Anda di halaman 1dari 65

Jun

TRANSLASI MATA UANG ASING


BAB III
TRANSLASI MATA UANG ASING

ALASAN TRANSLASI MATA UANG ASING


 Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu
mata uang ke mata uang lainnya.

Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan
yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan
secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak
perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
1. mencatat transaksi mata uang asing;
2. memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
3. berkomunikasi dengan peminat saham asing.

LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI


Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap.
 Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat
inflasi antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai
arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat langsung atau tidak
langsung.
 Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata
uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang. Transaksi pada pasar
forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat
palsu pasar forward.
 Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang
simultan, atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang.

EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI


MATA UANG ASING
Tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing
terhadap mata uang domestic, yaitu:
 Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
 Kurs historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang
pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali
muncul.
 Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs
historis atau saat ini.

 Transaksi Mata Uang Asing

Kriteria Mata Uang Fungsional


Faktor Ekonomi Mata Uang Lokal sebagai Mata Mata Uang Induk Perusahaan
Uang Fungsional sebagai Mata Uang Fungsional
Arus Kas Menggunakan mata uang local Berpengaruh secara langsung
dan tidak berpengaruh terhadap terhadap arus kas dan dikembalikan
arus kas ke induk perusahaan
Harga Jual Sangat tidak peduli dengan Responsif terhadap perubahan nilai
tingkat perubahan nilai tukar dan tukar dan dilakukan oleh kompetisi
diatur oleh kompetisi local internasional
Harga Pasar Kebanyakan pada negara adidaya Kebanyakan pada negara induk dan
dan menggunakan mata uang menggunakan mata uang negara
local induk
Anggaran Biaya Sering terjadi pada daerah local Sangat berkaitan dengan faktor
produktif yang diberikan dari induk
perusahaan
Keuangan Menggunakan mata uang local Diberikan oleh induk perusahaan
dan dilayani oleh operasional atau bergantung pada induk
local perusahaan agar memenuhi
kewajiban jangka panjang
Internal Perusahaan Jarang, tidak ekstensif Sering kali dan transaksi yang
ekstensif

 Perspektif Transaksi Tunggal

Pada transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil atau tidak) dimasukkan
sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi
dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
 Perspektif Transaksi Ganda

Pada perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yang


terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.

TRANSLASI MATA UANG ASING


 Metode Nilai Tukar Tunggal
 Metode Nilai Tukar Ganda
o Metode Current-Noncurrent
o Metode Moneter-Nonmoneter
o Metode Kurs Sementara

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING


Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang asing, yaitu:
1) Penangguhan
2) Penangguhan dan Amortisasi
3) Penangguhan Sebagian
4) Tidak Ada Penangguhan

PENGEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI MATA UANG ASING


Beberapa perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara
Amerika, sebagai berikut:
1) Pra-1965
Praktik translasi mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12 dari Accounting Research
Bulletin No. 43.
2) 1965-1975
Translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada
kurs saat ini diperbolehkan setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6
dikeluarkan pada tahun 1965.
3) 1975-1981
FASB mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975.
4) 1981-Sekarang
FASB mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun
1981.
GAMBARAN STANDAR NO. 52/STANDAR AKUNTANSI INTERNATIONAL 21
 Translasi saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional

Prosedur kurs saat ini yang digunakan adalah:


1) Seluruh asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan
nilai tukar yang berlaku pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs
historis.
2) Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada
waktu transaksi, walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk
kelayakan.
3) Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang
saham yang terpisah. Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan
laba-rugi hingga operasional luar negeri telah terjual atau investasi telah diputuskan tidak
bernilai.
 Translasi saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional

1) Aset dan kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu
ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada saat laporan keuangan; item
nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis.
2) Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk
periode kecuali item yang berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya
penjualan dan beban depresiasi), yang ditranslasikan menggunakan kurs historis.
3) Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam pendapatan
lancar.
 Translasi saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional

Usaha gabungan asing mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata
uang asing saat mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi ini,
laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata uang local ke dalam mata uang
fungsional (metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan
metode kurs saat ini.

PERMASALAHAN PERHITUNGAN
 Perspektif Laporan
 Harga Perolehan
 Konsep Pendapatan
 Laba Terkelola

TRANSLASI MATA UANG ASING DAN INFLASI


Hubungan terbalik antara tingkat inflasi sebuah negara dengan nilai eksternal mata
uangnya telah ditunjukkan secara empiris. Sehingga penggunaan kurs saat ini untuk
mentranslasikan biaya asset nonmoneter yang bertempat dalam kondisi yang cenderung
berinflasi akan menghasilkan padanannya mata uang domestic jauh di bawah nilai aslinya

Sumber :
Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6.
2010: Salemba Empat.
http://alena19.wordpress.com/2012/04/15/bab-6-translasi-mata-uang-asing/

Diposkan 5th June 2012 oleh Nurul_kebabh


0

Tambahkan komentar

AKUNTANSI INTERNASIONAL

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

1.

Jun

PERPAJAKAN INTERNASIONAL

RESUME BAB IX

Perpajakan Internasional

Tujuan Kebijakan Perpajakan Internasional

Untuk memajukan perdagangan antar negara, mendorong laju investasi di masing-


masing negara, pemerintah berusaha untuk meminimalkan pajak yang
menghambat perdagangan dan investasi tersebut. Salah satu upaya untuk
meminimalkan beban tersebut adalah dengan melakukan penghindaraan pajak
berganda internasional.

Teori

Apakah prinsip-prinsip yang harus dipahami dalam perpajakan internasional?

Doernberg (1989) menyebut 3 unsur netralitas yang harus dipenuhi dalam


kebijakan perpajakan internasional:
1. Capital Export Neutrality (Netralitas Pasar Domestik): Kemanapun kita
berinvestasi, beban pajak yang dibayar haruslah sama. Sehingga tidak ada
bedanya bila kita berinvestasi di dalam atau luar negeri. Maka jangan sampai bila
berinvestasi di luar negeri, beban pajaknya lebih besar karena menanggung pajak
dari dua negara. Hal ini akan melandasi UU PPh Psl 24 yang mengatur kredit
pajak luar negeri.
2. Capital Import Neutrality (Netralitas Pasar Internasional): Darimanapun investasi
berasal, dikenakan pajak yang sama. Sehingga baik investor dari dalam negeri
atau luar negeri akan dikenakan tarif pajak yang sama bila berinvestasi di suatu
negara. Hal ini melandasi hak pemajakan yang sama denagn Wajib Pajak Dalam
Negeri (WPDN) terhadap permanent establishment (PE) atau Badan Uasah Tetap
(BUT) yang dapat berupa cabang perusahaan ataupun kegiatan jasa yang
melewati time-test dari peraturan yang berlaku.
3. National Neutrality: Setiap negara, mempunyai bagian pajak atas penghasilan
yang sama. Sehingga bila ada pajak luar negeri yang tidak bisa dikreditkan boleh
dikurangkan sebagai biaya pengurang laba.

Hasil atau Isi

Mengapa terjadi perpajakan berganda internasional?

Perpajakan berganda terjadi karena benturan antar klaim perpajakan. Hal ini
karena adanya prinsip perpajakan global untuk wajib pajak dalam negeri (global
principle) dimana penghasilan dari dalam luar negeri dan dalam negeri dikenakan
pajak oleh negara residen (negara domisili wajib pajak). Selain itu, terdapat
pemajakan teritorial (source principle) bagi wajib pajak luar negeri (WPLN) oleh
negara sumber penghasilan dimana penghasilan yang bersumber dari negara
tersebut dikenakan pajak oleh negara sumber. Hal ini membuat suatu penghasilan
dikenakan pajak dua kali, pertama oleh negara residen lalu oleh negara sumber
Misalnya: PT A punya cabang di Jepang. Penghasilan cabang di jepang dikenakan
pajak oleh fiskus Jepang. Lalu di Indonesia penghasilan itu digabung dengan
penghasilan dalam negeri lalu dikalikan tarif pajak UU domestik Indonesia.

Bentokran klaim lebih diperparah bila terjadi dual residen, dimana terdapat dua
negara sama-sama mengklaim seorang subjek pajak sebagi wajib pajak dalam
negerinya yang menyebabkan ia terkena pemajakan global dua kali. Misalnya:
Mr. A bekerja di Indonesia lebih dari 183 hari namun setiap sabtu dan minggu ia
pulang ke rumahnya di Singapura. Mr. A dianggap WPDN oleh Indonesia dan
juga Singapura sehingga untuk wajib melapor dan membayar pajak untuk
penghasilan globalnya pada Indonesia maupun Singapura.

Apa saja upaya untuk menghindari perpajakan berganda internasional?


1. Tax Treaty (Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda/P3B): yaitu perjanjian
antara 2 negara untuk menghindari pajak berganda untuk memajukan investasi
antara 2 negara tersebut. Untuk active income, Biasanya negara sumber hanya
berhak memajaki penghasilan dari cabang (BUT) dan penghasilan dari aset tak
bergerak yang berhasil dari negara sumber tersebut. Bila ekspor-impor biasa tanpa
BUT maka negara sumber tidak bisa memajaki. Penghasilan pegawai hanya boleh
dipajaki bila melewati time-test atau dibayar oleh WPDN ataupun BUT. Untuk
passive income seperti deviden, bunga dan royalti, kedua negara berhak memajaki
namun terdapat pengurangan tarif.
2. Kredit Pajak Luar Negeri: Yaitu jumlah pajak yang dibayarkan di luar negeri
dapat dijadikan pengurang pajak penghasilan secara keseluruhan. Di Indonesia
diatur dalam UU PPh pasal 24. Dimana kredit pajak luar negeri hanya sebatas:
Penghasilan LN/(Semua penghasilan LN dan DN) x PPh terutang untuk semua
penghasilan

Apa saja masalah-masalah dalam perpajakan internasional?

1. Transfer Pricing: Kegiatan ini adalah mentransfer laba dari dalam negeri ke
perusahaan dengan hubungan istimewa di negara lain yang tarif pajaknya lebih
rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan membayar harga penjualan yang lebih
rendah dari harga pasar, membiayakan biaya-biaya lebih besar daripada harga
yang wajar, thin capitalization (memperbesar utang dengan beban bunga untuk
mengurangi laba). Misalnya: tarif pajak di Indonesia 28%, di Singapura 25%. PT
A punya anak perusahaan B Ltd di Singapura, maka laba di PT A dapat digeser ke
B Ltd yang tarifnya lbh kecil dengan cara B LTd meminjamkan uang dengan
bunga yang besar, sehingga laba PT A berkurang, memang pendapatan B Ltd
bertambah namun tarif pajaknya lebih kecil. Hal bisa juga dilakukan dengan PT A
menjual rugi (mark down) barang dan jasa (harga jual di bawah ongkos
produksinya) ke B Ltd. Di Indonesia, transfer pricing dicegah dalam UU PPh
pasal 18 dimana pihak fiskus berhak mengkoreksi harga transaksi, penghitungan
utang sebagai modal dan DER (Debt Equity Ratio).
2. Treaty Shopping: Fasilitas di tax treaty justru bukannya menghindarkan pajak
berganda namun malah memberi kesempatan bagi subjek pajak untuk tidak
dikenakan pajak dimana-mana. Misalnya: Investasi SBI di bursa singapura
dibebaskan pajak. Treaty Shopping diredam dengan ketentuan beneficial owner
(penerima manfaat) dalam tax treaty (P3B) baik yang memakai model OECD
maupun PBB sehingga tax treaty hanya berlaku bila penerima manfaat yang
sebenarnya adalah residen di negara yang menandatangani tax treaty.
3. Tax Heaven Countries: Negara-negara yang memberikan keringanan pajak secara
agresif seperti tarif pajak rendah, pengawasan pajak longgar telah membuat
penerimaan pajak dari negara-negara berkembang merosot tajam. Negara tax
heaven yang termasuk dalam KMK No.650/KMK04/1994 antara lain Argentina,
Bahrain, Saudi Arabia, Mauritius, Hongkong, Caymand Island, dll. Saat ini
negara tax heaven sedang dimusuhi dunia internasional, pengawasan tax
avoidance (penghindaran pajak) di negara-negara tersebut sedang gencar-
gencarnya. Berinvestasi di negara tax heaven beresiko besar terkena koreksi UU
PPh Pasal 18. Lebih baik berinvestasi pada negara dengan tax treaty.

Analisis Hasil Jurnal

Perpajakan Internasional merupakan alat untuk mengetahui perbedaan pajak


dalam negeri dan memajukan perdagangan antar negara, mendorong laju investasi
di masing-masing negara, pemerintah berusaha untuk meminimalkan pajak yang
menghambat perdagangan dan investasi tersebut. Ada beberapa prinsip-prinsip
yang harus dipahami dalam Perpajakan Internasional menurut Doernberg (1989)
menyebut 3 unsur netralitas yang harus dipenuhi dalam kebijakan perpajakan
internasional yaitu Capital Export Neutrality (Netralitas Pasar Domestik), Capital
Import Neutrality (Netralitas Pasar Internasional) dan National Neutrality.

Sumber

Prof. Gunadi. 2007. Pajak Internasional. LPFEUI

http://natanedan.wordpress.com/2009/12/08/sekilas-tentang-pemajakan-
internasional-oleh-nany-ariany/

http://adithpurnama04.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false.html

Diposkan 5th June 2012 oleh Nurul_kebabh

Tambahkan komentar

2.
Jun

MANAJEMEN RESIKO
KEUANGAN
RESUME BAB VIII

Manajemen Resiko Keuangan

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam


mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu.untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu.

Pentingnya Manajemen Resiko Keuangan :


1. Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa
manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko
keuangan.
2. Adanya harapan yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya,
agar manajer keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar
yang dihadapi secara aktif.

Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen
potensial resiko yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan :

1. Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspetasi arus kas


perusahaan. Aliran arus kas yang stabil dapat meminimalkan kejutan laba,
sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga
mengurangi kemungkinan resiko gagal bayar dan kebangkrutan atau resiko bahwa
laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.
2. Manajemen eksposur yang aktif memungkinkanperushaan untuk berkonsentrasi
pada resiko bisnisnya yang utama. Dengan demikian, suatu perusahaan
manufaktur dapat melakukan lindung nilai resiko suku bunga dan mata uang dan
berkonsentrasi pada prosuksi dan pemasaran.
3. Para pemberi pinjaman, karyawan dan pelanggan juga memperoleh manfaat
dari manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi resiko
yang lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi
eksposur perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan
pemegang obligasi.
Produk derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelolah pemberi
kerja memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk
berinvestasi dalam instrumen tertentu tanpa harus membeli atau menjual
instrument terkait secara nyata.

Akhirnya, karena kerugian yang ditimbulkan oleh resiko harga dan suku bunga
tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi,
manajemen eksposur membatasi resiko yang dihadapi oleh konsumen.

Sumber :

http://khair2120.wordpress.com/2011/05/09/manajemen-resiko-keuangan/

http://0wi3.wordpress.com/2012/05/18/manajemen-resiko-keuangan/

Diposkan 5th June 2012 oleh Nurul_kebabh

Tambahkan komentar

3.

Jun

5
PERENCANAAN & KENDALI
MANAJEMEN
RESUME BAB VII

Perencanaan dan Kendali Manajemen

Perencanaan dan kendali manajemen sangat penting bagi perusahaan, dalam hal
ini perusahaan multinasional. Namun, pengurangan dalam hambatan perdagangan
nasional terus menerus, mata uang yang mengambang, resiko kedaulatan,
pembatasan terhadap pengirim dana lintas batas nasional, perbedaan dalam
system pajak nasional, perbedaan tingkat suku bungan dan pengaruh harga
komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap aktiva, laba, dan biaya modal
perusahaan merupakan variable yang memperumit keputusan manajemen.
Persaingn global dan cepatnya penyebarn informasi mendukung semakin
sempitnya perbedaan nasional dalam praktek akuntansi manajemen. Tekanan
tambahan mencakup antara lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan
privatisasi, insentif biaya, dan kinerja serta koordinasi operasi global melalui joint
venture dan kaitan strategis lainnya.

Perusahaan dalam melakukan kendali manajemen memerlukan alat perencanaan


yang dapat mengidentifikasi factor-faktor yang relevan di masa depan,
pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal. Alat tersebut membantu
perusahaan dalam mengenali kesempatan dan tantangan yang ada. Salah satu alat
tersebut adalah analisis WOTS-UP yang menyangkut kekuatan dan kelemahan
perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan. Akuntan juga
dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data yang
bermanfaat dalam keputusan perencanaan strategis.

Kemudian, keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen


yang sangat penting dalam strategi global sebuah perusahaan multinasional.
Resiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa
berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan umumnya
dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan
manfaat dan biaya investasi yng diusulkan. Perbedaan dalam hokum pajak,
system akuntansi, laju inflasi, resiko nasionalisasi, kerangka mata uang,
segmentasi pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan
dalam bahasa dan budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui
dalam lingkungan domestic. Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan
multinasional atas model perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam
tiga bidang pengukuran: (1) menentukan pengembalian yang relevan untuk
investasi multinasional, (2) mengukur ekspektasi arus kas, dan (3) menghitung
biaya modal perusahaan multinasional.

Seorang manajer harus menentukan tingkat pengembalian yang relevan untk


mengalisis kesempatan investasi asing. Namun, tingkat pengembalian yang
relevan merupakan masalah sudut pandang: proyek luar negeri atau induk
perusahaan. Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat berbeda secara
signifikan karena beberapa hal: (1) pembatasan oleh pemerintah atas repatriasi
laba dan modal, (2) biaya izin, royalt, dan pembayaran lain yang merupakan laba
bagi induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak perusahaan, (3)
perbedaan laju inflasi nasional, dan (4) perubahan kurs valuta asing, dan (5)
perbedaan pajak. Manajer keuangan harus memenuhi banyak tujuan dengan
memberikan respons kepada kelompok investor dan noninvestor di organisasi dan
di lingkungannya. Jika siatu investasi asing tidak menjanjikan pengembalian yang
telah disesuaikan resiko yang nilainya lebih dari pengembalian yang diperoleh
pesaing local, maka pemegang saham induk perusahaan akan lebih baik untuk
berinvestasi langsung di perusahaan local.

Bagi manajer perusahaan multinasional, mengukur ekspektasi arus kas suatu


investasi asing merupakan hal yang cukup menantang. Perkiraan penerimaan
didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman antipasti penagihan. Beban
operasi dan pajak local juga sama-sama diramalkan. Namun demikian, terdapat
tambahan kerumitan yang harus dipertimbangkan:
- arus kas proyek vs induk perusahaan

- arus kas induk perusahaan yang terkait dengan pendanaan

- pendanaan yang bersubsidi

- resiko politik

Proses ini juga harus mempertimbangkan pengaruh perubahan dan fluktuasi nilai
mata uang atas ekspektasi pengembalian mata uang asing.

Sumber utama arus kas induk meliputi pinjaman dari induk perusahaan, dividen,
biaya lisensi, beban overhead, royalty, harga transfer untuk pembelian dari atau
penjualan kepada induk perusahaan, dan estimasi nilai akhir proyek. Pengukuran
arus kas ini memerlukan pemahaman atas perbedaan akuntansi nasional,
kebijakan repatriasi pemerintah, laju inflasi, dan kurs potensial masa depan serta
perbedaan pajak.

Perbedaan dalam prinsip akuntansi menjadi relevan jika manajer keuangan


bergantung pada laporan keuangan pro forma dengan dasar local ketika
mengestimasikan arus kas masa depan. Apabila aturan pengukuran yang
digunakan untuk menyusun akun-akun ini berbeda dari aturan yang digunakan di
Negara asal induk perusahaan, maka dapat terjadi perbedaan dalam estimasi arus
kas.

Penyusunan system informasi seluruh dunia milik suatu perusahaan merupakan


hal krusial dalam mendukung strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan.
Keadaan geografi, komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan
kontak pribadi antara manajer operasi local dengan manajer kantor pusat.
Perkembangan dalam teknologi informasi seharusnya mengurangi, tetapi tidak
akan menghilangkan sama sekali kerumitan ini. Rancangan system berpengaruh
pada keberhasilan yang dicapai:

1. - penyebaran rendah dengan sentralitas yang tinggi, digunakan oleh organisasi yang
lebih kecil dengan operasi bisnis internasional yang terbatas, dan system
informasi domestic yang mendominasi kebutuhan.

2. - penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang rendah, digunakan oleh perusahaan


multinasional dengan operasi di wilayah geografis yang berbeda-beda.

3. - penyebaran yang tinggi dengan sentralitas yang tinggi, dijalankan oleh perusahaan
dengan aliansi strategi di seluruh dunia.

Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh
manajemen untuk membangun masa depan organisasi. untuk membangun masa
depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan
berusaha. Jabawan atas pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi dengan
demikian misi organisasi merupakan the chosen track untuk membawa organisasi
mewujudkan masa depannya. Diharapkan dengan dilaksanakannnya struktur
sistem manajemen akan tercipta visi dan misi organisasi perusahaan kemudian
mengimplementasikannya.

Permasalahan yang timbul dalam implementasi struktur sistem pengendalian


manajemen yang dapat diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada
kelemahan struktur dan kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak
dapat mewujudkan tujuan sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas
dengan lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem
pengendalian manajemen tidak tercapai karena proses sistem pengendalian
manajemennya lemah.

Dampak yang timbul dikarenakan perusahaan tidak memberlakukan struktur


sistem pengendalian manajemen antara lain organisasi perusahaan akan kesulitan
menghadapi berbagai perubahan tajam radikal, konstan, pesat, serentak sehingga
roda organisasi tidak akan jalan dan tidak dapat membuat berbagai perencanaan,
tidak dapat memprediksi target organisasi ke depannya
Untuk menghadapinya diperlukan struktur sistem pengendalian manajemen
dimulai dari pengamatan dan pengindetifikasian memacu perubahan (change
drivers) yang berdampak terhadap karakteristik lingkungan yang akan dimasuki
perusahaan.) Struktur sistem merupakan komponen-komponen yang berkaitan
erat satu dengan lainnya yang secara bersama-sama digunakan untuk mewujudkan
tujuan sistem seperti yang dikatakan Mulyadi, Johny (2001 : 8) bahwa struktur
pengendalian manajemen terdiri dari tiga komponen yaitu Struktur organisasi,
Jejaring informasi dan Sistem penghargaan. Rerangka pendesainan struktur sistem
pendesainan pengendalian manajemen mempergunakan pendekatan contigency
approach dan human resource leverage.

Permasalahan struktur sistem pengendalian manajemen penting untuk dikaji


karena memberikan harapan yaitu kemampuan bagi manajemen perusahaan untuk
memetakan secara komprehensif lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh
organisasi perusahaan di masa depan, melakukan perubahan dengan cepat peta
perjalanan tersebut sesuai dengan tuntutan perubahan yang diperkirakan akan
terjadi dan melipatgandakan kinerja perusahaan sebagai institusi pencipta
kekayaan, sehingga perusahaan memiliki kemampuan yang luar biasa besarnya
untuk senantiasa melakukan perubahan yang diperlukan.

Akuntansi manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen


perusahaan mulai dari pengumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan
operasional berupa berbagai jenis pengeluaran beban. Factor-faktor lingkungan
juga mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilkan secara internal.
Misalnya pengaruh budaya. Budaya yang tidak nyaman dengan ketidakpastian
dan ambiguitas cenderung untuk lebih siap menerima teknologi informasi
dibandingkan mereka yang tidak nyaman. Factor translasi juga mempengaruhi
penggunaan informasi yang dihasilkan. FAS No 52 mewajibkan penggunaan
metode translasi temporal ketika melakukan translasi akun-akun perusahaan
afiliasi luar negeri yang berada dalam lingkungan berafiliasi tinggi. Meskipun
demikian, ketentuan tersebut tidak memenuhi kebutuhan informasi perusahaan
yang beroperasi di Negara-negara dengan inflasi tinggi karena cenderung
menimbulkan distorsi realitas melalui:

- menilai lebih atau menilai kurang pendapatan dan beban

- melaporkan keuntungan atau kerugian translasi yang besar yang sulit untuk
diinterpretasikan

- mendistorsi perbandingan kinerja antarwaktu.

Mengapa kita perlu memperhatikan distorsi ini?

- Sistem pelaporan tradisional memiliki pengaruh yang buruk terhadap perilaku


tenaga penjualan
-System pelaporan trandisional tidak memberikan motivasi bagi tenaga penjualan
untuk memfakturkan dan mengirimkan lebih dahulu di bulan itu

- System ini memanipulasi hasil

Agar suatu system pengendalian di perusahaan multinasional berfungsi dengan


baik, maka biasanya system yang digunakan banyak perusahaan multinasional
untuk mengendalikan operasi luar negerinya dalam banyak hal banyak hal sama
dengan yang digunakan secara domestic. Bagian-bagian system yang umumnya
dikirim keluar meliputi control keuangan dan anggaran serta kecenderungan
untuk menerapkan standar yang sama yang dikembangkan untuk mengevaluasi
operasi domestic.

Setelah tujuan strategis dan anggaran modal dibuat, selanjutnya manajemen


memfokuskan diri pada perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek
mencakup pembuatan anggaran operasional atau rencana laba apabila diperlukan
dalam organisasi. Rencana laba ini merupakan dasar bagi peramalan manajemen
kas, keputusan operasi, dan skema kompensasi manajemen. Rencana laporan laba
rugi perusahaan afiliasi asing pertama-tama dikonversikan menurut prinsip-
prinsip akuntansi yang dianut di Negara asal induk perusahaan dan ditranslasikan
dari mata uang local ke dalam mata uang induk perusahaan.

Struktur Sistem Pengendalian Manajemen

Struktur sistem pengendalian manajemen merupakan komponen-komponen yang


berkaitan dengan lainnya yang secara bersama-sama membentuk sistem. Setiap
komponen dalam struktur memiliki fungsi tertentu untuk mencapai tujuan sistem.
Struktur yang sehat adalah struktur sistem yang setiap komponennya didesain
sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis yang akan diterapi sistem tersebut.

Dalam membangun struktur organisasi dibangun berdasarkan fungsi yang dituntut


dari organisasi yang bersangkutan, jika organisasi dibangun untuk memasuki
lingkungan bisnis yang menuntut kecepatan pengambilan keputusan yang di
dalamnya costumer memegang kendali bisnis dan yang mempekerjakan
knowlegde workes, struktur organisasi yang pas dengan fungsi organisasi tersebut
adalah yang memiliki karakteristik, cepat respon, fleksibel dan inovatif.

Struktur sistem pengendalian manajemen diperlukan oleh organisasi perusahaan


karena menuntut semua perusahaan yang memasukil lingkungan tersebut
memiliki kekuatan lebih untuk bersaing. Agar dapat dipilih oleh costumer, produk
dan jasa perusahaan harus memiliki keunggulan tidak akan bertahan lama, karena
pesaing akan mencari berbagai cara untuk menghasilkan value terbaik bagi
costumer. Oleh karena itu, untuk tetap bertahan dan bertumbuh di lingkungan
bisnis yang kompetitif, perusahaan dituntut untuk secara berkelanjutan
menemukan kembali keunggulan daya saing.
Untuk dapat bertahan dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis yang kompetitif,
organisasi perusahaan tidak cukup hanya mampu menjadi pencipta kekayaan
(wealth-creating institution) namun, dituntut untuk memiliki kemampuan jauh
lebih dari itu, perusahaan dituntut untuk menjadi institusi pelipatgandaan
kekayaan (wealth-multiplying institution) untuk membangun kemampuan
perusahaan sebagai pelipat gandaan kekayaan, manajemen perlu memanfaatkan
sistem manajemen yang khusus didesain untuk tujuan pelipatgandaan kekayaan.

Sistem pengendalian yang efektif adalah sistem yang diarahkan kepada dua
penyebab, diperlukannya pengendalian ketidakmampuan personel dalam
mencapai tujuan organisasi melalui perilaku yang diharapkan, ketidak mampuan
personel di dalam mencapai tujuan dapat dtingkatkan melalui pendidikan dan
pelatihan, serta penyediaan teknologi memadai, ketidak mampuan personel dalam
mencapai tujuan organisasi melalui prilaku yang diharapkan dapat dikurangi atau
dihilangkan melalui :

1. Perumusan Misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi secara jelas.

2. Pengkomunikasian misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi kepada
personel perusahaan melalui personal behaviors para leaders organisasi dan
operational behavior.
Melalui proses internalisasi, misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi
dapat tertanam di dalam diri seluruh personel menjadi shared mission, shared
vision, shared beliefs dan shared values.Shared mission, shared vision, shared
belief dan shared values menjadikan karyawan berdaya untuk mengendalikan
perilakunya sesuai dengan yang diharapkan di dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

3. Sistem pengendalian manajemen juga menyediakan berbagai sistem untuk


melaksanakan proses perencanaan dan implementasi rencana. Melalaui sistem
pengendalian manajemen, keseluruhan kegiatan utama untuk menjadikan
perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan dapat dilaksanakan secara
terstruktur, terkoordinasi, terjadwal dan terpadu sehingga menjanjikan tercapainya
tujuan perusahaan-perusahaan bertambahnya kekayaan dalam jumlah yang
memadai

Proses Struktur Sistem Pengendalian Manajemen Proses sistem pengendalian


manajemen terdiri dari enam tahap utama berikut ini :

1.Perumusan Strategi

Tahap perumusan strategi adalah tahap yang sangat menentukan kelangsungan


hidup dan pertumbuhan organisasi. Dalam tahap ini dilakukan pengamatan
terhadap tren perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri. Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap tren tersebut dilakukan perumusan, misi, visi, tujuan,
keyakinan dasar, dan nilai organisasi.

2.Perencanaan Strategik

Setelah perusahaan merumuskan tentang strategi yang dipilih untuk mewujudkan


visi dan misi melalui organisasi, strategi tersebut kemudian perlu
diimplementasikan. Langkah pertama adalah melaksanakan perencanaan
strategik, dalam langkah ini strategi yang telah dirumuskan diterjemahkan ke
dalam neraca strategik yang komprehensif dan koheren, yang terdiri dari tiga
komponen : sasaran strategik, target, inisiatif strategic

3.Penyusun Program

Penyusunan program adalah proses penyusunan rencana jangka panjang untuk


menjabarkan inisiatif strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik.
Pelaksanaan inisiatif strategik memerlukan perencanaan sistematik langkah-
langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam jangka panjang ke depan
beserta taksiran sumber daya yang diperlukan untuk program, suatu rencana
jangka panjang yang berisi langkah-langkah strategik yang dipilih untuk
mewujudkan sasaran strategik tertentu beserta taksiran sumberdaya yang
diperlukan.

4.Penyusunan Anggaran

Penyusunan program adalah proses penyusunan rencana jangka panjang untuk


menjabarkan inisiatif strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik.
Pelaksanaan inisiatif strategik memerlukan perencanan sistematik langkah-
langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam jangka panjang ke depan
beserta taksiran sumberdaya yang diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah
tersebut. penyusunan program menghasilkan program, suatu rencana jangka
panjang yang berisi langkah-langkah strategik yang dipilih untuk mewujudkan
sasaran strategik tertentu beserta taksiran sumberdaya yang diperlukan untuk itu.
Penyusunan anggaran adalah proses penyusunan rencana jangka pendek (biasanya
untuk jangka waktu satu tahun) yang berisi langkah-langkah yang ditempuh oleh
perusahaan dalam melaksanakan sebagian dari program dalam penyusunan
anggaran dijabarkan program tertentu ke dalam rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam tahun anggaran, ditunjukkan manajer dan karyawan yang
bertanggung jawab dan dialokasikan sumberdaya untuk melaksanakan kegiatan
tersebut.

5.Implementasi
Setelah rencana menyeluruh selesai disusun, langkah berikutnya adalah
implementasi rencana. Dalam tahap implementasi rencana ini, manajemen dan
karyawan melaksanakan rencana yang tercantum dalam anggaran ke dalam
kegiatan nyata. Oleh karena anggaran adalah bagian dari program, dan program
merupakan penjabaran sasaran strategik dipilih sebagai penjabaran strategi yang
dirumuskan, maka dalam implementasi rencana, manajemen dan karyawan harus
senantiasa menyadari keterkaitan erat diantara implementasi, anggaran, program,
inisiatif, sasaran strategik dan strategi. Kesadaran demikian akan
mempertahankan langkah-langkah rinci yang dilaksanakan dalam tahap
implementasi tetap dalam rerangka yang dipilih untuk mewujudkan visi
organisasi.

6.Pemantauan
Implementasi rencana memerlukan pemantauan, hasil setiap langkah yang
direncanakan perlu diukur untuk memerlukan umpan balik bagi pemantauan
pelaksanaan anggaran, program, dan inisiatif strategik. Hasil implementasi
rencana juga digunakan untuk memberikan informasi bagi pelaksana tentang
seberapa jauh target telah berhasil dicapai, sasaran strategik telah berhasil
diwujudkan dan visi organisasi dapat dicapai.

Sumber :

http://kornetcincang.blogspot.com/2009/05/perencanaan-dan-kendali-
manajemen.html

http://pengantarbunga.blogspot.com/2010/01/sistem-perencanaan-dan-
pengendalian.html

http://mikhaanitaria.blogspot.com/2011/05/perencanaan-dan-kendali-
manajemen.html

Diposkan 5th June 2012 oleh Nurul_kebabh

Tambahkan komentar

4.

Jun

5
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
INTERNASIONAL
BAB VI

Analisis Laporan Keuangan Internasional

Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam


rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan
prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada
masa mendatang. Analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali namun
pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisa rasio keuangan karena
analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.

Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan


keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan
data laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan
kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun. Jenis-jenis analisa rasio
keuangan adalah :

a. Rasio Likuiditas

Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Ada 3 (tiga) macam rasio likuiditas yang
digunakan, yaitu :

1) Current Ratio

2) Acid Test Ratio

3) Cash Position Ratio

b. Rasio Solvabilitas

Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi


seluruh kewajiban-kewajibannya (hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang). Ada 4 (empat) rasio solvabilitas yang digunakan. yaitu :

1) Total Debt To Equity Ratio

2) Total Debt To Total Assets Ratio


3) Long Term Debt To Equity

4) Long Term Debt To Total Assets

c . Rasio Profitabilitas

Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan


laba dalam suatu periode tertentu. Ada 4 (empat rasio profitabilitas yang
digunakan, yaitu :

1) Return On Equity (ROE)

2) Return On Assets (ROA)

3) Net Profit Margin

4) Gross Profit Margin

Tujuan analisis keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada


masa kini dan masa lalu dan untuk menilai apakah kinerjanya dapat
dipertahankan. Terdapat dua alat penting dalam melakukan analisis keuangan :

a. Analisis Rasio

Analisis ini mencakup perbandingan rasio antara suatu perusahaan dengan


perusahaan lain dalam industri yang sama, perbandingan rasio suatu perusahaan
antar waktu atau dengan periode fiscal yang lain dan atau perbandingan rasio
terhadap beberapa acuan yang baku.

b. Analisis Arus Kas

Analisis ini berfokus pada laporan arus kas, yang memberikan informasi
mengenai arus kas masuk dan keluar perusahaan, yang diklasifikasikan menjadi
aktifitas operasi, investasi dan pendanaan, serta pengungkapan mengenai aktivitas
investasi dan pendanaan non kas secara periodic. Misalkan, apakah perusahaan
telah menghasilkan arus kas yang positif dari operasinya.

1. Analisis Rasio

Ada dua masalah yang harus dibahas ketika melakukan analisis rasio dalam
lingkungan internasional :

a. Apakah perbedaan lintas Negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan


yang signifikan dalam angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan
perusahaan dari Negara yang berbeda?
b. Seberapa jauh perbedaan dalam budaya serta kondisi persaingan dan ekonomi local
memperngaruhi interpertasi ukuran akuntansi dan rasio keuangan, meskipun
pengukuran akuntansi dari negeri yang berbeda disajikan ulang agar tercapai “
daya banding akuntansi”? Sejumlah bukti yang kuat menunjukkan adanya
perberdaan besar antarnegara dalam profitabilitas, pengungkit, dan rasio serta
jumlah laporan keuangan lainnya yang berasal dari factor akuntansi dan non
akuntansi.

c. Seberapa besar perbedaan dalam pos-pos laporan keuangan disebabkan oleh


perbedaan prinsip-prinsip akuntansi nasional ? Ratusan perusahaan non AS yang
mencatatkan saham di Bursa-bursa efek AS melakukan pengungkapan
rekonsiliasi berupa catatan kaki yang memberikan bukti terhadap pernyataan ini,
setidaknya dalam konteks perbedaan antara nilai akuntansi berdasarkan GAAP
AS dan berdasarkan GAAP non AS.

Suatu penelitian sebelumnya mengenai rekonsiliasi laporan keuangan oleh emiten


asing yang disusun oleh SEC cukup informasi. Sekitar separuh dari 528 emiten
non AS yang diteliti mengungkapkan perbedaan yang material antara laba yang
dilaporkan laporan keuangannya mereka dengan laba bersih menurut GAAP AS.
Lima jenis perbedaan laporan keuangan yang diungkapkan oleh sejumlah besar
emiten adalah :

1. Depresiasi dan amortisasi

2. Biaya yang ditangguhkan

3. Pajak tangguhan

4. Pensiun

5. Transaksi mata uang asing

Penelitian ini menunjukan bahwa lebih dari 2/3 emiten yang mengungkapkan
perbedaan laba yang material melaporkan bahwa laba menurut GAAP AS lebih
rendah dibandingkan dengan laba menurut GAAP non AS. Hampir setengah dari
antaranya melaporkan perbedaan laba lebih besar dari 25%. dua puluh lima dari
87 emiten yang melaporkan bahwa laba berdasarkan GAAP AS lebih besar
daripada berdasarkan GAAP non AS melaporkan perbedaan lebih besar dari 25%.
Hasil yang sam juga ditemukan untuk rekonsiliasi ekuitas pemegang saham.
Secara keseluruhan, bukti dalam studi SEC ini menunjukan bahwa perbedaan
laporan keuangan menurut GAAP AS dan GAAP non AS sangat material untuk
kebanyakan perusahaan.

2. Analisis Arus Kas


Laporan arus kas yang sangat mendetal sangat diwajibkan menurut GAAP AS,
GAAP Inggris, IFRS, dan standar akuntansi di sejumlah Negara yang jumlahnya
semakin bertambah. Ukuran-ukuran yang berkaitan dengan arus kas sangat
bermanfaat khusunya dalam analisis internasional karena tidak telalu dipengaruhi
oleh perbedaan prinsip akuntansi, bila dibandingkan dengan ukuran-ukuran
berbasis laba Apabila laporan arus kas tidak disajikan, sering kali ditemukan
kesulitan untuk menghitung arus kas dari operasi dan ukuran arus kas lainya
dengan menyelesaikan laba berbasis actual.

Mekanisme untuk Mengatasi

Untuk mengatasi perbedaan prinsip akuntansi lintas Negara, beberapa analis


menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang
diakui secara internasional atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum.
Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik
akuntansi di sekelompok Negara tertentu dan membatasinya analisis mereka
terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Negara-negara tersebut.

Sumber :

Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL,


EDISI 5 BUKU 2. Jakarta : Salemba Empat.

http://mikhaanitaria.blogspot.com/2011/05/analisis-laporan-keuangan-
internasional.html

Diposkan 5th June 2012 oleh Nurul_kebabh

Tambahkan komentar

5.

Jun

HARMONISASI AKUNTANSI
INTERNASIONAL
BAB V

Harmonisasi Akuntansi Internasional

Pendahuluan
“Harmonisasi” merupakan proses untuk menigkatkan kompatibilitas (kesesuaian)
praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-
prkatik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika
dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang
berasal dari berbagai negara. Upaya untuk melakukan harmonisasi standar
akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi
Internasional pada tahun 1973. Harmonisasi akuntansi internasional merupakan
salah satu isu terpenting yang dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan
pengatur pasar modal, bursa efek, dan mereka yang menyusun atau menggunakan
laporan keuangan.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)
2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan
penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek
3.Standar audit

Keuntungan Harmonisasi Internasional


Sebuah tulisan terbaru juga mendukung adanya suatu “GAAP global” yang
terharmonisasi. Beberapa manfaat yang disebutkan antara lain:
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh
dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang
digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi
modal.
2. Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan
lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan
strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan
dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.

Kritik Atas Standar Internasional


Internasionalisasi standar akuntansi juga menuai kritik. Pada awal tahun
1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa
penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas
masalah yang rumit. Dinyatakan pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah
memiliki flesibilitas yang terbangun dengan sendiri di dalamnya dan kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah
satu nilai terpenting yang dimilikinya. Pada saat standar internasional diragukan
dapat menjadi fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar
belakang, tradisi, dan lingkungan ekonomi nasional, maka beberapa orang
berpendapat bahwa hal ini akan menjadi sebuah tantangan yang secara politik
tidak dapat diterima terhadap kedaulatan nasional.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan
“standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan
nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat
untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya
besar.
Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk
mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:
1. Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan
menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan
rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan
ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan
dilaporkan.
2. Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik” / resiprositas)
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima
laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara
asal.

Evaluasi
Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah
terselesaikan dengan penuh. Beberapa argumen yang menentang harmonisasi
mengandung sejumlah kebenaran. Namun demikian, semakin banyak bukti
menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi internasional akuntansi, pengungkapan,
dan audit telah diterima begitu luas sehingga tren yang mengarah pada
harmonisasi internasional akan berlanjut atau bahkan semakin cepat. Sejumlah
besar perusahaan secara sukarela mengadopsi Standar Prlaporan Keuangan
Internasional (Internasional Financial Reporting Standards-IFRS). Banyak negara
telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan, menggunakan IFRS sebagai standar
nasional atau mengizinkan penerapan IFRS. Perbedaan nasional dalam faktor-
faktor dasar yang menyebabkan perbedaan dalam akuntansi, pengungkapan, dan
praktik audit semakin sempit karena pasar modal dan produk semakin
internasional.

Penerapan Standar Internasional


Standar akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari :
1. Perjanjian internasional atau politis
2. Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara professional)
3. Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional

Beberapa Peristiwa penting Dalam Sejarah Penentuan Standar Akuntansi


Internasional
1959- Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen Eropa
yang utama, mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional
dimulai.
1961- Group d’Etudes, yang terdiri dari akuntan professional yang berpraktik,
didirikan di Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa
dalam masalah-masalah yang menyangkut akuntansi.
1966- Kelompok Studi Internasional Akuntan didirikan oleh institute professional
di Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.
1973- Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting
Standard Committee-IASC) didirikan.
1976- Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization
for Economic Coorporation and Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi
Investasi dalam Perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk
“Pengungkapan Informasi”.
1977- Federasi Internasional Akuntan (International Federation of Accounting-
IFAC) didirikan.
1977- Kelompok Para Ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial
Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari empat bagian
mengenai Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan bagi Perusahaan
Transnasional.
1978- Komisi Masyarakat ropa mengeluarkan Direktif Keempat sebagai langkah
pertama menuju harmonisasi akuntansi Eropa.
1981- IASC mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi
nonanggota untuk memperluas masukan-masukan dalam pembuatan standar
internasional.
1984- Bursa Efek London menyatakan bahwa pihaknya berharap agar
perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetapi tidak didirikan di
Inggris atau Irlandia menyesuaikan dengan standar akuntansi internasional.
1987- Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO) menyatakan dalam
konferensi tahunannya untuk mendorong penggunaan standar yang umum dalam
praktik akuntansi dan audit.
1989- IASC mengeluarkan Draf Eksposure 32 mengenai perbandingan laporan
keuangan. Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
diterbitkan aoleh IASC.
1995- Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO menyetujui suatu rencana kerja
yang penyelesaiannya kemudian berhasil mengeluarkan IAS yang membentuk
satu kelompok inti standar yang komprehensif. Keberhasilan dalam penyelesaian
standar-standar ini menmungkinkan Komisi Teknis IOSCO untuk
merekomendasikan pengesahan IAS dalam pengumpulan Modal lintas batas dan
keperluan pencatatan saham di seluruh pasar global.
1995- Komisi Eropa mengadopsi sebuah pendekatan daru dalam harmonisasi
akuntansi yang akan memungkinkan penggunaan IAS oleh perusahaan-
perusahaan yang melakukan pencatatan saham dalam pasar modal internasional.
1996- Komisi Pasar Modal AS (SEC) mengumumkan bahwa pihaknya
”….mendukung tujuan IASC untuk mengembangkan, secepat mungkin, standar
akuntansi yang dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang dapat
digunakan dalam penawaran surat berharga lintas batas.
1998- IOSCO menerbitkan laporan “Standar Pengungkapan Internasional untuk
Penawaran Lintas Batas dan Pencatatan Saham Perdana bagi Emiten Asing”.

1999- Forum Internasional untuk Pengembangan Akuntansi (International Forum


on Accountancy Development-IFDA) bertemu untuk pertama kalinya pada bulan
Juni.
2000- IOSCO menerima, secara keseluruhan, seluruh 40 standar inti yang disusun
oleh IASC sebagai jawaban atas daftar keinginan IOSCO tahun 1993.
2001- Komisi Eropa mengusulkan sebuah aturan yang akan mewajibkan seluruh
perusahaan EU yang tercatat sahamnya pada suatu pasar yang diregulasi untuk
menyusun akun-akun konsolidasi sesuai dengan IAS selambatnya tahun 2005.
2001- Badan Standar Akuntansi Internasional (Internastiaonal Accounting
Standars Board-IASB) menggantikan IASC dan mengambil alih tanggung
jawabnya per tanggal 1 April. Standar IASB disebut sebagai Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (IFRS) dan termasuk didalamnya IAS yang dikeluarkan
oleh IASC.
2002- Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata
seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya harus mengikuti standar IASB
dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan keuangan konsolidasi.
Negara-negara anggota dapat memperluas ketentuan ini terhadap laporan
keuangan perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan pencatatan saham dan
perusahaan secara individu. Dewan Eropa kemudian mengadopsi aturan yang
memungkinkan hal ini tercapai.
2002- IASB dan FASB menandatangani “Perjanjian Norwalk” yang berisi
komitmen bersama terhadap konvergensi standar akuntansi internasional dan AS.
2003- Dewan Eropa menyetujui Direktif EU Keempat dan Ketujuh yang
diamandemen, yang menghapuskan ketidakkonsistenan antara direktif lama
dengan IFRS.
2003- IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi terhadap 15 IAS.

Sekilas Mengenai Organisasi Internasional Utama yang Mendorong


Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi
internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1. Badan Standar Akuntansi International (IASB)
2. Komisi Uni Eropa (EU)
3. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4. Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5. Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas
Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of
Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-
bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on
Trade and Development –UNCTAD)
6. Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (Kelompok Kerja OEDC)
Badan Standar Akuntansi Internasional
Tujuan IASB adalah :
1. Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi
global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang
mewajibkan informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat
dibandingkan dalam laporan keuangan.
2. Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang
ketat.
3. Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar
Akuntansi Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kea rah solusi
berkualitas tinggi.

Struktur IASB yang Baru


1. Badan wali
2. Dewan IASB
3. Dewan penasihat standar
4. Komite interpretasi pelaporan keuangan internasional (IFRIC)

Uni Eropa (Europen Union-EU)


Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan eropa.
Untuk tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah
inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal bagi :

1. Perubahan modal dalam tingkat EU


2. Membuat kerangka dasar hokum umum untuk pasar surat berharga dan
derivatif yang terintegrasi
3. Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan
yang sahamnya tercatat.

Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)


Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (International Organization of
Securities Commissions-IOSCO) beranggotakan sejumlah badan regulator pasar
modal yang ada di lebih dari 100 negara. Menurut bagian pembukaan anggaran
IOSCO:
Otoritas pasar modal memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam
memastikan pengaturan pasar yang lebih baik, baik pada tingkat domestic
maupun internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien dan sehat:

 Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masing-masing


untuk mendorong perkembangan pasar domestic.
 Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard an penhawasan efektif
terhadap transaksi surat berharga internasional.
 Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan integritas
pasar melalui penerapan standar yang ketat dan penegakkan yang efektif
terhadap pelanggaran.
IOSCO telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan internasional dan
standar akuntansi memfasilitasi kemampuan perusahaan memperoleh modal
secara efisien melalui pasar global surat berharga. Tujuan utamanya adalah untuk
memfasilitasi proses yang dapat digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk
memperoleh modal dengan cara yang paling efektif dan efisien pada seluruh pasar
modal yang terdapat permintaan investor. Komite ini bekerja sama dengan IASB,
antara lain dengan memberikan masukan terhadap proyek-proyek IASB.

FEDERASI INTERNASIONAL AKUNTAN (IFAC)


IFAC merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159 organisasi anggota
di 118 negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan tahun
1977, dimana misinya adalah untuk mendukung perkembangan profesi akuntansi
dengan harmonisasi standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa berkualitas
tinggi secara konsisten demi kepentingan umum.
Majelis IFAC, yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki seorang perwakilan dari
setiap organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki suatu dewan, yang terdiri
dari para individu yang berasal dari 18 negara yang dipilih untuk masa 2.5 tahun.
Dewan ini, yang bertemu 2 kali setiap tahunnya, menetapkan kebijakan IFAC dan
mengawasi operasinya. Administrasi harian dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang
berlokasi di New York, yang memiliki staf professional akuntansi dari seluruh
dunia.

KELOMPOK KERJA ANTAR PEMERINTAH PERSERIKATAN


BANGSA-BANGSA UNTUK PAKAR DALAM STANDAR
INTERNASIONAL AKUNTANSI DAN PELAPORAN (ISAR)
ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan merupakan satu-satunya kelompok kerja
antar pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat perusahaan.
Mandat khususnya adalah untuk mendorong harmonisasi standar akuntansi
nasional bagi perusahaan. ISAR mewujudkan mandat tersebut melalui
pembahasan dan pengesahan praktik terbaik, termasuk yang direkomendasikan
oleh IASB. ISAR merupakan pendukung awal atas pelaporan lingkungan hidup
dan sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata kelola perusahaan dan akuntansi
untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah.

ORGANISASI UNTUK KERJASAMA EKONOMI DAN PEMBANGUNAN


(OECD)
OECD merupakan organisasi internasional Negara-negara industry maju yang
berorientasi ekonomi pasar. Dengan keanggotaan yang terdiri dari Negara-negara
industry maju yang lebih besar, OECD sering menjadi lawan yang tangguh
terhadap badan-badan lain (seperti PBB atau Konfederasi Internasional Persatuan
Perdagangan Bebas) yang memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan
yang bertentangan dengan kepentingan anggota-anggotanya.

Sumber :
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 2.
Salemba Empat. Jakarta.

Diposkan 5th June 2012 oleh Nurul_kebabh

Tambahkan komentar

2.

Jun

PERUBAHAN HARGA
BAB IV
PERUBAHAN HARGA

DEFINISI PERUBAHAN HARGA


Suatu Perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang
dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter
memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga
secara keseluruhan disebut sebagai inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga
disebut sebagai deflasi (deflation).
Disisi lain, Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga
barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan
penawaran. Jadi laju inflasi per tahun dalam suatu negara mungkin berkisar
sekitar 5%, sementara harga satu unit apartemen dengan satu kamar tidur
mungkin meningkat sebesar 50% selama periode yang sama.
MENGAPA LAPORAN KEUANGAN MEMILIKI POTENSI UNTUK
MENYESATKAN SELAMA PERIODE PERUBAHAN HARGA?
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya
jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang lebih
rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba dinilai lebih tinggi.
Ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi :
(1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis,(2) anggaran
yang menjadi dasar pengukuran kinerja, dan (3) data kinerja yang tidak dapat
mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai
lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
• Kenaikan dalam proporsi pajak
• Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham.
• Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja.
• Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (pengenaan pajak lebih
besar).
JENIS PENYESUAIAN INFLASI
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-
ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan.
PENYESUAIAN TINGKAT HARGA UMUM
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum
(daya beli) disebut mata uang konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli
umum. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang
yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam
mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba
periode kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan
daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang
lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu,
jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang
agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.
PENYESUAIAN BIAYA KINI
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam dua aspek
utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya
historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh
perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak),
namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik
perusahaan.
SUDUT PANDANG INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI
INFLASI
AMERIKA SERIKAT
Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(statement of financial accounting standards-SFAS) No. 33. Berjudul “pelaporan
keuangan dan perubahan harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-
perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan
SFAS No.33 mengemukakan bahwa :
1. Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.
2. Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
3. Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila
dibandingkan data biaya kini.
INGGRIS
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC)
menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard
Accounting Practice-SSAP 16).
Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
1. Apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini,
SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
2. Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi, laporan biaya
kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta
pencatatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
• Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-
akun pelengkap biaya historis.
• Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan
akun-akun pelengkap biaya kini.
• Menyediakan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi
dengan informasi biaya historis yang memadai.

Badan Standar Akuntansi Internasional


IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasi
dalam mata uang lokal menjadi tidak berarti lagi dalam suatu lingkungan yang
mengalami hiperinflasi. Secara khusus laporan keuangan suatu perusahaan yang
melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah
didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus disajikan
ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca. Aturan ini juga
berlaku untuk angka terkait dalam periode sebelumnya. Keuntungan atau kerugian
daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih
dimasukan kedalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus
mengungkapkan :
a. Fakta bahwa penyajian ulang untuk perubahan dalam daya beli unit pengukuran
telah dilakukan
b. Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan
utama yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini.
c. Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan
perubahannya selama periode pelaporan
d. Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut
ISU-ISU MENGENAI INFLASI
Terdapat 4 isu akuntansi inflasi diantaranya :
a. Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih baik mengukur pengaruh
inflasi.
b. Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
c. Akuntansi inflasi luar negeri.
d. Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
Sumber : Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting.
Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.

Diposkan 5th June 2012 oleh Nurul_kebabh

Tambahkan komentar
3.

Jun

TRANSLASI MATA UANG ASING

BAB III

TRANSLASI MATA UANG ASING

ALASAN TRANSLASI MATA UANG ASING

 Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan


dari satu mata uang ke mata uang lainnya.

Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan


gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai
operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan
keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk
perusahaan.

Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:

1. mencatat transaksi mata uang asing;


2. memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
3. berkomunikasi dengan peminat saham asing.

LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI

Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar
swap.

 Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan


tingkat inflasi antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan
ekspektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat
langsung atau tidak langsung.
 Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan
sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang.
Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari
pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward.
 Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward
yang simultan, atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang.

EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF


TRANSLASI MATA UANG ASING

Tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing
terhadap mata uang domestic, yaitu:

 Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
 Kurs historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata
uang pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing
pertama kali muncul.
 Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada
kurs historis atau saat ini.
 Transaksi Mata Uang Asing

Kriteria Mata Uang Fungsional

Faktor Ekonomi Mata Uang Lokal sebagai Mata Uang Induk Perusahaan
Mata Uang Fungsional sebagai Mata Uang
Fungsional
Arus Kas Menggunakan mata uang local Berpengaruh secara langsung
dan tidak berpengaruh terhadap arus kas dan
terhadap arus kas dikembalikan ke induk
perusahaan
Harga Jual Sangat tidak peduli dengan Responsif terhadap perubahan
tingkat perubahan nilai tukar nilai tukar dan dilakukan oleh
dan diatur oleh kompetisi local kompetisi internasional
Harga Pasar Kebanyakan pada negara Kebanyakan pada negara induk
adidaya dan menggunakan dan menggunakan mata uang
mata uang local negara induk
Anggaran Biaya Sering terjadi pada daerah Sangat berkaitan dengan faktor
local produktif yang diberikan dari
induk perusahaan
Keuangan Menggunakan mata uang local Diberikan oleh induk
dan dilayani oleh operasional perusahaan atau bergantung
local pada induk perusahaan agar
memenuhi kewajiban jangka
panjang
Internal Jarang, tidak ekstensif Sering kali dan transaksi yang
Perusahaan ekstensif

 Perspektif Transaksi Tunggal

Pada transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil atau tidak)
dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan
alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.

 Perspektif Transaksi Ganda

Pada perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian


yang terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.

TRANSLASI MATA UANG ASING

 Metode Nilai Tukar Tunggal


 Metode Nilai Tukar Ganda
o Metode Current-Noncurrent
o Metode Moneter-Nonmoneter
o Metode Kurs Sementara

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING

Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang asing, yaitu:

1) Penangguhan

2) Penangguhan dan Amortisasi

3) Penangguhan Sebagian

4) Tidak Ada Penangguhan


PENGEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI MATA UANG ASING

Beberapa perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara
Amerika, sebagai berikut:

1) Pra-1965

Praktik translasi mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12 dari Accounting
Research Bulletin No. 43.

2) 1965-1975

Translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing
pada kurs saat ini diperbolehkan setelah Accounting Principles Board Opinion
No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.

3) 1975-1981

FASB mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975.

4) 1981-Sekarang

FASB mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards No. 52 pada


tahun 1981.

GAMBARAN STANDAR NO. 52/STANDAR AKUNTANSI


INTERNATIONAL 21

 Translasi saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional

Prosedur kurs saat ini yang digunakan adalah:

1) Seluruh asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar


menggunakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal neraca; akun modal
ditranslasikan pada kurs historis.

2) Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku


pada waktu transaksi, walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan
untuk kelayakan.

3) Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan


pemegang saham yang terpisah. Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak
dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi hingga operasional luar negeri telah
terjual atau investasi telah diputuskan tidak bernilai.

 Translasi saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
1) Aset dan kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu
ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada saat laporan keuangan;
item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis.

2) Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata


untuk periode kecuali item yang berhubungan dengan item nonmoneter (contoh:
biaya penjualan dan beban depresiasi), yang ditranslasikan menggunakan kurs
historis.

3) Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam


pendapatan lancar.

 Translasi saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional

Usaha gabungan asing mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu
mata uang asing saat mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain.
Dalam situasi ini, laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata uang local ke
dalam mata uang fungsional (metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam
dolar AS menggunakan metode kurs saat ini.

PERMASALAHAN PERHITUNGAN

 Perspektif Laporan
 Harga Perolehan
 Konsep Pendapatan
 Laba Terkelola

TRANSLASI MATA UANG ASING DAN INFLASI

Hubungan terbalik antara tingkat inflasi sebuah negara dengan nilai eksternal
mata uangnya telah ditunjukkan secara empiris. Sehingga penggunaan kurs saat
ini untuk mentranslasikan biaya asset nonmoneter yang bertempat dalam kondisi
yang cenderung berinflasi akan menghasilkan padanannya mata uang domestic
jauh di bawah nilai aslinya

Sumber :

Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi


6. 2010: Salemba Empat.
http://alena19.wordpress.com/2012/04/15/bab-6-translasi-mata-uang-asing/

Diposkan 5th June 2012 oleh Nurul_kebabh

Tambahkan komentar

1.

Jun

PELAPORAN & PENGUNGKAPAN

RESUME BAB II

Pelaporan dan Pengungkapan Laporan Keuangan

I. PENDAHULUAN

Perkembangan Pengungkapan

Perkembangan sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan


perkembangan sistem akuntansi. Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi
oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat
pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya.
Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh
perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat,
Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan
kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat
maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara
banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan.
Investor institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara
ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang
meningkat.
Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa
negara pasar yang berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat
terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi
sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan
lainnya memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas
perusahaan.
Konsep – Konsep pengungkapan
1. Pengungkapan Cukup
Pengungkapan cukup adalah pengungkapan yang di wajibkan oleh standar
akuntansi yang berlaku.
2. Pengungkapan Wajar
Pengungkapan wajar merupakan konsep yang bersifat lebih positif, pengungkapan
yang wajar merupakan tujuan etis agar dapat memberikan perlakuan yang sama
dan bersifat umum bagi semua pemakai laporan keuangan
3. Pengungkapan Penuh
Pengungkapan Sukarela
Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk
mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat
mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi
Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai pelaporan bisnis
yang mendukung pandangan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar
modal dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini berisi
tentang bagaimana perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi
investasinya kepada para investor.
Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan
pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya
pasar. Aturan akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam
mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili
kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan
ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para pemegang saham menerima
informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.
Ketentuan Pengungkapan Wajib
Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan
perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk memberi informasi
keuangan dan informasi non keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada
perusahaan domestik. Setiap informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada
para pemegang saham atau yang dilaporkan kepada badan regulator di pasar
domestik. Namun demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi atau
menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah
(yuridiksi).”
Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan
negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika
Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan
secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham
kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang
melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam)
sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir
tidak ada.
Pendekatan Pengungkapan
1. Translasi
Memberikan penampilan internasional kepada laporan primer dan memberikan
keuntungan dari sisi hubungan masayarakat
2. Informasi Khusus
Mengupayakan untuk menjelaskan kepada pembaca asing mengenai standar
akuntansi tertentu yang mendasari penyusunan laporan keuangan.
3. Restatement
Melakukan estimasi terhadap beberapa besar penyesuaian laba yang terjadi
seandainya GAAP dengan non negara asal yang dipakai dengan hasil akhir angka
laba EPS yang konsisten.
4. Laporan primer-sekunder
Laporan primer sesuai dengan standar nasional sedangkan laporan sekunder
sesuai dengan standar negara yang di tuju.
Praktik Pelaporan dan Pengungkapan
Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal
seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan
segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada
bagian ini perhatian dipusatkan pada :
1. Pengungkapan Informasi yang melihat masa depan, mencakup :
a. ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan
pos keuangan lainnya
b. informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak
terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi
jumlah
c. laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.
2. Pengungkapan Segmen
Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan
keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh,
para analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan
dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang
sangat mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk
memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan
berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.
3. Laporan Arus Kas dan Arus dana
IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar
negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas.
4. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada
sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis,
dan masyarakat umum.
5. Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas
prinsip akuntansi yang digunakan
Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para
pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti :

a. ”Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata uang


nondomestik

b. Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua
standar akuntansi

c. Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua
standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip
akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa
set prinsip akuntansi yang lain.

PENGUNGKAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal yang


digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan – tanggung
jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para pemegang saham, anggota
dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan.
Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi hak dan perlakuan
kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan transparansi
dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola perusahaan
semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.

PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN BISNIS MELALUI INTERN


World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebaran
informasi, dimana media cetak sekarang memainkan peranan sekunder. Bahasa
Pelaporan Usaha (Extensible Business Reporting Language – XBRL) merupakan
tahap awal revolusi pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini dibangung ke
dalam hampir seluruh software untuk pelaporan akuntansi dan keuangan yang
akan dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan pengguna tidak perlu lagi
mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara langsung dapat menikmati
manfaatnya.

PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN DI NEGARA-NEGARA


PASAR BERKEMBANG

Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar


berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan
dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh,
pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan
konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia
Timur di tahun 1997.

Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut


konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara
itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti
kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaan dan secara
umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang
kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih
maju.

IMPLIKASI BAGI PARA PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN


PARA MANAJER

Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi


oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan
wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-
negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus
mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan
dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan
mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan
pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting
oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan
rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang
memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.

Sumber: bahan ajar Ibu MEIFIDA ILYAS, SE, MSi.AKUNTANSI


INTERNASIONAL

Diposkan 5th June 2012 oleh Nurul_kebabh

Lihat komentar

2.

Jun

AKUNTANSI KOMPARATIF
RESUME BAB I

AKUNTANSI KOMPARATIF

Standar Akuntansi adalah regulasi aturan (termasuk pula hukum


dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan
keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan atau
formulasi standar akuntansi. Dapat dikatakan standar akuntansi
merupakan hasil dari penetapan standar, meskipun praktiknya
tidak sesuai dengan standar.
Empat (4) Alasan mengapa praktik tidak sesuai dengan standar
yaitu :
1.Di kebanyakan negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan
akuntansi resmi cenderung lemah dan tidak efektif
2.Secara suka rela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih
banyak daripada yang diharuskan
3.Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk
mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukannya
operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara
lebih baik
4.Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk
laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dan bukan untuk
laporan konsolidasi.

Penetapan standar akuntansi melibatkan gabungan kelompok


sector swasta yang meliputi profesi akuntansi, pengguna dan
penyusun laporan keuangan, para karyawan dan kelompok
public yang meliputi badan-badan seperti otoritas pajak,
kementrian yang bertanggungjawab atas hukum komersial dan
komisi pasar modal. Bursa efek yang merupakan sector swasta
atau public (tergantung negaranya) juga mempengaruhi proses
tersebut. Di Negara-negara hukum umum, sector swasta lebih
berpengaruh dan profesi auditing cenderung untuk dapat
mengatur sendiri dan untuk lebih dapat melakukan
pertimbangan atas atestasi terhadap penyajian wajar laporan
keuangan. Di Negara-negara hukum kode, sector public lebih
berpengaruh dan profesi akuntansi cenderung untuk lebih diatur
oleh Negara. Hal ini yang menyebabkan mengapa standar
akuntansi berbeda-beda di seluruh dunia.

ENAM SISTEM AKUNTANSI NASIONAL

Perancis

Perancis merupakan pendukung utama penyeragaman akuntansi


nasional di dunia. Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui Plan
Comptale General ( kode akuntansi nasional ) resmi yang
pertama pada bulan September 1947. Pada Tahun 1986, renana
tersebut diperluas untuk melaksanakan ketentuan dalam Direktif
Ketujuh UE terhadap laporan keuangan konsolidasi dan revisi
lebih lanjut pada tahun 1999. Plan Comptable General berisi :
o tujuan dan prinsip akuntansi seta pelaporan keuangan
o definisi aktiva, kewajiban, ekuitas pemegang saham,
pendapatan dan beban
o atauran pengakuan dan penilaian
o daftar akun standar, ketentuan mengenai penggunaannya, dan
ketentuan tata buku lainnya
o contoh laporan keuangan dan aturan penyajiannya2

Ciri khusus akuntansi di Perancis adalah terdapatnya dikotomi


antara laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dengan
laporan keuangan kelompok usaha yang dikonsolidasikan.
Meskipun akun-akun perusahaan secara tersendiri harus
memenuhi ketentuan pelaporan wajib, hukum memperbolehkan
perusahaan Perancis untuk mengikuti Standar Pelaporan
Keuangan internasional.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi


Lima organisai utama yang terlibat dalam proses penetapan
standar di Prancis adalah :
1.Counseil National de la Comptabilite atac CNC (Badan
Akuntansi Nasional)
2.Comite de la Reglemetation Comptable or CRC (Komite
Regulasi Akntansi)
3.Autorite des Marches Financiers or AMF (Otoritas Pasar
Keuangan)
4.Ordre des Experts-Comtable or OEC (Ikatan Akuntansi Publik )
5.Compagnie Nationale des Commisaires aix Comptes or CNCC
(Ikatan Auditor Kepatuhan Nasional)

Di Perancis profesi akuntansi dan auditing sejak dahulu telah


terpisah. Akuntan dan auditor Perancis diwakili oleh kedua
lembaga, yaitu OEC dan CNCC, meski terdapat sejumlah orang
yang menjadi anggota keduannya. Sesungguhnya, 80% akuntan
dengan kualifikasi di Perancis memiliki kedua klasifiksi tersebut.
Dua lembaga profesional memiliki hubungan dekat dan bekerja
sama untuk kepentingan bersama. Kedua terlibat dalam
pengembangan standar akuntansi melalui CNC dan CRC dan
keduannya mewakili Perancis di IASB

Pelaporan Keuangan
Perusahaan Prancis harus melaporkan berikut ini :
1.Neraca
2.Laporan laba rugi
3.Catatan atas laporan keuangan
4.Laporan direktur
5.Laporan auditor
Laporan keuangan seluruh perusahaan perseroaan dan
perusahaan dengan kewajiban terbatas lainnya yang melebihi
ukuran tertentu harus diaudit. Perusahaan besar juga harus
menyiapka dokumen yang terkait dengan pencegahan kepailitan
perusahaan dan laporan sosial, yang keduanya hanya terdapat di
Perancis.

Ciri utama pelaporan di Perancis adalah ketentuan mengenai


pengungkapan catatan kaki yang ekstensif dan detail yang
meliputi hal-hal berikut :
• Penjelasan mengenai aturan pengukuran yang diberlakukan
• Perlakuan akuntansi untuk pos-pos dalam mata uang asing
• Laporan perubahan aktiva tetap dan depresiasi
• Detail provisi
• Detail revaluasi yang dilakukan
• Analisis piutang dan utang sesuai masa jatuh tempo
• Daftar anak perusahaan dan kepemilikan saham
• Jumlah komitmen pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya
• Detail pengaruh pajak terhadap laporan keuangan
• Rata-rata jumlah karyawan sesuai golongan
• Analisis pendapatan menurut aktivitas dan geografis

Pengukuran akuntansi
Akuntansi di Perancis memiliki karakteristik ganda : Perusahaan
secara tersendiri harus mematuhi paraturan yang tetap,
sedangkan kelompok usaha konsolidasi memiliki fleksibilitas
lebih besar. Akuntansi untuk perusahaan secara individual
merupakan dasar hukum untuk membagikan dividen dan
menghitung pendapatan kena pajak.

Metode pembelian (purchase method) umumnya digunakan


untuk mencatat penggabungan usaha, namum metode
penyatuan kepemilikan (pooling method) dapat digunakan dalam
beberapa kondisi. Muhibah (goodwill) umumnya dikapitalisasi
dan diamortisasi terhadap laba, namun tidak ditentukan berapa
lama periode amortisasi yang maksimum. Goodwill tidak perlu
diuji untuk penurunan nilai . Konsolidasi proporsional digunakan
untuk usaha patungan dan metode ekuitas digunakan untuk
mencatat investasi pada perusahaan yang tidak
dikonsolidasikan, yang dapat dipengaruhi secara signifikan.
Praktik translasi mata uang asing sama dengan IAS 21. Aktiva
dan kewajiban anak perusahan yang berdiri sendiri
ditranslasikan dengan menggunakam metode kurs penutupan
(akhir tahun) dan perbedaan translasi dimasukan ke dalam
ekuitas.

Jerman

Pada awal tahun 1970-an, uni Eropa (UE) mulai mengeluarkan


direktif harmonisasi, yang harus diadopsi oleh negara-negara
anggotanya ke dalam hukum nasional. Direktif Uni Eropa yang
keempat, ketujuh, kedelapan seluruhnya masuk kedalam hukum
Jerman melalui Undang-undang Akuntansi Komprehensif yang
diberlakukan pada tanggal 19 Desember 1985

Karakteristik fundamental ketiga dari Akuntansi di Jerman


adalah ketergantungannya terhadap anggaran dasar dan
keputusan pengadilan. Selain kedua hal itu tidak ada yang
memiliki status mengikat atau berwenang. Untuk memahami
akuntansi di Jerman, seseorang harus mmerhatikan HGB dan
kerangka hukum kasus yang terkait.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi

Sebelum tahun 1998, Jerman tidak memiliki fungsi penetapan


standar akuntansi keuangan sebagaimana yang dipahami di
negara-negara berbahasa Inggris. Undang –undang tentang
pengendalian dan transparansi tahun 1998 memperkenalkan
keharusan untuk mengakui badan swasta yang menetapkan
standar nasional untuk memenuhi tujuan berikut :
•Mengembangkan rekomendasi atas penerapan standar
akuntansi dalam laporan keuangan konsolidasi
•Memberikan nasihat kepada Kementrian Kehakiman atas
legislasi akuntansi yang baru
•Mewakili Jerman dalam organisasi akuntansi internasional,
Seperti IASB

Sistem penerapan standar akuntansi yang baru di Jerman secara


garis besar mirip dengan sistem yang ada di Inggris dan Amerika
Serikat. Namun untuk diperhatikan bahwa standar GASB adalah
rekomendasi wajib yang hanya berlaku u/lapoaran keuangan
konsolidasi.

Pelaporan Keuangan
Undang – Undang Akuntansi tahun 1985 secara khusus
menentukan isi dan bentuk laporan keuangan yang meliputi :
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Catatan atas laporan keuangan
4. Laporan manajemen
5. Laporan auditor

Ciri utama sistem pelaporan keuangan di Jerman adalah laporan


secara pribadi oleh auditor kepada dewan direktur pengelola
perusahaan dan dewan pengawas perusahaan, untuk tujuan
konsolidasi, seluruh perusahaan dalam kelompok tersebut harus
menggunakan prinsip akuntansi dan penilaian yang sama.

Pengukuran Akuntansi
GAS lebih ketat bila dibandingkan dengan HGB dalam hal
laporan keuangan konsolidasi, menurt GAS 4, metode revaluasi
harus digunakan , sedangkan aktiva dan kewajiban yang
diperoleh dalam penggabungan usaha harus direvaluasi menjadi
nilai wajar dan kelebihan yang tersisa dialokasikan menjadi
goodwill. Goodwill diamortisasi selama masa tidak lebih dari 20
tahun dan diuji untuk penurunan nilai tiap tahunnya.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, perusahaan – perusahaan


Jerman sekarang dapat memilih untuk menyusun laporan
keuangan konsolidasi sesuai dengan aturan Jerman
sebagaimana dijelaskan di atas, standar akuntansi internasional,
atau GAAP AS. Ketiga pilihan tersebut dapat ditemukan dalam
praktik dan para pembaca laporan keuangan Jerman harus
berhati-hati untuk mencari tahu standar akuntansi manakah
yang digunakan.

Jepang

Akuntansi dan Pelaporan keuangan di Jepang mencerminkan


gabungan berbagai pengaruh domestik dan internasional, untuk
memahami akuntansi Jepang, seseorang harus memahami
budaya, praktik usaha dan sejarah Jepang. Perusahaan –
perusahaan Jepang saling memiliki akuitas saham satu sama
lain, dan sering kali bersama-sama memiliki perusahaan lain.
Investasi yang saling bertautan ini menghasilkan konglomerasi
industri yang meraksasa – yang disebut sebagai keiretsu
Modal usaha keiretsu, ini sedang dalam perubahan seiring
dengan reformasi struktural yang dilakukan Jepang untuk
mengatasi stagnasi ekonomi yang berawal pada tahun 1990-an.
Krisis keuangan yang mengikuti pecahnya ekonomi gelembung
Jepang juga mendorong dilakukannya evaluasi menyeluruh atas
standar pelaporan keuangan Jepang.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi


Pemerintah nasional masih memiliki pengaruh paling signifikan
terhadap akuntansi di Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan
pada tiga undang – undang : Hukum Komersial, Undang-undang
pasar modal dan Undang-undang pajak penghasilan perusahaan.
Hukum komersial diatur oleh Kementrian Kehakiman (MOJ),
hukum tersebut merupakan inti dari regulasi akuntansi di Jepang
dan paling memiliki pengaruh besar.
Perusahaan milik publik harus memenuhi ketentuan lebih lanjut
dalam undang undang pasar modal yang diatur oleh kementrian
keuangan dibuat berdasarkan Undang-undang pasar modal AS
dan diberlakukan terhadap Jepang oleh Amerika Serikat selama
masa pendudukan AS setelah perang dunia II Tujuan utama SEL
adalah untuk memberikan informasi dalam pengambilan
keputusan.

Pelaporan Keuangan
Perusahaan yang didirikan menurut Hukum Komersial diwajibkan
untuk menyusun laporan wajib yang harus mendapat
persetujuan dalam rapat tahunan pemegang saham, yang berisi
hal-hal berikut :
1. Neraca
2. Laporan Laba rugi
3. Laporan Usaha
4. Proposal atas Penentuan Penggunaan (apropriasi) Laba
ditahan
5. Skedul Pendukung

Perusahaan yang mencatatkan sahamnya juga harus menyusun


laporan keuangan sesuai dengan Undang-undang pasar modal
yang secara umum mewajibkan laporan keuangan dasar yang
sama dengan Hukum komersial ditambah dengan laporan arus
kas.

Pengukuran Akuntansi
Hukum komersial mewajibkan perusahaan perusahaan besar
untuk menyusun laporan konsolidasi, perusahaan yang mencatat
saham harus menyusun laporan konsolidasi sesuai dengan SEL.
Akun perusahaan secara terpisah merupakan dasar bagi laporan
konsolidasi dan umumnya prinsip akuntansi yang sama
digunakan untuk keduannya. Anak perusahaan dikonsolidasikan
jika induk perusahaan secara langsung dan tidak langsung
mengendalikan kebijakan keuangan dan operasionalnya.

Meskipun metode penyatuan kepemilikan diperbolehkan, metode


pembelian untuk penggabungan usaha umumnya digunakan.
Goodwill diukur menurut dasar nilai wajar aktiva bersih yang
diakuisisi dan diamortisasi selama maksimum 20 tahun, metode
ekuitas digunakan untuk mencatat usaha patungan.

Belanda

Akuntansi di Belanda memiliki beberapa paradoks yang menarik.


Belanda memiliki ketentuan akuntansi dan pelaporan keuangan
yang relatif permisif, tetapi standar praktik profesiona yang
sangat tinggi. Belanda merupakan negara hukum kode, namun
akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar. Pelaporan
keuangan dan akuntansi pajak merupakan dua aktivitas
terpisah.

Akuntansi Belanda bersedia untuk mempertimbangkan ide-ide


dari luar. Belanda merupakan salah satu pendukung pertama
atas standar internasional untuk akuntansi dan pelaporan
keuangan, dan pernyataan IASB menerima perhatian besar
dalam menentukan praktik yang dapat diterima.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi

Regulasi di Belanda tetap liberal sehingga tahun 1970 ketika


Undang-undang Laporan Keuangan Tahunan diberlakukan,
Undang-undang tahun 1970 memperkenalkan audit wajib.
Undang-undang tersebut juga mendorong pembentukan
kelompok Studi Akuntansi Tiga Pihak (Tripaartif) (yang
digantikan oleh Dewan Pelaporan Tahunan pada Tahun 1981)

Dewan pelaporan Tahunan mengeluarkan tuntunan terhadap


prinsip akuntansi yang dapat diterima (bukan diterima) secara
umum, Dewan tersebut memiliki anggota berasal dari tiga
kelompok yang berbeda :
1. Penyusunan laporan keuangan (perusahaan)
2. Pengguna laporan keuangan (perwakilan serikat buruh dan
analis keuangan)
3. Auditor laporan keuangan (institut Akuntansi Terdaftar
Belanda atau NivRA)
Pelaporan Keuangan

Kualitas pelaporan keuangan Belanda sangat seragam, laporan


keuangan wajib harus disusun dalam bahasa Belanda, namun
dalam bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman dapat diterima.
Laporan Keuangan harus memuat hal-hal berikut :
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Catatan-catatan
4. Laporan Direksi
5. Informasi lain yang direkomendasikan

Pengukuran Akuntansi

Metode yang digunakan adalah metode pembelian, goodwill


merupakan perbedaan antara biaya akusisi dengan nilai wajar
aktiva dan kewajiban yang dibeli. Fleksibilitas Belanda dalam
pengukuran akuntansi dapat terlihat dengan diperbolehkannya
penggunaan nilaii kini untuk aktiva berwujud seperti persediaan
dan aktiva yang disusutkan. Karena perusahaan – perusahaan
Belanda Memiliki Flesibilitas dalam menerapkan aturan
pengukuran, dapat diduga bahwa terdapat kesempatan untuk
melakukan perataan laba. Pos –pos tertentu dapat mengabaikan
laporan laba rugi dan langsung disesuaikan terhadap cadangan
dalam ekuitas pemegang saham. Hal ini antara lain :
• Kerugian akibat bencana yang tidak mungkin atau tidak umum
untuk diasuransikan
• Kerugian akibat nasionalisasi atau sejenis penyitaan lainnya
• Onsekuensi akibat restrukturisasi keuangan

Inggris

Warisan Inggris bagi dunia sangat penting. Inggris merupakan


negara pertama di dunia yang mengembangkan profesi
akuntansi yang kita kenal sekarang. Konsep penyajian hasil dan
posisi keuangan yang wajar (pandangan benar dan wajar) juga
berasal dari Inggris.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi


Dua sumber utama standar akuntansi keuangan di Inggris
adalah hukum perusahaan dan profesi akuntansi. Undang-
undang tahun 1981 menetapkan lima prinsip dasar akuntansi :
1. Pendapatan dan beban harus ditandingkan menurut dasar
akrual
2. Pos aktiva dan kewajiban secara terpisah dalam setiap
kategori aktiva, dan kewajiban dinilai secara terpisah
3. Prinsip konservatisme
4. Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten dari tahun ke
tahun diwajibkan
5. Prinsip kelangsungan usaha diterapkan untuk perusahaan
yang menggunakan akuntansi
Undang-undang tersebut berisi aturan penilaian yang luas
dimana akun-akun dapat ditentukan berdasarkan biaya historis
atau biaya kini.

Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan Inggris termasuk yang paling komprehensif
di dunia. Laporan keuangan umumnya mencakup :
1. Laporan Direksi
2. Laporan Laba dan Rugi dan Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Total Keuntungan dan Kerugian yang diakui
5. Laporan Kebijakan akuntansi
6. Catatan atas Referensi dalam Laporan Keuangan
7. Laporan Auditor

Pengukuran Akuntansi

Inggris memperbolehkan baik metode akusisi dan merger dalam


mencatat akuntansi untuk Penggabungan usaha. Meskipun
demikian, kondisi penggunaan metode merger begitu ketat
sehingga hampir tidak pernah digunakan.

Pada Tahun 2003, Departemen perdagangan dan Perindustrian


mengumumkan bahwa mulai bulan Januari 2005, Seluruh
perusahaan Inggris diperbolehkan untuk menggunakan IFRS,
selain GAAP

Amerika Serikat

Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh Badan Sektor Swasta


(Badab Standar Akuntansi Keuangan/FASB), hingga tahun 2002
Institut Amerika untuk Akuntan Publik Bersertifikat.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi

Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (GAAP)


terdiri dari seluruh standar, aturan, dan regulasi keuangan yang
harus diperhatikan ketika menyusun laporan keuangan, laporan
keuangan seharusnya menyajikan secara wajar posisi keuangan
suatu perusahaan dan hasil operasinya sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang diterima secar umum.

Pelaporan keuangan

Laporan tahunan yang semestinya dibuat sebuah perusahaan AS


yang besar meliputi :
1. Laporan manajemen
2. Laporan auditor independen
3. Laporan keuangan utama (laporan laba rugi,arus kas,laba
komprehensif, ekuitas pemegang saham)
4. Diskusi manajemen dan analisis atas hasil operasi dan kondisi
keuangan
5. Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dengan pengaruh
paling penting terhadap laporan keuangan
6. Catatan atas laporan keuangan
7. Perbandingan data keuangan tertentu selama lima atau
sepuluh tahun
8. Data kuartal terpilih

Laporan keuangan konsolidasi bersifat wajib dan laporan


keuangan AS yang diterbitkan biasanya tidak memuat hanya
laporan induk perusahaan saja. Aturan konsolidasi
mengharuskan seluruh anak perusahaan yang dikendalikan
(yaitu, dengan kepemilikan yang melebihi 50 persen dari saham
dengan hak suara) harus dikonsolidasikan secara penuh,
walaupun operasi anak perusahaan tersebut tidak homogen.
Laporan keuangan interim (kuartalan) diwajibkan untuk
perusahaan yang sahamnya tercatat pada bursa efek utama.
Laporan ini biasanya hanya berisi laporan keuangan ringkas
yang tidak diaudit dan komentar manajemen secara singkat.

Pengukuran Akuntansi

Aturan pengukuran akuntansi di Amerika Serikat


mengasumsikan bahwa suatu entitas usaha akan terus
melangsungkan usahanya. Pengukuran dengan dasar akrual
sangat luas dan pengakuan transaksi dan peristiwa sangat
tergantung pada konsep penanding.
Sumber :

http://mikhaanitaria.blogspot.com/2011/03/akuntansi-
komparatif-i.html

http://siswidya.blogspot.com/2011/05/akuntansi-komparatif-
1.html

http://0wi3.wordpress.com/2012/05/15/akuntansi-komparatif-1/

AKUNTANSI KOMPARATIF

Standar Akuntansi adalah regulasi aturan (termasuk pula hukum


dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan
keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan atau
formulasi standar akuntansi. Dapat dikatakan standar akuntansi
merupakan hasil dari penetapan standar, meskipun praktiknya
tidak sesuai dengan standar.

Empat (4) Alasan mengapa praktik tidak sesuai dengan standar


yaitu :
1.Di kebanyakan negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan
akuntansi resmi cenderung lemah dan tidak efektif
2.Secara suka rela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih
banyak daripada yang diharuskan
3.Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk
mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukannya
operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara
lebih baik
4.Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk
laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dan bukan untuk
laporan konsolidasi.

Penetapan standar akuntansi melibatkan gabungan kelompok


sector swasta yang meliputi profesi akuntansi, pengguna dan
penyusun laporan keuangan, para karyawan dan kelompok
public yang meliputi badan-badan seperti otoritas pajak,
kementrian yang bertanggungjawab atas hukum komersial dan
komisi pasar modal. Bursa efek yang merupakan sector swasta
atau public (tergantung negaranya) juga mempengaruhi proses
tersebut. Di Negara-negara hukum umum, sector swasta lebih
berpengaruh dan profesi auditing cenderung untuk dapat
mengatur sendiri dan untuk lebih dapat melakukan
pertimbangan atas atestasi terhadap penyajian wajar laporan
keuangan. Di Negara-negara hukum kode, sector public lebih
berpengaruh dan profesi akuntansi cenderung untuk lebih diatur
oleh Negara. Hal ini yang menyebabkan mengapa standar
akuntansi berbeda-beda di seluruh dunia.

ENAM SISTEM AKUNTANSI NASIONAL

Perancis

Perancis merupakan pendukung utama penyeragaman akuntansi


nasional di dunia. Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui Plan
Comptale General ( kode akuntansi nasional ) resmi yang
pertama pada bulan September 1947. Pada Tahun 1986, renana
tersebut diperluas untuk melaksanakan ketentuan dalam Direktif
Ketujuh UE terhadap laporan keuangan konsolidasi dan revisi
lebih lanjut pada tahun 1999. Plan Comptable General berisi :
o tujuan dan prinsip akuntansi seta pelaporan keuangan
o definisi aktiva, kewajiban, ekuitas pemegang saham,
pendapatan dan beban
o atauran pengakuan dan penilaian
o daftar akun standar, ketentuan mengenai penggunaannya, dan
ketentuan tata buku lainnya
o contoh laporan keuangan dan aturan penyajiannya2

Ciri khusus akuntansi di Perancis adalah terdapatnya dikotomi


antara laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dengan
laporan keuangan kelompok usaha yang dikonsolidasikan.
Meskipun akun-akun perusahaan secara tersendiri harus
memenuhi ketentuan pelaporan wajib, hukum memperbolehkan
perusahaan Perancis untuk mengikuti Standar Pelaporan
Keuangan internasional.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi


Lima organisai utama yang terlibat dalam proses penetapan
standar di Prancis adalah :
1.Counseil National de la Comptabilite atac CNC (Badan
Akuntansi Nasional)
2.Comite de la Reglemetation Comptable or CRC (Komite
Regulasi Akntansi)
3.Autorite des Marches Financiers or AMF (Otoritas Pasar
Keuangan)
4.Ordre des Experts-Comtable or OEC (Ikatan Akuntansi Publik )
5.Compagnie Nationale des Commisaires aix Comptes or CNCC
(Ikatan Auditor Kepatuhan Nasional)

Di Perancis profesi akuntansi dan auditing sejak dahulu telah


terpisah. Akuntan dan auditor Perancis diwakili oleh kedua
lembaga, yaitu OEC dan CNCC, meski terdapat sejumlah orang
yang menjadi anggota keduannya. Sesungguhnya, 80% akuntan
dengan kualifikasi di Perancis memiliki kedua klasifiksi tersebut.
Dua lembaga profesional memiliki hubungan dekat dan bekerja
sama untuk kepentingan bersama. Kedua terlibat dalam
pengembangan standar akuntansi melalui CNC dan CRC dan
keduannya mewakili Perancis di IASB

Pelaporan Keuangan
Perusahaan Prancis harus melaporkan berikut ini :
1.Neraca
2.Laporan laba rugi
3.Catatan atas laporan keuangan
4.Laporan direktur
5.Laporan auditor

Laporan keuangan seluruh perusahaan perseroaan dan


perusahaan dengan kewajiban terbatas lainnya yang melebihi
ukuran tertentu harus diaudit. Perusahaan besar juga harus
menyiapka dokumen yang terkait dengan pencegahan kepailitan
perusahaan dan laporan sosial, yang keduanya hanya terdapat di
Perancis.

Ciri utama pelaporan di Perancis adalah ketentuan mengenai


pengungkapan catatan kaki yang ekstensif dan detail yang
meliputi hal-hal berikut :
• Penjelasan mengenai aturan pengukuran yang diberlakukan
• Perlakuan akuntansi untuk pos-pos dalam mata uang asing
• Laporan perubahan aktiva tetap dan depresiasi
• Detail provisi
• Detail revaluasi yang dilakukan
• Analisis piutang dan utang sesuai masa jatuh tempo
• Daftar anak perusahaan dan kepemilikan saham
• Jumlah komitmen pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya
• Detail pengaruh pajak terhadap laporan keuangan
• Rata-rata jumlah karyawan sesuai golongan
• Analisis pendapatan menurut aktivitas dan geografis

Pengukuran akuntansi
Akuntansi di Perancis memiliki karakteristik ganda : Perusahaan
secara tersendiri harus mematuhi paraturan yang tetap,
sedangkan kelompok usaha konsolidasi memiliki fleksibilitas
lebih besar. Akuntansi untuk perusahaan secara individual
merupakan dasar hukum untuk membagikan dividen dan
menghitung pendapatan kena pajak.

Metode pembelian (purchase method) umumnya digunakan


untuk mencatat penggabungan usaha, namum metode
penyatuan kepemilikan (pooling method) dapat digunakan dalam
beberapa kondisi. Muhibah (goodwill) umumnya dikapitalisasi
dan diamortisasi terhadap laba, namun tidak ditentukan berapa
lama periode amortisasi yang maksimum. Goodwill tidak perlu
diuji untuk penurunan nilai . Konsolidasi proporsional digunakan
untuk usaha patungan dan metode ekuitas digunakan untuk
mencatat investasi pada perusahaan yang tidak
dikonsolidasikan, yang dapat dipengaruhi secara signifikan.
Praktik translasi mata uang asing sama dengan IAS 21. Aktiva
dan kewajiban anak perusahan yang berdiri sendiri
ditranslasikan dengan menggunakam metode kurs penutupan
(akhir tahun) dan perbedaan translasi dimasukan ke dalam
ekuitas.

Jerman

Pada awal tahun 1970-an, uni Eropa (UE) mulai mengeluarkan


direktif harmonisasi, yang harus diadopsi oleh negara-negara
anggotanya ke dalam hukum nasional. Direktif Uni Eropa yang
keempat, ketujuh, kedelapan seluruhnya masuk kedalam hukum
Jerman melalui Undang-undang Akuntansi Komprehensif yang
diberlakukan pada tanggal 19 Desember 1985

Karakteristik fundamental ketiga dari Akuntansi di Jerman


adalah ketergantungannya terhadap anggaran dasar dan
keputusan pengadilan. Selain kedua hal itu tidak ada yang
memiliki status mengikat atau berwenang. Untuk memahami
akuntansi di Jerman, seseorang harus mmerhatikan HGB dan
kerangka hukum kasus yang terkait.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi


Sebelum tahun 1998, Jerman tidak memiliki fungsi penetapan
standar akuntansi keuangan sebagaimana yang dipahami di
negara-negara berbahasa Inggris. Undang –undang tentang
pengendalian dan transparansi tahun 1998 memperkenalkan
keharusan untuk mengakui badan swasta yang menetapkan
standar nasional untuk memenuhi tujuan berikut :
•Mengembangkan rekomendasi atas penerapan standar
akuntansi dalam laporan keuangan konsolidasi
•Memberikan nasihat kepada Kementrian Kehakiman atas
legislasi akuntansi yang baru
•Mewakili Jerman dalam organisasi akuntansi internasional,
Seperti IASB

Sistem penerapan standar akuntansi yang baru di Jerman secara


garis besar mirip dengan sistem yang ada di Inggris dan Amerika
Serikat. Namun untuk diperhatikan bahwa standar GASB adalah
rekomendasi wajib yang hanya berlaku u/lapoaran keuangan
konsolidasi.

Pelaporan Keuangan
Undang – Undang Akuntansi tahun 1985 secara khusus
menentukan isi dan bentuk laporan keuangan yang meliputi :
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Catatan atas laporan keuangan
4. Laporan manajemen
5. Laporan auditor

Ciri utama sistem pelaporan keuangan di Jerman adalah laporan


secara pribadi oleh auditor kepada dewan direktur pengelola
perusahaan dan dewan pengawas perusahaan, untuk tujuan
konsolidasi, seluruh perusahaan dalam kelompok tersebut harus
menggunakan prinsip akuntansi dan penilaian yang sama.

Pengukuran Akuntansi
GAS lebih ketat bila dibandingkan dengan HGB dalam hal
laporan keuangan konsolidasi, menurt GAS 4, metode revaluasi
harus digunakan , sedangkan aktiva dan kewajiban yang
diperoleh dalam penggabungan usaha harus direvaluasi menjadi
nilai wajar dan kelebihan yang tersisa dialokasikan menjadi
goodwill. Goodwill diamortisasi selama masa tidak lebih dari 20
tahun dan diuji untuk penurunan nilai tiap tahunnya.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, perusahaan – perusahaan
Jerman sekarang dapat memilih untuk menyusun laporan
keuangan konsolidasi sesuai dengan aturan Jerman
sebagaimana dijelaskan di atas, standar akuntansi internasional,
atau GAAP AS. Ketiga pilihan tersebut dapat ditemukan dalam
praktik dan para pembaca laporan keuangan Jerman harus
berhati-hati untuk mencari tahu standar akuntansi manakah
yang digunakan.

Jepang

Akuntansi dan Pelaporan keuangan di Jepang mencerminkan


gabungan berbagai pengaruh domestik dan internasional, untuk
memahami akuntansi Jepang, seseorang harus memahami
budaya, praktik usaha dan sejarah Jepang. Perusahaan –
perusahaan Jepang saling memiliki akuitas saham satu sama
lain, dan sering kali bersama-sama memiliki perusahaan lain.
Investasi yang saling bertautan ini menghasilkan konglomerasi
industri yang meraksasa – yang disebut sebagai keiretsu
Modal usaha keiretsu, ini sedang dalam perubahan seiring
dengan reformasi struktural yang dilakukan Jepang untuk
mengatasi stagnasi ekonomi yang berawal pada tahun 1990-an.
Krisis keuangan yang mengikuti pecahnya ekonomi gelembung
Jepang juga mendorong dilakukannya evaluasi menyeluruh atas
standar pelaporan keuangan Jepang.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi


Pemerintah nasional masih memiliki pengaruh paling signifikan
terhadap akuntansi di Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan
pada tiga undang – undang : Hukum Komersial, Undang-undang
pasar modal dan Undang-undang pajak penghasilan perusahaan.
Hukum komersial diatur oleh Kementrian Kehakiman (MOJ),
hukum tersebut merupakan inti dari regulasi akuntansi di Jepang
dan paling memiliki pengaruh besar.
Perusahaan milik publik harus memenuhi ketentuan lebih lanjut
dalam undang undang pasar modal yang diatur oleh kementrian
keuangan dibuat berdasarkan Undang-undang pasar modal AS
dan diberlakukan terhadap Jepang oleh Amerika Serikat selama
masa pendudukan AS setelah perang dunia II Tujuan utama SEL
adalah untuk memberikan informasi dalam pengambilan
keputusan.

Pelaporan Keuangan
Perusahaan yang didirikan menurut Hukum Komersial diwajibkan
untuk menyusun laporan wajib yang harus mendapat
persetujuan dalam rapat tahunan pemegang saham, yang berisi
hal-hal berikut :
1. Neraca
2. Laporan Laba rugi
3. Laporan Usaha
4. Proposal atas Penentuan Penggunaan (apropriasi) Laba
ditahan
5. Skedul Pendukung

Perusahaan yang mencatatkan sahamnya juga harus menyusun


laporan keuangan sesuai dengan Undang-undang pasar modal
yang secara umum mewajibkan laporan keuangan dasar yang
sama dengan Hukum komersial ditambah dengan laporan arus
kas.

Pengukuran Akuntansi
Hukum komersial mewajibkan perusahaan perusahaan besar
untuk menyusun laporan konsolidasi, perusahaan yang mencatat
saham harus menyusun laporan konsolidasi sesuai dengan SEL.
Akun perusahaan secara terpisah merupakan dasar bagi laporan
konsolidasi dan umumnya prinsip akuntansi yang sama
digunakan untuk keduannya. Anak perusahaan dikonsolidasikan
jika induk perusahaan secara langsung dan tidak langsung
mengendalikan kebijakan keuangan dan operasionalnya.

Meskipun metode penyatuan kepemilikan diperbolehkan, metode


pembelian untuk penggabungan usaha umumnya digunakan.
Goodwill diukur menurut dasar nilai wajar aktiva bersih yang
diakuisisi dan diamortisasi selama maksimum 20 tahun, metode
ekuitas digunakan untuk mencatat usaha patungan.

Belanda

Akuntansi di Belanda memiliki beberapa paradoks yang menarik.


Belanda memiliki ketentuan akuntansi dan pelaporan keuangan
yang relatif permisif, tetapi standar praktik profesiona yang
sangat tinggi. Belanda merupakan negara hukum kode, namun
akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar. Pelaporan
keuangan dan akuntansi pajak merupakan dua aktivitas
terpisah.

Akuntansi Belanda bersedia untuk mempertimbangkan ide-ide


dari luar. Belanda merupakan salah satu pendukung pertama
atas standar internasional untuk akuntansi dan pelaporan
keuangan, dan pernyataan IASB menerima perhatian besar
dalam menentukan praktik yang dapat diterima.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi

Regulasi di Belanda tetap liberal sehingga tahun 1970 ketika


Undang-undang Laporan Keuangan Tahunan diberlakukan,
Undang-undang tahun 1970 memperkenalkan audit wajib.
Undang-undang tersebut juga mendorong pembentukan
kelompok Studi Akuntansi Tiga Pihak (Tripaartif) (yang
digantikan oleh Dewan Pelaporan Tahunan pada Tahun 1981)

Dewan pelaporan Tahunan mengeluarkan tuntunan terhadap


prinsip akuntansi yang dapat diterima (bukan diterima) secara
umum, Dewan tersebut memiliki anggota berasal dari tiga
kelompok yang berbeda :
1. Penyusunan laporan keuangan (perusahaan)
2. Pengguna laporan keuangan (perwakilan serikat buruh dan
analis keuangan)
3. Auditor laporan keuangan (institut Akuntansi Terdaftar
Belanda atau NivRA)

Pelaporan Keuangan

Kualitas pelaporan keuangan Belanda sangat seragam, laporan


keuangan wajib harus disusun dalam bahasa Belanda, namun
dalam bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman dapat diterima.
Laporan Keuangan harus memuat hal-hal berikut :
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Catatan-catatan
4. Laporan Direksi
5. Informasi lain yang direkomendasikan

Pengukuran Akuntansi

Metode yang digunakan adalah metode pembelian, goodwill


merupakan perbedaan antara biaya akusisi dengan nilai wajar
aktiva dan kewajiban yang dibeli. Fleksibilitas Belanda dalam
pengukuran akuntansi dapat terlihat dengan diperbolehkannya
penggunaan nilaii kini untuk aktiva berwujud seperti persediaan
dan aktiva yang disusutkan. Karena perusahaan – perusahaan
Belanda Memiliki Flesibilitas dalam menerapkan aturan
pengukuran, dapat diduga bahwa terdapat kesempatan untuk
melakukan perataan laba. Pos –pos tertentu dapat mengabaikan
laporan laba rugi dan langsung disesuaikan terhadap cadangan
dalam ekuitas pemegang saham. Hal ini antara lain :
• Kerugian akibat bencana yang tidak mungkin atau tidak umum
untuk diasuransikan
• Kerugian akibat nasionalisasi atau sejenis penyitaan lainnya
• Onsekuensi akibat restrukturisasi keuangan

Inggris

Warisan Inggris bagi dunia sangat penting. Inggris merupakan


negara pertama di dunia yang mengembangkan profesi
akuntansi yang kita kenal sekarang. Konsep penyajian hasil dan
posisi keuangan yang wajar (pandangan benar dan wajar) juga
berasal dari Inggris.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi


Dua sumber utama standar akuntansi keuangan di Inggris
adalah hukum perusahaan dan profesi akuntansi. Undang-
undang tahun 1981 menetapkan lima prinsip dasar akuntansi :
1. Pendapatan dan beban harus ditandingkan menurut dasar
akrual
2. Pos aktiva dan kewajiban secara terpisah dalam setiap
kategori aktiva, dan kewajiban dinilai secara terpisah
3. Prinsip konservatisme
4. Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten dari tahun ke
tahun diwajibkan
5. Prinsip kelangsungan usaha diterapkan untuk perusahaan
yang menggunakan akuntansi
Undang-undang tersebut berisi aturan penilaian yang luas
dimana akun-akun dapat ditentukan berdasarkan biaya historis
atau biaya kini.

Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan Inggris termasuk yang paling komprehensif
di dunia. Laporan keuangan umumnya mencakup :
1. Laporan Direksi
2. Laporan Laba dan Rugi dan Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Total Keuntungan dan Kerugian yang diakui
5. Laporan Kebijakan akuntansi
6. Catatan atas Referensi dalam Laporan Keuangan
7. Laporan Auditor
Pengukuran Akuntansi

Inggris memperbolehkan baik metode akusisi dan merger dalam


mencatat akuntansi untuk Penggabungan usaha. Meskipun
demikian, kondisi penggunaan metode merger begitu ketat
sehingga hampir tidak pernah digunakan.

Pada Tahun 2003, Departemen perdagangan dan Perindustrian


mengumumkan bahwa mulai bulan Januari 2005, Seluruh
perusahaan Inggris diperbolehkan untuk menggunakan IFRS,
selain GAAP

Amerika Serikat

Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh Badan Sektor Swasta


(Badab Standar Akuntansi Keuangan/FASB), hingga tahun 2002
Institut Amerika untuk Akuntan Publik Bersertifikat.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi

Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (GAAP)


terdiri dari seluruh standar, aturan, dan regulasi keuangan yang
harus diperhatikan ketika menyusun laporan keuangan, laporan
keuangan seharusnya menyajikan secara wajar posisi keuangan
suatu perusahaan dan hasil operasinya sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang diterima secar umum.

Pelaporan keuangan

Laporan tahunan yang semestinya dibuat sebuah perusahaan AS


yang besar meliputi :
1. Laporan manajemen
2. Laporan auditor independen
3. Laporan keuangan utama (laporan laba rugi,arus kas,laba
komprehensif, ekuitas pemegang saham)
4. Diskusi manajemen dan analisis atas hasil operasi dan kondisi
keuangan
5. Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dengan pengaruh
paling penting terhadap laporan keuangan
6. Catatan atas laporan keuangan
7. Perbandingan data keuangan tertentu selama lima atau
sepuluh tahun
8. Data kuartal terpilih
Laporan keuangan konsolidasi bersifat wajib dan laporan
keuangan AS yang diterbitkan biasanya tidak memuat hanya
laporan induk perusahaan saja. Aturan konsolidasi
mengharuskan seluruh anak perusahaan yang dikendalikan
(yaitu, dengan kepemilikan yang melebihi 50 persen dari saham
dengan hak suara) harus dikonsolidasikan secara penuh,
walaupun operasi anak perusahaan tersebut tidak homogen.
Laporan keuangan interim (kuartalan) diwajibkan untuk
perusahaan yang sahamnya tercatat pada bursa efek utama.
Laporan ini biasanya hanya berisi laporan keuangan ringkas
yang tidak diaudit dan komentar manajemen secara singkat.

Pengukuran Akuntansi

Aturan pengukuran akuntansi di Amerika Serikat


mengasumsikan bahwa suatu entitas usaha akan terus
melangsungkan usahanya. Pengukuran dengan dasar akrual
sangat luas dan pengakuan transaksi dan peristiwa sangat
tergantung pada konsep penanding.

Sumber :

http://mikhaanitaria.blogspot.com/2011/03/akuntansi-
komparatif-i.html

http://siswidya.blogspot.com/2011/05/akuntansi-komparatif-
1.html

http://0wi3.wordpress.com/2012/05/15/akuntansi-komparatif-1/

Diposkan 5th June 2012 oleh Nurul_kebabh

Tambahkan komentar
Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai