Disusun Oleh :
Kelompok 3
PRODI AKUNTANSI
TAHUN 2019/2020
A. Latar Belakang Lahirnya Ketentuan Akuntansi Untuk Kegiatan
Bisnis Internasional
Standar akuntansi untuk bisnis luar negeri serta transaksi pertukaran
dalam mata uang asing dimulai tahun 1939 dengan dikeluarkannya
Accounting Research Bulletin (ARB) NO. 4. Kemudian diperbarui
dengan ARB No. 43 tahun 1953, Bab 12. Prosedur utama akuntansi
untuk bisnis luar negeri tidak berubah sampai dibentuknya FASB
(Financial Accounting Standard Board) pada tahun 1973.
Di Indonesia sendiri perkembangan standar akuntansi untuk bisnis
internasional berjalan seiring dengan dikeluarkannya PSAK tahun
1994. Dalam PSAK No. 10 dan 11 dijelaskan standar yang digunakan
oleh perusahaan dalam mencatat transaksi dalam mata uang asing dan
dalam menjabarkan laporan keuangan mata uang asing.
Sejumlah pendekatan untuk menjabarkan laporan keuangan dalam mata
uang asing ke dalam mata uang domestik (Rupiah), meliputi :
1. Metode lancar-tak lancar (current- noncurrent), yang
menjabarkan akun-akun lancar (current account) pada kurs
sekarang, serta akun-akun tidak lancar (noncurrent account)
pada kurs histories.
2. Metode moneter – nonmoneter, yang mengubah aktiva dan
kewajiban moneter pada kurs sekarang (current exchange rate)
serta aktiva dan kewajiban nonmoneter pada kurs historis.
3. Metode temporal, yang mengubah aktiva dan kewajiban yang
dinilai pada harga masa lalu, sekarang, dan masa depan
sedemikian rupa sehingga mereka bias dinilai dengan prinsip
akuntansi yang sama. Misalnya, akun kas, hutang dan piutang,
serta aktiva dan kewajiban dinilai dengan harga sekarang atau
masa depan dijabarkan ke dalam kurs sekarang. Demikian juga
aktiva dan kewajiban yang dinilai pada harga masa lalu
dijabarkan ke dalam kurs historis yang layak.
4. Metode kurs sekarang, yang menjabarkan seluruh aktiva dan
kewajiban pada kurs sekarang.
B. Tujuan Penjabaran dan Konsep Pertukaran dalam Mata Uang
Fungsional
Tujuan penjabaran laporan keuangan adalah :
Menyajikan informasi yang secara umum sejalan dengan efek
ekonomis yang diharapkan dari perubahan kurs pada ekuitas dan
arus kas perusahaan,
Menggambarkan dalam laopran konsolidasi dari aktivitas
finansial serta hubungan dari masing-masing entitas
terkonsolidasi sebagaimana dinilai dalam mata uang-mata uang
fungsional agar bisa sejalan dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum
Mata uang fungsional dari suatu entitas adalah mata uang yang
berlaku di wilayah operasi utama perusahaan. Indikator ekonomi
sebagai pelengkap arus kas yang digunakan untuk menentukan mata
uang fungsional adalah :
1. Jika harga jual produk dari suatu entitas luar negeri lebih
banyak ditentukan oleh persaingan di tingkat local atau oleh
regulasi pemerintah local, ketimbang oleh perubahan kurs
jangka pendek atau gejolak pasar dunia, maka mata uang
local dari entitas luar begeri tersebut dapat dipakai sebagai
mata uang fungsional.
2. Suatu pasar penjualan yang seluruhnya berada di negara
perusahaan induk, atau kontrak penjualan yang didasarkan
pada mata uang perusahaan induk, meungkinkan perusahaan
untuk menjadikan mata uang dari negara perusahaan induk
sebagai mata uang fungsional.
3. Pengeluaran, seperti upah pekerja serta biaya material yang
merupakan biaya local dapat membenarkan dijadikannya
mata uang local ari entitas luar negeri sebagai mata uang
fungsional.
4. Jika pendanaan ditentukan oleh mata uang local dari entitas
luar negeri, serta jika dana yang dihasilkan dalam operasi
perusahaan cukup untuk melunasi hutang, baik hutang saat
ini maupun akan datang, maka mata uang local dari entitas
luar negeri dapat dijadikan sebagai mata uang fungsional.
5. Perjanjian serta transaksi antar perusahaan dalam volume
yang besar juga dapat dijadikan dasar untuk menggunakan
mata uang dari perusahaan induk sebagai mata uang
fungsional.
Rp 1.600
=Rp 1.600
1
1
=0.000625 Dollar Singapura
Rp 1.600
Kurs yang digunakan dalam akuntansi untuk kegiatan dan transaksi luar
negeri (selain kontrak kurs berjangka) adalah kurs spot, kurs sekarang,
serta kurs historis.
- Kurs spot (spot rate) : kurs untuk pertukaran yang terjadi langsung
saat transaksi.
- Kurs sekarang (current rate) : kurs dimana satu unit mata uang dapat
dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal neraca atau
tanggal transaksi.
- Kurs historis (historical rate) : kurs yang berlaku pada tanggal
tertentu terjadinya transaksi.
- Kurs spot, kurs sekarang dan kurs historis dapat merupakan kurs
tetap maupun kurs mengambang, tergantung kepada mata uang
tertentu yang dilibatkan.
Perhitungan Kurs
Kebanyakan bank di Indonesia melayani perdagangan internasional
dengan membuka departemen yang menyediakan jasa transfer bank
antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan asing, serta jasa
pertukaran mata uang.
Tentu saja bank-bank tersebut menarik keuntungan dari jasa yang
mereka berikan (remunerasi). Remunerasi ini merupakan selisih antara
jumlah uang yang mereka terima dari perusahaan Indonesia dengan
jumlah yang mereka bayarkan kembali untuk menebus mata uang asing,
atau sebaliknya.
Perhitungan Kurs
1 Des 2007
Persediaan Rp 7.700.000
Hutang dagang (ma) Rp 7.700.000
31 Des 2007
Hutang dagang (ma) Rp 50.000
Keuntungan pertukaran mata uang Rp 50.000
30 Jan 2008
Hutang dagang (ma) Rp 7.650.000
Kerugian pertukaran mata uang Rp 100.000
Kas Rp 7.750.000
16 Des 2007
Piutang dagang (ma) Rp 15.200.000
Penjualan Rp 15.200.000
31 Des 2007
Piutang dagang (ma) Rp 100.000
Keuntungan pertukaran mata uang Rp 100.000
15 Jan 2008
Kas(ma) Rp 15.400.000
Piutang dagang (ma) Rp 15.300.000
Keuntungan pertukaran mata uang Rp 100.000
20 Jan. 2008
Kas Rp 15.450.000
Kas (ma) Rp 15.400.000
Keuntungan pertukaran mata uang Rp 50.000
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/12340949/Konsep_Mata_Uang_Asing
http://henrich27.blogspot.com/2013/01/latar-belakang-lahirnya-
ketentuan.html
https://pdfslide.tips/documents/akuntansi-mata-uang-asing-
5608c2b2f1f52.html
https://dokumen.tips/download/link/transaksi-mata-uang-asing-
55c8192f019bb
http://mutiawatinuke.blogspot.com/2016/10/akuntansi-keuangan-
lanjutan-transaksi.html