dalam pasar mata uang berupa kurs spot, kurs forward
dan kurs swap.

 Kurs Spot
Adalah harga saat ini dari suatu aset dan penyelesaian serta pengirimannya dilakukan segera,
yang berarti bahwa itu adalah penjualan dan pembelian suatu aset. Ini didasarkan pada nilai
pasar saat ini dan nilai masa depan yang diharapkan dari suatu aset atau komoditas. Karena hal
ini, kurs spot dapat bergerak naik dan turun secara drastis dibandingkan dengan kurs forward di
masa depan.

 Kurs Forward
Adalah harga yang ditawarkan oleh investor untuk tanggal di masa depan dan penyelesaiannya
dilakukan pada tanggal jatuh tempo bersama dengan pengiriman. Investor memasuki perjanjian
yang memiliki ketentuan kontrak dan menempatkan penawaran pada berapa harga komoditas
atau aset di masa depan.

 Kurs Swap
Adalah transaksi pertukaran dua valas melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali
secara berjangka, atau penjualan tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan kepastian kurs (kurs bersifat tetap selama kontrak), sehingga dapat
menghindari kerugian selisih kurs.
• Contoh Pasar Spot :
Pada tanggal 02 April 2015 seorang ayah membutuhkan US$10.000 untuk uang saku anaknya yang akan sekolah di luar negeri, maka
seorang ayah tersebut dapat menghubungi bank-bank devisa atau money changer untuk dapat mengetahui dan membuat kesepakatan
selling price pada tanggal tersebut. Apabila telah tercapai kesepakatan selling price pada tanggal 02 April 2015 adalah US$1 =
Rp13.000, maka perhitungannya: Jumlah rupiah yang dibutuhkan = US$ yang dibutuhkan x Selling Price= US$10.000 x Rp13.000=
Rp130.000.000
Maka untuk mendapatkan US$10.000 diperlukan Rp130.000.000 yang harus diserahkan paling lambat tanggal 04 April 2015. (2 x 24
jam).

• Contoh Pasar Forward :


Apabila perusahaan membutuhkan 1.000.000 mark jerman , 90 hari dari sekarang untuk mengimpor barang dari jerman. Asumsikan
bahwa perusahaan tersebut dapat langsung membeli mark jerman untuk pengiriman langsung yaitu dari pasar spot dengan kurs spot
$0.50 per mark. Berdasarkan kurs spot ini maka perusahaan membutuhkan $50.000 ($0.50 per mark x 1.000.0000) namun perusahaan
belum memiliki dan saat ini juga untuk membeli mark perusahaan dapat menunggu 90 hari dan kemudian menukarkan US$ dengan
mark menurut kurs yang berlaku saat itu, tapi perusahaan tidak mengetahui berapa kurs spot 90 hari dari seklarang. Maka dengan
mengunci kurs, perusahaan tidak perlu khawatir dengan adanya perubahan kurs spot 90 hari ke depan.

• Contoh Pasar Swap :


Seandainya tingkat suku bunga di Amerika Serikat lebih tinggi dari Swiss, maka para investor Swiss dapat membeli dolar pada pasar
spot dan menginvestasikannya dalam surat berharga hutang yang berdenominasi dolar dengan pengembalian yang lebih tinggi, seperti
surat treasuri AS 6 bulan. Namun demikian, dengan melakukan hal tersebut, investor Swiss tersebut akan kehilangan nilai relatifnya
terhadap franc Swiss dalam periode 6 bulan tersebut. Untuk melindungi diri dari kemungkinan ini, para investor Swiss secara
bersamaan dapat menjual dolar yang mereka harapkan untuk di terima dalam 6 bulan dengan menggunakan kurs forward yang terjamin.
Transaksi swap semacam itu akan berjalan baik apabila perbedaan suku bunga antara AS dan Swiss lebih besar dari pada diskonto kurs
forward dolar ( yaitu perbedaan antara kurs spot dan kurs forward 6 bulan dolar).
Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif
Translasi Mata Uang Asing

Terdapat 3 (tiga) kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata
uang domestik, yaitu :
1. Kurs saat ini : kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
2. Kurs historis : translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali didapatkan
atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
3. Kurs rata-rata : nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.
Transaksi Mata Uang Asing
Perbedaan karakteristik pada transaksi mata uang asing adalah perjanjian yang dipengaruhi oleh mata uang asing.
Transaksi mata uang asing mungkin menggunakan satu mata uang, akan tetapi dihitung dengan mata uang lain. Sebagai
alasannya adalah adanya gagasan mengenai mata uang fungsional. Mata uang fungsional suatu perusahaan adalah mata
uang utama yang digunakan untuk menjalankan bisnis, menghasilkan, dan menghabiskan kas. Berikut keadaan
yangmembenarkan penggunaan mata uang lokal atau induk perusahaan sebagai mata uang fungsional.

Kriteria Mata Uang Fungsional :


1. Faktor Ekonomi
- Mata uang lokal sebagai mata uang fungsional.
- Mata uang Induk Perusahaan sebagai mata uang fungsional.
2. Arus Kas 
- Menggunakan mata uang lokal dan tidak berpengaruh terhadap arus kas.
- Berpengaruh secara langsung terhadap arus kas dan dikembalikan ke induk
perusahaan.
3. Harga Jual
- Sangat tidak peduli dengan tingkat perubahan nilai tukar dan diatur oleh kompetisi
lokal.
- Responsif terhadap perubahan nilai tukar dan dilakukan oleh kompetisi
Internasional.
4. Harga Pasar
- Kebanyakan pada negara adidaya dan menggunakan mata uang lokal.
- Kebanyakan pada negara induk dan menggunakan mata uang negara induk.
TRANSLASI MATA UANG ASING
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam translasi mata uang asing , antara lain :
1. Single Rate Method
Berdasarkan pendekatan translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap oleh perusahaan induk sebagai entitas yang
otonom, memiliki domisili pelaporan mereka sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi lokal tempat dimana perusahaan afiliasi asing
tersebut mentransaksikan urusan bisnisnya. Untuk mempertahankan “rasa” lokal dari laporan valuta, suatu cara harus ditemukan agar
translasi bisa dilaksanakan dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling baik adalah penggunaan metode kurs berlaku.

Meskipun menarik dan sederhana secara konseptual, metode


kurs berlaku dipersalahkan oleh sebagian orang karena merusak tujuan dasar dari laporan keuangan konsolidasi, yaitu karena
menyajikan, untuk keuntungan pemegang saham perusahaan induk, hasil-
hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan anaknya dari perspektif valuta tunggal yaitu.
mempertahankan valuta pelaporan perusahaan induk sebagai unit pengukuran. Dalam metode kurs berlaku, hasil-
hasil konsolidasi akan mencerminkan perspekfif-perspektif valuta dari masing-masing negara tempat dimana perusahaan-perusahaan
anak berada. Misalnya, jika sebuah aktiva diperoleh sebuah perusahaan anak di luar negeri seharga VA 1,000 ketika kursnya adalah VA
1=$1, maka biaya historisnya dari perspektif dolar adalah $1.000; dari perspektif valuta lokal juga $1,000. Jika kurs berubah menjadi
VA 5 = $1, biaya historis aset tersebut dari perspektif dolar (translas’ biaya historis) tetap $1,000.Jika valuta lokal tetap dipertahankan
sebagai unit pengukuran, nifai aset akandiekspresikan sebesar $200 (translasi kurs berlaku).

Metode kurs berlaku juga dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta lokal dipengaruhi oleh risiko nilai tukar
(yaitu,mengasumsikan bahwa fluktuasi valuta domestik yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi berjalan,
merupakan indikator perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva tersebut).
2. Multiple Rate Method
Metode-metode kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalandan historis dalam proses translasi, diantaranya
:
• Metode berlaku-historis
Berdasarkan pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan ditempat-tempat lain sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan
kewajiban lancar sebuah perusahaan anak di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta
pelaporan perusahaan induknya dengan menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditranslasikan dengan kurs
historis. Item-item laporan laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata-rata masing-masing
bulan operasi atau dengan basis rata-rata tertimbang dari seluruh periode yang akan dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi
ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat aset yang bersangkutan diperoleh. Metodologi ini, sayangnya,
memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya,metode ini kurang memilik justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva
dan kewajiban lancar dan non-lancar tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana yang akan
digunakan dalam proses translasi.

• Metode moneter-nonmoneter
Seperti halnya metode berlaku-historis, metode moneter-nonmoneter memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi
yang tepat. Karena item-item moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan item-item valuta asing
menghasilkan valuta domestik ekuivalen yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.

• Metode Temporal
Menurut pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu proses konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu).
Karena itu,metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur; metode ini hanya dapat
mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing, misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan. Tidak penilaian
aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca.
Bagan Prosedur Transaksi Mata Uang Asing
KETENTUAN AKUNTANSI UNTUK BISNIS INTERNASIONAL
Standar akuntansi bisnis luar negeri serta transaksi pertukaran dalam mata uang asing dimulai pada tahun 1939 telah dikeluarkannya Accounting
Research Buletin (ARB). Kemudian diperbarui dengan ARB no 43 tahun 1943. diIndonesia, ketentuan akuntansi untuk bisnis internasional diawali
dengan dikeluarkannya PSAK no 10 dan 11 tahun 1994 yang menjelaskan standar yang digunakan oleh perusahaan dalam mencatat transaksi mata uang
asing dan menjabarkan laporan keuangan mata uang asing.
1. Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan Dalam PSAK no 10 dinyatakan bahwa : Perusahaan dapat melakukan aktifitas yang menyangkut valuta
asing ( Foreign Activities) dalam dua cara, melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri ( Foreign
Operation ). Dalam PSAK no 10 diberikan beberapa definisi yang terkait dengan kegiatan bisnis internasional :
• Kegiatan usaha luar negeri ( foreign operation ) adalah perusahaan anak (subsidiary), perusahaan assosiasi, usaha patungan, atau cabang
perusahaan pelapor, yang aktifitasnya dilaksanakan disuatu Negara diluar Negara perusahaan pelapor.
• Entitas asing adalah suatu kegiatan usaha luar negeri, yang aktifitasnya bukan merupakan suatu bagian integral dari perusahaan pelapor.
• Pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima atau dibayar yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
• Nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelaesaian kewajiban antara pihak yang paham
dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar.

2. Pendekatan Penjabaran Laporan Keuangan Beberapa pendekatan penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing ke dalam mata uang
domestik.
• Harga jual Jika harga jual produk dari suatu entitas luar negeri lebih banyak ditentukan oleh persaingan ditingkat lokal atau regulasi pemerintah
lokal, maka mata uang lokal dari entitas luar negeri tersebut dapat dipakai mata uang fungsional.
• Pasar penjualan Jika pasar penjualan berada seluruhnya di negara perusahaan induk maka mata uang Negara perusahaan induk tersebut dapat
digunakan sebagai mata uang fungsional.
• Pengeluaran-Pengeluaran perusahaan seperti upah pekerja serta biaya material yang merupakan biaya lokal dapat membenarkan dijadikannya
mata uang lokal dari entitas luar negeri sebagai mata uang fungsional.
• Pendanaan ditentukan oleh mata uang lokal dari entitas luar negeri, serta jika dana yang dihasilkan dalam operasi perusahaan cukup untuk
melunasi hutang, baik hutang saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Maka mata uang lokal dari entitas luar negeri dapat dijadikan mata
uang fungfsional.
• Perjanjian serta transaksi antar perusahaan dalam volume yang besar.
Keuntungan/kerugian transaksi dengan
Keuntungan/kerugian translasi mata uang asing
Keuntungan/kerugian transaksi timbul akibat selisih kurs. Keuntungan/kerugian transaksi disajikan dalam
laporan Laba/Rugi tahun berjalan dalam pos keuntungan dan kerugian transaksi mata uang asing.

Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau


penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestik dan harus diakui, yang terdiri atas :
1. Penangguhan.
2. Pengangguhan dan Amortisasi.
3. Penangguhan parsial.
4. Tidak ditangguhkan.

Berdasarkan Gambaran Standar No.52/Standar Akuntansi Internasional 21, translasi mata uang asing dapat


terjadi pada tiga keadaan, diantaranya :
5. Translasi saat mata uang lokal adalah mata uang fungsional.
6. Translasi saat mata uang induk perusahaan adalah mata uang fungsional.
7. Translasi saat mata uang asing adalah mata uang fungsional.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai