Anda di halaman 1dari 16

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

Akuntansi untuk Transaksi Mata Uang Asing

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Ni Luh Putu Ersa Febri Yanti (09/1902622010398)


2. Ni Komang Dhea Adi Pratiwi (14/1902622010403)
3. Cok Istri Wulan Cintya Dewi (28/1902622010417)
4. Made Bela Pradnyani (32/1902622010421)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI AKUNTANSI

TAHUN 2019/2020
A. Latar Belakang Lahirnya Ketentuan Akuntansi Untuk Kegiatan
Bisnis Internasional
Standar akuntansi untuk bisnis luar negeri serta transaksi pertukaran
dalam mata uang asing dimulai tahun 1939 dengan dikeluarkannya
Accounting Research Bulletin (ARB) NO. 4. Kemudian diperbarui
dengan ARB No. 43 tahun 1953, Bab 12. Prosedur utama akuntansi
untuk bisnis luar negeri tidak berubah sampai dibentuknya FASB
(Financial Accounting Standard Board) pada tahun 1973.
Di Indonesia sendiri perkembangan standar akuntansi untuk bisnis
internasional berjalan seiring dengan dikeluarkannya PSAK tahun
1994. Dalam PSAK No. 10 dan 11 dijelaskan standar yang digunakan
oleh perusahaan dalam mencatat transaksi dalam mata uang asing dan
dalam menjabarkan laporan keuangan mata uang asing.
Sejumlah pendekatan untuk menjabarkan laporan keuangan dalam mata
uang asing ke dalam mata uang domestik (Rupiah), meliputi :
1. Metode lancar-tak lancar (current- noncurrent), yang
menjabarkan akun-akun lancar (current account) pada kurs
sekarang, serta akun-akun tidak lancar (noncurrent account)
pada kurs histories.
2. Metode moneter – nonmoneter, yang mengubah aktiva dan
kewajiban moneter pada kurs sekarang (current exchange rate)
serta aktiva dan kewajiban nonmoneter pada kurs historis.
3. Metode temporal, yang mengubah aktiva dan kewajiban yang
dinilai pada harga masa lalu, sekarang, dan masa depan
sedemikian rupa sehingga mereka bias dinilai dengan prinsip
akuntansi yang sama. Misalnya, akun kas, hutang dan piutang,
serta aktiva dan kewajiban dinilai dengan harga sekarang atau
masa depan dijabarkan ke dalam kurs sekarang. Demikian juga
aktiva dan kewajiban yang dinilai pada harga masa lalu
dijabarkan ke dalam kurs historis yang layak.
4. Metode kurs sekarang, yang menjabarkan seluruh aktiva dan
kewajiban pada kurs sekarang.
B. Tujuan Penjabaran dan Konsep Pertukaran dalam Mata Uang
Fungsional
Tujuan penjabaran laporan keuangan adalah :
 Menyajikan informasi yang secara umum sejalan dengan efek
ekonomis yang diharapkan dari perubahan kurs pada ekuitas dan
arus kas perusahaan,
 Menggambarkan dalam laopran konsolidasi dari aktivitas
finansial serta hubungan dari masing-masing entitas
terkonsolidasi sebagaimana dinilai dalam mata uang-mata uang
fungsional agar bisa sejalan dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum

Konsep Mata Uang Fungsional

Mata uang fungsional dari suatu entitas adalah mata uang yang
berlaku di wilayah operasi utama perusahaan. Indikator ekonomi
sebagai pelengkap arus kas yang digunakan untuk menentukan mata
uang fungsional adalah :

1. Jika harga jual produk dari suatu entitas luar negeri lebih
banyak ditentukan oleh persaingan di tingkat local atau oleh
regulasi pemerintah local, ketimbang oleh perubahan kurs
jangka pendek atau gejolak pasar dunia, maka mata uang
local dari entitas luar begeri tersebut dapat dipakai sebagai
mata uang fungsional.
2. Suatu pasar penjualan yang seluruhnya berada di negara
perusahaan induk, atau kontrak penjualan yang didasarkan
pada mata uang perusahaan induk, meungkinkan perusahaan
untuk menjadikan mata uang dari negara perusahaan induk
sebagai mata uang fungsional.
3. Pengeluaran, seperti upah pekerja serta biaya material yang
merupakan biaya local dapat membenarkan dijadikannya
mata uang local ari entitas luar negeri sebagai mata uang
fungsional.
4. Jika pendanaan ditentukan oleh mata uang local dari entitas
luar negeri, serta jika dana yang dihasilkan dalam operasi
perusahaan cukup untuk melunasi hutang, baik hutang saat
ini maupun akan datang, maka mata uang local dari entitas
luar negeri dapat dijadikan sebagai mata uang fungsional.
5. Perjanjian serta transaksi antar perusahaan dalam volume
yang besar juga dapat dijadikan dasar untuk menggunakan
mata uang dari perusahaan induk sebagai mata uang
fungsional.

Exposure Draft SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang


diterbitkan oleh IAI pada bulan Mei 1998 yang mengacu pada FASB
Statement No.52 mengubah beberapa definisi tradisional dengan
melakukan redefinisi atas mata uang asing. Sebelum standar ini
dikeluarkan, mata uang asing berarti semua mata uang selain mata uang
negara yang bersangkutan. Mata uang lokal adalah mata uang dari
negara tertentu atau mata uang yang dinyatakan dalam kegiatan
domestik maupun luar negeri dari negara yang bersangkutan.
Berdasarkan standar ini, mata uang asing adalah semua mata uang
selain mata uang fungsional dari suatu entitas.

C. Definisi dan Konsep Pertukaran dalam Mata Uang Asing


Tujuan dari suatu mata uang adalah menyediakan suatu standar nilai,
alat pertukaran, serta unit pengukuran. Mata uang dari negara-negara
yang berbeda memenuhi kedua fungsi pertama dengan derajat efisiensi
yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya semua mata uang berperan
sebagai unit pengukuran bagi kegiatan ekonomi di negara-negara
bersangkutan.Suatu transaksi dikatakan dinilai dengan mata uang
tertentu jika besarnya dinyatakan dalam mata uang tersebut.
Perhitungan Langsung dan Tak Langsung atas Kurs
Dalam hal transaksi antar entitas bisnis negara-negara yang berbeda,
jumlah hutang maupun piutang biasanya dilaporkan dalam mata uang
lokal dari negara pembeli ataupun penjual. Umumnya perusahaan di
seluruh dunia mengambil nilai kurs yang merupakan hasil permintaan
dan penawaran mata uang di pasar uang dunia.. Kurs adalah nisbah
antara satu unit mata uang dengan jumlah mata uang lain yang
sekarang dengan mata uang tersebut pada satu waktu .Kurs dapat
dihitung langsung maupun tidak langsung. Jika diasumsikan bahwa Rp.
1.600 dapat ditukar dengan 1 Dollar Singapura, maka :
Perhitungan langsung(setara Rupiah) :

Rp 1.600
=Rp 1.600
1

Perhitungan tak langsung(mata uang asing per Rupiah) :

1
=0.000625 Dollar Singapura
Rp 1.600

Kurs Spot, Kurs Sekarang, serta Kurs Historis

Kurs yang digunakan dalam akuntansi untuk kegiatan dan transaksi luar
negeri (selain kontrak kurs berjangka) adalah kurs spot, kurs sekarang,
serta kurs historis.

Definisi dari masing-masing kurs tersebut adalah :

- Kurs spot (spot rate) : kurs untuk pertukaran yang terjadi langsung
saat transaksi.
- Kurs sekarang (current rate) : kurs dimana satu unit mata uang dapat
dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal neraca atau
tanggal transaksi.
- Kurs historis (historical rate) : kurs yang berlaku pada tanggal
tertentu terjadinya transaksi.
- Kurs spot, kurs sekarang dan kurs historis dapat merupakan kurs
tetap maupun kurs mengambang, tergantung kepada mata uang
tertentu yang dilibatkan.
Perhitungan Kurs
Kebanyakan bank di Indonesia melayani perdagangan internasional
dengan membuka departemen yang menyediakan jasa transfer bank
antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan asing, serta jasa
pertukaran mata uang.
Tentu saja bank-bank tersebut menarik keuntungan dari jasa yang
mereka berikan (remunerasi). Remunerasi ini merupakan selisih antara
jumlah uang yang mereka terima dari perusahaan Indonesia dengan
jumlah yang mereka bayarkan kembali untuk menebus mata uang asing,
atau sebaliknya.
Perhitungan Kurs

Ekuivalen Mata uang asing per


Rupiah Rp 1
Inggris (Pound) Rp 3.755 0,000266 Pound
Kanada (Dollar) Rp 1.653 0,000604 Kanada
Jepang (Yen) Rp 19 0,053 Yen
Perancis (Franc) Rp 423,46 0,00236 Franc
Jerman (Mark) Rp 1.427 0,00070 Mark

D. Transaksi Mata Uang Asing Selain Kontrak Berjangka


Transaksi yang terjadi dalam suatu Negara merupakan transaksi
lokal yang dinilai dan dicatat dalam mata uang Negara
tersebut.Transaksi luar negeri adalah trasaksi yang terjadi antar luar
Negara atau antar perusahaan dari Negara yang berbeda.Transaksi mata
uang asing adalah trasaksi dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam
mata uang selain dari mata uang fungsional suatu entitas.Jadi, sebuah
transaksi luar negeri tidak otomatis merupakan transaksi mata uang
asing.
1) Ketentuan dalam PSAK
Ketentuan yang tercantum dalam PSAK no 10 hanya diterapkan
dalam trasaksi mata uang asing dan untuk laporan keuangan
mata uang luar negeri untuk trasaksi mata uang asing selain
kontrak berjangka, maka:
a) Pada tanggal transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban,
penerimaan, pengeluaran , keuntungan dan kerugian
yang timbul dari transaksi tersebut harus dinilai dan
dicatat dalam mata uang fungsional dari entitas yang
melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs yang
berlaku pada tanggal tersebut.
b) Pada setiap tanggal neraca, sdaldo yang tercatat dalam
mata uang selain mata uang fungsional dari entitas yang
melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk
mencerminkan kurs sekarang.
c) pos aktiva dan kewajiban moneter dalam matya uang
asing dilaporkan kedalam mata uang rupiah dengan
menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat
kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka
dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia.
d) Pos non moneter tidak boleh dilaporkan dengan
menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus
dilaporkan dengan kurs tanggal transaksi.
e) Pos non moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam
mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan
kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.

2) Penjabaran pada Kurs Spot


Syarat utama bagi transaksi mata uang asing adalah bahwa
transaksi tersebut dijabarkan ke dalam mata uang domestik pada
kurs spot yang terjadi pada tanggal tersebut. Semua aktiva,
kewajiban penerimaan, serta pengeluaran yang timbul dari
transaksi diubah kedalam Rupiah.
Asumsikan bahwa sebuah perusahaan Indonesia mengimpor
persediaan dari perusahaan Malaysia ketika kurs spot yang
terjadi adalah Rp 730 per Ringgit Malaysia. Dalam transaksi
ditentukan pembayaran 10.000 Ringgit dalam 30 hari.
Importir Indonesia mencatat:
Persediaan Rp 7.300.000
Hutang dagang (ma) Rp 7.300.000
(Translasi 10.000 Ringgit x Kurs Spot 730)

Jika hutang dibayar pada saat kurs spot adalah Rp 720


pembayaran transaksi tersebut dicatat sebagai :
Hutang dagang (ma) Rp 7.300.000
Kas Rp 7.200.000
Keuntungan pertukaran Mata Uang Rp100.000
(Kas yang dibutuhkan sama dengan 10.000 Ringgit sama
dengan kurs spot 720)
Keuntungan pertukaran sebesar Rp. 100.000 diperoleh karena
kewajiban yang sebelumnya diakui sebesar Rp. 7.300.000
dibayar hanya dengan Rp 7.200.000. keuntungan ini
mencerminkan perubahan kurs yang terjadi di antara waktu
transaksi dan waktu pembayaran. Jika kurs berubah menjadi Rp
750, maka yang terjadi adalah kerugian sebesar Rp. 200.000.
PSAK No. 10 menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian
akibat transaksi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi
periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dan
penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode
akuntansi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui dalam
periode tersebut. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya
suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi maka
selisih harus diakui untuk setiap periode dengan
memperhitungkan perubahan kurs masing – masing periode.
Kerugian akibat pertukaran mata uang terjadi hanya tagihan
dalam mata uang asing, dan bahwa kerugian terjadi pada saat
pencatatn pembayaran, bukan pada pencatatan pertama.

3) Pembelian yang dinyatakan dalam Mata Uang Asing


a) Pada saat terjadinya, transaksi dicatat pada kurs spot
yang berlaku.
b) Pada saat tutup buku, disesuaikan apakah transaksi
tersebut merupakan keuntungan/ kerugian .
c) Pada saat dilakukan pembayaran dicatat dengan kurs
spot yang berlaku.
Contoh :
PT Abuba di Indonesia membeli barang dagangan dari
perusahaan Kebangsaan Malaysia, pada tanggal 1 Des. 2007
sebesar 10.000 Ringgit saat kurs spot Rp 770. Saat tutup buku
31 Des 2007 kurs spot Rp 765, saat pelunasan hutang 30 Jan
2008 kurs spot Rp 775. Pencatatan transaksi tersebut adalah:

1 Des 2007
Persediaan Rp 7.700.000
Hutang dagang (ma) Rp 7.700.000

31 Des 2007
Hutang dagang (ma) Rp 50.000
Keuntungan pertukaran mata uang Rp 50.000

30 Jan 2008
Hutang dagang (ma) Rp 7.650.000
Kerugian pertukaran mata uang Rp 100.000
Kas Rp 7.750.000

4) Penjualan yang dinyatakan dalam Mata Uang Asing


a) Pada saat terjadinya, transaksi dicatat pada kurs spot
yang berlaku.
b) Pada saat tutup buku, disesuaikan apakah merupakan
keuntungan /kerugian dari pertukaran.
c) Pada saat pelunasan selisih dari kurs yang berlaku
dengan kurs tutup buku diakui sebagai keuntungan
/kerugian pertukaran.
d) Dikonversikan menjadi mata uang fungsional entitas.
Contoh :
Pada tanggal 16 Des 2007 PT Abuba di Indonesia menjual
barang dagangan kepada perusahaan Kebangsaan Malaysia
seharga 20.000 Ringgit, saat kurs spot Rp760. Saat tutup
buku 31 Des 2007 kurs spot Rp 765. Perusahaan Kebangsaan
Malaysia melunasi hutang 15 Jan 2008 saat kurs spot Rp 770,
dan PT Abuba mengkonversi Ringgit ke dalam Rupiah pada
tangga 20 Jan. 2008 dengan kurs spot Rp 772,5. Pencatatan
transaksi tersebut adalah:

16 Des 2007
Piutang dagang (ma) Rp 15.200.000
Penjualan Rp 15.200.000

31 Des 2007
Piutang dagang (ma) Rp 100.000
Keuntungan pertukaran mata uang Rp 100.000

15 Jan 2008
Kas(ma) Rp 15.400.000
Piutang dagang (ma) Rp 15.300.000
Keuntungan pertukaran mata uang Rp 100.000

20 Jan. 2008
Kas Rp 15.450.000
Kas (ma) Rp 15.400.000
Keuntungan pertukaran mata uang Rp 50.000

E. Kontrak Forward Mata Uang dan Perjanjian Lainnya


Perusahaan-perusahaan seringkali dapat menghindari
keuntungan maupun kerugian dari perubahan nilai kurs dengan cara
melunasi atau meminta pelunasan langsung (transaksi tunai) atau
dengan melakukan operasi hedging.
Operasi hedging adalah kontrak penjualan atau pembelian
mata uang asing untuk menghindari risiko memegang hutang atau
piutang dalam mata uang asing.
Strategi yang biasa digunakan untuk mengindari risiko
fluktuasi nilai tukar adalah kontrak berjangka. Dalam FASB 52
disebutkan bahwa kontrak berjangka adalah perjanjian untuk
melakukan pertukaran mata uang yang berbeda pada satu waktu
tertentu di masa yang akan dating, dan pada kurs tertentu yang
disepakati (disebut forward rate). PSAK No. 10 menyatakan bahwa
transaksi valuta berjangka adalah transaksi pertukaran dua valuta
asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara
berjangka. Terdapat empat situasi dimana kontrak berjangka ini
digunakan, yaitu :

1. Untuk berspekulasi dalam pergerakan harga nilai tukar


2. Untuk melakukan hedging atas posisi hutang bersih atau
aktiva bersih mata uang asing yang diekspos
3. Untuk melakukan hedging komitmen mata uang asing
4. Untuk melakukan hedging investasi bersih di entitas luar
negeri
Klasifikasi Tujuan Pengakuan Disposisi dari Efek yang
premium dan diharapkan
diskon atas dan hedging
kontrak serta itwm
berjangka mata uang
asing yang
berkaitan
Spekulasi Untuk Keuntungan Tidak ada Pendapatan
berspekulasi dan sama dengan
dalam kerugian keuntungan
perubahan pertukaran dan kerugian
kurs diakui pertukaran
langsung yang diakui
setiap terjadi
perubahan
kurs forward
Hedging atas Untuk Keuntungan Premium dan Pendapatan
posisi aktiva mengimban dan diskon atas sama dengan
atau gi exposure kerugian kontrak amortisasi
kewajiban posisi aktiva pertukaran berjangka dari premium
bersih atau diakui diamortisasika atau diskon
kewajiban langsung n sebagai (saling offset
bersih yang namun pendapatan keuntungan
ada diimbangi sepanjang dan
oleh masa kontrak kerugian)
keuntungan berjangka
serta
kerugian
yang
bersesuaian
pada posisi
aktiva dan
kewajiban
bersih
Hedging atas Untuk Keutungan Premium dan Pendapatan
komitmen mengimban dan diskon dapat sama dengan
yang dapat gi exposure kerugian langsung amortisasi
diindentifika pembelian pertukaran diamortisasika dari premium
si atau ditangguhka n sebagai atau diskon
penjualan n sampai pendapatan jika memang
yang akan komitmen atau dipilih
direalisasika direalisasika ditangguhkan (keutungan
n pada masa n menjadi dan atau kerugian
yang akan transaksi. diperlakukan merupakan
datang, dan Selanjutnya sebagai penyesuaian
karenanya keuntungan penyesuaian dari harga
mengunci dan terhadap harga transaksi)
harga dari kerugian transaksi
kontrak yang
yang ada ditangguhka
dalam mata n tadi
uang diperlakuka
domestic n sebagai
penyesuaian
terhadap
harga
transaksi
Hedging atas Untuk Keutungan Premium dan Pendapatan
investasi mengimban dan diskon dapat sama dengan
bersih dalam gi exposure kerugian langsung amortisasi
entitas luar investasi pertukaran diamortisasika dari premium
negeri bersih yang diakui n sebagai atau diskon
ada dalam sebagai pendapatan jika memang
sebuah penyesuaian atau dipilih.
entitas luar ekuitas dan dimasukan ke (penyesuaian
negeri akan dalam jumlah ekuitas pada
mengimban penyesuaian investasi
gi ekuitas dari bersih dan
penyesuaian translasi hedging
ekuitas yang saling
dicatat mengimbang
dalam i)
investasi
bersih

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/12340949/Konsep_Mata_Uang_Asing
http://henrich27.blogspot.com/2013/01/latar-belakang-lahirnya-
ketentuan.html
https://pdfslide.tips/documents/akuntansi-mata-uang-asing-
5608c2b2f1f52.html
https://dokumen.tips/download/link/transaksi-mata-uang-asing-
55c8192f019bb
http://mutiawatinuke.blogspot.com/2016/10/akuntansi-keuangan-
lanjutan-transaksi.html

Anda mungkin juga menyukai