Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Translasi tidak sama dengan konversi atau pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara
fisik. translasi hanya perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatatakan
dalam pound inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang
terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi

Saldo – saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic
berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam
mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan
dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan
perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para individu, dan pedagang professional.

Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau
dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot
dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku
bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Transaksi pada pasar
forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke
dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan
diskonto atau premium dari kurs spot.

Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau
pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi
swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing,
dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs
nilai tukar valuta asing.

Sehubungan dengan hal diatas, maka pada makalah ini kami akan membahas mengenai “Translasi
Mata Uang Asing”
1.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan translasi mata uang asing ?

Bagaimana metode dalam translasi mata uang asing ?

Bagaimana perkembangan akuntansi translasi mata uang asing ?

Bagaimana translasi mata uang asing di negara-negara lain ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

Untuk mengetahui pengertian translasi mata uang asing.

Untuk mengetahui metodologi dalam translasi mata uang asing.

Untuk mengetahui perkembangan akuntansi translasi mata uang asing.

Untuk mengetahui translasi mata uang asing di Negara-negara lain.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Translasi Mata Uang


Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata
uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan
yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global,
dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata
uang asing induk perusahaan.

Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:

mencatat transaksi mata uang asing;

memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang.

berkomunikasi dengan peminat saham asing.

Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap.

Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar negara,
perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs ini
bersifat langsung atau tidak langsung.

Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah
ditetapkan untuk masa yang akan datang. Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau
premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward.

Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan, atau penjualan
spot dan pembelian forward mata uang.

Tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang
domestik yaitu:

Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.

Kurs historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali didapatkan
atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.

Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.

Dalam translasi mata uang asing terdapat beberapa istilah yaitu:

Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.

Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi
dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur
atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.

Kontrak pertukaran forward, merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari
Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa
depan.

Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana
perusahaan itu berlokasi.

Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau
kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.

Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan
keuangan.

Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.

Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari
mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.

2.2 Metode Translasi Mata Uang Asing

Metode translasi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis metode yaitu dengan metode kurs tunggal
dan metode kurs berganda.

Metode Kurs Tunggal (Single Rate)

Metode ini sudah lama popular di Eropa, menerapkan suatu kurs nilai tukar, yaitu kurs terkini dan
kurs penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancer. Pendapatan dan beban dalam mata uang
asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat pos-pos
tersebut diakui. Namun demikian untuk memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan dengan
menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Laporan
keuangan sebuah operasi asing memiliki domisili pelaporannya sendiri, lingkungan mata uang local di
mana perusahaan afiliasi asing melakukan usahanya. Suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang
asing dikatakan menghadapi resiko mata uang asing jika ekuivalen dalam mata uang digunakan untuk
mentranslasikan aktiva atau kewajiban tersebut.
Metode Kurs Berganda (Multiple Rate)

Metode Kurs Berganda menggabungkan kurs nilai tukar histories dan kurs nilai tukar kini dalam
proses translasi.

– Metode Kini-Nonkini

Berdasarkan Metode Kini-Non Kini, aktiva lancar dan kewajiban lancer anak perusahaan luar negeri
ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan
kewajiban tidak lancer ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Pos-pos laporan laba rugi (kecuali
beban depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan berdasarkan kurs rata-rata yang berlaku dalam setiap
bulan operasi atau berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan. Beban
depresiasi dan amortisasi ditranslasikan berdasarkan kurs histories yang tercatat saaat aktiva tersebut
diperoleh.

Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir
tahun untuk mentranslasikan aktiva lancer secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan
persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi resiko nilai tukar.

– Metode Moneter-Nonmoneter

Metode Moneter-Non Moneter juga menggunakan skema klasifikasi neraca unutk menentukan kurs
translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos non
moneter aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan persediaan investor ditranslasikan dengan
menggunakan kurs histories. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur
yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep kini-non kini.

– Metode Temporal

Dengan menggunakan metode temporal, tranlasi mata uang merupakan proses konversi
pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang
diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing
menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut tetapi bukan penilaian sesungguhnya.
Berdasarkan GAAP AS, kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang
dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayar pada saat jatuh
temponya.

Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan
berdasarkan kurs kini. Pos-pos moneter ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar
pengukuran pada awalnya. Secara khusus, aktiva yang nilainya dalam laporan mata uang asing sebesar
biaya histories, ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan biaya
histories dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan kurs nilai tukar histories menghasilkan biaya
histories dalam mata uang domestik.

2.3 Perkembangan Akuntansi Translasi pada Translasi Mata Uang Asing

Praktik akuntansi translasi telah berkembang dari waktu ke waktu

sebagai jawaban atas kompleksitas operasi multinasional yang meningkat dan

perubahan sistem moneter internasional. Untuk memberikan beberapa sudut

pandang sejarah terhadap status akuntansi translasi yang ada sekarang,

berikut ini narasi singkat mengenai inisiatif pelaporan keuangan di Amerika

Serikat yang mewakili pengalaman di negara-negara lain.

Sebelum 1965

Accounting Research Bulletin (ARB) NO. 4 kemudian diperbaharui

dengan ARB NO. 43 mendorong penggunaan metode kini-non kini.

Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan kedalam laba.

Keuntungan atau kerugian transaksi bersih disaling hapuskan selama periode

Sedangkan untuk kerugian transaksi bersih ditangguhkan dalam

penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi


pada masa mendatang.

1965 – 1975

Bab 12 ARB No 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-non kini dalam keadaan
tertentu. Persediaan dapat ditranslasikaan berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul
karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Setiap perbedaan
akuntansi yang disebabkan oleh penyajian ulang utang diberlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan
aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini
diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.

1975 – 1981

FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975, mengubah praktik di AS dan praktik
sejumlah perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode
translasi temporal. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi dan harus
diakui dalam laba selama periode perubaahan

kurs nilai tukar.

Reaksi perusahaan terhadap FAS No. 8 beraneka ragam. Beberapa

pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan yang lain

mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan

yang dilaporkan. FAS No.8 menyebabkan hasil akuntansi yang tidak

sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap

laba perusahaan menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah

perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan
domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan,.multinasional.Mereka
mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan
dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan,.

1981 – hingga kini

FASB mempertimbangkan kembali FAS no 8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik dan dua draft
sementara, menerbitkan Statement Of Financial Accounting Standars No.52 pada tahun 1981.

2.4 Translasi Mata Uang Asing di Negara lain


Kanada

Institut akuntan bersertifikat di Kanada (CICA), Badan Standar Akuntansi di Inggris dan Badan
Standar Akuntansi International seluruhnya berpartisipasi dalam penyusunan FAS No. 52. Perbedaan
utama antara standar di kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang jangka panjang dalam
mata uang asing. Di Kanada keuntungan dan kerugian translasi ditangguhkan dan diamortisasi.

Inggris

Perbedaan utama standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri
sendiri di Negara-negara yang mengalami hiperinflasi. Laporan keuangan pertama – tama harus
disesuaiakan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.

Australia

Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar non moneter untuk anak perusahaan
di negara-negara yang berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.

Selandia Baru

Pada dasarnya sama dengan Australia, Selandia Baru juga mengharuskan metode translasi
moneter–non moneter untuk anak perusahaan yang operasinya terintegrasi induk perusahaannya.

Jepang

Pada saat ini Jepang telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini disegala
keadaan dengan penyesuain translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.

Jumlah perusahaan melakukan pencatatan saham secara internasional dan mengikuti IAS, atau
sekarang disebut IFRS, semakin meningkat dan bursa efek di seluruh dunia berada di bawah tekanan
yang semakin meningkat untuk menggunakan IFRS sebagai pengganti standar domestik untuk
pencatatan saham perusahaan-perusahaan asing. Di AS perusahan-perusahaan asing diperbolehkan
untuk menggunakan standar internasional (IAS 21) dan bukan standar AS (FAS No.52) dalam masalah
translasi mata uang asing.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Translasi mata uang asing penting adanya apalagi untuk perusahaan besar karena untuk
mempermudah investor asing menanamkan modalnya namun banyak permasalahan yang berhubungan
dengan translasi mata uang asing nilai relatif kadang mengalami perubahan, yang bisa dipengaruhi oleh
inflasi. Translasi mata uang asing akan terus berkembang di berbagai negara serta telah banyak praktik-
praktik translasi mata uang asing di berbagai belahan dunia seperti Indonesia, Jepang, Inggris dan
lainnya secara teori yang merupakan transaksi yang kompleks.

Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut
sebagai translasi. Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang
yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja.
Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara,
perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang.

Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang
dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Transaksi swap
melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas
suatu mata uang secara bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai