Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

SEMINAR TRANSLASI MATA UANG ASING

Dosen Pengampu :

Saifudin, SE, Msi

Kelompok 05

Nama Anggota :

1. Ambar Fitri L. (B.211.20.0045)


2. Berlian Bidari A. (B.211.20.0088)
3. Rifa Khoerun N. (B.211.20.0089)
4. Dela Eka E. (B.211.20.0115)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEMARANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah translasi tidak sama dengan konversi atau pertukaran dari satu mata uang ke
mata uang lain secara fisik. Translasi hanya perubahan satuan unit moneter, seperti
halnya sebuah neraca yang dicatatkan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam
nilai ekuivalen dolar AS. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang
canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan
usaha, para individu, dan pedagang profesional. Transaksi mata uang asing terjadi pada
pasar spot, forward, atau swap. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto
atau premium dari kurs spot. Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan
forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara
bersamaan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan translasi mata uang asing?
b. Bagaimana efek laporan keuangan terhadap kurs translasi mata uang asing?
c. Bagaimana perkembangan akuntansi translasi mata uang asing?

1.3 Tujuan Rumusan Masalah


a. Mengetahui konsep translasi mata uang asing.
b. Mengetahui efek laporan keuangan terhadap kurs translasi mata uang asing.
c. Mengetahui perkembangan akuntansi translasi mata uang asing dengan inflasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Alasan Translasi Mata Uang Asing


Translasi mata uang asing (translation) merupakan proses pelaporan informasi
keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Alasan tranlasi mata uang asing
diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Fakta bahwa nilai relatif mata uang asing hampir tidak pernah stabil
Tingkat variabilitas nilai tukar, dikombinasikan dengan perbedaan antara
metode translasi mata uang asing dan penanganan terhadap translasi mata
uang asing keuntungan dan kerugian semakin mempersulit, untuk dapat
membandingkan hasil suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
b. Untuk mencatat transaksi mata uang asing
Memperhitungkan efeknya perusahaan perusahaan terhadap translasi mata
uang, dan berkomunikasi dengan peminat saham asing.
c. Perusahaan dengan operasi luar negeri
Yaitu perusahaan dengan operasi yang luas, tidak dapat menyiapkan laporan
keuangan konsolidasi mereka dalam satu mata uang. Misalkan Transaksi mata
uang asing Seperti pembelian produk dari Cina oleh importir Kanada harus
ditranslasikan mata uangnya karena laporan keuangan tidak dapat
dipersiapkan dari pembukuan yang menggunakan lebih dari satu mata uang.
d. Untuk tujuan pembukuan, aset atau kewajiban
Mata uang asing dikatakan rentan resiko keuangan jika tingkat perubahan pada
(laporan) padanannya mata uang induk perusahaan. perhitungan terhadap
translasi semacam ini sangat bergantung pada metode mata uang asing yang
perusahaan gunakan.

2.2 Latar Belakang dan Terminologi Tranlasi


a. Tranlasi tidak sama dengan konversi
Yaitu translasi mata uang secara fisik. Translasi hannyalah perubahan satuan
unit moneter. Tidak terjadi translasi secara fisik dan tidak ada transaksi yang
dapat dihitung seperti pada konversi.
b. Tranlasi mata uang asing bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward,
atau pasar swap

3
Kurs di pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan
tingkat inflasi antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi
mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs pada pasar spot bersifat
langsung atau tidak langsung. Pada translasi langsung, kurs menetapkan
jumlah unit mata uang domestik yang dibutuhkan untuk mendapatkan unit
mata uang asing contohnya pada hari yang ditetapkan harga dollar amerika
serikat terhadap up India mungkin sekitar $0,02232, sedangkan translasi tidak
langsung yaitu harga satu buah unit mata uang domestik dalam atau uang
asing sebagai contoh, kita akan membutuhkan sekitar 44,8 rupee untuk
mendapatkan 1 dolar AS.
c. Nilai ekuivalen
Mata uang domestik didapatkan dengan cara mengalikan neraca mata uang
asing dengan nilai tukar mata asing secara langsung atau membagi neraca
mata uang asing dengan transaksi tidak langsung.
d. Transaksi pada pasar forward
Adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah
ditetapkan untuk masa yang akan datang. Transaksi pada pasar forward
mendapatkan potongan atau premi dari pasar sport atau sebagai tingkat palsu
pasar forward. Pasar forward dan pasar spot seringkali memasukkan translasi
bit and ask (penawaran dan permintaan). Translasi translasi bit merupakan apa
yang dibayar oleh perantara mata uang asing kepada kita. Untuk mata uang
asing translasi ask adalah tingkat di mana perantara akan menjual mata uang
asing kepada kita.

2.3 Efek Laporan Keuangan terhadap Kurs Alternatif Tranlasi Mata Uang Asing
Tiga kurs translasi dibawah ini dapat digunakan untuk menransaksikan neraca mata
uang asing terhadap mata uang domestik. Pertama, kurs saat ini, adalah kurs yang
berlaku pada tanggal laporan keuangan. Kurs historis pada umumnya menjaga
padanannya biaya awal item mata uang asing dalam laporan keuangan domestik.
Transaksi Mata Uang Asing Perbedaan karakteristik pada transaksi mata uang asing
adalah perjanjian yang dipengaruhi oleh mata uang asing.
Untuk mengerti alasannya, pertama-tama pertimbangkan gagasan mengenai mata
uang fungsional. FAS No. 52 Keputusan Pihak yang berwenang AS pada Akuntansi
untuk mata uang asing, mengamanatkan persyaratan untuk transaksi mata uang asing.

4
 Pada tanggal transaksi diakui, setiap aset, kewajiban, pendapatan, beban,
keuntungan atau kerugian yang muncul harus dihitung dan dicatat dalam mata
uang fungsional dalam catatan secara keseluruhan dengan pengaruh nilai tukar
pada saat itu.
 Pada setiap tanggal neraca, neraca tercatat yang menggunakan mata uang
selain mata uang fungsional ik pada pencatatan harus disesuaikan untuk
menggambarkan nilai tukar saat itu.
Terdapat dua cara untuk melakukan pembukuan bagi keuntungan dan kerugian
transaksi yaitu :
 Perspektif Transaksi Tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil atau tidak)
dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan
alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
 Perspektif Ganda, penerimaan piutang karena mempertimbangkan kejadian
yang terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.

2.4 Translasi Mata Uang Asing


Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam translasi mata uang asing , antara
lain :
a. Single Rate Method
Berdasarkan pendekatan translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri,
yang dianggap oleh perusahaan induk sebagai entitas yang otonom, memiliki
domisili pelaporan mereka sendiri. Untuk mempertahankan (rasa) lokal dari
laporan valuta, suatu cara harus ditemukan agar translasi bisa dilaksanakan
dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling baik adalah penggunaan
metode kurs berlaku. Karena semua laporan keuangan valuta asing sebenarnya
dikalikan dengan suatu konstanta, metode translasi ini mempertahankan hasil
keuangan dan hubungan asli dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas
individual yang dikonsolidasi. Dalam metode kurs berlaku, hasil-hasil
konsolidasi akan mencerminkan perspektif-perspektif valuta dari masing-
masing negara tempat dimana perusahaan-perusahaan anak berada. Jika kurs
berubah menjadi VA 5 = $1, biaya historis aset tersebut dari perspektif dolar
tetap $1,000.

5
b. Multiple Rate Method
Metode-metode kurs berganda mengombinasikan nilai tukar berjalan dan
historis dalam proses translasi, diantaranya :
 Metode Berlaku-Historis
Berdasarkan pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan di
tempat-tempat lain sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban
lancar sebuah perusahaan anak di luar negeri ditranslasikan ke dalam
valuta pelaporan perusahaan induknya dengan menggunakan kurs
berlaku. Metodologi ini, sayangnya, memiliki sejumlah
kelemahan. Misalnya,metode ini kurang memilik justifikasi
konseptual.
 Metode Moneter-Nonmoneter
Metode ini memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs
translasi yang tepat. Karena item-item moneter diselesaikan dalam kas;
pemakaian kurs berlakuuntuk mentranslasikan item-item valuta asing
menghasilkan valuta domestik ekuivalen yang mencerminkan nilai
realisasi atau nilai penyelesaiannya.
 Metode Temporal
Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki
pada tanggal neraca. Kewajiban dan aktiva lain diukur pada harga yang
berlaku.

2.5 Pengembangan Akuntansi Translasi Mata Uang Asing


 Pra-1965
Sebelum 1965 praktik translasi mata uang asing pada banyak perusahaan AS dipandu
oleh Bab 12 Accounting Research Bulletin No.43. Keuntungan dan kerugian transaksi
ditambahkan secara langsung terhadap pendapatan. Kerugiannya diakui dalam
pendapatan lancar,sementara keuntungan translasi mata uang asing ditangguhkan
dalam akun tunda di neraca pembukuan dan digunakan untuk menutup kerugian
translasi mata uang asing dalam periode yang akan datang.
 1965-1975
ARB No.43 memperolehkan beberapa pengecualian khusus dalam metode current-
noncurrent. Dalam keadaan khusus persediaan dapat ditranslasikan dengan kurs

6
historis. Utang jangka panjang terjadi untuk mendapatkan asset jangka panjang yang
disajikan ulang dengan kurs saat ini saat terdapat perubahan besar dalam nilai tukar .
Perusahaan tersebut memberikan pilihan translasi mata uang asing lain bagi
perusahaan dalam ARB No. 43.
 1975-1981
Pernyataan ini secara signifikan mengubah praktik perusahaan asing AS dalam
memasukkan GAAP AS dengan menerima metode translasi mata uang asing kurs
sementara. Sementara beberapa menghargai usulan yang teoritis, banyak yang tidak
menyetujui atas ditorsi yang ditimbulkan dalam pendapatan perusahaan.
 1981 - Sekarang
Pada bulan mei 1978, FASB mengundang komentar masyarakat tentang 12 keputusan
pertamanya. FASB mempertimbangkan FAS No.8 dan setelah beragam public
meeting dan dua penjelasan berkas, akhirnya mengeluarkan Statement of Financial
Accounting Standards No.52 pada tahun 1981.

2.6 Gambaran Umum Standar No. 52/Standar Akuntansi Internasional


Pada level internasional, IASB mengeluarkan keputusan pararel, IAS 21, yang
sekarang berkembang untuk mengklasifikasi persyaratannya dan memecahkan masalah
implementasi. Keduanya FAS No. 52 dan versi baru IAS 21 bertujuan untuk :
 Menampilkan dalam laporan gabungan hasil keuangan dan keterhubungan dihitung
dengan mata uang primer yang dikonsolidasikan antara laporan induk dan anak
perusahaan bisnis (dengan mata uang fungsional).
 Menyediakan informasi yang secara umum kompatibel dengan efek ekonomi yang
diharapkan pada perubahan nilai tukar pada ekuitas dan arus kas perusahaan.
 Mata uang fungsional menunjukkan pilihan metode tranlasi mata uang asing yang
digunakan untuk tujuan usaha gabungan dan disposisi keuntungan dan kerugian
nilai tukar.
Berikut ini gambaran standar akuntansi internasional 21 :
 Translasi saat mata uang lokal adalah mata uang fungsional
Jika mata uang fungsional adalah mata uang asing yang tercatat dan dimasukkan
maka laporan keuangannya ditranslasikan ke dalam dolar menggunakan metode
kurs saat ini. Hal tersebut menjaga rasio laporan keuangan karena dikalkulasikan
dari pernyataan mata uang lokal. Prosedur kurs saat ini yang digunakan adalah :

7
a. Seluruh aset dan kewajiban asing ditranslasikan terhadap dolar menggunakan
nilai tukar yang berlaku pada tanggal neraca. Akun modal ditranslasikan pada
kurs historis.
b. Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku
pada waktu transaksi walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan
untuk kelayakan.
c. Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan
pemegang saham yang terpisah. Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak
dimasukkan ke dalam laporan laba rugi hingga operasional luar negeri telah
terjual atau investasi telah diputuskan tidak bernilai.
 Translasi saat mata uang asing adalah mata uang fungsional
Usaha gabungan asing mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata
uang asing saat mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi
ini laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata uang lokal ke dalam mata uang
fungsional atau metode kurs sementara lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS
menggunakan metode kurs saat ini.

2.7 Permasalahan Perhitungan


 Perspektif Laporan
Dalam mengadopsi mengenai mata uang fungsional FAS No. 52 dan IAS 21
mengakomodasi perspektif laporan baik dari induk perusahaan maupun lokal
dalam laporan keuangan gabungan.
 Apa yang Terjadi dengan Harga Perolehan?
Harga perolehan merupakan dasar GAAP AS dan banyak modal perusahaan
multinasional akan memiliki perhitungan harga perolehan.
 Konsep Pendapatan
Untuk memberikan pengguna laporan jumlah pendapatan yang lebih akurat dan
tidak membingungkan.
 Laba Terkelola
Operasional anak perusahaan asing dapat memenuhi kriteria yang berbeda
sebagai contoh anak perusahaan asing mungkin melakukan pengeluaran terutama
di negara lokal dan membuat penjualan dalam lingkungan lokal dengan
menggunakan mata uang lokal.

8
2.8 Translasi Mata Uang Asing dan Inflasi
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter
yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen
dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah daripada dasar pengukuran awalnya.
Penilaian dollar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba aktual dari
aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi
yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang
palsu atas keuntungan masa depan.

2.9 Translasi Mata Uang di Mana Saja?


 KANADA, Institut akuntan bersertifikat di Kanada (CICA), Badan Standar
Akuntansi di Inggris dan Badan Standar Akuntansi Internasional seluruhnya
berpartisipasi dalam penyusunan FAS No. 52. Perbedaan utama standar di
Kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang jangka panjang dalam
mata uang asing. Di Kanada keuntungan dan kerugian translasi ditangguhkan dan
diamortisasi.
 Inggris, Perbedaan utama standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak
perusahaan yang berdiri sendiri di negara-negara yang mengalami hiperinflasi.
Laporan keuangan pertama-tama harus disesuaikan terhadap tingkat harga kini
dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
 Australia, mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar non moneter untuk
anak perusahaan di negara-negara yang berinflasi tinggi sebelum dilakukan
translasi.
 Selandia Baru, pada dasarnya sama dengan Australia, Selandia Baru juga
mengharuskan metode translasi moneter-non moneter untuk anak perusahaan
yang operasinya terintegrasi induk perusahaannya.
 Jepang, pada saat ini Jepang telah mengubah standarnya dengan mengharuskan
metode kurs kini disegala keadaan dengan penyesuaian translasi mata yang
disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.

9
BAB III
KESIMPULAN

Translasi mata uang asing adalah proses informasi keuangan dari satu mata uang ke
mata uang lainnya. Salah satu alasan dilakukannya translasi mata uang asing adalah
mempersiapkan laporan keuangan yang memberikan laporan pada pembaca informasi
mengenai operasional perusahaan secara global agar mudah dimengerti oleh para
pembacanya. Metode translasi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis metode yang
menggunakan kurs translasi tunggal untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing
ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestik atau metode yang menggunakan
berbagai macam kurs.
Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas
investasi asing dalam mata uang domestik dan harus diakui, yaitu : Penangguhan,
Pengangguhan dan Amortisasi, Penangguhan parsial, dan Tidak ditangguhkan.
Berdasarkan Gambaran Standar No.52/Standar Akuntansi Internasional 21, translasi mata
uang asing dapat terjadi pada tiga keadaan, diantaranya adalah translasi saat mata uang
lokal adalah mata uang fungsional, translasi saat mata uang induk perusahaan adalah mata
uang fungsional, translasi saat mata uang asing adalah mata uang fungsional. Penggunaan
kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di
lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang
domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya.

10

Anda mungkin juga menyukai